pada orbital 1s masing-masing atom diperlukan sejumlah energi (tidak akan terjadi secara
spontan) yang menyebabkan ikatan yang terbentuk akan stabil. Hal ini menjaga agar atomatom tetap stabil pada molekul.Orbital molekul yang terbentuk ini disebut Bonding
Molecular Orbital (Orbital molekul Ikatan). Orbital ini akan simetris terhadap sumbu
ikatan. Orbital molekul jenis ini disebut Sigma Molecular Orbital (Orbital Molekul Sigma),
. Simbol 1s digunakan untuk menggambarkan orbital molekul ikatan yang terbentuk dari
2 orbital atom 1s.
Cara yang kedua, yaitu berinteraksi secara Out-of-Phase. Ketika orbital atom saling
tumpang tindih, interaksi secara Out-of-Phase menyebabkan penurunan intensitas muatan
negatif. Hal ini menimbulkan gaya tarik yang lebih lemah antara elektron dan inti atom.
Gaya tarik yang lebih lemah mengarah kepada energi potensial yang lebih tinggi. Elektron
akan lebih stabil jika berada pada orbital 1s masing-masing atom, sehingga elektron dalam
orbital molekul ini akan melemahkan ikatan antar atom. Orbital molekul kenis ini disebut
Anti-bonding Molecular Orbital (Orbital Molekul Anti-ikatan). Orbital molekul ini juga
akan simetris terhadap sumbu ikatan, sehingga orbital ini adalah orbital molekul sigma
namun dengan simbol *1s. Tanda * mengindikasikan orbital molekul anti-ikatan
Gambar. Dua cara atom saling tumpang tindih untuk membentuk 2 orbital molekul.
Berikut ini adalah aturan-aturan yang digunakan dalam menggambarkan diagram
orbital molekul
1. Tentukan jumlah elektron dalam molekul. Jumlah elektron per atom diperoleh dari
nomor atom pada tabel periodik (Jumlah total elektron buakn hanya elektron
valensi)
2. Isi orbital molekul dari bawah hingga ke atas sampai semua elektron terisi
3. Orbital harus terisi dengan spin yang sejajar sebelum elektron nya mulai
berpasangan (Kaidah Hund)
Kemudain stabil tidak nya suatu molekul ditentukan melalui orde ikatan (Bond Order)
Bond Order = 1/2 (#e- in bonding MOs #e- in antibonding MOs) Bond order digunakan
untuk meramalkan kestabilan molekul
1. Jika bond order suatu molekul sama dengan nol (0) maka molekul tersebut tidak
stabil
2. Jika bond order lebih dari nol (0) maka molekul tersebut stabil
3. Semakin besar nilai dari bond order, semakin stabi ikatan dalam molekul
Kita juga dapat menentukan molekul tersebut bersifat paramagnetic atau diamagnetic. Jika
semua elektron telah berpasangan maka molekul tersebut bersifat diamagnetic. Jika salah
satu atau lebih elektron belum berpasangan maka molekul tersebut bersiafat paramagnetic.