Anda di halaman 1dari 16

-

Oleh:
Dosen:
-

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponergoro
Semarang
2015
0

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Penelitian
Manajemen Perusahaan PT. X.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah pengantar manajemen - semester gasal tahun 2012. Makalah ini berisikan
tentang informasi atau yang lebih khususnya membahas kendala-kendala yang
terjadi dalam PT. X dalam memberikan gaji kepada karyawan. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pentingnya
ilmu atau sistem manajemen dalam suatu perusahaan maupun badan usaha.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Surabaya, 14 Oktober 2012

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

.2 Latar Belakang
.2.1Sejarah Faber Castell
Menggambar menjadi salah satu kegiatan yang diajarkan kala kita
duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK). Menggambar menjadi wadah
untuk mengekspresikan keindahan alam, maupun menggambar apa saja
yang ada di benak kita. Menggambar, mewarnai, juga menjadi hobi yang
digunakan orang untuk melepas stres ataupun menyalurkan imajinasi
mereka di atas kertas.
Salah satu perusahaan yang konsisten mewujudkan imajinasi
melalui peralatan pensil adalah Faber Castel. Perusahaan yang awalnya
bernama Faber ini, telah menciptakan pensil lebih dari 250 tahun, selama
delapan generasi. Didirikan Kaspar Faber pada 1761, pada awal mulanya,
perusahaan ini hanya memproduksi pensil. Pengrajin kabinet ini
memproduksi pinsil pertamanya, yang disebut "Bleiweistifte" di Stein
dekat Nuremberg, Kaspar Faber dan dijual di pasar Nuremberg.
Perusahaan yang berdiri sebelum Revolusi Prancis dan berdirinya
negara Amerika Serikat (AS) ini, bukan perusahaan karbitan yang dikenal
sesaat, serta hanya sekadar memanfaatkan euforia pasar saham. Faber pun
juga sempat dihantam gelombang badai hebat, kala generasi ketiga, Georg
Leonhart Faber pada era 1810-1839, mengalami masa politik dan ekonomi
yang sulit karena adanya Perang Dunia pertama. Perang Dunia itu mau tak
mau mengakibatkan produksi menurun dan kondisi perusahaan terancam
bangkrut. Bahkan, Faber Castell harus rela kehilangan seluruh gunung
grafit mereka di Siberia, yang menyebabkan semua properti dan rumah
2

juga hilang. Perang dunia telah mengambil hampir semua aset perusahaan
dan membuat mereka kehilangan bisnis di Amerika Utara, Amerika
Selatan, dan Rusia.
Namun, ungkapkan semua akan indah pada waktunya akhirnya
dialami keluarga ini. Badai tersebut mampu dilewati. Hasilnya, pada
kepemimpinan Lothar von Faber pada periode 1839-1896, Faber Castel
bisa kembali bangkit. Berbekal pengalamannya, serta produksi alat tulis di
Prancis dan London, dia mempunyai visi mencapai posisi teratas dengan
menghasilkan produk terbaik di dunia. Lothar von Faber juga yang
pertama kali mencetak pensil hexagonal dan menerapkan standar produk,
menemukan gradasi pensil (HB, 8B - 6H) yang sekarang dipakai oleh
industri pensil.
Perubahan brand Faber terjadi pada generasi ke-6, pada 1898. Kala
itu, putri tertua dari Wilhelm Von Faber sekaligus pemimpin sementara
perusahaan, Baronnes Ottile Von Faber, menikah dengan Count Alexander
zu Castell-Rdenhausen yang merupakan keturunan dari salah satu
keluarga bangsawan tertua di Jerman.
Menjelang ajal, Lothar Von Faber telah mempersiapkan surat
wasiat, di dalamnya menegaskan bahwa generasi berikutnya tetap harus
menyertakan nama 'Faber' ke dalam nama keluarga yang baru. Karena itu
nama keluarga yang baru "Count and Countess von Faber-Castell"
diangkat menjadi nama perusahaan yang baru "Faber-Castell". Kuatnya
pondasi ini, membuat Faber Castell dapat bertahan sampai saat ini. Kini
Anton Wolfgang Graf von Faber-Castell, didaulat menjadi pemimpin
generasi kedelapan perusahaan keluarga pada era 1978, dan pada 1992
Count Andreas Wilhelm Eberhard von Faber-Castell yang akrab disapa
Andy mulai bergabung dengan Faber Castell.
Count Andy memulai bisnisnya di Australia pada 1971, dan sukses
dengan karier penjualan di Xerox. Pada 1992 dia tercatat bergabung
dengan Faber Castell untuk membenahi wilayah Australia. Andy memang
bergabung pada 1992, namun membutuhkan waktu satu tahun untuk

