Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai
makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur yang
tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan,
lingkungan, pengetahuan serta teknologi (Ambarwati, 2010).
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai
kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya
masyarakat sebagai modal dalam pembangunan nasional, termasuk keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat. Dalam upaya mewujudkan kesehatan
masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah
mencanangkan program safe motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi
kerja, antara lain : pelayanan keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan
bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal, pelayanan kesehatan dasar, dan
pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan wanita (Ambarwati, 2010).
Pada masa bayi dan balita merupakan masa pertumbuhan cepat dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pada usia ini kondisi pertumbuhan
anak sangat pesat sehingga membutuhkan zat gizi yang relative lebih tinggi dari
orang dewasa. Disisi lain alat-alat pencernaannya belum berkembang sempurna
karena itu pengaturan makan dan perencanaan menu harus dilakukan dengan
hati-hati sesuai dengan kebutuan gizi dan kesehatan (Ambarwati, 2010).
Derajat

kekurangan

gizi

pada

anak

adalah

rendahnya

tingkat

pengkonsumsian makanan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai alat bantu
ukurnya yaitu KMS yang menunjukkan BB badan bayi tidak terdapat pada pita
hijau (Ambarwati, 2010).

Masih adanya balita yang mengalami gizi buruk bisa diakibatkan karena
faktor ekonomi keluarga yang secara tidak langsung akan berdampak pada
makanan apasaja yang mampu dikonsumsi sesuai denagn kemmpuan yang
dimiliki keluarga tersebut, selain itu kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi juga
mempengaruhi pola pemberain makanan pada bayinya.
Proses tumbuh kembang pada bayi sangat dipengaruhi oleh asupan gizi
yang didapat, apalagi masa 5 tahun pertama setelah anak lahir merupakan masa
yang menentukan pembentukan fisik , psikis serta intelegensinya.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah
keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Misalnya
adalah keluarga Tn. N, di dalam keluarga ini terdapat dua masalah kesehatan
yaitu gizi pada balita, dan merokok.
Keluarga Tn. N terdiri dari tiga anggota keluarga dengan permasalahan
kesehatan yang terdapat pada anak balita, suami dan istri. Tn. N selaku kepala
keluarga mempunyai kebiasaan merokok yang sangat berbahya bagi dirinya
sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya khususnya bagi sang istri dan anaknya
yang baru berumur 5 tahun. Sedangkan anak Tn.N yang sejak bulan Agustus
mengalami penurunan berat badan di bawah garis merah.
Dari masalah- masalah tersebut nantinya akan dipilih satu yang menjadi
prioritas dan harus segera mendapatkan penanganan, di samping juga dua
masalah lainya yang harus tetap dicari solusinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan teori yang telah didapatkan pada
kehidupan secara selangsung untuk memecahkan masalah yang dialami oleh
keluarga Tn. N terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan sehingga
terwujud keluarga sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Khusus

a. Dapat mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan di keluarga Tn.


N
b. Dapat merumuskan masalah - masalah kebidanan di keluarga Tn. N
c. Dapat membuat strategi pelayanan kebidanan di keluarga Tn. N
d. Dapat melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas sesuai masalahmasalah yang ditemukan.
e. Dapat melaksanakan evaluasi pelayanan kebidanan komunitas
C. Manfaat
Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn.N
bermanfaat untuk:
1. Bagi keluarga Tn. N
a. Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan
kelurga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas.
b. Meningkatkan kesehatan balita dan keluarga.
2. Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan

ketrampilan

dalam

kegiatan

pelayanan

kebidanan

komunitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan
komunitas.
D. Metode
1. Pendataan dan identifikasi masalah dilakukan dengan :
a.

Wawancara
Melakukan wawancara mendalam terhadap responden setiap KK.
b. Pemeriksaan fisik
Dilakukan bila perlu terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
dan keluhan terhadap kesehatan dan keperawatan, misalnya pada balita.
2. Perencanaan intervensi bersama masyarakat dilakukan dengan :
Penyajian data beserta masalahnya
3. Perencanaan program (Intervensi)

Pelayanan kebidanan komunitas di tingkat keluerga.


4. Pelaksanaan program (Intervensi)
a. Penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok sasaran
b. Pemeriksaan fisik, dan pelayanan kebidanan komunitas dan lain-lain

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.

Teori Kebidanan Komunitas


1.

Pengertian kebidanan komunitas


Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku
(Permenkes 1464, 2010).
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti
kesamaan, publik ataupun banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan
sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota,
suku, atau bangsa (Meilani dkk, 2011).
Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana
seseoprang tinggal beserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan hubungan
individu dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung
terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti
kekuarga, konsep sehat, maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan di
cerminkan daklam perilaku keluarga maupun di kelompok tertentu.Hal ini
merupakan dasar pemikiran mereka dalam pemeliharaan kesehatan maupun
perawatan ketika sakit ( Meilani dkk, 2011).
Masyarakat

adalah

sekelompok

manusia

yang

terbesar

yang

mempunyai kebiasaaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama


(J.L. Gilin & J.P Gilin, 2010)
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan
pada masyarakat baik individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat yang
terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga berencana
(KB), Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa secara
paripurna (Meilani dkk, 2011).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada 4
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat,
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep

paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga di harapkan tercapainya


taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani dkk, 2011).
2.

Konsep Pendekatan menurut H.L Blum.


a. Lingkungan hidup
Masalah

kesehatan

keluarga

tergantung

pada

lingkungan

hidup, baik secara fisik, biologi dan sosial budaya.


Tingkat pendidikan keluarga biasanya pendidikan rendah, tingkat
sosial ekonomi yang miskin dan gangguan untuk mencapai status
keluarga sehat secara optimal
b. Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia
merespon baik secara pasif mengetahui, bersikap, mempersepsi penyakit
dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya maupun
aktif (tindakan) yang di lakukan sehubungan dengan penyakitan sakit
tersebut.Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai
dengan tingkat- tingkat pencegahan penyakit yakni:
1) Perilaku

sehubungan

dengan

peningkatan

dan

pemeliharaan

kesehatan (Health Promotion Behavior)


2) Perilkau pencegahan penyakit (Health Prevention Behavior) adalah
respon untuk melakukan pencegahan penyakit
3) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (Health Seeking
Behavior) yaitu untuk perilaku untuk melakukan atau mencari
pengobatan
4) Perilaku

sehubungan

dengan

pemulihan

kesehatan (Health

Rehabilitation Behavior) yaitu perilaku yang berhubungan dengan

usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu


penyakit.
Dari uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku adalah
merupakan konsepsi yang tidak sederhana, sesuatu yang kompleks ,
yakni suatu pengorganisasian proses- proses psikologis oleh
seseorang yang memberikan predisposisi melakukan responsi
menurut terhadap suatu obyek.
c. Pelayanan kesehatan
Dalam rangka meningkatan cakupan pelayanan keshatan kepada
masyarakat berbagai upaya di lakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat (Upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat atau UKBM). Sampai sekarang pelayanan kesehatan bagi
keluargaa tidak dalam bentuk paket untuk setiap menit keluarga, tetapi
dsalam pelayanan individu untuk setiap anggota keluarga.
d. Genetika atau Keturunan
Keluarga dibentuk menjadi 2 macam manusia dengan bermacammacam gen dan sifat yang mempengaruhi anak- anak mereka. Pelayanan
genetika dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga di anggap sulit dan
mahal untuk di laksanakan dan membutuhkan metode tehnologi yang
tinggi dengan ahli khusus (Bapelkes, 2010)
B. Manajemen/Asuhan Kebidanan pada keluarga
1. Manajemen Keluarga
a. Pengertian
adalah metode kerja profesi yang menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah yang merupakan alur kerja dari pengorganisasian.
Pemikiran dari langkah dari suatu urutan yang logis yang menguntungkan
baik bagi bidan atau pasien.

