BENJOLAN DI PAYUDARA
Rina Chairunnisa
1102009247
Definisi
Karsinoma mammae merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari selselepithelial yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis,
di payudara.
Epidemiologi
Kanker payudara paling banyak diderita oleh wanita di negara barat, yaitu sekitar 32 %
dari seluruh keganasan pada wanita, merupakan penyebab kematian nomor dua pada wanita. Di
Indonesia, kanker payudara merupakan kanker pada wanita terbanyak setelah kanker mulut
rahim. Insidensi kira-kira 18 per 100.000 penduduk wanita dan kebanyak ditemukan sudah
dalam stadium lanjut. Kanker payudara yang mempunyai predisposisi keturunan ini biasanya
diderita oleh penderita dengan usia muda, penderita kanker payudara bilateral, penderita dengan
riwayat keluarga tumor positif. Karsinoma payudara jarang sebelum umur 25 tahun dan tidak
biasa sebelum umur 30 tahun, tetapi insidensinya meningkat dengan cepat setelah umur 30 tahun
dengan rat-rata mediumage 60 tahun. Penyakit ini terutama mengenai wanita, kanker payudara
pada pria hanya sekitar 1% dari kanker mammae.Eropa Utara, Amerika Utara merupakan area
insiden tinggi, Eropa Selatan, Amerika Selatan merupakan area insiden sedang, Asia, Afrika
merupakan area insiden rendah. Studi epidemiologi menunjukkan, perbedaan geografis insiden
karsinoma payudara tidak sepenuhnya berkaitan dengan suseptibilitas genetik, tetapi juga
dipengaruhi factor lingkungan, terutamalingkungan hidup masa kini atau life style.
Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada penderita diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Usia >30 tahun. Menurut analisis data dari 6263 kasus di RS Kanker
UniversitasZhongshan, rentang usia pasien adalah 17-90 tahun, usia median 47 tahun.
Dihitungdengan selang usia 5 tahunan, pasien terbanyak berusia 45-49 tahun (25,2 %),
disusul 40-44 tahun (15,8 %), dan 54-59 tahun (15,6 %).
2. Reproduksi. Usia menarke kecil, henti haid lanjut, dan siklus haid pendek
merupakanfaktor resiko tinggi karsinoma mammae. Selain itu, yang seumur hidup tidak
menikahatau belum menikah, partus pertama berusia lebih dari 30 tahun dan setelah
partus belummenyusui, berinsiden relatif tinggi.
3. Kelainan kelenjar mammae. Penderita kistadenoma mammae hiperplastik
berat berinsiden lebih tinggi. Jika satu payudara sudah terkena kanker, mammae
kontralateral resikonya meningkat. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor
jinak payudara.
4. Penggunaan obat di masa lalu. Penggunaan jangka panjang hormon insidennya
lebihtinggi. Terdapat laporan penggunaan jangka panjang reserpin, metildopa,
analgesik trisiklik, dan lainnya, dapat menyebabkan kadar prolaktin meninggi,
beresikokarsinogenik bagi mammae.
5. Radiasi pengion. Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion,
paparan berlebihan menyebabkan peluang terjadinya kanker lebih tinggi.
6. Pernah menjalani operasi ginekologis, misalnya tumor ovarium.
7. Riwayat keluarga dan gen terkait dengan karsinoma mammae. Penelitian
menunjukkan pada wanita dengan saudara primer menderita karsinoma mammae,
probabilitas terkenakarsinoma mammae lebih tinggi 2-3 kali dibanding wanita tanpa
2
riwayat keluarga.Penelitian dewasa ini menunjukkan gen utama yang terkait dengan
timbulnya karsinomamammae adalah BRCA-1 dan BRCA-2.
8. Diet dan gizi. Berbagai studi kasus menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori
berkaitanlangsung dengan timbulnya karsinoma mammae. Terdapat data menunjukkan,
orangyang gemuk sesudah berusia 50 tahun berpeluang besar menderita kanker
payudara.Terdapat laporan, bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen
dalamtubuh, wanita yang setiap hari mengkonsumsi alkohol 3 kali ke atas beresiko
terkenakarsinoma mammae meningkat 50-70 %. Penelitian lain menunjukkan (diet
tinggiselulosa, vitamin A, dan protein kedelai dapat menurunkan insiden karsinoma
mammae (Desen, 2008).
