Anda di halaman 1dari 28

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

(GBPP)
Mata kuliah
Kode Mata Kuliah
Bobot
Semester
Nama dosen/Tim

:
:
:
:
:

Ketrampilan Dasar Praktik Klinik


BD. 208
3 SKS ( T1, P2 )
I (Satu)

1. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan ketrampilan dasar
praktek kebidanan terhadap ibu, bayi dan anak balita dengan pokok-pokok bahasan
pemenuhan dasar manusia, pencegahan infeksi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
diagnostik, prosedur pemberian obat, perawatan bedah kebidanan, asuhan pada
klien yang mengalami kehilangan, menghadapi kematian dan setelah kematian
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Melakukan pencegahan infeksi
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Menyiapkan untuk pemeriksaan diagnostik
5. Menerapkan prosedur pemberian obat
6. Melakukan pemeriksaan bedah kebidanan
7. Melakukan asuhan pada klien yang kehilangan, menghadapi kematian dan
setelah kematian
C. PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilaksanakan di kelas dengan ceramah, diskusi, seminar dan penugasan.
P : Dilaksanakan di kelas, laboratorium ( baik di kampus maupun dilahan praktek )
dengan menggunakan metoda simulasi, demonstrasi, role play dan bed side
teaching.
D. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan cara :
Teori
UTS
: 50 %
UAS
: 50 %
Praktik
Latihan
Klinik

:
:

20 %
40 %

E. REFERENSI
Buku Wajib (BW)
1. Johnson R. Taylor W. 2000. Skill For Midwifery Practice.
2. Smith S. Dueell D. 1985. Clinical Nursing Skill.
3. Varney. 1997. Varneys Midwifery.
Buku Anjuran (BA)
1. Hotma R. Dkk. 2000. Pemeriksaan Fisik.
2. Carcio H. A. 1999. Advanced Health Assesement Of Women.

RINCIAN KEGIATAN
MINGG
U

OPS
Setelah mengikuti perkuliahan ini
mahasiswa mampu :
Menjelaskan kebutuhan dasar
manusia
Memenuhi kebutuhan fisik

Menjelaskan kebutuhan psikososial

Setelah mengikuti perkuliahan ini


mahasiswa mampu :
Menerapkan prinsip pencegahan
infeksi

Melakukan pemrosesan alat

POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

WAKTU

REFERENSI

1.1. Prinsip dasar kebutuhan manusia


1.1.1. Homeostasis dan hemodinamik
1.2. Kebutuhan fisik
1.2.1. Oksigen
1.2.2. Nutrisi
1.2.3. Cairan dan elektrolit
1.2.4. Intake dan output
1.2.5. Eliminasi
1.2.6. Personel hygiene
1.2.7. Body mekanik dan posisi
1.2.8. Keamanan lingkungan
1.2.9. Ambulasi
1.2.10. Istirahat dan tidur
1.3. Kebutuhan psikososial
1.3.1. Hak-hak klien
1.3.2. Rasa aman dan nyaman

2 Jam

8 Jam

BW 1 (Sec 4, 5, 9,
11)
BW 2 (Chap 6, 7, 8,
9, 10, 14, 19, 20,
24, 25)
BW 3

2.1. Prinsip pencegahan infeksi


2.1.1. Transmisi kuman
2.1.2. Teknik isolasi
2.1.3. Cuci tangan
2.1.4. Pelindung diri
2.1.5. Aseptic dan antiseptic
2.2. Pemrosesan alat
2.2.1. Dekontaminasi alat
2.2.2. Pencucian alat

2 Jam

4 Jam

BW 1 (Sec 3)
BW 2 (Chap. 22
23)
BW 3 (Chap .....)

4 Jam

Menangani pembuangan sampah

Setelah mengikuti perkuliahan ini


mahasiswa mampu :
Melakukan pemeriksaan fisik pada
Ibu

Melakukan pemeriksaan fisik pada


bayi dan anak balita

Setelah mengikuti perkuliahan ini


mahasiswa mampu :
Menjelaskan persiapan untuk
pemeriksaan diagnostik

Melakukan persiapan untuk


pemeriksaan laboratorium

Menjelaskan persiapan untuk


pemeriksaan radiologi

2.2.3. DTT / Sterilisasi


2.3. Penanganan sampah
2.3.1. Sampah basah
2.3.2. Sampah kering
2.3.3. Sampah tajam

2 Jam

3.1. Konsep dasar pemeriksaan fisik


3.1.1. Prinsip dasar pemeriksaan fisik
3.1.2. Teknik pemeriksaan fisik
3.1.3. Pemeriksaan fisik persistem
3.1.4. Pemeriksaan fisik head to toe
3.2. Pemeriksaan fisik
3.2.1. Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak
balita
3.2.2. Teknik pemeriksaan fisik