b. Langkah-langkah manajemen kebidanan


1) Pengkajian
Sebagai pemberi pelayanan kesehatan, bidan melakukan
identifikasi untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan
masyarakat di desanya, terutama kesehatan ibu dan anak. Untuk itu
bidan melakukan pengumpulan data. Berdasarkan sumber data,
pengumpulan di laksanakan secara langsung ke masyarakat (data S)
dan tidak langsung (data O).
a) Data S
Data S didapat dari informasi langsung yang diterima dari
masyarakat melalui wawancara.
b) Data O
Data O adalah data yang diperoleh dan hasil observasi pemeriksaan
dan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan.
2) Analisan Data
Sejumlah data yang dikumpulkan relefan, digunakan sebagai bahan
untuk analisa. Analisa adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data dalam pola, kategori dan suatu uraian dasar,
sehingga dapat ditemukan teman dan dapat dirumuskan hipotesa kerja
seperti yang diserahkan oleh data.
3) Perumusan Masalah
Setelah data di analisa selanjutnya dirumuskan masalah kesehatan
masyarakat. Rumusan kesehatan masyarakat dapat menggambarkan
keadaan kesehatan dan status kesehatan masyarakat karena merupakan
hasil dan pemikiran dan pertimbangan yang mendalami tentang situasi
kesehatan, lingkungan, normal, nilai yang dianut oleh masyarakat.
4) Prioritas Masalah
Berbagai permasalahan yang ada diklasifikasikan menurut prioritas
yang harus diselesaikan lebih dulu berdasarkan pertimbanganpertimbangan yang mengaruh pada resiko yang bisa terjadi dengan
masalah yang dihadapi.

5) Asuhan Kebidanan Komunitas


a) Data
Dengan melakukan pengkajian, kita dapat menemukan data;
i. Masalah-masalah kesehatan keluarga.
ii. Kebutuhan-kebutuhan kesehatan keluarga.
b) Rencana Tindakan
Langkah selanjutnya setelah pengkajian data adalah menyusun
perencanaan kesehatan keluarga. Rencana kesehatan keluarga
adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan bidan untuk
dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah
terindentifikasi.
c) Tujuan
Tujuan merupakan perencanaan yang lebih terperinci tentang hasil.
Tujuan akan menentukan kriteria yang akan dipakai untuk menilai
keberhasilan tindakan. Sedangkan standar adalah suatu tindakan
pelayanan yang diinginkan sesuai kriteria yang telah ditentukan ada
dua kriteria yaitu kriteria verbal atau kariteria yang diucap oleh
keluarga dan kriteria non verbal yaitu kriteria yang dapat diamati
atau dilihat.
d) Tindakan
Tindakan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana
pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam
pelaksanaannya, bidan memonitor perkembangan dan perubahan
yang terjadi pada ibu, anak dan lingkungan. Tidak semua upaya
yang dilakukan akan mencapai hasil yang diterapkan, karena dalam
pelaksanaan tindakan jarang ditemukan masalah dan hambatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
kebidanan :
i. Merangsang keluarga untuk mengenal dan menerima masalah
dan kebutuhan kesehatan.
ii. Menolong keluarga untuk menentukan tindakan.

10

iii. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat.


e) Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ketetapan dan
kesempurnaan antara hasil dengan tujuan yang diterapkan
sebelumnya. Suatu kegiatan dikatakan berhasil apabila evaluasi
menunjukkan data yang sesuai dengan tujuan yang dicapai, bukan
berarti tidak diperlukan pengkajian lebih lanjut. Bila kegiatan
berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam
mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul
akibat keberhasilan tersebut.
C. Teori Kasus
1.

Bahaya KB suntik terlalu lama jangka panjang


a. Definisi KB Suntik
KB suntik merupakan Suatu metode dari kontrasepsi yang
diberikan melalui suntikan. Ini merupakan metode yang mendapatkan
peminat yang paling tinggi karena dianggap sebagai cara yang aman,
lebih efektif, lebih simpel, tidak mengakibatkan efek samping yaitu tidak
mengganggu produksi ASI, serta dapat digunakan pasca melahirkan.
Metode dari KB suntik adalah dengan menyuntikkan cairan yang
berupa hormon progesteron yang diberikan secara periodik kapada
seorang wanita. Setelah disuntikkan, cairan yang berisi hormon
progresteron tersebut akan masuk ke dalam pembuluh darah lalu secara
bertahap akan diserap oleh tubuh guna mencegah kehamilan.
Cara kerja dari KB suntik adalah dengan cara mencegah
bertemunya sel telur dengan sperma yaitu dengan jalan menghentikan
keluarnya sel telur dari indung telur dengan tujuan untuk menghalangi
terjadinya ovulasi. Hal ini akan menyebabkan lendir vagina menjadi lebih
kental, sehingga dapat membantu untuk menghalangi sperma masuk ke
dalam rahim.
b. Jenis KB Suntik

11

Menurut BKKBN, KB suntik merupakan pilihan kontasepsi yang


paling efektif jika dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya.
Metode yang digunakan dalam KB suntik ini adalah dengan
menyuntikkan hormon progresteron intra muskule yang memiliki daya
kerja +/- selama 3 bulan. KB suntik diklasifikan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) KB suntik 1 bulan
Ini merupakan jenis KB suntik yang diberikan setelah 7 hari pertama
mengalami menstruasi atau 6 minggu setelah proses kelahiran.
Sunttikan ini diberikan 1 bulan sekali, dimana suntikan yang
diberikan merupakan kombinasi hormon medroxyprogesterone
Acetate (hormon progestin) dengan Estradiol Cypionate (hormon
estrogen). Cara kerja KB suntik dengan menggunakan kombinasi
kedua hormon tersebut akan memberikan beberapa efek seperti :
a)

Menurunkan kemampuan sperma untuk melakukan penetrasi


yaitu dengan cara mengentalkan mulkus serviks.
i.

Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur

ii. Mengurangi aktivitas kelenjar sehingga ukuran endometrium


mengalami penyusutan dan menipis.
iii.