9. Virus. Faktor Bittner-Milk adalah suat virus (mammae virus) yang
menyebabkanterjadinya karsinoma payudara pada tikus, yang dapat ditularkan melalui air
susu. Virus juga didapat dalam genom tikus ini dipindahkan secara vertikal dan
mengakibatkan straingenetik tikus dengan insiden karsinoma payudara yang tinggi.
Namun, penelitianmenunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi pada manusia.D.
Klasifikasi
Klasifikasi karsinoma payudara menurut WHO tahun 1968, dibagi menjadi :
1. Ductal karsinoma (95 %)
a.Non infiltrating ductal cell carcinoma
b.Infiltrating ductal cell carcinoma, terdiri dari :
- medullary carcinoma
- scrirrhus carcinoma
- comedo carcinoma
- gelatinoum carcinoma/mucoid carcinoma
- papillary carcinoma
- paget disease
- epidermoid carcinoma
2. Lobular carcinoma (5 %)
Patofisiologi
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri
proliferasisel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringansekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasiyang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasidan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke
organ-organ yang jauh. Didalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel
normal. Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi
padasistem duktal.
Kejadian karsinoma payudara dihubungkan dengan terjadinya hiperplasia sel
dengan perkembangan sel-sel atipik, kemudian terjadi karsinoma intraepitelial (karsinoma in
situ), setelah terjadinya karsinoma in situ akan terjadi multiplikasi sel-sel dengan cepat.
Selanjutnyasel-sel tersebut akan menginvasi stroma jaringan ikat di sekitarnya pada payudara.
Membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 7 tahun pada karsinoma untuk tumbuh dari sebuah sel
3
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba (diameter sekitar 1 cm).
Pada ukuran itu sekitar kasus sudah disertai dengan kejadian metastasis. Untuk lokasi
terjadinya kanker payudara, payudara kiri lebih sering daripada payudara kanan, dengan
perbandingan 60:40. Dengan presentasi kwadran lateral atas kiri dan kanan 45:63%, kwadran
medial atas kiri dan kanan 15:14 %, kwadran lateral bawah kiri dan kanan 25:17 %,kwadran
medial bawah 15:6 %.
Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk membantu diagnosis karsinoma payudara yaitu USG payudara,
mammografi, MRI mammae, pemeriksaan laboratorium, aspirasi jarum halus, dan pemeriksaan
biopsi. Untuk menentukan adanya metastasis dapat dilakukan pemeriksaan foto thoraks, bone
survey, USG abdomen/hepar.
Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi/tumor yang solid atau kistik, tetapi
dapat mengetahui pasokan darah serta kondisi jaringan sekitarnya. Pada mammografi, keganasan
dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet
sign (Stellata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya
mikrokalsifikasi, adanya spikulae, dan distorsi pada struktur arsitektur payudara. Tanda
sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papila
dan areola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak
teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mammae, dan adanya metastasis ke kelenjar
(gambaran initidak khas).
Pemeriksaan gabungan USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnosis yang
lebih tinggi .Karena tumor mammae mengandung densitas mikrovaskular (MVD =
microvascular density) abnormal, MRI mammae dengan kontras memiliki sensitivitas dan
spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma mammae stadium dini. Tapi pemeriksaan ini cukup
mahal, sulit digunakan meluas, hanya menjadi suatu pilihan dalam diagnosis banding terhadap
mikrotumor .Dewasa ini belum ada petanda tumor spesifik untuk kanker payudara. CEA
memiliki nilai positif bervariasi dari 20 hingga 70 %, antibodi monoklonal CA 15-3 angka
positifnya sekitar 33-60 %,semuanya dapat untuk referensi diagnosis dan tindak lanjut klinis.
Pemeriksaan sitologik dengan metode aspirasi jarum halus caranya sederhana, aman, dan
akurasinya mencapai lebih dari 90 %. Data menunjukkan pungsi aspirasi jarum halus
tidak mempengaruhi hasil terapi.
