Anda di halaman 1dari 5

Pelajar Cerdas Anti Seks Bebas

Gishella Avillia Wiguna-Pelajar pada SMA Negeri 96 Jakarta


Harapan II Lomba Menulis Artikel Populer Hukum dan HAM Tingkat Pelajar
SMU/Sederajat Se-Jabodetabek untuk tema : Tolak Perilaku Seks Bebas di Kalangan Pelajar

Apa sih seks bebas? Pasti kalian sudah sering mendengar tentang seks bebas, tapi banyak
juga dari kalian yang belum begitu paham arti sebenarnya dari seks bebas. Di sini, saya akan
membahas tentang pertanyaan yang kalian baca di awal paragraf dan saya ingin mengajak
kalian belajar lebih banyak lagi tentang seks bebas. Mulai dari pengertian, penyebab, dampak
hingga solusi untuk kita dalam menghadapi seks bebas

Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan, baik suka
sama suka atau dalam dunia prostitusi. Hidup di era globalisasi seperti saat ini kita dapat
menemukan masalah-masalah kehidupan yang berujung negatif. Salah satunya
adalah perilaku seks bebas. Ini bukanlah dampak positif dari globalisasi, melainkan adalah
dampak negatif globalisasi bagi kita para remaja khususnya pelajar. Kehidupan remaja masa
kini sudah tidak bisa terkontrol lagi, terutama pergaulannya. Banyak dari kita yang bahkan di
bawah usia kita sudah mulai berperilaku layaknya mereka yang sudah dewasa. Penyebabnya
tidak lain karena pergaulan bebas di kalangan remaja. Orangtua kita kini sudah banyak yang
membebaskan pergaulan kita, namun tak sedikit juga dari kita yang masih
menyalahartikannya. Pergaulan sangat mempengaruhi perkembangan pelajar karena
pergaulan sangat berpotensi untuk pembentukan karakter
kita sebagai pelajar. Jika kita memilih bergaul dengan orang yang baik, otomatis
pertumbuhan karakter kita menjadi positif. Berbanding terbalik dengan kita yang memilih
untuk bergaul dengan orang-orang yang lebih membawa diri kita pada dampak yang negatif,
hal itu menyebabkan kita tumbuh menjadi orang yang berperilaku negatif.

Saya pribadi masih menganggap perilaku seks bebas di kalangan pelajar ini masih wagu dan
tidak sepantasnya dilakukan oleh kita para pelajar. Apalagi hanya karena pemenuhan hasrat
dan kebutuhan biologis. Sekarang kita bisa lihat lebih jauh lagi. Dampak yang diberikan dari
perilaku seks bebas ini sangat tidak menguntungkan. Kalau ada yang mengatakan, dengan
seks bebas kalian sudah masuk ke dalam kategori anak gaul masa kini, itu SALAH BESAR.
Gaul bukan berarti kalian harus menyerahkan diri kalian untuk hal yang merugikan. Menurut
survei yang saya lakukan terhadap lingkungan sekitar, utamanya sesama pelajar. Ada banyak
faktor yang menyebabkan
perilaku seks bebas di masyarakat. Pertama, faktor dari dalam yaitu dari diri kita sendiri juga
dari orangtua. Kita masih remaja labil yang punya keingintahuan tinggi, mencoba mengenal
kehidupan di luar sana dan mempelajarinya. Bisa dikatakan, manusia seusia
kita masih mencari jati diri dan proses itu perlu bimbingan dari orantua. Peran orangtua di
sini sangatlah penting, yakni memantau kegiatan anak mereka selama di luar sekolah karena
saat kita berada di sekolah sudah ada guru yang memantau. Ketika anak sudah
berada di rumah, itu sudah menjadi tanggung jawab orang tua apalagi saat kita berada di luar
rumah. Wajib bagi para orangtua memantau kegiatan sang anak di luar sana. Bukan
maksudnya untuk mengekang kita seperti membatasi teman bergaul kita, namun hanya
sekadar mengarahkan kita tentang baik-buruknya pergaulan kita.