2 Jam

8 Jam

2 Jam

6 Jam

4.1. Persiapan untuk persiapan diagnostic


4.1.1. Alat
4.1.2. Bahan
4.1.3. Tempat
4.2. Persiapan dan pengambilan specimen
4.2.1. Darah
4.2.2. Urine
4.2.3. Faeces
4.2.4. Cairan pervagina
4.2.5. Secret
4.3. Persiapan untuk pemeriksaan
4.3.1. USG
4.3.2. Rontgen
4.3.3. CTG
4.3.4. Laparaskopi

4 Jam

BW 1 (sec 1, 2, 8)
BW 2 (Chap. 13)
BW 3 (Chap .....)
BA 1
BA 2 (Chap 4, 5, 6)

BW (Chap 18, 29)


BW 3 (Chap ...)
BA 2 (Unit 3)
2 Jam

2 Jam

Setelah mengikuti perkuliahan ini


mahasiswa mampu :
Menerapkan prinsip pemberian obat

Setelah mengikuti perkuliahan ini


mahasiswa mampu :
Menerapkan teknik pemberian obat

Setelah mengikuti perkuliahan ini


mahasiswa mampu :
Melaksanakan perawatan bedah
kebidanan
Melaksanakan perawatan luka pada
bedah kebidanan

Setelah mengikuti perkuliahan ini

5.1. Konsep dasar pemberian obat


5.1.1. Persiapan pemberian obat
5.1.2. Perhitungan dosis obat
5.1.3. Penggunaan unit dosis obat
5.1.4. Pencegahan injury pengobatan

1 Jam

2 Jam

BW 1 (sec 6, 10,
15)
BW 2 (Chap 15, 16,
21, 26, 28)
BW 3 (Chap..... )

6.1. Teknik pemberian obat melalui


6.1.1. Oral, sublingual
6.1.2. Parentral
6.1.3. Inhalasi
6.1.4. Vagina
6.1.5. Rectum
6.1.6. Kulit
6.1.7. Mata
6.1.8. Epidural
6.1.9. Terapi panas dingin
6.1.10. Zid bath/kompres
6.1.11. Manajemen nyeri

1 Jam

12 Jam

BW 1 (sec 6, 10,
15)
BW 2 (Chap 15, 16,
21, 26, 28)
BW 3 Chap .....

7.1. Persiapan dan perawatan


7.1.1. Pre Operasi
7.1.2. intra dan post operasi
7.2. Perawatan luka operasi
7.2.1. pengertian pasien yang kritis
7.2.2. Karekteristik situasi krisis

1 Jam

2 Jam

BW 1 (sec 1, 2, 13)
BW 2 (Chap 22)

4 Jam

mahasiswa mampu :
Menangani klien yang mengalami
krisis

Setelah mengikuti perkuliahan ini


mahasiswa mampu :
Menangani pasien yang kehilangan

Setelah mengikuti perkuliahan ini


mahasiswa mampu :
Membantu pasien yang hampir
meninggal
Merawat pasien yang meninggal

8.1. Mendampingi pasien yang mengalami krisis


8.1.1. Pengrtian pasien yang krisis
8.1.2. Karekteristik situasi krisis

1 Jam

2 Jam

BW 2 (Chap 31)

9.1. Mendampingi klien yang kehilangan


9.1.1. Pengrtian pasien yang krisis
9.1.2. Karekteristik situasi krisis

1 jam

2 jam

BW 2 (Chap 31)

10.1. Mendampingi klien yang hampir meninggal


(sakratul maut)
10.2. Merawat jenasah

1 jam

2 jam

BW 2 (Chap 31)

16 Jam

62 Jam

Jumlah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Program Studi
Mata kuliah
Kode Mata Kuliah
Bobot
Semester

:
:
:
:
:

Kebidanan D3
Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
BD. 208
3 SKS ( T1, P2 )
I (Satu)

