(GBPP)
Mata kuliah
Kode Mata Kuliah
Bobot
Semester
Nama dosen/Tim
:
:
:
:
:
:
:
20 %
40 %
E. REFERENSI
Buku Wajib (BW)
1. Johnson R. Taylor W. 2000. Skill For Midwifery Practice.
2. Smith S. Dueell D. 1985. Clinical Nursing Skill.
3. Varney. 1997. Varneys Midwifery.
Buku Anjuran (BA)
1. Hotma R. Dkk. 2000. Pemeriksaan Fisik.
2. Carcio H. A. 1999. Advanced Health Assesement Of Women.
RINCIAN KEGIATAN
MINGG
U
OPS
Setelah mengikuti perkuliahan ini
mahasiswa mampu :
Menjelaskan kebutuhan dasar
manusia
Memenuhi kebutuhan fisik
WAKTU
REFERENSI
2 Jam
8 Jam
BW 1 (Sec 4, 5, 9,
11)
BW 2 (Chap 6, 7, 8,
9, 10, 14, 19, 20,
24, 25)
BW 3
2 Jam
4 Jam
BW 1 (Sec 3)
BW 2 (Chap. 22
23)
BW 3 (Chap .....)
4 Jam
2 Jam
2 Jam
8 Jam
2 Jam
6 Jam
4 Jam
BW 1 (sec 1, 2, 8)
BW 2 (Chap. 13)
BW 3 (Chap .....)
BA 1
BA 2 (Chap 4, 5, 6)
2 Jam
1 Jam
2 Jam
BW 1 (sec 6, 10,
15)
BW 2 (Chap 15, 16,
21, 26, 28)
BW 3 (Chap..... )
1 Jam
12 Jam
BW 1 (sec 6, 10,
15)
BW 2 (Chap 15, 16,
21, 26, 28)
BW 3 Chap .....
1 Jam
2 Jam
BW 1 (sec 1, 2, 13)
BW 2 (Chap 22)
4 Jam
mahasiswa mampu :
Menangani klien yang mengalami
krisis
1 Jam
2 Jam
BW 2 (Chap 31)
1 jam
2 jam
BW 2 (Chap 31)
1 jam
2 jam
BW 2 (Chap 31)
16 Jam
62 Jam
Jumlah
Program Studi
Mata kuliah
Kode Mata Kuliah
Bobot
Semester
:
:
:
:
:
Kebidanan D3
Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
BD. 208
3 SKS ( T1, P2 )
I (Satu)
A. DESKRIPSI SINGKAT
Mata kuliah ini membahas tentang ketrampilan dasar asuhan kebidanan yang
meliputi : personal hygiene, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, tindakan
untuk pengobatan yang berhubungan dengan asuhan kebidanan, penegahan
infeksi, selain itu juga membahas tentang kebutuhan dasar manusia yang
berhubungan dengan kebidanan, penyakit terminal, menghadapi kematikan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN ( Umum )
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan kebutuhan dasar manusia dalam konteksi pelayanan
2. Melakukan pencegahan infeksi
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik yang berhubungan dengan kebidanan
5. Memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai kebutuhan klien
6. Melakan tindakan-tindakan untuk pengobatan (dressing luka, buka jahitan, dll)
7. Melakukan pencegahan infeksi
8. Melakukan asuhan pada klien yang menghadapi kematian (sakratul maut)
D. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan cara :
Teori
UTS
: 50 %
UAS
: 50 %
Praktik
Latihan
Klinik
:
:
20 %
40 %
E. REFERENSI
Buku Wajib (BW)
1. Johnson R. Taylor W. 2000. Skill For Midwifery Practice.
2. Smith S. Dueell D. 1985. Clinical Nursing Skill.
3. Varney. 1997. Varneys Midwifery.
Buku Anjuran (BA)
1. Hotma R. Dkk. 2000. Pemeriksaan Fisik.
2. Carcio H. A. 1999. Advanced Health Assesement Of Women.
RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
MINGGU
OPS
1.1.