Ada pun faktor dari luar, salah satunya teman dan lingkungan hidup kita. Semakin
berkembangnya zaman, semakin mudah pula kita mencari relasi dengan orang lain dari
berbagai negara sekalipun. Bersama teman, kita mendapat pengalaman hidup baru. Itu juga
tergantung dari teman yang bersama dengan kita. Tidak semua dari mereka yang akan
membawa kita pada perilaku yang positif melainkan malah membawa kita pada perilaku
negatif. Yang menyedihkannya lagi, perilaku negatif yang dimaksud di sini bukan lagi seperti
yang dilakukan oleh remaja pada tahun silam. Kenakalan remaja masa kini sudah bukan lagi
semacam bolos sekolah atau tawuran saja, tapi sudah menjurus pada hubungan seksualitas.

Mari kita bandingkan terlebih dahulu, bagaimana pandangan masyarakat zaman dulu dengan
masyarakat zaman sekarang terutama pada kalangan pelajar. Pada masa yang lalu, seks bebas
itu sudah seperti aib yang harus kita tutupi dan jangan sampai diketahui oleh orang lain.
Bahkan mungkin untuk melakukannya saja kita sudah malu dan merasa sangat berdosa ketika
melakukannya. Mereka di zaman dulu sangat menghormati dan menjaga diri mereka sendiri
dari perbuatan itu. Banyak dari kita yang hidup di era globalisasi ini menganggap seks bebas
adalah hal yang lumrah. Memang tidak semuanya menganggap seperti itu, namun banyak
yang kita dengar di berita
bahkan di lingkungan kita sendiri kalau hal itu sudah bukan aib lagi. Banyak dari kita yang
masih duduk di tingkat sekolah menengah, baik itu SMP maupun SMA sudah dibebani
tanggung jawab besar dengan mengurus seorang anak kecil yang bisa dikatakan anak kecil
sudah mengurus anak kecil. Padahal untuk mengurus diri kita sendiri pun kita masih meminta
bantuan dari orangtua. Bisa kita bayangkan betapa
sulitnya menjadi orangtua yang harus ikut bertanggung jawab atas apa yang anaknya lakukan.
Pasalnya, tidak semua dari kita yang melakukan kesalahan itu akan bertanggung jawab atas
perilakunya, tetapi malah kabur dan melepaskan tanggung
jawabnya pada satu pihak.

Teknologi canggih masa kini yang dilengkapi dengan internet yang luas dan terjangkau
adalah kemajuan yang perlu kita syukuri karena dengan adanya teknologi yang dilengkapi
internet memudahkan kita untuk menambah wawasan kita. Tertapi kita juga harus bisa
secermat mungkin untuk menggunakan perkembangan satu ini. Perkembangan teknologi
tidak melulu berdampak positif di kalangan remaja seperti
kita. Dengan modal ingin tahu yang tinggi membuat kita menyalahgunakan teknologi, salah
satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas. Bagi kita yang tinggal dengan budaya
Timur yang masih kental, pastinya seks bebas bukanlah hal yang dilazimkan. Berbeda dengan
mereka yang tinggal dengan budaya Barat, seks bebas bukan hal yang perlu ditutupi bagi
mereka. Nah, permasalahannya adalah dengan berkembangnya internet, budaya Barat bisa
dengan mudah masuk ke Timur melalui internet. Sementara pengguna internet kebanyakan
adalah remaja aktif yang masih berada di tingkat SD sampai SMA. Oleh sebab itu, banyak
remaja yang mulai tergiur dengan perilaku
tersebut.

