DEFINISI PENDIDIKAN
Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada
anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang
diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya)
dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. [1]
John Dewey
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja
yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti.. [1]
Carter V.Good
Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. [1]. Dwi Nugroho
Hidayanto, menginventarisasi bahwa pengertian pendidik meliputi:
a. Orang Dewasa
b. Orang Tua
c. Guru
d. Pemimpin Masyarakat
e. Pemimpin Agama [1]
Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik[1],
yaitu
a. kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai
kemanusiaan. [1]
b. kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan
mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain. [1]
c. kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta
terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik
dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik. [1]
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya. [1]
Faktor Pendidik
Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. [1]. Dwi Nugroho
Hidayanto, menginventarisasi bahwa pengertian pendidik meliputi:
Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. [1]
Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. [1] 88er568ew8uswu,
Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada
anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang
diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya)
dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. [1]
John Dewey
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja
yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti.. [1]
Carter V.Good
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu
"Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan." [1]
Sesungguhnya faktor tujuan bagi pendidikan adalah:
a. Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah
menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. [1]
b. Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha
yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan
berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai. [1]
c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari
usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan
fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha. [1]
d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan [1]
Faktor Anak Didik
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjalankan kegiatan pendidikan. [1] Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak
(pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik. [1]. Salah satu
pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. [3].
Dengan demikian, pendidikan berusaha untuk membawa anak yang semula serba tidak berdaya,
yang hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri pada orang lain, ke tingkat dewasa,
yaitu keadaan di mana anak sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya,
baik secara individual, secara sosial maupun secara susila. [1]
Faktor Alat Pendidikan
Pengajaran yang baik adalah Alat Pendidikan yang terutama. [4]. Alat Pendidikan merupakan
faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan. [1]
a. Perbuatan Mendidik (biasa disebut piranti lunak); mencakup nasihat, teladan, larangan,
perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman. [1]
b. Benda-benda sebagai alat Bantu (biasa disebut piranti keras); mencakup meja kursi, belajar,
papan tulis, penghapus, kapur tulis, OHP, dan sebagainya. [1]
Faktor Lingkungan
b. Lingkungan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam
hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. [1]. Karena jika ditilik dari sejarah
perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua
karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap tertentu sesuai
dengan perkembangan zaman. [3]
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. [1]
Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. [1]
Faktor-Faktor Pendidikan
Faktor Tujuan
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu
"Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan." [1]
Sesungguhnya faktor tujuan bagi pendidikan adalah:
a. Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah
menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. [1]
b. Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha
yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan
berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai. [1]
c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari
usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan
fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha. [1]
d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan [1]
Faktor Pendidik
Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. [1]. Dwi Nugroho
Hidayanto, menginventarisasi bahwa pengertian pendidik meliputi:
a. Orang Dewasa
b. Orang Tua
c. Guru
d. Pemimpin Masyarakat
e. Pemimpin Agama [1]
Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik[1],
yaitu
a. kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai
kemanusiaan. [1]
b. kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan
mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain. [1]
c. kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta
terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik
dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik. [1]
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjalankan kegiatan pendidikan. [1] Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak
(pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik. [1]. Salah satu
pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. [3].
Dengan demikian, pendidikan berusaha untuk membawa anak yang semula serba tidak berdaya,
yang hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri pada orang lain, ke tingkat dewasa,
yaitu keadaan di mana anak sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya,
baik secara individual, secara sosial maupun secara susila. [1]
Pengajaran yang baik adalah Alat Pendidikan yang terutama. [4]. Alat Pendidikan merupakan
faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan. [1]
a. Perbuatan Mendidik (biasa disebut piranti lunak); mencakup nasihat, teladan, larangan,
perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman. [1]
b. Benda-benda sebagai alat Bantu (biasa disebut piranti keras); mencakup meja kursi, belajar,
papan tulis, penghapus, kapur tulis, OHP, dan sebagainya. [1]
Faktor Lingkungan
b. Lingkungan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam
hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. [1]. Karena jika ditilik dari sejarah
perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua
karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap tertentu sesuai
dengan perkembangan zaman. [3]
Pranala Luar
Referensi
1.
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar
as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb
3.
4.
^ a b c d e f g h Zain, Dr. Emma & Sati, Djaka Dt. Ilmu Mendidik (Metode
Pendidikan). 1997. Jakarta. Penerbit: Mutiara Sumber Widya
http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_Pendidikan