Merangsang menstruasi atau haid setiap bulan


2) KB Suntik 3 bulan
Ini merupakan jenis KB suntuk yang diberikan selama 3 bulan atau
12 minggu sekali, yaitu dengan menyuntikkan hormon progesting
(medroxyprogesterone Acetate) dengan volume 150 mg. Sama seperti
KB suntik 1 bulan, KB suntik 3 bulan dimulai setelah 7 hari pertama
mengalami menstruasi atau 6 minggu setelah melahirkan.
c. Cara Kerja KB Suntik
Secara umum, cara kerja KB suntik adalah untuk :
1) Menghalangi masa subur (ovulasi)
Hormon progestin yang disuntikkan dengan kadar yang cukup tinggi
membuat lojakan Luteinizing Hormon (LH) menjadi terhambat. Hal

12

inilah yang nantinya akan menghambat terjadinya ovulasi. Selain itu,


hal ini juga akan berpengaruh pada penurunan follicle-stimulating
hormone (FSH).
2) Mengentalkan lendir pada serviks
Dengan mengentalnya lendir pada serviks akan mengakibatkan
penebalan mukus servik yang pada akhirnya akan mengganggu
proses penetrasi sperma.
3) Menghambat Transportasi Ovum pada tuba fallopi
Penyuntikan hormon progestin dapat membantu untuk memberikan
pengaruh terhadap kecepatan transportasi ovum pada bagian tuba
fallopi.
4) Mempengaruhi endometrium
Pemberian

hormon

progestin

juga

akan

berpengaruh

pada

endometrium, dimana bagian tersebut akan terkesan kurang baik


untuk proses impantasi dari ovum yang telah mengalami tahap
pembuahan.
KB suntik merupakan jenis kontrasepsi yang banyak dipilih oleh
masyarakat daripada jenis kontrasepsi lainnya. Namun ada baiknya juga
bila kita mengetahui beberapa bahaya atau efek samping yang bisa
ditimbulkan dengan penggunaan kontrasepsi ini. Diantaranya adalah :
1) Timbulnya gangguan menstruasi
Sebelum memutuskan untuk memilih menggunakan kontrasepsi KB
suntik, sebaiknya anda mengetahui bahwa bahaya KB suntik ini bisa
berdampak pada proses menstruasi seperti :
a) Terjadinya perubahan siklus menstruasi, yaitu bisa lebih panjang
maupun lebih pendek, seperti penggunaan jenis obat analgesik
b) Pada saat menstruasi, darah yang dikeluarkan bisa terlalu banyak,
maupun sedikit. Terkadang hanya timbul bercak-bercak saja
(spotling)
c) Tidak mengalami haid sama sekali

13

2) Kurang efektif
Seseorang yang memutuskan untuk melakukan kontrasepsi KB suntik
harus sering bolak-balik ke pusat pelayanan kesehatan guna
melakukan penyuntikan ulang setelah jangka waktu perlindungan
dari hormon progesteron tersebut habis. Misalnya saja mereka yang
memutuskan untuk ber KB suntik 3 bulan, maka tiap 3 bulan sekali ia
harus mendapatkan suntikan lagi. Begitu juga dengan KB suntuk 1
bulan, maka setiap bulan ia harus mendapatkan suntikan ulang
hormon progesteron kembali. Selain itu, penggunaan kontrasepsi ini
tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sesuka hati. Pengguna
kontrasepsi ini harus menunggu hingga masa efektif hormon habis.
3) Timbulnya masalah berat badan
Bagi para wanita yang pada dasarnya memiliki badan gemuk,
sebaiknya berhati-hati dengan jenis kontrasepsi ini. KB suntik dapat
menyebabkan kenaikan pada berat badan. Hal ini dikarenakan
hormon progesteron yang disuntikan ke tubuh dapat menambah nafsu
makan, yaitu dengan mempengaruhi pusat pengendali nafsu makan di
hipotamus sehingga akseptor makan akan meningkat dari biasanya.
4) Tidak dapat menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit
Penggunaan kontrasepsi KB suntik sangat rawan terhadap penularan
berbagai jenis penyakit menular berbahaya HIV AIDS, Hepatitis B,
maupun penyakit IMS.

14

5) Gangguan Masalah kesuburan


Pada saat memutuskan untuk menghentikan penggunaan KB suntik,
pengguna kontrasepsi ini bisa saja mengalami masalah kesuburannya,
yaitu terlambatnya proses kesuburannya kembali. Banyak yang
beranggapan bahwa hal tersebut adalah kelainan pada organ genitalia.
Namun, sebenarnya hal ini terjadi karena efek pelepasan obat belum
habis.
d. Efek KB Suntik dalam Jangka Waktu yang Lama
Untuk penggunaan KB suntik dalam jangka waktu yang panjang yaitu
lebih dari 3 tahun, dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti :
1) Menurunkan kepadatan tulang
Penggunaan kontrasepsi KB suntik dalam jangka waktu yang lama
akan dapat menyebabkan terjadinya penipisan pada tulang yang pada
akhirnya akan berdampak pada penurunan kepadatan tulang
(osteoporosis). Untuk itu, para ahli kesehatan sangat menyarankan
untuk melakukan konsultasi serta peninjauan setiap 2 tahun sekali
dengan tenaga medis.
2) Vagina menjadi kering
Penyuntikan hormon progesteron bisa mengakibatkan pengentalain
lendir pada vagina. Selain itu, juga dapat mengubah makanan yang
mengandung karbohidrat menjadi lemak yang sulit bereaksi terhadap
air. Hal ini berarti bahwa orang yang memiliki penumpukan lemak di
badan cenderung memiliki kadar air yang sedikit dalam tubuhnya.
Kondisi ini serupa saat hormon progesteron disuntikkan ke tubuh.
Ia dapat menyebabkan efek samping vagina menjadi kering dan dapat
menimbulkan rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual. Jika
hal tersebut dibiarkan terlalu lama, dikhawatirkan akan berdampak
pada penurunan gairah seksual pada pengguna.

15

3) Dapat menyebabkan depresi


Penyuntikkan hormon progesteron bisa berakibat pada perubahan
aktivitas tubuh seorang wanita. Dimana hal tersebut akan dapat
menyebabkan rasa lesu serta penurunan semangat dalam melakukan
rutinitas harian, merasa kepala sering pusing, cepat lelah, serta
terjadinya depresi.
4) Menyebabkan keputihan
Keputihan saat hamil juga bisa di sebabkan oleh masalah
ini. Bahaya KB suntik dapat menyebabkan perubahan hormon pada
seorang wanita. Hal ini diakibatkan oleh produk hormonal yang
digunakan pada kontrasepsi tersebut. Keputihan bisa ditandai dengan
keluarnya cairan seperti lendir (bisa encer maupun kental), tidak
berbau, tidak menimbulkan rasa panas, tidak gatal, serta tidak
menimbulkan keluhan lainnya. Selama tidak mengalami keluhan,
maka hal ini dianggap normal dan tidak mengkhawatirkan.
5) Dapat menimbulkan jerawat
Perubahan hormon yang terjadi akibat penggunaan KB suntik dapat
menyebabkan beberapa gangguan pada kulit, seperti timbulnya
jerawat. Hal ini disebabkan karena hormon yang disuntikkan dapat
menyebabkan sekresi pada kelenjar minyak dan lemak di wajah
secara berlebihan. yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya
penyumbatan pori-pori dan terjadi penyakit kulit dengan timbulnya
jerawat.
6) Penurunan libido

16

Penggunaan kontrasepsi hormonal seperti KB suntik dapat berakibat


pada penurunan libido. Hal ini nantinya dapat mempengaruhi gairah
seksual seorang wanita. Untuk itu sangat disarankan untuk
melakukan olahraga secara rutin guna meningkatkan kuantitas
hormon yang dapat meningkatkan libido.