Dewasa ini, seks bebas malah semakin menjamur di kalangan pelajar. Presentase atas
perilaku tersebut bukannya menurun, malah semakin meningkat. Faktanya, di kalangan
pelajar masa kini banyak pelajar yang seharusnya mendapatkan ijazah, tetapi malah harus
melakukan “ijap sah”. Hal itu menyebabkan remaja berperilaku layaknya orang yang sudah
dewasa. Masa remaja yang seharusnya kita habiskan dengan bersenang-senang bersama
teman-teman sebaya, menjadi berubah 1800 apalagi semenjak dimudahkannya internet untuk
semua usia. Dari penggunaan internet tersebut kita menjadi lebih cepat dewasa karena semua
berita dan informasi bisa masuk ke
dalamnya. Jika kita tidak bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk, maka jadilah
kita terjerumus ke dalamnya.
Ada pun faktor lain, yakni pacar. Hubungan antara laki-laki dan perempuan yang dapat
dikategorikan sebagai cinta monyet kini juga berlaku untuk remaja. Banyak yang bilang,
nggak ada pacar berarti nggak laku, atau lo nggak gaul kalau belum pernah pacaran. Kalimat-
kalimat itulah yang menjadi doktrin bagi kita yang masih labil. Ketika teman-teman kita
sudah banyak yang berpacaran, pasti kita akan iri dan jatuhnya ikut-ikutan. Kecintaan pada
lawan jenis itu memang tidak salah, tapi berpacaran pun bukan perilaku yang tepat untuk itu.
Pergaulan bebas sudah berarti bahwa kita bisa bergaul tanpa batas-batas dan pacaran
termasuk dalam konteks tersebut. Banyak juga
pandangan orang tentang pacaran itu baik, tapi juga banyak yang menganggap itu buruk.
Sebagian orang beranggapan pacaran itu baik asalkan masih dalam batasan wajar. Ketika dua
manusia berbeda jenis saling jatuh cinta, mereka pasti akan bertanggung jawab untuk saling
menjaga satu sama lain. Tak ada niat untuk menyakiti atau pun merusak salah satu
diantaranya. Tapi terkadang kita dibodohi akan hal tersebut. Hanya karena kita sudah terlalu
percaya dan terlanjur tidak bisa berpisah dengan pasangan kita, kita akan melakukan hal
bodoh sekalipun untuk bisa terus bersama dengan dia. Melakukan perbuatan seksualitas atas
dasar rasa cinta kepada pasangan kita itu sudah di luar batas. Namun masih banyak dari kita
tertipu dengan kalimat yang menyatakan jika kita sayang/cinta dengan dia, maka kita harus
berbuat seks dengan dia.

Sikap mental yang tidak sehat seperti inilah yang membuat kita terjerumus ke dalam
pergaulan bebas. Jika kita memiliki mental yang sehat, dapat dipastikan kalau kita bisa
membatasi diri dan memahami arti bergaul yang sebenarnya. Hal ini juga bersangkutan
dengan relasi kita kepada Tuhan. Biasanya remaja yang mudah terjerumus ke dalam
pergaulan bebas adalah remaja yang kurang memiliki pegangan hidup dalam hal keagamaan
dan ketidakstabilan emosi yang menyebabkan perilaku tak terkendali seperti terjerat
pergaulan bebas yang mencakup narkoba dan seks bebas. Keduanya sama merugikan dan
lama-kelamaan berujung pada penyakit HIV/AIDS. Kembali lagi pada
peran orangtua di dalamnya yang berfungsi untuk memantau kegiatan sang anak. Jangan
sampai orangtua menyesal setelah mendapati sang anak terjerat dalam pergaulan bebas.
Pembentukan karakter seorang anak itu mendapat pengaruh besar dari didikan orangtua juga
tindakan keluarga yang sering kali mengabaikan keinginan kita, mengolok kita, sikap acuh,
memaksakan kehendak, juga mengajari hal yang salah tanpa membekali kita dengan iman
yang kuat.

