Anda di halaman 1dari 4

1.

Konsep Dasar Teori Orbital Nlolekul


Menurut Teori Orbital Molekul (Molecular Orbital Theory, Mol) fakta-fakta ilmiah
petunjuk adanya ikatan kovalen dalam senyawa kompleks merupakan akibak terjadinya
orbital molekul dalam kompleks yaitu orbital yang terjadi dan kombinasi orbital atom ion
pusat dan orbital atom ligan. Teori Orbital Molekul melibatkan pembentukan ikatan
kovalen. Dalam Teori Orbital Molekul (MOTL) ikatan dalam kompleks terjadi melalui
pembentukan orbital molekul. Orbital molekul mcrupakan orbital yang terbentuk sebagai
kombinasi antara orbital atom yang dimiliki logam dengan orbital atom yang dimiliki oleh
ligan. Oleh karena ilu orbital molekul dapal dipclajari dengan mcnggunakan pendekatan
Linear Combination Orbital (LCAO) diatas memuat hal-hal scbagai bcrikut.
1. Orbital molekul terbentuk dari overlap atau tumpang tindih orbital atom.
2. Hanya orbital-orhtial atom dengan energi yang sama yang dapat berinteraksi pada
tingkat energi yang signifikan
3. Ketika 2 orbital saling tumpang tindih keduanya berinteraksi membentuk 2
orbital molekul, yaitu bonding molekular orbital dan anti-bonding molekular orbital
Pendekatan yang digunakan berasumsi bahwa 2 orbital atom 1s dapat saling
tumpang tindih dengan 2 cara untuk membentuk 2 orbital molekul. Cara yang pertama
adalah adalah berinteraksi secara In-Phase. Ketika orbital atom saling tumpang tindih,
interaksi secara In-Phase menyebabkan peningkatan intensitas muatan negatif pada area
dimana kedua orbital atom tersebut saling tumpang tindih. Hal ini menimbulkan gaya tarik
yang lebih besar antara elektron dan inti atom. Gaya tarik yang lebih besar mengarah
kepada energi potensial yang lebih rendah.
Karena elektron pada orbital molekul memiliki energi potensial yang lebih rendah
daripada elektron pada orbital atom, maka tentunya untuk memisahkan kembali elektron

pada orbital 1s masing-masing atom diperlukan sejumlah energi (tidak akan terjadi secara
spontan) yang menyebabkan ikatan yang terbentuk akan stabil. Hal ini menjaga agar atomatom tetap stabil pada molekul.Orbital molekul yang terbentuk ini disebut Bonding
Molecular Orbital (Orbital molekul Ikatan). Orbital ini akan simetris terhadap sumbu
ikatan. Orbital molekul jenis ini disebut Sigma Molecular Orbital (Orbital Molekul Sigma),
. Simbol 1s digunakan untuk menggambarkan orbital molekul ikatan yang terbentuk dari
2 orbital atom 1s.
Cara yang kedua, yaitu berinteraksi secara Out-of-Phase. Ketika orbital atom saling
tumpang tindih, interaksi secara Out-of-Phase menyebabkan penurunan intensitas muatan
negatif. Hal ini menimbulkan gaya tarik yang lebih lemah antara elektron dan inti atom.
Gaya tarik yang lebih lemah mengarah kepada energi potensial yang lebih tinggi. Elektron
akan lebih stabil jika berada pada orbital 1s masing-masing atom, sehingga elektron dalam
orbital molekul ini akan melemahkan ikatan antar atom. Orbital molekul kenis ini disebut
Anti-bonding Molecular Orbital (Orbital Molekul Anti-ikatan). Orbital molekul ini juga
akan simetris terhadap sumbu ikatan, sehingga orbital ini adalah orbital molekul sigma
namun dengan simbol *1s. Tanda * mengindikasikan orbital molekul anti-ikatan

Gambar. Dua cara atom saling tumpang tindih untuk membentuk 2 orbital molekul.
Berikut ini adalah aturan-aturan yang digunakan dalam menggambarkan diagram
orbital molekul
1. Tentukan jumlah elektron dalam molekul. Jumlah elektron per atom diperoleh dari
nomor atom pada tabel periodik (Jumlah total elektron buakn hanya elektron
valensi)
2. Isi orbital molekul dari bawah hingga ke atas sampai semua elektron terisi
3. Orbital harus terisi dengan spin yang sejajar sebelum elektron nya mulai
berpasangan (Kaidah Hund)

Kemudain stabil tidak nya suatu molekul ditentukan melalui orde ikatan (Bond Order)
Bond Order = 1/2 (#e- in bonding MOs #e- in antibonding MOs) Bond order digunakan
untuk meramalkan kestabilan molekul
1. Jika bond order suatu molekul sama dengan nol (0) maka molekul tersebut tidak
stabil
2. Jika bond order lebih dari nol (0) maka molekul tersebut stabil
3. Semakin besar nilai dari bond order, semakin stabi ikatan dalam molekul
Kita juga dapat menentukan molekul tersebut bersifat paramagnetic atau diamagnetic. Jika
semua elektron telah berpasangan maka molekul tersebut bersifat diamagnetic. Jika salah
satu atau lebih elektron belum berpasangan maka molekul tersebut bersiafat paramagnetic.

Anda mungkin juga menyukai