17

e. Keuntungan Penggunaan KB Suntik


Meskipun banyak sekali bahaya yang bisa terjadi dari pemakaian KB
suntik. Namun KB suntik juga menawarkan berbagai macam keuntungan.
Adapun beberapa alasan yang mendasari seseorang lebih memilih alat
kontrasepsi ini antara lain adalah :
1)

Lebih aman
Hal ini dikarenakan terjadinya kasus kehamilan bagi mereka yang
memilih kontrasepsi ini sangatlah kecil, hanya berkisar 0.3 dari 100
wanita. Jenis kontrasepsi ini juga sangat aman digunakan oleh wanita
yang telah berusia lebih dari 35 tahun.
2) Lebih praktis Hal ini mungkin saja dikarenakan penyuntikan satu
hormon pada tubuh bisa memberikan perlindungan hingga 3 bulan
lamanya.
3) Tidak mempengaruhi jumlah produksi ASI
Menurut para ahli kesehatan penyuntikan hormon progesteron justru
berdampak baik bagi produksi ASI. Hal inilah yang menjadikan
alasan mengapa KB suntik sangat cocok bagi mereka yang masih
menyusui.
4) Dapat membantu menambah nafsu makan
Dalam beberapa kasus, penyuntikan hormon progesteron dapat
menambah nafsu makan, sehingga dapat membantu menaikkan berat
badan seperti konsumsi makanan penambah berat badan.
5) Mengurangi masalah haid

18

Penyuntikan hormon progesteron dapat bermanfaat untuk membantu


menguragi rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi. Selain itu,
hal tersebut juga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar pada
saat menstruasi.

19

6) Tidak perlu mengkonsumsi pil setiap hari


Dengan menerapkan KB suntik, maka Anda akan dapat terbebas dari
kebiasaan untuk mengkonsumsi pil kontrasepsi setiap hari. Cukup
dengan satu kali suntikan, Anda dapat terlindungi dari kehamilan
yang tidak diinginkan selama hampir 3 bulan.
7) Dapat menurunkan resiko berbagai macam penyakit
Menurut para ahli kesehatan, penyuntikkan hormon progesteron pada
tubuh wanita dapat menghindarkannnya dari berbagai jenis penyakit
seperti gangguan penyakit payudara, peradangan daerah panggul,
anemia, dan penyakit reproduksi lainnya.
2.

ALAT KONTRASEPSI IMPLAN/ SUSUK


a. Definisi
Salah satu jenis alat konntrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.
b. Jenis
Dikenal 2 macm implan. Yaitu :
1) Non biodegradable implan
Dengan ciri-ciri sebabagai berikut
a)

Norplan (6 kasul) , berisi hormon levonogrestel, daya kerja 5

tahun.
b) Norplan -2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3
tahun
c) Satu batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana
siap pakai: Tahun 2000.
d) Satu batang, berisi hormon 3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4
tahun (Hanafi,2010 : 179)
Sedangkan non biodegradable implan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

20

1) Norplan
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 kapsul kosong silastik
(karet silicon) yang diisi dengan hormon levonor ges trel dan ujungujung kapsul ditutup dengan Silastik adhesive. Tiap kapsul
mempunyai panjang 34 mm, diameter 2,4 mm, Berisi 36 mg
levonorgestrel,

serta

mempunyi

cirri

sangat efektif

dalam

mencegah kehamilan untuk lima tahun. Saat ini norplant yang


paling banyak dipakai (Hanafi, 2010 : 180)
2) Norplan -2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silastic yang padat,
dengan panjang tiap batang 44 mm. Dengn masing-msing batang
diisi dengan 70 mg levonorgestre di dalam matriks batangnya. Cirri
norplan-2 adalah sangat efektif untuk mencegah kehamilan 3
tahun. Pada kedua macam Implan tersebut, Levonogestrel berfungsi
melalui membran silastic dengan kecepatan yang lambat dan konstan.
Dalam 24 jam setelah Insersi, kadar hormondalam plasma darah
sudah cukup tinggi untuk mecegah ovulasi. Pelepasan hormon tiap
harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama, Kemudian
menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun (Hanafi ,2010 : 180)
c. Cara kerja
1) Menekan ovulasi .
2) Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit .
3) Menghambat perkembangan siklis dari endometrium (Hanafi ,2010 :
183)
d. Keuntungan
1) Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen.
2) Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat
reversibel.
3) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan.
4) Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.

21

5) Resiko terjadinya kehamilan ektropik lebih kecil jika dibandingkan


dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.

22

e. Kerugian
1) Susuk KB/implant harus dipasang dan diangka oleh petugas
kesehatan yang terlatih.
2) Lebih mahal.
3) Sering timbul perubahan pola haid.
4) Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
5) Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena
kurang mengenalnya.
f. Kontra Indikasi
1) Kehamilan atau disangka hamil.
2) Penderita penyakit hati akut.
3) Kanker payudara
4) Kelainan jiwa.
5) Penyakit jantung, hipertensi, diabettes mellitus.
6) Penyakit trombo emboli.
7) Riwayat kehamilan etropik (Hanafi ,2010 : 169)
g. Indikasi
1) Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu
yang lama tetapi tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan
AKDR.
2) Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen.
h. Efektivitas
1) Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita
per tahun dalam tahun pertama.
2) Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah sedikit setela 5
tahun, dan pada Tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.

23

i. Efek samping dan penanganannya


1) Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek
samping yang serius.
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika
terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak
ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan
dengan kontrasepsi oral kombinasi.
2) Perdarahan bercak (sepotting) ringan
Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan.
Bila tidak ada maslah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan
tindakan apapun. Bila klien mengeluh dapat diberikan :
a) Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1, atau
b) Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa,
berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan
dengan satu siklus pil kombinasi.
3) Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat
saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu
mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan
metode kontrasepsi yang lain.
4) Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.Bila
tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya,
pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila
ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru
pada lengan yang lain atau ganti cara.

24

5) Infeksi pda daerah insersi


Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau
antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan
dilepas dan minta klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik,
cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti
cara. Bila ada abses : bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan
pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka, beri antibiotik
oral 7 hari (Hanafi ,2010 : 184)
j. Waktu pemasangan
1) Sewaktu haid berlangsung
2) Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil
3) Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin
4) Saat ganti cara dari metode yang lain
5) Pasca keguguran
3.

GIZI SEIMBANG BAGI BALITA

Pengertian Status Gizi


Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir
darikeseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan
utilisasinya(Sediaoetama, 2010).
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentukvariabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu(Supariasa, dkk, 2010).
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun
dimana umur 5 bulan BB naik 2 kali BB lahir dan 3 kali BB lahir pada
umur 1 tahun dan menjadi 4kali pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai
lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg per tahun,
kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2010).

25

26

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita


Ada beberapa faktor yang sering merupakan penyebab gangguan
gizi, baik langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung
gangguan gizi khususnya gangguan gizi pada bayi dan balita adalah tidak
sesuai jumlah giziyang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan
tubuh mereka. Beberapa faktor yang yang secara tidak langsung
mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita anatar lain
(Proverawati, 2010)
c. Pengetahuan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga
yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang
dihidangkan seadanya. Dengan demikian kejadian gangguan gizi tidak
hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi
juga

pada

keluarga

yang

berpenghasilan

cukup.

Keadaan

ini

menunjujkkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan


tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,
khususnya makanan balita. Masalah gizi karena kurangnya pengetahuan
dan ketrampilan dibidang memasak akan menurunkan konsumsi makan
anak,

keragaman

bahan

dan

keragaman

jenis

makanan

yang

mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan.


d. Persepsi
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi
tetapi tidak digunakan atau hanyak digunakan secara terbatas akibat
adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu.
Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat
keluarga. jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu

27

yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah masih
dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.
e. Kebiasaan atau pantangan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makanan
tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan
terhadap anak untuk makan telur, ikan atau daging hanya berdasarkan
kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis
turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan
makanan seperti guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
d. Kesukaan jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu
atau disebut sebagaifaddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak
yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau
adik yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawat secara
baik. Anak Dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan
ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih
sayang.
f. Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan
yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga turut
menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik
kualitas maupun jumlah makanan.

28

g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau
makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang
seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
3.

