Anda di halaman 1dari 7

PANCASILA

PENGESAHAN TUJUAN NEGARA

LOGO UIN

M. LUVIAN CHISNI CHILMI


11150910000040
TEKNIK INFORMATIKA 1B

A. TUJUAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu Kemudian daripada
itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial .
Dari rumusan tersebut, tersirat adanya tujuan nasional/Negara yang ingin
dicapai sekaligus merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh Negara, yaitu:
1.

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia
2.
Memajukan kesejahteraan umum
3.
Mencerdaskan kehidupan bangsa
4.
Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian
abadi, dan keadilan sosial

B. PENGESAHAN PANCASILA DAN UUD 1945


Pancasila dirumuskan oleh pendiri Negara untuk menjadi idieologi bangsa
Indonesia. Undang Undang Dasar 1945 adalah peraturan perundang-undangan
tertinggi tingkatnya dalam Negara dan merupakan hukum dasar Negara yang
tertulis.
Pada tanggal 17 September 1944 perdana mentri Jepang Koiso mengemukakan
bahwa akan memberi kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Pada tanggal 1 Maret
1945 pemerintah militer jepang mengumumkan dalam waktu dekat akan dibentuk
badan yang bertugas menyelidiki dan menyiapkan hal-hal yang berhubungan
dengan kemerdekaan Indonesia. Maka pada tanggal 29 April 1945 di bentuklah
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dalam
bahasa jepang Dokuritsu Junbii Chsakai yang di ketuai oleh Dr.
Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dan dilantik oleh
Saiko Syikikan pemerintah memerintah jepang pada tanggal 28 Mei 1945.

Siding I BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945 yang membahas
tentang rumusan dasar Negara Indonesia. Terdapat tiga pendapat yang diajukan oleh
tokoh utama pergerakan nasional tentang rumusan dasar Negara Indonesia,
sebagai berikut :
1. Mr. Prof. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas Negara Republik
Indonesia. Yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
2. Mr. Prof. Dr. Soepomo mengemukakan rumusan lima prinsip dasar Negara
kesatuan repuplik Indonesia yang di namakan Dasar Negara Indonesia
Merdeka. Yaitu :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Musyawarah
5. Keadilan Sosial
3. Ir. Soekarno mengemukakan lima sila dasar Negara kesatuan repuplik Indonesia
yang dinamakan Pancasila. Yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang maha Esa
Gagasan terebut kemudian diperas menjadi tiga sila yang dinamakan Trisila.
Yaitu :
1. Sosionasionalisme, perasan sila ke I dan II
2. Sosiodemokrasi, perasan sila ke III dan IV
3. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Ketiga sila itu kemudian diperas lagi menjadi satu sila yang dinamakan
Ekasila. Yaitu :
1. Gotong-royong
Karena masing masing usul berkesimpulan tidak sepakat maka di bentuklah
panitia kecil penampung dan pemeriksa usul usul dasar Negara republik Indonesia
yang dinamakan Panitia Sembilan karena beranggotakan 9 orang. Antara lain : Ir.
Soekarno (ketua), Drs. Muhammad Hatta (wakil), Raden Achmad Soebardjo
Djojoadisoerjo (anggota), Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota), Kiai Haji
Abdul Wahid Hasjim (anggota), Abdoel Kahar Moezakir (anggota), Raden

Abikusno Tjokrosoejoso (anggota), Haji Agus Salim (anggota), Mr. Alexander


Andries Maramis (anggota).
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan menghasilkan rumusan dasar
Negara kesatuan republik Indonesia yang kemudian dikenal Piagam Jakarta.
Yaitu :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemelukpemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa
persidangan BPUPKI yang kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal 10 Juli
1945.
Siding II BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945 14 Juli 1945 yang membahas
tentang willayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kewarganegaraan
Indonesia, Rencana Undang-Undang Dasar, Ekonomi dan Keuangan, Pembelaan
Negara, serta Pendidikan dan pengajaran. Pada sidang ke-dua BPUPKI ini dibagi
menjadi berbagai panitia kecil. Antara lain :
1. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno
2. Panitia Pembelaan Tanah Air yang diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso
3. Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Muhammad Hatta

