Oleh:
Dosen:
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Penelitian
Manajemen Perusahaan PT. X.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah pengantar manajemen - semester gasal tahun 2012. Makalah ini berisikan
tentang informasi atau yang lebih khususnya membahas kendala-kendala yang
terjadi dalam PT. X dalam memberikan gaji kepada karyawan. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pentingnya
ilmu atau sistem manajemen dalam suatu perusahaan maupun badan usaha.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
.2 Latar Belakang
.2.1Sejarah Faber Castell
Menggambar menjadi salah satu kegiatan yang diajarkan kala kita
duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK). Menggambar menjadi wadah
untuk mengekspresikan keindahan alam, maupun menggambar apa saja
yang ada di benak kita. Menggambar, mewarnai, juga menjadi hobi yang
digunakan orang untuk melepas stres ataupun menyalurkan imajinasi
mereka di atas kertas.
Salah satu perusahaan yang konsisten mewujudkan imajinasi
melalui peralatan pensil adalah Faber Castel. Perusahaan yang awalnya
bernama Faber ini, telah menciptakan pensil lebih dari 250 tahun, selama
delapan generasi. Didirikan Kaspar Faber pada 1761, pada awal mulanya,
perusahaan ini hanya memproduksi pensil. Pengrajin kabinet ini
memproduksi pinsil pertamanya, yang disebut "Bleiweistifte" di Stein
dekat Nuremberg, Kaspar Faber dan dijual di pasar Nuremberg.
Perusahaan yang berdiri sebelum Revolusi Prancis dan berdirinya
negara Amerika Serikat (AS) ini, bukan perusahaan karbitan yang dikenal
sesaat, serta hanya sekadar memanfaatkan euforia pasar saham. Faber pun
juga sempat dihantam gelombang badai hebat, kala generasi ketiga, Georg
Leonhart Faber pada era 1810-1839, mengalami masa politik dan ekonomi
yang sulit karena adanya Perang Dunia pertama. Perang Dunia itu mau tak
mau mengakibatkan produksi menurun dan kondisi perusahaan terancam
bangkrut. Bahkan, Faber Castell harus rela kehilangan seluruh gunung
grafit mereka di Siberia, yang menyebabkan semua properti dan rumah
2
juga hilang. Perang dunia telah mengambil hampir semua aset perusahaan
dan membuat mereka kehilangan bisnis di Amerika Utara, Amerika
Selatan, dan Rusia.
Namun, ungkapkan semua akan indah pada waktunya akhirnya
dialami keluarga ini. Badai tersebut mampu dilewati. Hasilnya, pada
kepemimpinan Lothar von Faber pada periode 1839-1896, Faber Castel
bisa kembali bangkit. Berbekal pengalamannya, serta produksi alat tulis di
Prancis dan London, dia mempunyai visi mencapai posisi teratas dengan
menghasilkan produk terbaik di dunia. Lothar von Faber juga yang
pertama kali mencetak pensil hexagonal dan menerapkan standar produk,
menemukan gradasi pensil (HB, 8B - 6H) yang sekarang dipakai oleh
industri pensil.
Perubahan brand Faber terjadi pada generasi ke-6, pada 1898. Kala
itu, putri tertua dari Wilhelm Von Faber sekaligus pemimpin sementara
perusahaan, Baronnes Ottile Von Faber, menikah dengan Count Alexander
zu Castell-Rdenhausen yang merupakan keturunan dari salah satu
keluarga bangsawan tertua di Jerman.
Menjelang ajal, Lothar Von Faber telah mempersiapkan surat
wasiat, di dalamnya menegaskan bahwa generasi berikutnya tetap harus
menyertakan nama 'Faber' ke dalam nama keluarga yang baru. Karena itu
nama keluarga yang baru "Count and Countess von Faber-Castell"
diangkat menjadi nama perusahaan yang baru "Faber-Castell". Kuatnya
pondasi ini, membuat Faber Castell dapat bertahan sampai saat ini. Kini
Anton Wolfgang Graf von Faber-Castell, didaulat menjadi pemimpin
generasi kedelapan perusahaan keluarga pada era 1978, dan pada 1992
Count Andreas Wilhelm Eberhard von Faber-Castell yang akrab disapa
Andy mulai bergabung dengan Faber Castell.
Count Andy memulai bisnisnya di Australia pada 1971, dan sukses
dengan karier penjualan di Xerox. Pada 1992 dia tercatat bergabung
dengan Faber Castell untuk membenahi wilayah Australia. Andy memang
bergabung pada 1992, namun membutuhkan waktu satu tahun untuk
yang membuat produk Faber menjadi lebih mahal ketimbang produk dari
China, karena produk China hanya menggunakan dan tidak perduli akan
penghijauan kembali.