Kebutuhan nutrisi bagi balita


Kebutuhan giziyang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya
energi dan protein.kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang
lebih 100-120 Kkal/kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan
umur,kebutuhan energi turun kurang lebih 10 Kkal/kg berat badan.Energi
dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat,lemak,dan juga
protein.
Kebutuhan nutrisi balita merupakan prioritas utama dalam mencukupi
kebutuhan gizinya setiap hari. Nutrisi yang diperlukan oleh balita tentu akan
sangat berperan penting dalam menunjang pertumbuhannya hari demi hari.
Masa balita merupakan dimana masa transisi di usia 1-2 tahun, dan untuk
memenuhi nutrisi balita dimulai dengan makan makanan padat, menerima
rasa serta tekstur makanan yang baru ia coba.
Pertumbuhan balita tentunya sangat ditunjang dengan asupan nutrisi
yang sehat dan bergizi dari berbagai makanan. Bagi usia balita dibutuhkan
1000-1400 kalori per hari, namun tergantung dari usia, besar tubuh, serta
tingkat aktivitas si kecil. Jumlah kebutuhan nutrisi balita pada setiap anak
tentu saja berbeda-beda dan tidak perlu menyesuaikan dengan jumlah yang
dibutuhkan, namun yang terpenting anda harus tetap memberikan nutrisi
yang bervariasi setiap harinya demi menunjang pertumbuhannya.

29

Berikut jumlah rata-rata kebutuhan nutrisi balita yang dibutuhkan


setiap harinya berdasarkan Piramida Panduan Makanan pada balita usia 2-3
tahun :
a. Biji padi-padian
Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 3 ons (85
gram).Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 4-5 ons
(110-140 gram).
Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 potong roti, 1
gelas takar sereal siap saji, atau 1/2 gelas takar nasi atau jenis pasta yang
telah matang.
b. Sayuran
Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas
takar.Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas
takar.
Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikannya bisa
menggunakan gelas takar. Sajikan sayuran yang telah halus, dipotong
hingga kecil dan dimasak sampai matang untuk mencegah anak tersedak.

30

c. Buah-buahan
Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas
takar.Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas
takar.
Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikan jumlahnya
gunakan gelas takar. Pisang dengan panjang 20-23 cm sama dengan 1
gelas takar.
d. Susu
Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 gelas (400
ml).Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 2 gelas
(400 ml).
Contoh makanan dan cara penyajian: 1 gelas sama dengan seperti 1 gelas
susu, 1 1/2 ons (45 gram) keju alami, atau 2 ons (60 gram) keju yang
sudah diproses.
e. Daging dan kacang-kacangan
Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 ons (65
gram).Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 3-4 ons
(85-115 gram).
Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 ons (300
gram) daging ayam atau ikan, 1/4 gelas takar kacang-kacangan matang
atau 1 butir telur.
Selain kebutuhan nutrisi di atas, lengkapi juga balita dengan asupan 500
miligram kalsium per hari. Jumlah nutrisi tersebut sangat mudah
didapatkan jika Anda memberikan sedikitnya dua gelas susu per hari.

31

Balita sangat membutuhkan kalsium serta vitamin D, dimana sangat


penting untuk membangun tulang yang kuat.
Kebutuhan nutrisi lainnya seperti 7 miligram zat besi juga dibutuhkan
oleh balita setiap harinya. Sumber makanan bisa diperoleh dari nasi,
daging, ayam, ikan, kacang-kacangan, tahu serta makanan yang kaya akan
vitamin C seperti brokoli, tomat, jeruk, dan strawberry yang dapat
meningkatkan serapan zat besi di dalam tubuh.
1) Pemberian nutrisi pada anak harus tepat, artinya:
a) Tepat kombinasi zat gizinya, antara kebutuhan karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral serta kebutuhan cairan tubuh anak, yaitu 11,5 liter/hari.
b) Tepat jumlah atau porsinya, sesuia yang diperlukan tubuh
berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.
c) Tepat dengan tahap perkembangan anak, artinya kebutuhan aklori
anak berdasarkan berat badan dan usia anak.
4.

Kandungan Zat Gizi yang Diperlukan Bagi Bayi dan Balita :


a. Protein
Dua jenis protein yaitu: protein hewani, yang didapati dari daging hewan
(telur,susu,daging) dan protein nabati (tempe,tahu) yang didapat dari
tumbuh-tumbuhan. Nilai gizi protein hewani lebih besar dari protein
nabati dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian,
kombinasi penggunaan protein nabati dan hewani sangat dianjurkan.
Fungsi Protein:
1) Penunjang pertumbuhan

32

Protein merupakan bahan padat utama dari otot organ dan glandula
endoterm. Merupakan unsur utama dari matriks tulang dan
gigi,kulit,kuku,rambut,sel darah dan serum.
2) Pengaturan proses tubuh
Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh. Protein juga
mempertahankan

ketahanan

terhadap

mikroorganisme

mengadakan invasi karena antibody bersifat protein.

yang

33

3) Energi
Protein merupakan sumber energi potensial, setiap gram menghasilkan
sekitar 4 kkal. Jika protein digunakan untuk energi maka tidak akan
dipakai untuk kebutuhan sintesis. Sumber protein: ASI, susu formula,
sereal atau gandum, telur, tahu, tempe, ikan, dan daging.
b. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak, Bayi yang baru mendapat
asupan makanan dari ASI. Pada anak yang lebih besar yang sudah
mendapat makanan tambahan pendamping ASI, karbohidrat dapat
diperoleh dari makanan yang mengandung tepung seperti: bubur susu,
sereal,roti,nasi tim atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan
karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan
memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh
Fungsi Karbohidrat:
Hampir semua karbohidrat pada akhirnya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh. Beberapa karbohidrat yang ada digunakan untuk
sintesis dari sejumlah senyawa pengatur.
c. Energi
Setiap gram karbohidrat yang dioksidasi rata-rata menghasilkan 4 kalori.
Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glucose akan digunakan secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan sejumlah kecil akan
disimpan sebagai glikogen dalam hepar dan otot dan beberapa akan
disimpan sebagai jaringan adipose untuk dikonversi menjadi energi.

34

Glukose merupakan satu-satunya untuk otak dan jaringan saraf dan harus
tersedia dengan mudah. Setiap kegagalan untuk mencatu glukosa dan
oksigen untuk oksidasi dengan cepat akan menimbulkan kerusakan otak,
terutama pada masa neonatus. Pertumbuhan otak terjadi sangat cepat
dalam minggu terakhir kehidupan intrauterine. Karena itu penting
diusahakan agar bayi yang dilahirkan sebelum aterm tidak kekurangan
glucose sehingga pertumbuhan otak dapat berlanjut, bayi yang kecil untuk
umur cenderung mengalami hipoglikemia dan karena itu, berada dalam
resiko.
d. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang
berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow,D.R.dan Reeding
BA,1988) Kekurangan vitamin akan menyebabkan tubuh cepat merasa
lelah, kurang nafsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf serta
dapat mengurangi ketajaman penglihatan. Vitamin C penting untuk tubuh
untuk pembentukan substansi antar sel, meningkatkan daya tahan tubuh
dan meningkatkan absorbsi zat besi dalam usus.Vitamin D penting untuk
penyerapan dan metabolisme kalsium dan posfor, pembentukan tulang
dan gigi.
Sumber-sumber vitamin :
1) Vit A : tomat, wortel, sayur-sayuran hijau
2) Vit B : beras merah
3) Vit C : jeruk, jambu biji
4) Vit D : buah dan sayur
5) Vit K : jambu biji
e. Mineral

35

Fungsinya untuk mengaktifkan metabolisme tubuh


Mineral antara lain :
1) Kalsium

: Susu, tempe, tahu, ikan teri.