A. DESKRIPSI SINGKAT
Mata kuliah ini membahas tentang ketrampilan dasar asuhan kebidanan yang
meliputi : personal hygiene, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, tindakan
untuk pengobatan yang berhubungan dengan asuhan kebidanan, penegahan
infeksi, selain itu juga membahas tentang kebutuhan dasar manusia yang
berhubungan dengan kebidanan, penyakit terminal, menghadapi kematikan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN ( Umum )
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan kebutuhan dasar manusia dalam konteksi pelayanan
2. Melakukan pencegahan infeksi
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik yang berhubungan dengan kebidanan
5. Memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai kebutuhan klien
6. Melakan tindakan-tindakan untuk pengobatan (dressing luka, buka jahitan, dll)
7. Melakukan pencegahan infeksi
8. Melakukan asuhan pada klien yang menghadapi kematian (sakratul maut)
D. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan cara :
Teori
UTS
: 50 %
UAS
: 50 %
Praktik
Latihan
Klinik

:
:

20 %
40 %

E. REFERENSI
Buku Wajib (BW)
1. Johnson R. Taylor W. 2000. Skill For Midwifery Practice.
2. Smith S. Dueell D. 1985. Clinical Nursing Skill.
3. Varney. 1997. Varneys Midwifery.
Buku Anjuran (BA)
1. Hotma R. Dkk. 2000. Pemeriksaan Fisik.
2. Carcio H. A. 1999. Advanced Health Assesement Of Women.

RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
MINGGU

OPS

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Menjelaskan kebutuhan
dasar manusia
1. Memenuhi kebutuhan
fisik
2. Menjelaskan kebutuhan
psikososial

POKOK BAHASAN / SUB POKOK


BAHASAN

1.1.

1.2.

1.3.

Prinsip dasar kebutuhan


manusia
1.1.1. Homeostasis dan
hemodinamik
Kebutuhan fisik
1.2.1. Oksigen
1.2.2. Nutrisi
1.2.3. Cairan dan elektrolit
1.2.4. Intake dan output
1.2.5. Eliminasi
1.2.6. Personel hygiene
1.2.7. Body mekanik dan posisi
1.2.8. Keamanan lingkungan
1.2.9. Ambulasi
1.2.10. Istirahat dan tidur
Kebutuhan psikososial
1.3.1. Hak-hak klien
1.3.2. Rasa aman dan nyaman

2 Jam

8 Jam

METODE/MEDI
A
PEMBELAJARA
N

Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

REFERENSI

BW 1
(Sec 4, 5, 9,
11)
BW 2
(Chap 6, 7, 8,
9, 10, 14, 19,
20, 24, 25)
BW 3

EVALUASI

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Menerapkan prinsip
pencegahan infeksi
1. Melakukan pemrosesan
alat
2. Menangani pembuangan
sampah

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Melakukan konsep dasar
pemeriksaan fisik
1. Melakukan pemeriksaan
fisik pada ibu
2. Melakukan pemeriksaan
fisik pada bayi dan anak
balita

2.1.

2.2.

Prinsip pencegahan infeksi


2.1.1. Transmisi kuman
2.1.2. Teknik isolasi
2.1.3. Cuci tangan
2.1.4. Pelindung diri
2.1.5. Aseptic dan antiseptic
Pemrosesan alat
2.2.1. Dekontaminasi alat
2.2.2. Pencucian alat
2.2.3. DTT / Sterilisasi

2.3.

Penanganan sampah
2.3.1. Sampah basah
2.3.2. Sampah kering
2.3.3. Sampah tajam

3.1.

Konsep dasar pemeriksaan fisik


3.1.1. Prinsip dasar
pemeriksaan fisik
3.1.2. Teknik pemeriksaan fisik
3.1.3. Pemeriksaan fisik
persistem
3.1.4. Pemeriksaan fisik head
to toe
Pemeriksaan fisik
3.2.1. Pemeriksaan fisik pada
bayi dan anak balita
3.2.2. Teknik pemeriksaan fisik

3.2.

2 Jam

4 Jam

4 Jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

BW 1 (Sec 3)
BW 2
(Chap 22
23)
BW 3
(Chap .....)

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

BW 1
(sec 1, 2, 8)
BW 2
(Chap. 13)
BW 3
(Chap .....)
BA 1
BA 2
(Chap 4, 5, 6)

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

2 Jam

2 Jam

8 Jam

2 Jam

6 Jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Menguraikan persiapan
untuk pemeriksaan
diagnostik
1. Melakukan persiapan
untuk pemeriksaan
laboratorium
2. Menjelaskan persiapan
untuk pemeriksaan
radiologi

4.1.

4.2.

4.3.

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Menerapkan prinsip
pemberian obat

5.1.