1.2.
1.3.
2 Jam
8 Jam
METODE/MEDI
A
PEMBELAJARA
N
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
REFERENSI
BW 1
(Sec 4, 5, 9,
11)
BW 2
(Chap 6, 7, 8,
9, 10, 14, 19,
20, 24, 25)
BW 3
EVALUASI
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
2.1.
2.2.
2.3.
Penanganan sampah
2.3.1. Sampah basah
2.3.2. Sampah kering
2.3.3. Sampah tajam
3.1.
3.2.
2 Jam
4 Jam
4 Jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
BW 1 (Sec 3)
BW 2
(Chap 22
23)
BW 3
(Chap .....)
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
BW 1
(sec 1, 2, 8)
BW 2
(Chap. 13)
BW 3
(Chap .....)
BA 1
BA 2
(Chap 4, 5, 6)
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
2 Jam
2 Jam
8 Jam
2 Jam
6 Jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
4.1.
4.2.
4.3.
5.1.
4 Jam
1 Jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
2 Jam
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
BW
(Chap 18, 29)
BW 3
(Chap ...)
BA 2 (Unit 3)
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
BW 1
(sec 6, 10,
15)
BW 2
(Chap 15, 16,
21, 26, 28)
BW 3
(Chap..... )
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
2 Jam
2 Jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
6.1.
7.1.
7.2.
8.1.
1 Jam
1 Jam
1 Jam
12 Jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
2 Jam
4 Jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
BW 1
(sec 6, 10,
15)
BW 2
(Chap 15, 16,
21, 26, 28)
BW 3
(Chap .....)
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
BW 1
(sec 1, 2, 13)
BW 2
(Chap 22)
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
BW 2
(Chap 31)
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
2 Jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
9.1.
1 jam
2 jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
BW 2
(Chap 31)
Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
1 jam
2 jam
Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
Jumlah
BW 2
(Chap 31)
16 Jam
62 Jam
:
:
:
:
:
POKOK BAHASAN
Kebidanan D3
Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
BD. 208
3 SKS ( T1, P2 )
I (Satu)
SUB POKOK
BAHASAN
MEDIA
1.
Kebutuhan Dasar
Manusia
1.a. Kebutuhan fisik
1.b. Kebutuhan
psikososial
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
2.
Prinsip pencegahan
infeksi
2.a. Pemrosesan
alat/
instrument
2.b. Penangan
sampah
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
KET
2.3.3. Sampah
tajam
3.
Pemeriksaan fisik
3.a. Pada ibu
3.b. Pada bayi dan
anak balita
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
4.
Pemeriksaan
diagnostik
4.a. Persiapan
pemeriksaan
diagnostik
4.b. Persiapan
untuk
pemeriksaan
laboratorium
4.c. Persiapan
untuk
pemeriksaan
radiologi
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
5.
Prinsip pemberian
obat
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
6.
Teknik pemberian
obat
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
7.
Perawatan bedah
kebidanan
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
8.
Penanganan klien
yang mengalami
krisis
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
9.
Penangan klien
yang mengalami
krisis kehilangan
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik
( Sr Skolastika FSE )
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu:
1. Pra intrumentasi
2. Instrumentasi
: sebelum pemeriksaan
: saat pemeriksaan (analisa)
Namun masih banyak sebagian orang yang belum mengetahui tentang pemeriksaan
laboratorium ini seperti, persiapan, prosedur, ataupun pasca pemeriksaan. Oleh karena itu,
dalam makalah ini penulis akan memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan
laboratorium. Diharapkan makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua, amin.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah menambah pengetahuan tentang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
Tujuan Umum
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air
kencing), darah, sputum ( dahak ), atau sample dari hasil biopsy. (www.dokter.indo.net.id).