benar-benar menguasai seluk beluk perusahaan ini. Hal ini dibuktikannya


dengan membuat Connector Pen, terobosan yang dilakukannya di pasar
Australia, telah menjadi awal aksinya di bisnis alat tulis ini. Akibatnya, dia
dipercaya untuk mengawal kawasan Asia Pacifik dan mengawasi
perusahaan di Indonesia, Malaysia, India, dan China. Kecintaannya akan
alat tulis ini, Andy yang mengelola berbagai industri seperti perusahaan
printing di Australia, mulai tidak fokus. Dia juga menyerahkan pabrik
pengolahan ikan di Jerman, untuk ditangani anaknya. Tapi fokusnya tetap
di Faber Castell, karena ia mempunyai passion. Motivasinya adalah ia
mencintai pensil, senang mempromosikan produknya, serta ia senang
meraih kesuksesan, itulah yang memotivasi dirinya.
Faber Castell memang menjadi brand pensil untuk menulis dan
menggambar kelas dunia. Meski begitu, banyak produk saingan mulai
bermunculan seperti produk dari China. Tetapi tetap terbukti produk Faber
Castell yang terbaik menurut Andy karena menurutnya dapat terlihat dari
meningkatnya penjualan. Kualitas pensil buatan Faber Castell memang
tidak diragukan lagi. Hal ini sejalan dengan prinsip, Count Alexander pada
1905, range produk yang sangat terkenal sekarang yaitu "Castell" hijau
atau Green "Castell". Produk baru ini diberi logo "Tournament of the
jousting Pencil Knights" yang bertema ksatria yang menggunakan pensil
green castell sebagai tombak mengalahkan lawannya dalam turnamen.
Logo tersebut dimaksudkan untuk memberi gambaran bahwa produk baru
ini memiliki kualitas tinggi yang mengalahkan semua pesaingnya. Logo
Ksatria pinsil ini menjadi trademark perusahaan hingga saat ini.
Guna menjaga kualitas produk ini, maka pensil dari Faber Castell
pun diolah berdasarkan pohon pinus terbaik. Di sisi lain, Andy
mengatakan perusahaan juga tetap menjaga penghijauan. Akan tetapi,
penerapan cara ini bagai pedang bermata dua bagi produk Faber Castell.
Bagaimana tidak? Di saat produksi pensil diharuskan menelan biaya
karena pemilihan kualitas pohon dan serangkaian relokasi pohon, produkproduk serupa mulai membanjiri pasar dan menawarkan harga murah. Ini