2) Fosfor

: Daging, unggas, ikan, telur, beras.

3) Zat Besi

: Hati, daging unggas, ikan, telur, sayuran hijau, kacangkacangan, biji-bijian.

4) Lodium

: Garam berio

5) Iodium

: Garam beriodium, ikan dan hasil laut.

6) Fluor

: Air minum, bahan makanan hewani maupun nabati.

36

5. Makanan Yang Tepat Pada Balita :


a. Usia 2 tahun lebih
Diberikan makanan yang biasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan
buah. Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari. Kebutuhan kalori kurang
lebih 100 kkal/kgBB. Anjuran untuk orangtua dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah:
1) Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan,misalnya memberi
makan sambil mengajaknya bermain.
2)

Beri kesempatan anak belajar makan sendiri.


3) Jangan menuruti kecendrungan anak untuk hanya menyukai satu jenis
makanan tertentu.
4) Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak
terlalu besar.

5)

Kurangi frekuensi minum susu, dianjurkan 2x sehari saja.


6. Contoh Menu Seimbang Balita
Menu makanan balita usia 2 sampai 5 tahun :
a. Pagi Bubur beras atau roti oles mentega/margarinTelur, daging atau ikan
satu gelas susu.
b. Snack; biskuit, kue basah atau es krim.
c. Siang nasi daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe sayur , tomat,wortel,
bayam.
d. Snack; biskuit, kue basah atau es krim.

37

e. Malam nasi atau roti oles mentega/margarin daging, ayam, ikan, tahu
atau tempe sayur mayur Buah atau puding satu gelas susu contoh
menu.
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan
dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai
berikut :
1) Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari
sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
2) Kebutuhan

bahan

makanan

itu

perlu

diatur, sehingga

anak

mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu


hari.
Waktu-waktu yang disarankan adalah:
1)

Pagi hari waktu sarapan.

2)

Pukul 10.00 sebagai selingan, tambahkan susu.

3)

Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

4)

Pukul 16.00 sebagai selingan

5)

Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

6)

Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

7)

Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.


4.

BAHAYA ROKOK
a. Definisi Rokok
Dari definisi yang saya temukan di blog wikipedia, di sana
dikatakan, Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70

38

hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10


mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya
tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
b. Bahaya Rokok & Dampaknya
Dari aspek psikologis, merokok dapat menimbulkan relaksasi,
mengurangi ketegangan, dan melupakan sejenak masalah yang sedang
dihadapi. Hal ini kemudian disadari oleh perokok bahwa ada kondisi yang
menyenangkan yang ditimbulkan dengan merokok. Pada kondisi inilah
timbul hasrat atau keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut.
Namun hal ini akan berbeda jika ternyata sang perokok itu adalah
anak-anak. Mengapa demikian? Karena masa anak-anak adalah masa
dimana individu memulai dan mencapai pertumbuhan yang hampir
optimal, dan sangat tidak pantas sekali jika anak-anak bahkan anak di usia
dini sudah melakukan rutinitas negatif tersebut, yaitu merokok. Padahal
pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak adalah masa yang
paling penting dalam rentang kehidupan, karena pertumbuhan dan
perkembanggan pada masa anak-anak akan sangat berpengaruh dan pasti
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada masa-masa
selanjutnya.
Berikut adalah beberapa bahaya merokok bagi anak-anak :
1) Masalah dan penyakit pernapasan; kapasitas paru-parunya akan
berkurang 25 persen serta memiliki risiko terkena bronkitis dan
pneumonia dua kali lebih tinggi.

39

2) Mengganggu perkembangan kecerdasan; suatu penelitian di Italia,


menunjukkan, anak-anak yang merokok kemampuan untuk belajar
membacanya lebih lambat dibandingkan anak-anak yang ibunya tidak
merokok. Penelitian lain di Amerika, menunjukkan, anak-anak
berumur 11 tahun yang merokok, kemampuan belajarnya terlambat 6
bulan.
3) Hiperaktif dan cepat lelah; anak-anak yang merokok akan cenderung
lebih aktif dibandingkan anak-anak lain, disebabkan pengaruh rokok
yang memberikan rasa percaya diri yang berlebihan namun keaktifan
tersebut tidak akan bertahan lama karena kapasitas paru-paru dari
anak tersebut akan berkurang seiring kebiasanya merokok sehingga
mengakibatkan dirinya menjadi cepat lelah.
4) Kanker otak 22%
5) Leukemia
6) Jangkitan telinga
7) Sindrom kematian mendadak
c. Bahaya Merokok di dalam Rumah
Zat beracun dari asap rokok itu kemudian akan menetap lama di
semua perabot rumah tangga yang terkontaminasi. Merokok di dalam
rumah ternyata tak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga
semua orang yang tinggal di rumah itu. Sebuah penelitian menemukan,
merokok di dalam rumah akan meninggalkan zat-zat beracun di perabotan
rumah, karpet, tirai, bahkan dinding rumah.
Seorang ahli kimia, dokter Eunha Hoh mengungkapkan, asap
rokok mengandung ribuan bahan kimia yang bisa tinggal di suatu
permukaan. Dari ribuan bahan kimia itu, banyak yang beracun dan
bersifat karsinogenik. Menurut ilmuwan, semakin lama suatu lingkungan
terpapar bahan kimia, maka dapat mengubah senyawa kimia menjadi
berbahaya. Jika terpapar selama bertahun-tahun, dapat meningkatkan
risiko kanker, serangan asma, masalah pada paru-paru, iritasi di
tenggorokan, dan mata.

40

Asap rokok memang dapat diserap ke semua permukaan yang


berpori. Zat beracun dari asap rokok itu kemudian akan menetap lama di
semua perabot rumah tangga yang terkontaminasi. "Kami benar-benar
terkejut dengan betapa kuatnya kontaminasi di rumah, bahkan setelah
beberapa bulan orang berhenti merokok di dalam rumah," ujar seorang
ilmuwan kesehatan lingkungan, dokter Penelope Quintana.
Merokok di dalam rumah tentu akan membahayakan kesehatan
anak-anak yang sering bermain-main di sofa maupun karpet di rumah
mereka. Peneliti menyebut anak-anak ini sebagai perokok ketiga atau
mereka yang tidak merokok, tidak terpapar asap rokok secara langsung,
akan tetapi terpapar zat beracun dari asap rokok yang telah mengendap di
perabotan rumah.
Penelitian lain menunjukkan, orangtua yang merokok di kebun
atau halaman rumah juga tetap bisa membahayakan anak-anak. Peneliti
pun mengingatkan orang-orang untuk berhati-hati jika membeli rumah
bekas perokok. Seorang psikolog dari San Diego State University,
Amerika Serikan, Georg Matt bahkan mengatakan bahwa rumah adalah
gudang polusi asap tembakau. Georg telah 20 tahun meneliti efek asap
rokok bagi orang ketiga.
d. Kandungan Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan
setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan dan 43
jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.
Racun utama bagi rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.
1) Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru, mengandung bahan kimia yang beracun, sebagian
merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker.
2) Nikotin adalah zat aditif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah. Zat yang bersifat karsinogen, dan memicu kanker paru yang
mematikan.

41

3) Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam


darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif
(polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat
(acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun
serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen
cyanide).