Sidang pleno BPUPKI menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang


Dasar, yang dibacakan oleh ketua panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan
tersebut membahas mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya
tercantum tiga masalah pokok. Yaitu :
1. Pernyataan tentang Indonesia Merdeka

2. Pembukaan Undang-Undang Dasar


3. Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan sebagai
"Undang-Undang Dasar 1945", yang isinya meliputi :
- Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas wilayah HindiaBelanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang adalah
wilayah Sabah dan wilayah Serawak di negara Malaysia, serta wilayah
negara Brunei Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang adalah
-

wilayah negara Timor Leste), dan pulau-pulau di sekitarnya,


Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik,
Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih,
Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.
Pada tanggal 7 agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena telah menyelesaikan

tugasnya dengan baik. Dan digantikan dengan dibentuknya Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam bahasa jepang Dokuritsu Junbii inkai yang
di ketuai oleh Ir. Soekarno.
Tugas PPKI yang pertama ialah meresmikan pembukaan serta batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945, tugas yang kedua ialah melanjutkan tugas BPUPKI
mempersiapkan pemindahkan kekuasaan dari pemerintah pendudukan militer
jepang ke bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut
ketatanegaraan bagi bangsa Indonesia.
Dalam sidang pembahasan, terlontar beberapa usulan penyempurnaan.
Akhirnya, setelah melalui hasil kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik
Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai "pembukaan dan batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945", adalah :
1. Pertama, kata Mukaddimah yang berasal dari bahasa Arab, muqaddimah,
diganti dengan kata Pembukaan.
2. Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan UndangUndang Dasar 1945, diganti dengan, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.
3. Ketiga, kalimat yang menyebutkan Presiden ialah orang Indonesia asli dan
beragama Islam, seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret
kata-kata dan beragama Islam.

4. Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari yang semula
berbunyi: Negara berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban
menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti menjadi
berbunyi: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
C. TEORI TUJUAN NEGARA
1. Teori Fasisme
Tujuan negara menurut teori fasisme adalah imperium dunia. Pemimpin
bercita-cita untuk mempersatukan semua bangsa di dunia menjadi satu tenaga
atau kekuatan bersama. Beberapa negara yang pernah menganut fasisme antara
lain Italia ketika dipimpin oleh Benito Mussolini, Jerman ketika dipimpin Adolf
Hitler, dan Jepang ketika dipimpin Tenno Heika.
2. Teori Individualisme
Teori individualisme berpendapat bahwa negara tidak boleh campur tangan
dalam urusan pribadi, ekonomi, dan agama bagi warga negaranya. Tujuan
dibentuknya negara hanyalah berfungsi untuk menjaga keamanan dan ketertiban
individu serta menjamin kebebasan seluas-luasnya dalam memperjuangkan
3.

kehidupannya.
Teori Sosialisme
Teori sosialisme berpendapat bahwa negara mempunyai hak campur tangan
dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal ini dilakukan agar tujuan
negara dapat tercapai. Tujuan negara sosialis adalah memberikan kebahagiaan
yang sebesar-besarnya dan merata bagi setiap anggota masyarakat.
4. Teori Integralistik
Teori integralistik berpendapat bahwa tujuan negara itu merupakan
gabungan dan paham individualisme dan sosialisme. Paham integralistik ingin
menggabungkan kemauan rakyat dengan penguasa (negara). Paham integralistik
beranggapan bahwa negara didirikan bukan hanya untuk kepentingan perorangan atau golongan tertentu saja, tetapi juga untuk kepentingan seluruh
masyarakat negara yang bersangkutan. Paham integralistik melihat negara
sebagai susunan masyarakat yang integral, dan anggota-anggotanya saling
terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang organis.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Penyelidik_Usaha_Persiapan_Kem

erdekaan_Indonesia
https://chaniagoreginna.wordpress.com/2013/11/06/perumusan-dan-

pengesahan-pancasila-dan-uud45/
http://www.rudipradisetia.com/2010/09/teori-teori-tujuan-negarabeberapa.html

Anda mungkin juga menyukai