2. Persiapan Penderita
a. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan
volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan
volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma
dan jumlah sel darah.
b. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat,
Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil,
sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi
darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi
sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
c. Waktu Pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien
rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari
sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi
khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat
kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa
parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi
diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih
tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 g/dl. Jumlah
eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari
tengah malam sampai pagi.
d. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula
sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan
memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat
penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.
3. Penampungan Urin
Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup
rapat dapat steril ( untuk biakan ) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar
kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin.
4. Penampung khusus
Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain.
Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada
formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.
1. Pemeriksaan Darah
B. Persiapan Alat
1)
2)
Kapas alkohol
3)
Kapas kering
4)
Alat pengukur Hb/ kaca objek/ botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan
5)
Bengkok
6) Hand scoon
7)
C. Prosedur Kerja
1)
Mendekatkan alat
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Merapikan alat
Hindari hemolisis saat pengambilan darah dengan memberi cairan sitrat pada tabung.
Di lakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler jumlah darah yang di ambil
sekitar 5-10 ml dari vena.
1. Albumin
Mendeteksi kemampuan albumin yang disentesis oleh hepar seperti pada kasus sirosis, luka
bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan protein dalam jumlah banyak, jumlah darah yang di
ambil 5-10 ml dari vena.
1. Golongan Darah
Dilakukan untuk mendeteksi golongan darah yang terdiri dari golongan darah A, B, AB,
dan O. Bahan yang diperlukan : darah, reagen anti A, B, dan AB.
1. Asam urat
Mendeteksi penyakit ginjal, anemia, asam folat, luka bakar dan kehamilan, peningkatan
pada asam urat dapat di indikasikan penyakit seperti leukimia, kanker, eklampsia berat,
gagal ginjal, malnutrisi, jumlah darah yang di ambil 5-7 ml dari vena.
1. Bilirubin ( total, direct, dan indirect )
Mendeteksi kadar bilirubin, pada bilirubin direct mendeteksi adanya ikterik obstruktif,
hepatitis dan sirosis sedangkan bilirubin indirect mendeteksi adanya anemia, malaria dan
lain-lain, jumlah darah yang diambil 5-10 ml dari darah vena.
1. Estrogen
Mendeteksi keseimbangan asam dan basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik atau
dengan metabolik. Jumlah darah yang diambil sekitar 1 ml dari estrogen.
1. Gula darah puasa
Inspeksi
Mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoklikemik, jumlah darah yang diperlukan sekitar
5-10ml dari vena.
1. Gula darah postprandal
Inspeksi
Inspeksi
Mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta,
jumlah darah yang diperlukan sekitar 5-10 ml dari vena.
1. Hematokrik
Inspeksi
Mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, ginjal kronik serta defisiensi vit B,
peningkatan hematokrik adanya dehidrasi, asidosis, trauma dan lain-lain, jumlah darah
yang diperlukan sekitar 5-10 ml dari vena.
1. Hemoglobin ( Hb )
Mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal, peningkatan Hb. Mengindikasikan adanya
dehidrasi, PPOK dan CHF dan lain-lain. Jumlah darah yang diperlukan sekitar 5-10 ml dari
vena.
1. Trombosit
Mendeteksi variasi trombosit, monitor terapi heparia defesiensi faktor pembekuan, jalan
darah yang diperlukan sekitar 7-10 ml dari vena, pengambilan 1 jam sebelum pemberian
dosis heparin.
1. Pemeriksaan lainnya yang menggunakan spesimen darah antara lain kadar
elektrolit dalam darah, masa protombin, progesteron, prolaktin, serum krolaktin,
kortisol, kolesterol, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan Urine
A. Kegunaan
1. Menafsirkan proses-proses metabolisme
2. Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan ( padapasien DM )
B. Jenis Pemeriksaan
1. Urin Sewaktu
Dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.
2. Urin Pagi
Dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.