Selain itu, alasan remaja masuk ke dalam pergaulan bebas karena rasa kecewa. Ini sering
terjadi. Ketika kita mengalami kekecewaan atas tekanan yang diberikan secara otoriter,
contohnya kepada orangtua dan keluarga, juga pengucilan dari teman dan lingkungan sekitar,
kita pasti mudah terpengaruh dengan perbuatan negatif. Pada akhirnya, masuklah kita dalam
lingkaran pergaulan bebas. Terlebih lagi, pengajaran tentang norma kehidupan sudah tegeser
dengan modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.

Berbicara tentang dampak dari pergaulan bebas, pasti kita juga sudah mengetahuinya secara
garis bebas. Sudah pasti kita dosa karena melakukannya. Tapi lucunya, meski kita tahu itu
dosa, masih banyak dari kita yang tetap melakukannya. Mungkin karena dosa itu tidak terasa
dan tidak terlihat. Selain itu, masa depan kita hancur akibat pergaulan bebas. Banyak
kerugian yang kita tanggung, tertutama bagi seorang siswi yang masuk ke dalam pergaulan
bebas.

Kerugian yang utama untuk pelaku seks bebas pra nikah, yakni menciptakan kenangan buruk.
Dengan melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dapat dipastikan kita akan menyesal.
Penyesalan memang bukan muncul di awal, melainkan muncul di akhir ketika kita sudah
melakukannya. Perasaan bersalah itu akan kita hadapi sampai seumur hidup kita. Terlebih
lagi yang menanggung rasa malu tidak hanya kita sebagai pelaku, melainkan orangtua dan
keluarga. Seluruh keluarga besar menanggung rasa malu dari perbuatan kita dan kita akan
merasa lebih bersalah lagi terhadap hal tersebut.

Melakukan seks bebas punya risiko yang tinggi yaitu kehamilan. Atas perilaku kita tanpa
pikir panjang itu ternyata mempunyai dampak yang berkepanjangan. Kehamilan yang terjadi
dalam perilaku seks bebas ini menjadi beban mental yang luar biasa. Seperti yang sudah saya
tulis di atas, kalau kita akan menanggung beban yang seharusnya belum kita tanggung pada
masanya. Yang seharusnya kita masih menikmati masa remaja kita dengan teman-teman
sebaya, kita sudah harus memikirkan tentang kehidupan bayi yang nantinya akan kita
lahirkan. Kalau kita pikir lebih panjang lagi, “kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan
malapetaka untuk kita si pelaku bahkan keturunannya. Lingkungan sekitar pasti akan
membicarakan kita dan akhirnya keturunan kita akan merasakan dampaknya seperti diejek,
dipermalukan dan mendapat tekanan mental.

Tidak semua pelaku akan bertanggung jawab atas perilakunya. Kebanyakan kita hanya
menginginkan enaknya saja, tapi tidak ingin buruknya (baca:hasilnya). Akhirnya terlintas di
otak kita untuk menggugurkan bayi yang sudah kita kandung karena takut ketahuan dengan
orang sekitar atau bisa juga karena tidak diterima oleh pelaku. Padahal melakukan aborsi ini
mengakibatkan kemandulan bahkan kanker rahim atau yang lebih buruknya adalah kematian.
Aborsi sendiri juga merupakan tindakan medis yang illegal dan melanggar hukum serta
norma agama.

Menurut survei yang ada, pelaku seks bebas bukan hanya dengan pasangan sendiri seperti
pacar dan teman, namun juga sebagai kontrak kerja seperti prostitusi. Biasanya pelaku
prostitusi tidak hanya melakukannya dengan satu pasangan saja, melainkan lebih dari satu.
Hal itu dapat menyebabkan kita terjangkit penyakit seperti HIV/AIDS. Tidak hanya itu,
psikologis kita pun akan terganggu setelahnya. Perasaan malu, marah, kesal, menyesal, benci
pada diri kita sendiri, benci terhadap pelaku yang telibat, ketakutan yang tidak jelas, tidak
bisa tidur, bingung, depresi, takut pada Tuhan, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri,
hampa dan lain sebagainya akan kita rasakan.

