PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini memiliki
masalah gizi ganda yakni perpaduan antara masalah gizi kurang dan
masalah gizi lebih ialah diabetes mellitus. Diabetes mellitus (DM)
merupakan penyakit gangguan metabolik akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat mensekresikan
insulin. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar
gula darah.
Berdasarkan klasifikasinya, terdapat dua tipe DM yaitu Tipe 1
adalah insulin-dependent DM (IDDM) dan Tipe 2 non-insulindependent DM (NIDDN) (Baradero, 2009). Gejala bagi penderita
diabetes mellitus adalah dengan keluhan keluhan banyak minum
(polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri),
badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas
penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa 126 mg/dL dan
kadar gula darah sewaktu 200 mg/dL (Badawi, 2009).
Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat
terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus dengan prevalensi
8,6% dari total penduduk. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Dari laporan tersebut menunjukkan
peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada
tahun 2030 (PERKENI, 2011).
Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013, prevalensi DM di Indonesia sebesar 1,5%. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh DiabCare di Indonesia, diketahui bahwa
47,2% memiliki kendali yang buruk pada glukosa darah plasma puasa
>130 mg/dl pada penderita DM tipe 2 (Soewondo, et al, 2010).
1976; Suzuki et al., 1993a; Ren et al., 1994; Jones et al., 2005; Wisten
& Messner, 2005). Saat ini, konsumsi serat pangan di Indonesia masih
didominasi bahan asal tanaman darat karena relatif murah dan mudah
diperoleh. Sedangkan pemanfaatan bahan-bahan yang berasal dari
tumbuhan air masih terbatas.
Rumput laut, dengan kandungan polisakaridanya yang cukup
besar merupakan bahan yang potensial sebagai sumber serat pangan.
Rumput laut memiliki komposisi utama yang dapat digunakan sebagai
bahan pangan adalah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari
serat dan dikenal sebagai dietary fiber (Anggadiredja, 2006).
Menurut Chaidir (2007) dalam Ubaedillah (2008) kandungan
serat rumput laut adalah 9,62% dari 100 gram berat kering. kandungan
polisakaridanya yang cukup besar merupakan bahan yang potensial
sebagai sumber serat pangan, akan tetapi masyarakat Indonesia
dalam memanfaatkannya sebagai bahan pangan sumber serat masih
rendah
(Wirjatmadi,
2002).
Penambahan
Rumput
laut
pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penambahan rumput laut terhadap
mutu organoleptic, tingkat kesukaan dan kadar serat flakes
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi penambahan rumput laut terhadap warna
flakes
b. Mengidentifikasi penambahan rumput laut terhadap aroma
flakes
c. Mengidentifikasi penambahan rumput laut terhadap rasa flakes
d. Mengidentifikasi penambahan rumput laut terhadap tekstur
flakes
e. Mengidentifikasi penambahan rumput laut terhadap tingkat
kesukaan flakes
f. Menganalisis pengaruh penambahan rumput laut terhadap mutu
organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur) dan tingkat kesukaan
terhadap flakes
g. Menganalisis pengaruh penambahan rumput laut terhadap
kadar serat flakes
h. Menganalisis nilai gizi flakes dengan penambahan rumput laut.
D. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh penambahan rumput laut terhadap kadar serat ,
warna, aroma, rasa, tekstur, dan tingkat kesukaan flakes,
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
Diharapkan dapat menambah informasi tertutama di bidang
penganekargaman pangan dan pemanfaatan budidaya hasil laut,
khususnya pemanfaatan rumput laut pada flakes sukun.
2. Bagi masyarakat
a. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa rumput laut
merupakan bahan pangan laut yang memiliki nilai gizi tinggi
terutama sumber serat pangan untuk membantu mengontrol
glukosa darah dan memenuhi asupan zat gizi masyarakat
b. Dapat memanfaatkan sumber bahan pangan yang berasal dari
laut yaitu rumput laut agar bernilai ekonomis sehingga dapat
dijadikan lahan bisnis
3. Bagi peneliti
a. Menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan dalam
penelitian suatu produk makanan.
b. Meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang
teknologi pangan
c. Mengembangkan
pangan tersebut
suatu
produk
berdasarkan
karakteristik
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mempelajari tentang pengaruh
penambahan rumput laut terhadap kadar serat kasar, mutu organoleptik
dan tingkat kesukaan flakes sukun.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Formulasi produk flakes dilakukan di Laboratorium Ilmu Teknologi
Pangan Jurusan Gizi Politeknik Kemenkes Jakarta II, Analisis Zat Gizi dan
Serat dilakukan di Laboratorium SEAFAST, IPB. Uji Organoleptik dan
Tingkat kesukaan dilakukan pada panelis agak terlatih untuk menentukan
produk flakes terpilih dan pada panelis Mahasiswa dilakukan di
Laboratorium
Uji
Cita
Rasa
Jurusan
Gizi
Politeknik
Kesehatan
bahan
perlakuan yaitu, 1 butir kuning telur, mentega bagian, gula tepung 10%,
garam 0.05% dan air 30% dari total tepung.
Penentuan takaran bahan-bahan yang digunakan diperoleh dengan
melakukan uji coba trial-error. Pembuatan adonan dilakukan dengan
mencampurkan seluruh adonan kering, kemudian dikukus selama 23
menit. Adonan yang telah dikukus kemudian dipipihkan menggunakan
roller hingga membentuk serpihan yang cukup pipih berukuran 1 x 1 cm
Flakes basah yang telah dipipihkan kemudian disusun di-atas tray, dan
selanjutnya dipanggang di dalam oven dengan suhu 150C, selama
kurang lebih 25 menit. Sereal yang telah kering kemudian dihancurkan
menjadi serpihan serpihan yang lebih kecil.