Persiapan untuk persiapan


diagnostic
4.1.1. Alat
4.1.2. Bahan
4.1.3. Tempat
Persiapan dan pengambilan
specimen
4.2.1. Darah
4.2.2. Urine
4.2.3. Faeces
4.2.4. Cairan pervagina
4.2.5. Secret
Persiapan untuk pemeriksaan
4.3.1. USG
4.3.2. Rontgen
4.3.3. CTG
4.3.4. Laparaskopi

4 Jam

Konsep dasar pemberian obat


5.1.1. Persiapan pemberian
obat
5.1.2. Perhitungan dosis obat
5.1.3. Penggunaan unit dosis
obat
5.1.4. Pencegahan injury
pengobatan

1 Jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.
2 Jam

Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

BW
(Chap 18, 29)
BW 3
(Chap ...)
BA 2 (Unit 3)

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

BW 1
(sec 6, 10,
15)
BW 2
(Chap 15, 16,
21, 26, 28)
BW 3
(Chap..... )

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

2 Jam

2 Jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Menerapkan teknik
pemberian obat

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Melaksanakan perawatan
bedah kebidanan
1. Melaksanakan persiapan
dalam perawatan bedah
kebidanan
2. Melaksanakan perawatan
luka pada bedah
kebidanan
Setelah mengikuti perkuliahan
ini mahasiswa mampu :
Menangani klien yang
mengalami krisis
1. Mampu mendampingi
pasien yang krisis

6.1.

7.1.
7.2.

8.1.

Teknik pemberian obat melalui


6.1.1. Oral, sublingual
6.1.2. Parentral
6.1.3. Inhalasi
6.1.4. Vagina
6.1.5. Rectum
6.1.6. Kulit
6.1.7. Mata
6.1.8. Epidural
6.1.9. Terapi panas dingin
6.1.10. Zid bath/kompres
6.1.11. Manajemen nyeri

1 Jam

Persiapan dan perawatan


7.1.1. Pre Operasi
7.1.2. intra dan post operasi
Perawatan luka operasi
7.2.1. pengertian pasien yang
kritis
7.2.2. Karekteristik situasi krisis

1 Jam

Mendampingi pasien yang


mengalami krisis
8.1.1. Pengrtian pasien yang
krisis
8.1.2. Karekteristik situasi krisis

1 Jam

12 Jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

2 Jam
4 Jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.

BW 1
(sec 6, 10,
15)
BW 2
(Chap 15, 16,
21, 26, 28)
BW 3
(Chap .....)

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

BW 1
(sec 1, 2, 13)
BW 2
(Chap 22)

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

BW 2
(Chap 31)

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

2 Jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Menangani pasien yang
kehilangan
1. Mampu mendampingi
klien yang kehilangan

Setelah mengikuti perkuliahan


ini mahasiswa mampu :
Menangani klien dalam
sakratul maut
1. Membantu pasien yang
hampir meninggal
2. Merawat pasien past
mortum

9.1.

Mendampingi klien yang


kehilangan
9.1.1. Pengrtian pasien yang
krisis
9.1.2. Karekteristik situasi krisis

10.1. Mendampingi klien yang hampir


meninggal (sakratul maut)
10.2. Merawat jenasah

1 jam

2 jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

BW 2
(Chap 31)

Kuis
TJ
UTS/UAS
Ujian
Praktek

Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

1 jam

2 jam

Metode :
CTJ
Praktik Lab.
Media :
Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

Jumlah

BW 2
(Chap 31)

16 Jam

62 Jam

ANALISIS KEBUTUHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Program Studi
Mata kuliah
Kode Mata Kuliah
Bobot
Semester

:
:
:
:
:

POKOK BAHASAN

Kebidanan D3
Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
BD. 208
3 SKS ( T1, P2 )
I (Satu)

SUB POKOK
BAHASAN

MEDIA

1.

Kebutuhan Dasar
Manusia
1.a. Kebutuhan fisik
1.b. Kebutuhan
psikososial

1.1. Prinsip dasar


kebutuhan manusia
1.1.1. Homeostasis
dan
hemodinamik
1.2. Kebutuhan fisik
1.2.1. Oksigen
1.2.2. Nutrisi
1.2.3. Cairan dan
elektrolit
1.2.4. Intake dan
output
1.2.5. Eliminasi
1.2.6. Personel
hygiene
1.2.7. Body
mekanik dan
posisi
1.2.8. Keamanan
lingkungan
1.2.9. Ambulasi
1.2.10. Istirahat dan
tidur
1.3. Kebutuhan
psikososial
1.3.1. Hak-hak klien
1.3.2. Rasa aman
dan nyaman

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

2.