42

e. Penyakit Akibat Merokok


1) Kanker mulut
2) Kanker paru-paru
3) Kanker perut
4) Kanker payudara
5) Penyakit jantung
6) Stroke
7) Kemandulan
8) Bronchitis
9) Osteoporosis
f. Dampak negatif rokok bagi perokok pasif:
1)

Pembentukan lendir pada saluran napas secara berlebihan

2)

Batuk

3)

Iritasi paru-paru

4)

Nyeri dada

5)

Iritasi pada saluran pernapasan dan mata


g. Dampak negatif rokok bagi perokok aktif:
1)

Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung

2)

Kadar kolesterol dalam darah meningkat

3)

Tekanan darah tinggi

4)

Diabetes dan stroke


h. Mengapa Orang Merokok
1) Rokok tanda kejantanan
2) Ekspresi perlawanan dan pemberontakan
3) Kebiasaan sehari-hari (budaya)
4) Peer pressure (tekanan teman sebaya)
5) Pencapaian kebebasan
6) Pelarian tekanan hidup
i. Tips Berhenti Merokok
Dikenal dengan 8M:
1) Memiliki niat dan motivasi

43

2) Minum air atau juice buah


3) Memohon doa
4) Membuat sesuatu
5) Mengunyah sesuatu
6) Menarik nafas panjang
7) Melengahkan nyalaan api rokok
8) Melakukan olahraga
j. Upaya Pencegahan
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku
merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan
menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba
untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh
oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau
kebiasaan keluarga/orang tua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat
dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak
merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang
menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara
membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek
yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk
kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio.

44

BAB III
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK N
A. PENGKAJIAN DATA
I. DATA UMUM
1. Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Bp.N
Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 30 tahun

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Indonesia

Pendidikan

: SMP

Status Pernikahan

: Usia menikah suami

Alamat

: 20 th, istri :18th

Lama pernikahan

: 10 tahun

Jumlah Anak

: 1 (Satu)

: Desa Kunti RT 08 RW 03 Kecamatan Andong,


Kabupaten Boyolali.

2. Anggota Keluarga
N

Nama

Umu

L/

Hub.

Pendidikan

Pekerjaan Keterangan

o
1.

Tn. N

r
30

P
L

Kel.
Suam

SMP

PETANI

2.
3.

i
Ny. S
27
P
Istri
SMP
An. S 5
P
Anak Belum tamat TK
3. Kesehatan lingkungan keluarga :

IRT
SISWI

a. Status rumah (kepemilikan) : Milik sendiri

b.

Jenis rumah

: Permanen

Atap rumah

: Genting

Lantai rumah

: Semen

Ventilasi

: Jendela dan pintu

Sumber penerangan

: Listrik

45

c.

Sumber air bersih

: Sumur

Penggunaan air

: Mandi, Memasak

Tempat penyimpanan air

: Gentong

Pengurasan tempat air minum: 2 hari sekali


Kualitas air

: Bersih

d. Pembuangan limbah

: Tertutup

Jarak dengan sumber air bersih (sumur): 15 m


Keadaan

: Baik

e. Pembuangan tinja (jamban) : Ada wc


f. Pembuangan sampah

: Terbuka

g. Kandang ternak : jauh/ dekat, jarak dari rumah : Tidak ada

4.

Jenis ternak yang ada/ dimiliki

: Tidak ada

Pemanfaatan pekarangan

: Sayuran

Kepemilikan :
a.Jaminan sosial kesehatan : BPJS
b. Kegiatan sosial yang diikuti

: Arisan, PKK.

(khususnya tentang arisan, ambulance desa, tabulin, donor darah, dan


kegiatan lain terkait dengan pelaksanaan Desa Siaga).
c.Informasi tentang kesehatan pernah diperoleh dari :
Ibu mengatakan sudah pernah memperoleh informasi kesehatan dari
petugas kesehatan.
d. Kendaraan yang dimiliki dan dapat digunakan sewaktu waktu :
Tn. N mengatakan ketika berpergian selalu menggunakan sepeda motor.
e.Keadaan sosial ekonomi :

Cukup

46

5.

Kebiasaan kesehatan keluarga (kebiasaan tidur, makan, eliminasi,


personal hygiene, kebiasaan kesehatan lainnya (merokok, olahraga dll)
& pemanfaatan fasilitas ke:

Nama
Tn.N

Istirahat/
Tidur
8jam/ hari

Kebiasaan
Nutrisi

Personal Hygiene (OR,

8 jam/ hari

8 jam/ hari

Miras,

3 x / hari

Keramas 2x/ mgu

Merokok (dalam sehari +

Nasi, sayur, lauk

Mandi 2x/ hr

1 bungkus dan merokok

3 x / hari

Gosok gigi 2x/ hr


Keramas 2x/ mgu

Nasi, sayur, lauk

Mandi 2x/ hr
Ganti baju 2x/ hr

An.S

Rokok,

fasilitas kesh)

Ganti baju 2x/ hr


Ny.S

kesehatan

2 x / hari

Gosok gigi 2x/ hr


Keramas 2x/ mgu

Nasi, sayur, lauk

Mandi 2x/ hr
Ganti baju 2x/ hr
Gosok gigi 2x/ hr

didalam rumah)

Olah raga setiap pagi


(jalan jalan)

47

II. DATA KHUSUS


1. Ibu akseptor KB DMPA
DS : a. Ibu mengatakan memakai Kb suntik 3 bulan selama kurang lebih 3
tahun.
b. Ibu mengatakan memakai Kb suntik 3 bulan sejak tahun 2013.
c. Ibu mengeluh menstruasinya tidak teratur.
d. Ibu mengatakan dalam 3 bulan terakhir ini belum mendapatkan
menstruasi.
e. Ibu mengatakan kesehatan sekarang, yang lalu dan keluarga tidak
mempunyai riwayat penyakit Jantung, Hypertensi, Malaria, Penyakit
Kelamin, DM, dll.
DO : a. Pemeriksaan Umum
i.

Keadaan Umum

: Baik

ii. Kesadaran

: Composmentis

iii. Status emosional

: Satabil

iv. HPL

: 26 Desember 2015

v. Tanda Vital

vi.

TD

: 110/70 mmHg

Nadi

: 84 x/menit

RR

: 24 x/menit

Suhu

: 36.10C

BB

: 58 kg

vii. TB

: 146 cm

viii.LILA

: 25 cm

ix. Status Present


1) Kepala
a) Rambut

: Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit


kepala tidak ketombe.

Muka
b) Mata

: Tidak ada oedema, tidak pucat.


: Conjungtiva
Sklera

: Merah muda
: Tidak ikterik

48

c) Hidung

: Bersih, tidak ada polip.

d) Telinga

: Tidak ada serumen, simetris.

e) Mulut

: Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak


berdarah.

2) Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan


vena jugularis.

3) Dada

: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.

4) Mammae

: Simetris, tidak ada benjolan abnormal.

5) Perut

: Tidak ada bekas luka operasi.

6) Genetalia

: Tidak ada varises, tidak mempunyai


penyakit kelamin.

7) Ekstremitas

Atas

: Normal, gerak aktif.

Bawah

: Normal, tidak ada varises, gerak aktif.

2. Balita usia 5 tahun :


DS : a. Ibu mengatakan anaknya berumur 5 tahun
b. Ibu mengatakan anaknya dengan tumbuh kembang normal
c. Ibu mengatakan anaknya terpapar asap rokok
d. Ibu mengeluh anaknya susah makan
DO : a. Pemeriksaan Umum
i. Keadaan umum

: Baik

ii. Kesadaran

: Composmentis

iii. Tanda Vital

Nadi

: 100 x/menit

RR

: 35 x/menit

: 36,50C

iv. BB/PB
v. LD/LK

: 15 kg / 75 cm
: 50 cm / 48 cm

49

b. Pemeriksaan Fisik Khusus


i.
iii.