yang membuat produk Faber menjadi lebih mahal ketimbang produk dari
China, karena produk China hanya menggunakan dan tidak perduli akan
penghijauan kembali.
Selain itu, Faber Castell juga harus bersaing dengan teknologi yang
terus berkembang. Saingan datang bukan hanya dari produk serupa,
namun dari peralatan canggih yang digunakan untuk menggambar, seperti
komputer, produk Apple dan tab. Meski begitu, dia meyakini produk yang
mengandalkan teknologi tersebut tidak akan mampu menyaingi produk
Faber Castell. Menurut dia, penggunaan pensil sebagai alat untuk
menggambar tidak akan tergantikan. Seperti kertas, contoh dia, meskipun
banyak diserukan penghematan kertas dalam perkantoran, namun
penggunaan kertas tetap tinggi. Karena penggunaan dengan menggunakan
kertas masih dirasa lebih mudah dan simpel penggunaannya. Keyakinan
itu tak akan tergantikan, karena pensil juga dilandasi dari belum
berubahnya beberapa hal. Keyakinan ini, juga ditopang atas pengalaman
masa kecilnya. Saat itu, Andy muda menapaki era musik elektronik. Pada
eranya, Andy muda disuguhi akan kedatangan piano elektrik. Begitu
tenarnya piano elektrik, sampai banyak orang mengatakan piano asli
nantinya hanya akan ditemui di museum. Tapi apa yang dilakukan piano
elektrik malah membuat orang tertarik untuk memainkan piano asli, cara
cepat mempopulerkan piano, dan pada akhirnya mereka membeli
keduanya. Karena mereka merasa perbedaan antara piano elektrik dengan
piano asli ketika memainkanya.
Kepercayaan Andy juga bukan tanpa alasan. Di atas kertas,
meskipun penjualan produk Apple kian meningkat, namun penjualan
Faber Castell juga mengalami pertumbuhan. Ini terbukti ketika produksi
Faber terus mengalami peningkatan, setiap tahunnya lebih dari 200 juta
pensil diciptakan. Namun tidak bisa dipungkiri, dewasa ini teknologi telah
mengantikan hampir setiap kegiatan komunikasi melalui teknologi.
Misalkan saja, dulu orang suka menulis surat, kemudian berganti lewat
SMS. Sekarang, mereka cukup berkomunikasi lewat jejaring sosial

maupun surat elektronik. Kebiasaan ini yang disesalkan oleh Andy.


Menurutnya, ada beberapa hal yang memang tidak bisa digantikan oleh
kemudahan teknologi tersebut. Meski demikian, bukan berarti Andy
antiteknologi. Menurutnya teknologi yang ada dapat bermanfaat ketika itu
berhubungan dengan sebuah inovasi dan penciptaan. Andy juga
memaksimalkan teknologi yang ada ini untuk memasarkan dan
mengembangkan Faber Castell. Untuk itu, dia berinisiatif menggunakan
iPhone sebagai sarana. Dia menjelaskan, dengan adanya aplikasi di
iPhone, dapat menunjukkan pada orang bagaimana cara menggambar.
Aplikasi

tersebut,

nantinya

akan

menunjukkan

pada

masyarakat

bagaimana mereka dapat bersenang-senang dengan menggunakan pensil


warna. Bagaimana cara mengambar, bagaimana cara bersenang-senang
dengan pensil warna. Intinya, aplikasi tersebut akan dikembangkan untuk
memberikan gambaran bagaimana cara menciptakan sesuatu.
Oleh karena itu, tak jarang Faber Castell mengadakan kompetisi
mewarnai, ini dilakukan untuk mengembangkan seni dan kreatifitas.
Menurutnya, melukis menggambar dan mewarnai, kini diminati orangorang di usia senja. Andy mengatakan, di saat orang pensiun, mereka ingin
melakukan sesuatu lagi yang menyenangkan bagi mereka, dan mengambar
jadi salah satu kegiatan yang masuk dalam list mereka.
.2.2Faber Castell di Indonesia
Faber-Castell masuk ke Indonesia, pada tahun 1970, waktu itu
masih dikelola sebagai perusahaan distributor. Pada 1999, pemasaran
dikontrol langsung oleh manajemen Faber-Castell Indonesia. Saat ini
Faber-Castell telah mengoperasikan lima pabrik di Indonesia untuk empat
jenis produk, yaitu connector pen (spidol warna-warni yang dapat
disambung menjadi berbagai bentuk), marker (spidol), dua pabrik
memproduksi pensil dan satu lagi pabrik kayu sebagai bahan baku. Pabrik
connector pen itu berlokasi di MM2100, sedangkan pabrik pensil berlokasi
di Bekasi dan Bantar Gebang.