Pemeriksaan histologik dengan pungsi jarum mandrin memiliki cara yang juga sederhana
dan aman seperti diagnosis sitologi aspirasi jarum halus, juga ketepatan diagnosis histologik
biopsi eksisi, serta dapat dibuat pemeriksaan imunohistologik yang sesuai. Pemeriksaan ini luas
dipakai di klinis, khususnya sesuai bagi pasien yang diberi kemoterapi adjuvan.
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis yang dilakukan dengan :
1. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat
disekitarnya, dilakukan bila ukuran atau diameter tumor < 2 cm.
2. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat,
dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel atau lebih besar dari 2 cm.
Pemeriksaan penunjang karsinoma mammae
Laboratorium meliputi:
1.Morfologi sel darah
2.Laju endap darah
3.Tes faal hati
4.Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
5. P e m e r i k s a a n s i t o l o g i k
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar sponyan
dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi.
lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri
yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkatHasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan
pemeriksaan histologik secara frozen section.
Diagnosis Banding
Diagnosis bandingnya terdiri dari :
o Fibroadenoma mammae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat
padausia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak nyeri
dan mobile.
o Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat
kenyalatau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar,
biasanya bilateral/multipel.
o Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong,
berbatastegas, mobile, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.
o Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya
saluran/duktuslaktiferus, terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.
o Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan
dapat berkembang menjadi abses, biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.
o Lipoma, merupakan tumor pada jaringan lemak dengan batas tegas, lunak, tidak nyeri
tekan,dan dapat digerakkan.
o Nekrosis lemak, berbatas tegas, keras, kadang disertai dengan penarikan kulit.
Staging
Dewasa ini menggunakan cara penggolongan
Kanker Internasional (edisi tahun 2002).
TNM
menurut
Perhimpunan
Anti
Keterangan :
T (Tumor size), ukuran tumor :
T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dindingdada atau pada
keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada
benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :
N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla
N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgbdi mammary
interna di dekat tulang sternum
M (Metastasis) , penyebaran jauh :
M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
M 1 : terdapat metastasis jauh
10
Penatalaksanaan
Bila staging sudah dikerjakan, rencana tindakan didasarkan atas :
- stadium TNM
- umur pasien
- status menopause
- keadaan umum pasien.
Tujuan terapi adalah :- kuratif menyembuhkan penderita- paliatif meringankan
penderitaan penderita dan perbaiki kualitas hidup- terminal supaya penderita meninggal dengan
tenang dan damai.
Menurut Peraboi 2003, modalitas terapi pada karsinoma mammae meliputi :
o Operasi untuk terapi : BCT, simple mastektomi, radikal mastektomi/modifikasi
o Radiasi primer, adjuvan, paliatif
o Kemoterapi kombinasi CMF, CAF, Taxa-Doxorubicin, Capecetabin
o Hormonal Ablative (bilateral ovarektomi), Aditive (tamoxifen), Optional
(GnRH)Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II, dan sebagian
stadium III disebut kanker payudara operabel.
Pola operasi yang sering dipakai adalah :
Mastektomi radikal, lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3 cm
daritumor, seluruh kelenjar mammae, m.pektoralis mayor, m.pektoralis minor,
jaringanlimfatik dan lemak subskapular, aksilar secara kontinyu enblok direseksi.
Mastektomi radikal modifikasi, lingkup reseksinya sama dengan teknik radikal,
tapimempertahankan m.pektoralis mayor dan minor (model Auchincloss)
ataumempertahankan m.pektoralis mayor, mereseksi m.pektoralis minor (model Patey).
Polaoperasi ini memiliki kelebihan antara lain memacu pemulihan fungsi pasca operasi,
tapisulit membersihkan kelenjar limfe aksilar superior.
Mastektomi total, hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa
membersihkankelenjar limfe. Model operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau
pasien lanjut usia.
Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar, secara umum disebut
denganoperasi konservasi mammae (BCT). Biasanya dibuat dua insisi terpisah di
mammae danaksila. Mastektomi segmental bertujuan mereseksi sebagian jaringan
kelenjar mammaenormal di tepi tumor, di bawah mikroskop tak ada invasi tumor di
tempat irisan. Lingkupdiseksi kelenjar limfe aksilar biasanya juga mencakup jaringan
aksila dan kelenjar limfeaksilar kelompok tengah.