Bagaimana cara menghindari pergaulan bebas? Katanya internet juga bisa membuat kita
terjerumus ke dalam pergaulan bebas? Kita garis bawahi bahwa internet membawa dampak
negatif. Tidak semua yang ada di internet berdampak negatif. Banyak yang mengedukasi dan
mengajak kita untuk mengenal dunia. Tergantung dari diri kita sendiri yang memanfaatkan
penggunaan internet tersebut. Cara meghindari pergaulan bebas tidak bisa dikatakan mudah,
juga tidak sulit untuk dilakukan. Yang utama sudah jelas, kita harus mendekatkan relasi kita
dengan Tuhan karena semua sudah diatur oleh-Nya. Tuhan adalah pembuat skenario terbaik
dan kita sebagai lakonnya. Kelancaran adegan itu tergantung dari kita, menyelewengkah atau
tetap pada benang merah? Tapi kalau kita memiliki relasi yang baik dengan Tuhan, pasti
adegan yang kita perankan akan terus berjalan dengan baik.

Masa remaja adalah masa dimana kita menjadi jati diri kita dan manfaatkanlah waktu remaja
kita ini dengan menyalurkan minat serta bakat kita ke dalam perilaku positif. Dengan
meyalurkan minat bakat kita secara positif inilah yang akan membuat kita sukses ke
depannya dan kita akan berada jauh dari pergaulan bebas. Perbaiki cara pandang hidup kita
dengan mencoba berpikir secara optimis dan hidup dalam “kenyataan”. Orangtua perlu
mendidik kita dari kecil untuk berpikir realistis dan jangan terlalu banyak pengandaian,
supaya kita bisa menanggapi sikap kekecewaan kita dengan cara positif. Selain itu, kita perlu
hidup secara disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran kita.
Memanfaatkan waktu luang yang ada untuk mengembangkan kreatifitas kita atau
menyalurkan hobi kita sehingga apa yang kita lakukan membuahkan hasil yang lebih
berguna.

Remaja seusia kita bisa dikatakan masih memiliki pemikiran yang labil dan hal itu membuat
kita berpikiran jangka pendek. Berbeda dengan orang dewasa yang sudah memiliki pemikiran
yang matang, kita belum sampai pada pemikiran yang seperti itu. Namun, kita bisa
melatihnya dengan mulai berpikir secara logis dan berpikirlah sebelum bertindak. Itu sangat
membantu, karena jika kita sebelum bertindak sudah memikirkan kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi, maka perbuatan kita yang berakhir negatif itu secara otomatis
akan terminimalisir. Dengan memikirkan dampak-dampak yang akan terjadi bila kita masuk
ke dalam pergaulan bebas apalagi sampai melakukan seks bebas, maka keinginan kamu
sebelumnya yang ingin masuk ke dalam pergaulan bebas itu akan sirna perlahan.

Ingatlah orangtua kita di rumah yang selalu mengharapkan kita akan menjadi seorang yang
berguna di masa depan. Ingatlah wajah kecewa mereka bila kita masuk ke dalam pergaulan
bebas. Ingatlah betapa bahagianya mereka kalau kita menjadi anak yang lebih berguna lagi
dan meraih prestasi yang dapat membanggakan mereka. Perjalanan hidup kita masih panjang.
Nikamti masa muda kita dengan bermain dan belajar bersama teman dan orangtua. Jangan
biarkan masa muda kita harus kita lewati dengan beban yang tak seharusnya kita tanggung
saat ini.

Sumber Pustaka :
http://marlinara.blogspot.co.id/2013/04/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja.html
https://nariluh.wordpress.com/2013/10/08/dampak-seks-bebas/
https://www.facebook.com/notes/kotex-dunia-cewe/apa-sih-dampak-seks-bebas-
terhadap-kesehatan-remaja/10150272359985308

Anda mungkin juga menyukai