Prinsip pencegahan
infeksi
2.a. Pemrosesan
alat/
instrument
2.b. Penangan
sampah

2.1. Prinsip pencegahan


infeksi
2.1.1. Transmisi
kuman
2.1.2. Teknik isolasi
2.1.3. Cuci tangan
2.1.4. Pelindung diri
2.1.5. Aseptic dan
antiseptic
2.2. Pemrosesan alat
2.2.1. Dekontaminas
i alat
2.2.2. Pencucian
alat
2.2.3. DTT /
Sterilisasi
2.3. Penanganan sampah
2.3.1. Sampah
basah
2.3.2. Sampah
kering

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

KET

2.3.3. Sampah
tajam

3.

Pemeriksaan fisik
3.a. Pada ibu
3.b. Pada bayi dan
anak balita

3.1. Konsep dasar


pemeriksaan fisik
3.1.1. Prinsip dasar
pemeriksaan
fisik
3.1.2. Teknik
pemeriksaan
fisik
3.1.3. Pemeriksaan
fisik
persistem
3.1.4. Pemeriksaan
fisik head to
toe
3.2. Pemeriksaan fisik
3.2.1. Pemeriksaan
fisik pada bayi
dan anak
balita
3.2.2. Teknik
pemeriksaan
fisik

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

4.

Pemeriksaan
diagnostik
4.a. Persiapan
pemeriksaan
diagnostik
4.b. Persiapan
untuk
pemeriksaan
laboratorium
4.c. Persiapan
untuk
pemeriksaan
radiologi

4.1. Persiapan untuk


persiapan diagnostic
4.1.1. Alat
4.1.2. Bahan
4.1.3. Tempat
4.2. Persiapan dan
pengambilan
specimen
4.2.1. Darah
4.2.2. Urine
4.2.3. Faeces
4.2.4. Cairan
pervagina
4.2.5. Secret
4.3. Persiapan untuk
pemeriksaan
4.3.1. USG
4.3.2. Rontgen
4.3.3. CTG
4.3.4. Laparaskopi

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

5.

Prinsip pemberian
obat

5.1. Konsep dasar


pemberian obat
5.1.1. Persiapan
pemberian
obat
5.1.2. Perhitungan
dosis obat
5.1.3. Penggunaan
unit dosis
obat
5.1.4. Pencegahan
injury
pengobatan

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

6.

Teknik pemberian
obat

6.1. Teknik pemberian


obat melalui
6.1.1. Oral,
sublingual
6.1.2. Parentral
6.1.3. Inhalasi
6.1.4. Vagina
6.1.5. Rectum
6.1.6. Kulit
6.1.7. Mata
6.1.8. Epidural
6.1.9. Terapi panas
dingin
6.1.10. Zid
bath/kompres
6.1.11. Manajemen
nyeri

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

7.

Perawatan bedah
kebidanan

7.1. Persiapan dan


perawatan
7.1.1. Pre Operasi
7.1.2. intra dan post
operasi
7.2. Perawatan luka
operasi
7.2.1. pengertian
pasien yang
kritis
7.2.2. Karekteristik
situasi krisis

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

8.

Penanganan klien
yang mengalami
krisis

8.1. Mendampingi pasien


yang mengalami
krisis
8.1.1. Pengrtian
pasien yang
krisis
8.1.2. Karekteristik
situasi krisis

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

9.

Penangan klien
yang mengalami
krisis kehilangan

9.1. Mendampingi klien


yang kehilangan
9.1.1. Pengrtian
pasien yang
krisis
9.1.2. Karekteristik
situasi krisis

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

10.1. Mendampingi klien


yang hampir
meninggal (sakratul
maut)
10.2. Merawat jenasah

Hand Out
LCD
OHP
Lab. Klinik

10. Penangan pasien


sakratul maut
10.a.
Merawat
klien post
mortum

Medan ,23 Agustus 2011

( Sr Skolastika FSE )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air
kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy. (www.dokter.indo.net.id).

Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu:
1. Pra intrumentasi
2. Instrumentasi

: sebelum pemeriksaan
: saat pemeriksaan (analisa)

3. Pasca instrumentasi : saat menulis hasil pemeriksaan

Namun masih banyak sebagian orang yang belum mengetahui tentang pemeriksaan
laboratorium ini seperti, persiapan, prosedur, ataupun pasca pemeriksaan. Oleh karena itu,
dalam makalah ini penulis akan memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan
laboratorium. Diharapkan makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua, amin.

1.2. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah menambah pengetahuan tentang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM.

Tujuan Umum

1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah KDPK,


2. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air
kencing), darah, sputum ( dahak ), atau sample dari hasil biopsy. (www.dokter.indo.net.id).