Mastektomi segmental plus biopsi kelenjar limfe sentinel, metodenya sama dengan
diatas. Kelenjar limfe sentinel adalah terminal pertama metastasis limfogen dari
karsinomamammae, saat operasi dilakukan insisi kecil di aksila dan secara tepat
mengangkatkelenjar limfe sentinel, dibiopsi, bila patologik negatif maka operasi
dihentikan, bila positif maka dilakukan diseksi kelenjar limfe aksilar.Mastektomi radikal,
mastektomi madifikasi, dan mastektomi total dilakukan untuk terapi,sedangkan
mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe alsila maupun plus biopsi
kelenjar limfe sentinel termasuk operasi biopsi (Desen, 2008).
11
NON PEMBEDAHAN
1. Radioterapi terutama mempunyai 3 tujuan, yaitu radioterapi murni kuratif, radioterapi
adjuvan, dan radioterapi paliatif. Radioterapi murni kuratif terhadap kanker
payudarahasilnya kurang ideal, survival 5 tahun 10-37 %. Terutama digunakan untuk
pasiendengan kontraindikasi atau menolak operasi. Radioterapi adjuvan menjadi bagian
integral penting dari terapi kombinasi. Menurut pengaturan waktu radioterapi pra operasi
dan pasca operasi. Radioterapi pra-operasi terutama untuk pasien stadium lanjut
lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker mammae nonoperabel menjadi yang operabel.
Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae (bila perlu
ditambahradioterapi kelenjar limfe regional) pasca operasi konservasi mammae dan
radioterapiadjuvan pasca mastektomi (Desen, 2008).
Dewasa ini indikasi radioterapi pasca mastektomi adalah : diameter tumor
primer 5 cm, fasia pektoral terinvasi, jumlah kelenjar limfe aksilar metastatik lebih
dari 4 buahdan tepi irisan positif .Radioterapi paliatif terutama untuk terapi paliatif kasus
stadium lanjut denganrekurensi, metastasis. Dalam hal meredakan nyeri efeknya sangat
baik. Selain itu kadangkala digunakan radiasi terhadap ovarium bilateral untuk
menghambat fungsi ovarium (Desen, 2008).
2. Kemoterapi dibagi menjadi kemoterapi pra-operasi, kemoterapi adjuvan pasca operasi,
kemoterapi terhadap kanker payudara stadium lanjut atau rekuran dan metastatik.
Kemoterapi pra-operasi, terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat
dilakukankemoterapi intraarterial, mungkin dapat membuat sebagian kanker mammae
lanjut lokalnonoperabel menjadi operabel. Kemoterapi adjuvan pasca operasi,
diindikasikan untuk operasi yang relatif luas, terhadap semua pasien karsinoma invasif
dengan diameter terbesar tumor 1 cm. Hanya terhadap pasien lanjut usia dengan ER,
PR positif dapatdipertimbangkan hanya diberikan terapi hormonal. Kemoterapi terhadap
kanker payudara stadium lanjut atau rekuren dan metastatik sebagian kecil masih
memakai regimen CMF,semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis
golongan antrasiklin.
Dewasa ini dilakukan pemeriksaan reseptor estrogen (ER) dan progesteron (PR)
dari tumor untuk menentukan efek terapi hormonal. Pasien dengan hasil pemeriksaan
positif tergolongkanker mamae tipe bergantung hormon, hasil terapi hormonal baik,
pasien dengan hasil tesnegatif tergolong kanker mamae tipe tak bergantung hormon, efek
terapi hormonal agak kurang.Terapi hormonal terutama mencakup bedah dan hormon.
Terapi hormonal bedah terutama adalahooforektomi (disebut juga kastrasi) terhadap
wanita pramenopause, sedangkan adrenalektomidan hipofisektomi sudah ditinggalkan.