Faber-Castell

mempunyai

perusahan

di

25

negara

lebih,

mempunyai pabrik di 15 negara dan produknya didistribusikan lebih dari


125 negara. Indonesia basis produksi spidol dan pensil karena memiliki
kualitas sangat baik, sehingga Indonesia ekspor ke 35 negara, termasuk
Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Agar terus tumbuh Faber Castell
harus terus investasi, penelitian, dan pengembangan produk. Itu sudah
merupakan kegiatan ruti. Investasi selalu mereka siapkan untuk
pertumbuhan tahun berikutnya, sehingga konsumen Indonesia bisa
mendapatkan produk baru setiap tahunnya. Faber-Castell memiliki pusat
riset di Indonesia, dan pusat riset ini tidak ada di semua negara, hanya
yang pangsa pasarnya besar dan memiliki pabrik seperti kita. Hasil riset,
ide-ide dan temuan baru tersebut akan dipaparkan dalam meeting regional
dan internasional.
Faber Castell Indonesia masuk urutan ketiga setelah Brazil dan
Jerman. Di bawah Indonesia itu ada Australia dan Malaysia. Posisi
Indonesia ini masih bisa naik mengingat jumlah penduduk Indonesia yang
besar namun secara per kapita masih rendah. Artinya, dengan penduduk
sebesar ini penjualan kita di domestik dapat lebih besar lagi. Operasional
bisnis Indonesia bagi Faber-Castell yang terbesar di Asia. Selain
menggarap pasar domestik mereka juga menggarap pasar ekspor cukup
besar sehingga membuat operasional Faber-Castell Indonesia paling besar.
Saat sulit mungkin pada waktu memasuki bulan puasa, karena konsentrasi
konsumen itu ke makanan dan pakaian. Namun, bisnis tetap jalan karena
tertutup ekspor. Jadi saat Indonesia sedang turun, biasanya Asia dan Eropa
lagi musim kembali ke sekolah, begitu terus.
Faber-Castell Indonesia tidak membuat pensil mekanik, mereka
juga mengimpor penghapus dari Malaysia, karena di Malaysia ada pabrik
penghapus

milik

mereka

yang terbesar

di dunia.

Faber-Castell

mementingkan spesialisasi produk suatu negara sehingga bisa konsentrasi


dan memiliki kapasitas tinggi terhadap produk tersebut. Malaysia telah
membuat pabrik penghapus sejak 35 tahun yang lalu. Jadi kalau Malaysia

jago membuat penghapus bua tapa bikin pabrik yang sama di Indonesia.
Sedangkan Indonesia memiliki spesialis produksi pensil. Kita boleh
bangga karena pensil yang di produksi Indonesia diekspor ke 35 negara
termasuk Jerman.
.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang penulis paparkan sebelumnya, penelitian
ini bermaksud untuk menemukan bagaimana perusahaan Faber Castell
menentukan keputusan produksi dan logistik, menemukan peran cabang
produksi di luar negeri dapat ditingkatkan, mengidentifikasi faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan perusahaan untuk memilih sumber pasokan
dari internal perusahaan atau pemasok asing. Berikut merupakan rumusan
masalah dari studi kasus ini:
1. Bagaimana PT Faber Castell International Indonesia menentukan
lokasi produksi?

