Disusun oleh :
1.
RIZKI WAHYU APRISA (15.022)
2. NIKEN YUDIPRATIWI
(15.02264)
B. Tujuan
1.
Menekan jumlah buah yang terbuang ketika produksi buah berada pada
fase panen raya. Sehingga kelebihan buah yang diperoleh, dapat diolah
untuk meningkatkan umur simpan sehingga dapat bertahan meskipun
musim panen telah lewat.
2.
A. Definisi
Hortikultura adalah cabang pertanian tanaman yang berurusan dengan
tanaman taman, umumnya buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias.
Teknologi pengolahan adalah teknik, cara atau metode untuk mengolah
hasil hortikultura (sayur dan buah) menjadi bentuk atau produk dengan
spesifikasi tertentu sesuai dengan keinginan pemakai, seperti produk yang
dapat dikonsumsi langsung oleh konsumen.
B. Proses pengolahan Produk Hortikultura
1.
Pengeringan
2.
Penghalusan
Penghalusan adalah proses penghancuran bahan sehingga secara fisik
bahan berubah menjadi lebih kecil atau menjadi partikel yang lebih kecil, menjadi
bubur atau menjadi pasta. Tujuan dari penghalusan tergantung kepada bentuk
produk secara fisik. Jika produk berukuran lebih kecil, atau partikel yang lebih
Jika produk berupa pasta atau bubur maka tujuan adalah untuk
memperoleh tekstur bahan yang lebih halus dan cair (contohnya pada pengolahan
saos tomat dan selai), atau agar ekstraksi cairan produk lebih mudah dilakukan
(contohnya pada pengolahan sari buah).
3.
Pemotongan
Pemotongan bertujuan untuk merubah bentuk dan ukuran bahah menjadi bentuk
tertentu dengan ukuran yang tertentu pula. Contohnya pada pembuatan keripik
dimana bahan yang telah dikupas diiris-iris menjadi lempengan cakram dengan
ketebalan tertentu. Pengirisan ini bertujuan agar proses selanjutnya lebih mudah
untuk dilakukan, misalnya lebih cepat kering jika dikeringkan, atau lebih cepat
garing jika digoreng.
Pemotongan dan pengirian sayur yang biasa dilakukan pada saat mengolah
sayur untuk dimasak juga merupakan contoh dari pemotongan yang tujuannya
adalah agar diperoleh bahan dengan ukuran tertentu sesuai dengan selera
penyicip.
5.
Pemanasan
Penggorengan.
Biasanya
air yang ditambahkan dari luar, tapi dapat juga dari air yang berasal dari bahan
sendiri.
Pemanasan ini bertujuan untuk memasak bahan sehingga bahan menjadi matang
dengan karakteristik tertentu yang dikehendaki. Tujuan lain adalah untuk
mematikan mikroba dan parasit yang mungkin terdapat pada bahan sehingga
bahan menjadi aman bagi kesehatan bila dikonsumsi.
Pengukusan
dengan
menggunakan uap panas atau air panas. Pemanasan ini akan membunuh semua
mikroba patogen dan sebagian mikroba pembusuk. Tujuan utama dari blanching
6.
Fermentasi
7.
Penggulaan
8.
Pengemasan Aseptis
Pengemasan aseptis bertujuan agar bahan yang dikemas tidak mengalami
celah sekecil apapun yang memungkinkan mikroba dan udara luar masuk ke
dalam kemasan.
Bahan yang akan dikemas secara aseptis dapat diolah terlebih dahulu dengan
salah satu atau berbagai kombinasi teknik penghalusan, ekstraksi, pemotongan,
pemanasan, blanching dan pasteurisasi. Misalnya pada pengemasan aseptis
saribuah sehingga produk berupa sari buah dalam kemasan dilakukan terlebih
dahulu dengan ekstraksi sari buah, kemudian diblanching, dikemas dan
disterilkan dengan suhu tinggi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kesempatan kali ini kami mengambil contoh penerapan ilmu
teknologi produk hortikultura pada pembuatan kripik apel;
A. Definisi
Keripik
adalah
makanan
ringan
(Snack
food)
yang
tergolong
jenis
makanan crackers, yaitu makanan yang bersifat kering, renyah (crispy), dan
kandungan lemaknya tinggi. Renyah adalah keras tetapi mudah patah. Sifat
renyah pada produk-produk crackers akan hilang bila produk tersebut menyerap
air. Produk ini banyak disukai karena rasanya enak, renyah, tahan lama, praktis,
mudah dibawa dan disimpan, serta dapat dinikmati kapan saja.
Bahan baku keripik dapat berasal dari berbagai macam bahan dan biasanya
berasal dari bahan mengandung pati atau campuran berbagai jenis bahan, yang
salah satunya harus mengandung pati. Salah satu bahan yang potensial untuk
dijadikan keripik adalah sayuran dan buah-buahan (Sulistyowati, 2004).
B. Komposisi
C. Cara pengolahan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buah memang merupakan komoditi yang memiliki arti dan nilai
ekonomis yang relatif tinggi bagi masyarakat. Mengingat nilai gizi yang
beragam sehingga memiliki fungsi fisiologis yang baik bagi konsumennya.
Sebagai komoditi yang mudah rusak tentunya buah membutuhkan perlakuan
khusus guna meningkatkan umur simpan serta menjaga kualitasnya.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan umur simpan
serta menjaga kualitas adalah melalui proses pengolahan. Dengan adanya
pengolahan maka umur simpan buah dapat ditingkatkan hingga mencapai
beberapa bulan bahkan tahun. Selain itu kualitas produk juga dapat
dipertahankan selama masa penyimpanan setelah menjadi produk olahan.
Selain itu melalui proses pengolahan juga mampu menjadikan produk menjadi
tampak lebih menarik. Oleh karena itu, pengolahan merupakan ujung tombak
utama dalam usaha peningkatan nilai bagi berbagai komoditi pertanian
khususnya pada komoditi buah-buahan.
B. Saran
Perlu dilakukan berbagai study lebih lanjut mengenai teknologi
pengolahan buah-buahan sehingga dapat terwujud teknologi tepat guna yang
murah, efektif, efisien, serta aplikatif untuk dapat diterapkan dikalangan akar
rumpu dalam sistem masyarakat Indonesia.