Yang sekarang digunakan adalah :
- obat antiestrogen, seperti tamoksifen
- inhibitor aromatase, seperti aminoglutetimid tetapi saat ini obat ini sudahtidak
dipakai karena efek sampingnya yang berbahaya, yang sekarang digunakan
adalahgolongan steroid anastrozol, letrozol, dan golongan steroid eksemestan
- obat sejenis LH-RH (luteining hormon-realising hormon), seperti goserelin
- obat sejenis profesteron, seperti medroksiprogesteron asetat (MPA) dan megesterol
asetat (MA). Yang terbaru adalah terapi biologis, menggunakan herseptin dengan
overekspresi terhadap gen cerbB-2 (HER-2). Herseptin adalah antibodi monoklonal
hasil teknologi transgenik yang berefek antiprotein HER-2 secara langsung dan
12
menghasilkan efek sitotoksik yang dimediasi sel dan bergantung antibodi, sehingga
berefek antitumor .
Komplikasi
Metastasis di parenkim paru pada rontgenologis memperlihatkan gambaran coin
lesiony a n g m u l t i p l e d e n g a n u k u r a n y a n g b e r m a c a m - m a c a m . M e t a s t a s i s i n i
s e p e r t i p u l a mengenai pleura yang dapat mengakibatkan pleural effusion. M e t a s t a s i s k e
t u l a n g v e r t e b r a a k a n t e r l i h a t p a d a g a m b a r a n r o n t g e n s e b a g a i gambaran
osteolitik atau destruksi yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis berupa
fraktur kompresi.
Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan :
a. Metastasis melalui sistem vena
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan
terjadinya m e t a s t a s i s k e p a r u - p a r u d a n o r g a n - o r g a n l a i n . Ak a n t e t a p i
d a p a t p u l a t e r j a d i metastasis ke vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil
yang bermuara ke v. Interkostalis dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke
dalam v. Vertebralis. V.Mammaria interna merupakan jalan utama metastasis tumor
ganas payudara ke paru- paru melalui sistem vena,
b. Metastasis melalui sistem limfe
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah
k e k e l e n j a r g e t a h bening aksila.
Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi metastasis
karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini terjadi bila tumor primer
terletak di tepi medial bagian bawah payudara. Metastasis melalui sistem limfe yang jalan
bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi metastasis ke kelenjar preperikardial
akan terjadi stasis aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik limfe ke hepar dan terjadi
metastasis hepar.
Prognosis
Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis. Tapi yang paling jelas dan berpengaruh
terbesar atas prognosis adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium. Oleh karena itu dalam kondisi
dewasa ini, untuk meningkatkan angka kesembuhan kanker payudara kuncinya adalah
penemuan dini, diaognosis dini, terapi dini dan tepat.
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
Staging
13
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat
akanhamba-hamba-Nya.
14
Taubat
Asal makna taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada keta'atan.Orang yang
bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari perbuatan maksiat menuju
perbuatan ta'at. Seseorang dikatakan bertaubat jika ia mengakui dosa - dosanya, menyesal,
berhenti dan berusaha tidak mengulangi perbuatannya. Taubat merupakan fardbu 'ain yang harus
dilakukan setiap muslim dan muslimah.
Perintah taubat merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum
ajaltiba. Allah berfirman (artinya): "Bertaubatlah Kalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung. "(An Nur: 31). "Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang benar (Ikhlas). "(AtTahrim: 8).
Syarat-syarat Taubat.
Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah :
- Orang yang berbuat dosa itu harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat
yangselama ini ia lakukan.
- Dia harus menyesali perbuatan tersebut.
- Dia harus berazam (mempunyai tekad bulat) tidak mengulangi perbuatan itu.
Jika perbuatan dosa itu ada hubungannya dengan orang lain maka di samping
tiga syarat terdahulu, ada satu syarat lagi yaitu:
- Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Jika yang
dirugikan itu hartanya maka harta itu harus dikembalikan. Jika berupa
tuduhan jahat maka dia harus minta maaf.
Di samping syarat-syarat tersebut diatas, orang yang b e r t a u b a t d i a n j u r k a n
m e l a k u k a n s h a l a t d u a r a k a ' a t . S h a l a t i n i d i k e n a l d e n g a n n a m a shalat taubat.
Dalilnya, lihat hadits hasan riwayat At Tirmidzi, no. 404, Ahmad 1:10, Abu Daud
danIbnu Majah )
Daftar Pustaka
-
15