Muka

ii. Mata
Telinga: Normal, simetris.
iv.
v.
vi.
vii.

: Simetris, tidak oedema, tidak pucat.


: Simetris, sklera purih, dan konjungtiva merah muda.
Mulut : Lidah bersih, gigi bersih tidak ada caries.
Hidung : Bersih, tidak ada secret.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : Simetris

Dinding thoraks : Tidak ada retraksi dada


Nafas
viii.

ix.

: Teratur, tidak ada bunyi wezing

Abdomen :

Ekstremitas

Dinding abdomen/turgor

: Turgor baik

Kandung kemih

: Kosong

:
Atas

: Normal, gerak aktif.

Bawah : Normal, tidak ada varises, gerak aktif.


x.

Tulang punggung

: Baik, tidak terdapat benjolan

3. Kepala keluarga perokok aktif


DS : a. Tn. N umur 30 tahun mengatakan merokok aktif
b. Tn. N mengatakan merokok dalam sehari menghabiskan 1 bungkus
c. Tn. N mengatakan merokok di dalam rumah
DO : a. Pemeriksaan Umum
i.

Keadaan Umum

: Baik

ii. Kesadaran

: Composmentis

iii. Status emosional

: Satabil

iv. Tanda Vital

v.

TD

: 120/80 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

RR

: 28 x/menit

Suhu

: 36.70C

BB

vi. TB

: 70 kg
: 168 cm

50

vii. Status Present


1) Kepala
a) Rambut

: Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit


kepala tidak ketombe.

Muka
b) Mata

: Tidak ada oedema, tidak pucat.


: Conjungtiva
Sklera

: Merah muda
: Tidak ikterik

c) Hidung

: Bersih, tidak ada polip.

d) Telinga

: Tidak ada serumen, simetris.

e) Mulut

: Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak


berdarah.

2) Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan


vena jugularis.

3) Dada

: Simetris.

4) Genetalia

: Tidak mempunyai penyakit kelamin.

5) Ekstremitas

Atas

: Normal, gerak aktif.

Bawah

: Normal, tidak ada varises, gerak aktif.

B. ANALISA DATA
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan hasil bahwa keluarga Tn. N di kadus
III Kunti Lor, Desa Kunti mempunyai masalah kesehatan antara lain :
1. Kepala keluarga mempunyai kebiasaan merokok (dalam sehari + 1 bungkus
dan merokok didalam rumah).
2. Ibu adalah akseptor KB DMPA selama + 3 tahun dengan keluhan menstruasi
tidak teratur.
3. Balita berusia 5 tahun dengan susah makan dan terpapar asap rokok.

51

C. PERUMUSAN MASALAH
1. Tn. A umur 30 tahun dengan kebiasaan merokok.
Masalah : Kepala keluarga dengan kebiasaan merokok
2. Ny. S umur 27 tahun dengan Akseptor Kb DMPA + 3 tahun dengan menstruasi
tidak teratur.
Masalah : Akseptor Kb DMPA > 2 tahun dengan menstruasi tidak teratur.
3. An. S umur 5 tahun dengan susah makan dan terpapar asap rokok
Masalah : Balita dengan susah makan dan terpapar asap rokok
D. PRIORITAS MASALAH
1. Akseptror Kb DMPA > 2 tahun
2. Balita dengan susah makan dan terpapar asap rokok
3. Kepala keluarga dengan kebiasaan merokok

52

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
1. Masalah : Akseptor KB > 2 tahun
Ibu P1A0 umur 27 tahun akseptor Kb DMPA + 3 tahun dengan menstruasi tidak
teratur.
Pemecahan masalah yang sudah dilakukan :
a. Melakukan konseling efek samping pemakaian Kb DMPA lebih dari 2 tahun.
b. Memberikan penyuluhan tentang macam macam alat kontrasepsi
c. Membantu ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan untuk
sementara waktu.
Evaluasi akhir :
Ibu pada pertemuan ke 5 sudah dilakukan pemasangan implant di Bidan Sri.
Kondisi tersebut diatas berdasarkan teori (Handayani, 2010) yang menyatakan
: Alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik
yang berisi hormon, dipasang pada lengan dalam jangka waktu pemakaian 3
tahun.
2.

Masalah : Balita dengan susah makan


An. S umur 5 bulan dengan pola makan susah.
Pemecahan masalah yang sudah dilakukan :
a. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang gizi seimbang balita
b. Menjelaskan kepada ibu kandungan Zat Gizi yang diperlukan Bagi Bayi dan

Balita
c. Melakukan pemantauan kebiasaan makan pada balita.
Evaluasi akhir :
An. S pada pertemuan ke 4 sudah mau makan setiap kali makan habis 1/2 porsi,
sehari makan 3 kali.
Kondisi tersebut diatas berdasarkan teori (Melinda, 2011), yang menyatakan
bahwa rata rata balita dalam usia 5 tahun mengalami susah makan
dikarenakan beberapa faktor, yaitu : kehilangan selera makan, sedang pilek dan

53

batuk, mengkonsumsi cemilan, tidak nafsu makan, makan manis sebelum jadwal
makan.
3.

Masalah : Kepala keluarga dengan merokok


Tn. N umur 30 tahun dengan perokok aktif.
Pemecahan masalah yang sudah dilakukan :
a. Memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok.
b. Menjelaskan bahaya perokok aktif dan perokok pasif
c. Menjelaskan kandungan yang terdapat didalam rokok
d. Memberitahu Tn. N untuk merokok diluar ruangan.
Evaluasi akhir :
Tn. N berusaha untuk merokok diluar ruangan dan jauh dari anak anak.
Kondisi tersebut diatas berdasarkan teori (Sediaoetama,2010), yang

menyatakan Bahaya asap rokok bagi anak-anak : Masalah dan penyakit


pernapasan, mengganggu perkembangan kecerdasan, Hiperaktif dan cepat lelah,
kanker otak 22%, leukemia, jangkitan telinga, sindrom kematian mendadak.

54

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Akseptor KB DMPA > 2 tahun setelah dilakukan konseling secara intensif
maka diambil keputusan untuk ganti cara kontrasepsi yaitu dengan KB
implant.
2. Balita umur 5 tahun dengan susah makan setelah dilakukan penyuluhan, orang
tua sudah mengerti gizi seimbang pada balita, porsi makan balita yaitu 1/2 porsi,
sehari makan 3 kali.
3. Kepala keluarga merokok setelah dilakukan konseling, maka Tn. N sudah
mulai bisa mengurangi rokoknya yang tadinya 1 bungkus sehari sekarang
menajdi 1/2 bungkus perhari dan lokasi untuk merokok diluar ruangan dan
jauh dari anak anak.
B. Saran
1. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai
kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada keluarga.
2. Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat
mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara
mandiri.
3. Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang
dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.

55

DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (edisi revisi V)
cetakan kedua belas. Jakarta : Rhineka Cipta.
Utami Roesli, 2011. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media.

Proverawati, 2010, Buku Ajara Gizi untuk Kebidanan, Yogjakarta, Nuha


MeidkaMelinda, 2011, Kebutuhan Nutrisi
Balita, http://www.melindahospital.com, Tgl 090413 jam 11:30

Anda mungkin juga menyukai