2.2. TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Adapun beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut.
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
4. Konfirmasi pasti diagnosis
5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
6. Membantu pemantauan pengobatan
7. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
8. Memantau perkembangan penyakit
9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai danpotensial
membahayakan
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit

2.3. PRA INSTRUMENTASI


Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Hal
ini karena tanpa kerjasama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
(www.dokter.indo.net.id)
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.
2. Persiapan penderita
3. Persiapan alat yang akan dipakai
4. Cara pengambilan sample
5. Penanganan awal sample (termasuk pengawetan) dan transportasi.

1. Pemahaman Instruksi dan Pengisian Formulir


Pada tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh dokter dan
dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan
pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan
pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi
identitas pasien: nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis/diagnosa, dokter
pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting
untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama
pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.

2. Persiapan Penderita
a. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan
volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan
volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma
dan jumlah sel darah.

b. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat,
Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil,
sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi
darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi
sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
c. Waktu Pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien
rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari
sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi
khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat
kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa
parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi
diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih
tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 g/dl. Jumlah
eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari
tengah malam sampai pagi.
d. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula
sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan
memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat
penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.

3. Persiapan Alat yang Akan Dipakai


1. Persiapan Alat
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter
sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.
2. Pengambilan Darah
Yang harus dipersiapkan antara lain, kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket),
spuit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel.
Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung
pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler
polos atau mengandung antikoagulan.

3. Penampungan Urin
Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup
rapat dapat steril ( untuk biakan ) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar
kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin.

4. Penampung khusus
Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain.
Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada
formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.

4. Cara pengambilan sample


Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan
pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan
dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien
yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit
pengambilan darah karena vena akan konstriksi. Darah dapat diambil dari vena, arteri atau
kapiler.
Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut,
tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa
cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang
harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang/sepihak
harus kontra lateral.
Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah pergelangan
tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu
telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil
pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.
5. Penanganan Awal Sampel dan Transportasi
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada
disini. Yang harus dilakukan :
1) Catat dalam buku ekspedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau
sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas).
2) Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan
3) Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah
4) Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan
5) Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas
darah, harus menggunakan suhu 4-8 C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi
hemolisis.
Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit. Perubahan akibat
tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh
penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan
kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien.
Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta
penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga
berubah sesuai dengan waktu.

2.4. PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN

1. Pemeriksaan Darah

A. Tempat Pengambilan Darah


1) Perifer (pembuluh darah tepi)
2) Vena
3) Arteri
4) Orang dewasa di ambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah
5) Bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki, tumit, atau daerah kepala

B. Persiapan Alat
1)

Lanset darah atau jarum khusus

2)

Kapas alkohol

3)

Kapas kering

4)

Alat pengukur Hb/ kaca objek/ botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan

5)

Bengkok

6) Hand scoon
7)

Perlak dan pengalas

C. Prosedur Kerja
1)

Mendekatkan alat

2)

Memberi tahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur

3)

Memasang perlak dan pengalas

4)

Memasang hand scoon

5)

Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan

6)

Kulit di hapushamakan dengan kapas alkohol

7)

Lakukan penusukan pada daerah yang telah dipilih

8)

Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol

9)

Merapikan alat

10) Melepaskan hand scoon

Hindari hemolisis saat pengambilan darah dengan memberi cairan sitrat pada tabung.

Macammacam pemeriksaan menggunakan spesimen darah


1. Serum glutamik piruvik transaminase ( SGPT )

Di lakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler jumlah darah yang di ambil
sekitar 5-10 ml dari vena.
1. Albumin

Mendeteksi kemampuan albumin yang disentesis oleh hepar seperti pada kasus sirosis, luka
bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan protein dalam jumlah banyak, jumlah darah yang di
ambil 5-10 ml dari vena.
1. Golongan Darah

Dilakukan untuk mendeteksi golongan darah yang terdiri dari golongan darah A, B, AB,
dan O. Bahan yang diperlukan : darah, reagen anti A, B, dan AB.
1. Asam urat

Mendeteksi penyakit ginjal, anemia, asam folat, luka bakar dan kehamilan, peningkatan
pada asam urat dapat di indikasikan penyakit seperti leukimia, kanker, eklampsia berat,
gagal ginjal, malnutrisi, jumlah darah yang di ambil 5-7 ml dari vena.
1. Bilirubin ( total, direct, dan indirect )

Mendeteksi kadar bilirubin, pada bilirubin direct mendeteksi adanya ikterik obstruktif,
hepatitis dan sirosis sedangkan bilirubin indirect mendeteksi adanya anemia, malaria dan
lain-lain, jumlah darah yang diambil 5-10 ml dari darah vena.
1. Estrogen

Mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause, serta stress pisikogenik, peningkatan


pola estrogen dapat mengindekasi adanya tumor ovarium atau kehamilan, jumlah darah
yang di ambil 5-10 ml dari darah vena.
1. Gas darah arteri

Mendeteksi keseimbangan asam dan basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik atau
dengan metabolik. Jumlah darah yang diambil sekitar 1 ml dari estrogen.
1. Gula darah puasa

Inspeksi

Mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoklikemik, jumlah darah yang diperlukan sekitar
5-10ml dari vena.
1. Gula darah postprandal

Inspeksi

Mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoklimemik, pemeriksaan dilakukan setelah


makan. Jumlah darah yang di perlukan sekitar 5-10 ml dari vena, 2 jam setelah makan pagi
atau siang.
1. Human Chorionic Gonadotropi ( HCG )

Inspeksi

Mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta,
jumlah darah yang diperlukan sekitar 5-10 ml dari vena.
1. Hematokrik

Inspeksi

Mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, ginjal kronik serta defisiensi vit B,
peningkatan hematokrik adanya dehidrasi, asidosis, trauma dan lain-lain, jumlah darah
yang diperlukan sekitar 5-10 ml dari vena.
1. Hemoglobin ( Hb )

Mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal, peningkatan Hb. Mengindikasikan adanya
dehidrasi, PPOK dan CHF dan lain-lain. Jumlah darah yang diperlukan sekitar 5-10 ml dari
vena.
1. Trombosit

Mendeteksi adanya trombositopenia yang berhubungan dengan perdarahan dan


trombositosis menyebabkan penigkatan pembekuan jumlah darah yang diambil sekitar 5 ml
dari vena.
1. Partlal Tromboplastin Time ( PPT )

Mendeteksi variasi trombosit, monitor terapi heparia defesiensi faktor pembekuan, jalan
darah yang diperlukan sekitar 7-10 ml dari vena, pengambilan 1 jam sebelum pemberian
dosis heparin.
1. Pemeriksaan lainnya yang menggunakan spesimen darah antara lain kadar
elektrolit dalam darah, masa protombin, progesteron, prolaktin, serum krolaktin,
kortisol, kolesterol, dan lain-lain.

2. Pemeriksaan Urine
A. Kegunaan
1. Menafsirkan proses-proses metabolisme
2. Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan ( padapasien DM )

B. Jenis Pemeriksaan
1. Urin Sewaktu
Dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.
2. Urin Pagi
Dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.

3. Urin Pasca Prandial


Dikeluarkan setelah pasien makan (1,5 3 jam sesudah makan).
4.urin 24 jam
Urin yang dikumpul dalam waktu 24 jam.

C. Persiapan Alat.
1. Formulir khusus untuk pemeriksaan urin
2. Wadahi urin dengan tutupnya
3. Hand scoon
4. Kertas etiket
5. Bengkok
6. Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium.
Beberapa pemeriksaan menggunakan spesimen urin
1. Asam Urat
Mendeteksi penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, leukimia dengan diet tinggi
purin, ulseratif kolitis dan lain-lain, urin yang dibutuhkan tampungan urin 24 jam.

2. Bilirubin
Mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, hepar, kanker hepar., urine yang dibutukan
sekitar 5 tetes.
3. Human Chorionic Gonatropin
Mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta,
dalam pengambilan urine dianjurkan klien untuk puasa cairan 8-12 jam, urine 24 jam yang
diperlukan sekitar 60 ml.

4. Pemeriksaan lainnya yang mengunakan spesimen urine

Urobilinogen menentukan kerusakan hepar, hemolisis, dan infeksi berat.

Urinealisis menentukan berat jenis kadar glukosa, keton,dll.

Kadar protein menentukan kadar kerusakan glomerulus

Pregnadion menentukan adanya gangguan dalam menstruasi dan penilai adanya


ovulasi.

3. Pemeriksaan Faeces
A. Pengertian

Menyiapkan faeses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan yang


tertentu.

B. Tujuan
Untuk menegakan diagnosa dengan cara mendeteksi adanya kuman Salmonella, Shigella,
Scherichia Coli, Staphylococcus.

C. Pemeriksaan Faeces (Tinja) untuk Pasien yang Dewasa


Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur
cacing. Tinja yang diambil adalah tinja segar.