.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui bagaimana
perusahaan menentukan lokasi produksi dan logistik, mengetahui peran
cabang produksi di luar negeri dapat ditingkatkan, mengidentifikasi faktorfaktor yang memengaruhi keputusan perusahaan untuk memilih sumber
pasokan dari internal perusahaan atau dari pemasok asing,
mengarikulasikan apa yang dibutuhkan untuk menentukan sistem produksi
yang tersebar secara global dengan efisien.
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah memberikan wawasan
kepada masyarakat umumnya dan penulis sendiri khususnya mengenai
produksi global, pengalihdayaan, dan logistik dari sebuah perusahaan
multinasional.
.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun menjadi empat bab, yaitu bab pendahuluan,


bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas:
latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan. Bab tinjauan pustaka berisi tentang landasan teori.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan
dengan analisis perusahaan Faber Castell. Terakhir, bab penutup terdiri
atas kesimpulan dan saran.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

.1.1

.1 Landasan Teori
Six Sigma
Alat utama yang saat ini digunakan oleh sebagian besar manajer

untuk meningkatkan keandalan penawaran produk mereka adalah


metodologi Six Sigma. Metodologi Six Sigma adalah turunan langsung dari
falsafah manajemen kualitas total (total quality management TQM) yang
diadopsi secara luas, mulanya oleh perusahaan Jepang dan kemudian
perusahaan-perusahaan Amerika, selama 1890-an dan awal 1990-an.
.1.2Faktor Penentu Lokasi Produksi
.1.2.1
Faktor Negara
.1.2.2
Faktor Teknologi
.1.2.3
Faktor Produk
Dua fitur produk memengaruhi keputusan lokal. Pertama adalah
rasio nilai terhadap berat (value to weight) produk karena pengaruhnya
terhadapnya biaya transportasi. Ketika barang dikirim ke belahan dunia
lain, besar biaya transportasinya memiliki persentase yang sangat kecil
dari total biaya. Mengingat hal ini, jika hal lain dianggap sama, terdapat
tekanan besar untuk menghasilkan produk-produk ini di lokasi yang
optimal dan untuk melayani pasar dunia dari sana. Dengan demikian, jika
hal lain dianggap sama, ada tekanan besar untuk membuat produk ini di
beberapa lokasi dekat dengan pasar utama untuk mengurangi biaya
transportasi.

BAB III
PEMBAHASAN

10

.1

Strategi, Produksi, dan Logistik


.2 Analisis dalam Menentukan Lokasi Produksi
Faber Castell memiliki rasio nilai terhadap berat (value to weight)
yang relatif tinggi, barang tersebut relatif mahal dan tidak berbobot terlalu
banyak. Dengan demikian, barang tersebut jika diproduksi massal dan
dikirim untuk melayani pasar dunia dari luar, besar biaya transportasinya
memiliki persentase yang kecil dari total biaya.
Produk Faber Castell juga melayani kebutuhan yang universal,
contohnya, hampir di seluruh belahan dunia orang-orang menggunakan
pensil, pulpen, penghapus, dan peralatan tulis lainnya walaupun teknologi
sudah canggih namun peralatan tulis tetap tidak ditinggalkan. Melihat dari
dua fitur tersebut Faber Castell cenderung untuk menempatkan lokasi
produksi tersebar di 15 negara di seluruh dunia, yaitu, Jerman, Indonesia,
Brazil, dan negara lainnya. Faber Castell memilih lokasi produksi di
Indonesia dan Brazil alasannya adalah karena biaya distribusinya yang
rendah. Namun tetap perancangannya dilakukan di Jerman. Selain itu
pemilihan lokasi produksi di negara ini karena sumber daya untuk
membuat pensil yaitu kayu yang tersedia dengan mudah di negara tersebut,
sehingga jika dilihat dari hal ini, pabrik cenderung untuk mendekatkan
proses produksinya terhadap sumber dayanya agar tidak terjadi biaya
transportasi pengiriman bahan baku yang tinggi. Hal ini dapat menciptakan
efesiensi dan efektivitas.