Selain itu, Faber Castell juga harus bersaing dengan teknologi yang
terus berkembang. Saingan datang bukan hanya dari produk serupa,
namun dari peralatan canggih yang digunakan untuk menggambar, seperti
komputer, produk Apple dan tab. Meski begitu, dia meyakini produk yang
mengandalkan teknologi tersebut tidak akan mampu menyaingi produk
Faber Castell. Menurut dia, penggunaan pensil sebagai alat untuk
menggambar tidak akan tergantikan. Seperti kertas, contoh dia, meskipun
banyak diserukan penghematan kertas dalam perkantoran, namun
penggunaan kertas tetap tinggi. Karena penggunaan dengan menggunakan
kertas masih dirasa lebih mudah dan simpel penggunaannya. Keyakinan
itu tak akan tergantikan, karena pensil juga dilandasi dari belum
berubahnya beberapa hal. Keyakinan ini, juga ditopang atas pengalaman
masa kecilnya. Saat itu, Andy muda menapaki era musik elektronik. Pada
eranya, Andy muda disuguhi akan kedatangan piano elektrik. Begitu
tenarnya piano elektrik, sampai banyak orang mengatakan piano asli
nantinya hanya akan ditemui di museum. Tapi apa yang dilakukan piano
elektrik malah membuat orang tertarik untuk memainkan piano asli, cara
cepat mempopulerkan piano, dan pada akhirnya mereka membeli
keduanya. Karena mereka merasa perbedaan antara piano elektrik dengan
piano asli ketika memainkanya.
Kepercayaan Andy juga bukan tanpa alasan. Di atas kertas,
meskipun penjualan produk Apple kian meningkat, namun penjualan
Faber Castell juga mengalami pertumbuhan. Ini terbukti ketika produksi
Faber terus mengalami peningkatan, setiap tahunnya lebih dari 200 juta
pensil diciptakan. Namun tidak bisa dipungkiri, dewasa ini teknologi telah
mengantikan hampir setiap kegiatan komunikasi melalui teknologi.
Misalkan saja, dulu orang suka menulis surat, kemudian berganti lewat
SMS. Sekarang, mereka cukup berkomunikasi lewat jejaring sosial
tersebut,
nantinya
akan
menunjukkan
pada
masyarakat
Faber-Castell
mempunyai
perusahan
di
25
negara
lebih,
milik
mereka
yang terbesar
di dunia.
Faber-Castell
jago membuat penghapus bua tapa bikin pabrik yang sama di Indonesia.
Sedangkan Indonesia memiliki spesialis produksi pensil. Kita boleh
bangga karena pensil yang di produksi Indonesia diekspor ke 35 negara
termasuk Jerman.
.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang penulis paparkan sebelumnya, penelitian
ini bermaksud untuk menemukan bagaimana perusahaan Faber Castell
menentukan keputusan produksi dan logistik, menemukan peran cabang
produksi di luar negeri dapat ditingkatkan, mengidentifikasi faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan perusahaan untuk memilih sumber pasokan
dari internal perusahaan atau pemasok asing. Berikut merupakan rumusan
masalah dari studi kasus ini:
1. Bagaimana PT Faber Castell International Indonesia menentukan
lokasi produksi?
BAB II
TELAAH PUSTAKA
.1.1
.1 Landasan Teori
Six Sigma
Alat utama yang saat ini digunakan oleh sebagian besar manajer
BAB III
PEMBAHASAN
10
.1
.3
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
12
.1 Kesimpulan
Dilihat dari analisis penentuan lokasi produksi, Faber Castell
cenderung untuk menerapkan strategi desentralisasi karena terdapat
perbedaan antarnegara pada biaya faktor yaitu pada biaya seperti bahan
baku yaitu kayu yang relatif lebih murah dan mudah didapat. Namun,
rasio nilai terhadap berat yang tinggi dan melayani kebutuhan yang
universal juga menyebabkan lokasi produksi tidak perlu berada di manamana cukup di beberapa lokasi yang mempunyai eksternalitas yang tinggi
karena biaya transportasi untuk mengirim barang ke luar negeri relatif
kecil.
Peran strategis pabrik asing dari Faber Castell ini berkembang dari
waktu ke waktu. Bila pada awalnya cabang pabrik asing di Indonesia
peran strategisnya adalah untuk menghasilkan produk padat karya dengan
biaya serendah mungkin, sekarang peran strategisnya berkembang menjadi
pusat distribusi pensil dan spidol di seluruh dunia.
.2
Saran
Manajer perlu mengingat bahwa pabrik-pabrik asing dapat
memperbaiki kemampuan mereka dari waktu ke waktu dan ini dapat
menjadi manfaat strategis yang besar bagi perusahaan. Daripada melihat
pabrik-pabrik asing sebagai sweatshop di mana tenaga kerja tidak terampil
memproduksi barang murah, manajer perlu melihat mereka sebagai
potensi keunggulan dan untuk mendorong dan menumbuhkan upaya
manajer lokal untuk memutakhirkan kemampuan pabrik mereka, dan
dengan demikian dapat meningkatkan posisi strategis mereka dalam
korporasi. Proses tersebut sungguh menyiratkan bahwa ketika suatu pabrik
asing telah didirikan dan keterampilan yang berharga telah terakumulasi,
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Hill, Charles W.L, et. 2014. International Business: An Asian Prespective. Jakarta:
Salemba Empat.
15