D. Persiapan alat
1. Hand scoon bersih
2. Vasseline
3. Botol bersih dengan tutup
4. Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
5. Bengkok
6. Perlak pengalas
7. Tissue
8. Tempat bahan pemeriksaan
9. Sampiran

E. Prosedur Tindakan
1. Mendekatkan alat
2. Memberi tahu pasien
3. Mencuci tangan
4. Memasang perlak pengalas dan sampiran
5. Melepas pakaian bawah pasien
6. Mengatur posisi dorsal recumbent
7. Memakai Hand scoon
8. Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan kedalam anus dengan arah ke atas kemudian
diputar ke kiri dan ke kanan sampai teraba tinja
9. Setelah dapat, dikeluarkan perlahan-lahan lalu dimasukkan kedalam tempatnya
10. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue

11. Melepas hand scoon


12. Merapikan pasien
13. Mencuci tangan. Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan cara
steril. Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi alat-alat yang digunakan dalam keadaan
steril.

4. Pengambilan Sputum
A. Pengertian
Sputum adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakea, bukan ludah atau lendir yang
keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.

B. Tujuan
Mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien sehingga
diagnosa dapat ditentukan.

C. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi atau peradangan saluran pernafasan (apabila diperlukan).

D. Persiapan Alat
1. Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
2. Botol bersih dengan penutup
3. Hand scoon
4. Formulir dan etiket
5. Perlak pengalas
6. Bengkok dan tissue

E. Prosedur Tindakan
1. Menyiapkan alat
2. Memberitahu pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengatur posisi duduk
5. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok
6. Memakai hand scoon

7. Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan (sputum
pot)
8. Mengambil 5 cc bahan., lalu masukkan ke dalam botol
9. Membersihkan mulut pasien
10. Merapikan pasien dan alat
11. Melepas hand scoon
12. Mencuci tangan
5. Pengambilan spesimen cairan vagina (pap smear)
Pap smear adalah pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker
serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks, serta respon terhadap
kemoterapi dan radiasi.

A. Persiapan Pengambilan Spesimen Cairan Vagina

1. Alat dan Bahan

a. Kapas lidi steril atau aose


b. Gelas obyek
c. Bengkok
d. Sarung tangan
e. Spekulum
f. Kain kassa, kapas sublimat
g. Perlak
B. Prosedur Pelaksanaan
1.

Memberitahu dan menjelas kan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan

2.

Menyiapkan alat dan bahan membawa ke dekat pasien

3.

Memasang sampiran

4.
Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga
privacy pasien)
5.

Memasang pengalas dibawah bokong pasien

6.

Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)

7.

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir mengeringkan dengan handuk bersih

8.

Memakai sarung tangan

9.

Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan

10. Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan sesuai kebutuhan
11. Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan
12. Membuang kapas lidi dalam bengkok
13. Memasukkan gelas obyek dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan ditutup
14. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke
laboratorium
15. Membereskan alat
16. Melepas sarung tangan
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya dengan handuk
bersih
18. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air
kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy. (www.dokter.indo.net.id).

Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu:
1. Pra intrumentasi
2. Instrumentasi
3. Pasca instrumentasi

: sebelum pemeriksaan
: saat pemeriksaan (analisa)
: saat menulis hasil pemeriksaan

Banyak sekali tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut.
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
4. Konfirmasi pasti diagnosis

5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis


6. Membantu pemantauan pengobatan
7. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
8. Memantau perkembangan penyakit
9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Setiap pemeriksaan spesimen dalam pemeriksaan laboratorium harus dilakukan persiapan,
prosedur, dan analisa yang tepat dan akurat.

3.2. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat sebaikbaiknya namun sebagai manusia penulis selalu
tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis
sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua, amin.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha
Medika

Eko, Nurul, dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik)


Kebidanan.Yogyakarta: Pustaka Rihamna

Kusmiyati, Yuni. 2008. Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya

Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika

KONTRIBUSI MAKALAH

Kontribusi dalam makalah ini antara lain dapat dirincikan sebagai berikut.

Nur Hidayah: Browsing internet, Formating Documents, Pengetikan Materi, Dana

Irin Rizky Amalia: Pengetikan Materi, Dana

Lili Agustian: Pengetikan Materi, Dana

Nindra Wahana: Pengetikan Materi, Dana

Riska Ermawati: Pengetikan Materi, Dana

Maya Marisa: Pengetikan Materi, Dana

Resti Anggraini: Pengetikan Materi, Dana

Marcellia Eka Putri: Pengetikan Materi, Dana

Mutiara Sakina: Pengetikan Materi, Dana

Sri Harianti: Pengetikan Materi, Dana

Anda mungkin juga menyukai