C. Persiapan Alat.
1. Formulir khusus untuk pemeriksaan urin
2. Wadahi urin dengan tutupnya
3. Hand scoon
4. Kertas etiket
5. Bengkok
6. Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium.
Beberapa pemeriksaan menggunakan spesimen urin
1. Asam Urat
Mendeteksi penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, leukimia dengan diet tinggi
purin, ulseratif kolitis dan lain-lain, urin yang dibutuhkan tampungan urin 24 jam.
2. Bilirubin
Mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, hepar, kanker hepar., urine yang dibutukan
sekitar 5 tetes.
3. Human Chorionic Gonatropin
Mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta,
dalam pengambilan urine dianjurkan klien untuk puasa cairan 8-12 jam, urine 24 jam yang
diperlukan sekitar 60 ml.
3. Pemeriksaan Faeces
A. Pengertian
B. Tujuan
Untuk menegakan diagnosa dengan cara mendeteksi adanya kuman Salmonella, Shigella,
Scherichia Coli, Staphylococcus.
D. Persiapan alat
1. Hand scoon bersih
2. Vasseline
3. Botol bersih dengan tutup
4. Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
5. Bengkok
6. Perlak pengalas
7. Tissue
8. Tempat bahan pemeriksaan
9. Sampiran
E. Prosedur Tindakan
1. Mendekatkan alat
2. Memberi tahu pasien
3. Mencuci tangan
4. Memasang perlak pengalas dan sampiran
5. Melepas pakaian bawah pasien
6. Mengatur posisi dorsal recumbent
7. Memakai Hand scoon
8. Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan kedalam anus dengan arah ke atas kemudian
diputar ke kiri dan ke kanan sampai teraba tinja
9. Setelah dapat, dikeluarkan perlahan-lahan lalu dimasukkan kedalam tempatnya
10. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue
4. Pengambilan Sputum
A. Pengertian
Sputum adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakea, bukan ludah atau lendir yang
keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.
B. Tujuan
Mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien sehingga
diagnosa dapat ditentukan.
C. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi atau peradangan saluran pernafasan (apabila diperlukan).
D. Persiapan Alat
1. Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
2. Botol bersih dengan penutup
3. Hand scoon
4. Formulir dan etiket
5. Perlak pengalas
6. Bengkok dan tissue
E. Prosedur Tindakan
1. Menyiapkan alat
2. Memberitahu pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengatur posisi duduk
5. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok
6. Memakai hand scoon
7. Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan (sputum
pot)
8. Mengambil 5 cc bahan., lalu masukkan ke dalam botol
9. Membersihkan mulut pasien
10. Merapikan pasien dan alat
11. Melepas hand scoon
12. Mencuci tangan
5. Pengambilan spesimen cairan vagina (pap smear)
Pap smear adalah pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker
serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks, serta respon terhadap
kemoterapi dan radiasi.
Memberitahu dan menjelas kan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
2.
3.
Memasang sampiran
4.
Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga
privacy pasien)
5.
6.
7.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir mengeringkan dengan handuk bersih
8.
9.
Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan
10. Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan sesuai kebutuhan
11. Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan
12. Membuang kapas lidi dalam bengkok
13. Memasukkan gelas obyek dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan ditutup
14. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke
laboratorium
15. Membereskan alat
16. Melepas sarung tangan
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya dengan handuk
bersih
18. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air
kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy. (www.dokter.indo.net.id).
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu:
1. Pra intrumentasi
2. Instrumentasi
3. Pasca instrumentasi
: sebelum pemeriksaan
: saat pemeriksaan (analisa)
: saat menulis hasil pemeriksaan
Banyak sekali tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut.
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
4. Konfirmasi pasti diagnosis
3.2. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat sebaikbaiknya namun sebagai manusia penulis selalu
tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis
sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha
Medika
Kusmiyati, Yuni. 2008. Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya
Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
KONTRIBUSI MAKALAH
Kontribusi dalam makalah ini antara lain dapat dirincikan sebagai berikut.