.3

Peran Strategis Pabrik Asing


Faber Castell mulai mendirikan pabrik asing di tempat yang dekat
dengan sumber daya dan tenaga kerja yang murah, contohnya di Indonesia
dan di Brazil. Peran strategis mereka untuk menghasilkan produk padat
karya dengan biaya serendah-rendahnya. Akan tetapi seiiring dengan
berjalannya waktu, peran strategis dari pabrik di Indonesia telah
berkembang, mereka menjadi pusat distribusi pensil dan spidol ke 35
negara di dunia termasuk Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, dan
perakitan akhir dari suatu produk pasar global. Hal ini dikarenakan pabrik

11

di Indonesia dapat mempertahankan kualitas yang sangat baik dari


produksi pensil dan spidol serta kecilnya biaya produksi di Indonesia
membuat perusahaan dapat melakukan efesiensi dalam produksi sehingga
dapat meningkatkan margin profit yang tinggi. Faber Castell juga pada
akhirnya tidak memandang pabrik pabrik asing mereka sebagai fasilitas
manufakturing yang murah dan memandangnya sebagai pusat keunggulan
yang tersebar secara global.
Pengembangan pusat-pusat keunggulan yang tersebar adalah
konsisten dengan konsep strategi transnasional, yaitu, pembelajaran global
(global learning) gagasan bahwa pengetahuan yang berharga tidak hanya
ada pada operasi domestik perusahaan, tetapi juga dapat ditemukan pada
anak perusahaan asing.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

12

.1 Kesimpulan
Dilihat dari analisis penentuan lokasi produksi, Faber Castell
cenderung untuk menerapkan strategi desentralisasi karena terdapat
perbedaan antarnegara pada biaya faktor yaitu pada biaya seperti bahan
baku yaitu kayu yang relatif lebih murah dan mudah didapat. Namun,
rasio nilai terhadap berat yang tinggi dan melayani kebutuhan yang
universal juga menyebabkan lokasi produksi tidak perlu berada di manamana cukup di beberapa lokasi yang mempunyai eksternalitas yang tinggi
karena biaya transportasi untuk mengirim barang ke luar negeri relatif
kecil.
Peran strategis pabrik asing dari Faber Castell ini berkembang dari
waktu ke waktu. Bila pada awalnya cabang pabrik asing di Indonesia
peran strategisnya adalah untuk menghasilkan produk padat karya dengan
biaya serendah mungkin, sekarang peran strategisnya berkembang menjadi
pusat distribusi pensil dan spidol di seluruh dunia.

.2

Saran
Manajer perlu mengingat bahwa pabrik-pabrik asing dapat
memperbaiki kemampuan mereka dari waktu ke waktu dan ini dapat
menjadi manfaat strategis yang besar bagi perusahaan. Daripada melihat
pabrik-pabrik asing sebagai sweatshop di mana tenaga kerja tidak terampil
memproduksi barang murah, manajer perlu melihat mereka sebagai
potensi keunggulan dan untuk mendorong dan menumbuhkan upaya
manajer lokal untuk memutakhirkan kemampuan pabrik mereka, dan
dengan demikian dapat meningkatkan posisi strategis mereka dalam
korporasi. Proses tersebut sungguh menyiratkan bahwa ketika suatu pabrik
asing telah didirikan dan keterampilan yang berharga telah terakumulasi,

13

mungkin tidak bijaksana untuk mengalihkan produksi ke lokasi lain karena


beberapa variabel yang mendasari telah berubah. Faber Castell tetao
mempertahankan fasilitasnya di Indonesia daripada mengalihkan produksi
ke tempat lain di mana tingkat upah yang sekarang jauh lebih rendah
karena mereka mengakui bahwa pabrik di Indonesia telah membuktikan
dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Selain itu juga kondisi
demografi Indonesia yang membuat penjualan semakin meningkat dari
tahun ke tahunnya.

DAFTAR PUSTAKA

14

Hill, Charles W.L, et. 2014. International Business: An Asian Prespective. Jakarta:
Salemba Empat.

15

Anda mungkin juga menyukai