Setelah formulasi didapatkan, tahap kedua dilanjutkan dengan
penambahan rumput laut pada flakes sukun dengan 4 taraf kadar yakni :
f1%, f2.%, f3%, f4%
Kemudian pada tahap ketiga dilakukan uji organoleptik untuk
mengetahui tingkat kesukaan panelis pada produk. Dalam pengujian ini
terdapat 25 orang panelis agak terlatih yang memberikan penilaiannya
berdasarkan tingkat kesukaanya terhadap flakes.
Hasil penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk mendapatkan
formulasi yang tepat tepung sukun sebagai pensubtitusi tepung jagung
pada pembuatan flakes, dan mempelajari penambahan rumput laut
dengan konsentrasi yang berbeda. Penelitian pendahuluan ini dilakukan
pada bulan Juli 2016
2. Penelitian Utama
Penelitian utama merupakan penelitian lanjutan dari penelitian
pendahuluan yaitu membuat produk flakes sukun dengan formulasi dan
konsentrasi
berdasarkan
yang
telah
ditentukan
pada
penelitian
951
441
509
628
240
929
162
029
754
732
591
d. Nomor Percobaan
244 (4)
951 (12)
441 (5)
509 (6)
628 (8)
240 (3)
929 (11)
162 (2)
029 (1)
754 (10)
732 (9)
591 (7)
e. Urutan Perlakuan
R1
R2
R3
Perlakuan
244
628
029
951
240
754
F2 . %
441
929
732
F3 .. %
509
162
591
F4%
rumput laut
2
162
T4
3
240
T2
4
244
T1
5
441
T3
6
509
T4
7
591
T4
8
628
T1
9
732
T3
10
754
T2
11
929
T3
12
951
T2
b. Bahan
1) Tepung sukun
2) Tepung jagung
8) Spatula
9) Sendok teh
10)Sendok makan
11) Loyang
12)Oven
13)Gelas Ukur
14)Sendok Ukur
G. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Pembuatan Tepung sukun
a. Buah sukun tua dibersihkan dari kotoran kotoran yang melengket
b. Buah sukun yang telah dibersihkan, dikupas, dan dikeluarkan dari
batangnya kemudian diiris tipis
c. Rendam buah sukun yang telah dikupas dalam air bersih kemudian
blanching selama 10 menit
d. Lakukan pengukusan pada buah sukun yang telah diiris tipis untuk
menonaktifkan
enzim
yang
menyebabkan
terjadinya
reaksi
H. Skema Penelitian
1. Prosedur Pembuatan Tepung sukun
Buah Sukun
Dikupas dan dikeluarkan batang,
dan buahnya
Digiling/ di haluskan
dengan chopper
Rumput Laut
dari
jenis
Pengocokan selama 1
menit dengan mixer
Rumput laut
kering%
Garam
Na. CMC
Air sedikit demi
sedikit
Campuran homogen
hingga kalis
Rumput laut
kering%
Rumput laut
kering%
Rumput laut
kering%
Pengukusan
I. Uji Proximat
1. Kadar abu dengan Metode SNI 01-2891-1992
Pengukuran kadar abu total dilakukan dengan metode
drying ash. Sampel sebanyak 3 gr di timbang pada cawan yang
sudah diketahui beratnya. Lalu di arangkan di atas nyala
pembakaran dan di abukan pada suhu 550C hingga pengabuan
sempurna. Setalah itu di dinginkan dalam eksikator dan ditimbang
(%bb) =
4. Kadar Lemak dengan Metode SNI 01-2891-1992
x 100%
Kriteria Warna
Skor
Coklat tua
Coklat
Coklat muda
Kuning kecoklatan
Kriteria Aroma
Skor
Kriteria Rasa
Skor
Asin Gurih
Kriteria tekstur
Skor
Sangat renyah
Renyah
Agak renyah
Tidak renyah
Skor
Sangat suka
Suka
Agak suka
Tidak suka
Keterangan :
N = jumlah panelis
k = jumlah perlakuan
Rj = jumlah rangking dalam kolom (perlakuan j)
j=1= jumlah pangkat dan jumlah rangking pada semua perlakuan
X2 = Nilai Friedmen
Setalah uji statistik diketahui, berikut adalah hipotesa untuk menentukan
ada atau tidaknya pengaruh dan daerah penolakan dalam pengujian
hipotesa
a. H0 (Hipotesa nol) :
- Tidak ada pengaruh penambahan rumput laut terhadap
warna flakes sukun
flakes sukun
Tidak ada pengaruh penambahan rumput laut terhadap
flakes sukun
Ada pengaruh penambahan rumput laut terhadap warna
flakes sukun
Ada pengaruh penambahan rumput laut terhadap warna
flakes sukun
Ada pengaruh penambahan rumput laut terhadap warna
flakes sukun
Ada pengaruh penambahan rumput laut terhadap warna
flakes sukun
c. Daerah penolakan
Dalam pengujian hipotesis. Kriteria untuk menolak atau tidak
menolak H0, berdasarkan P-value adalah sebagai berikut :
(Uyanto, 2009).
Jika P-value < , maka H0 ditolak
Jika P-value , maka H0 tidak dapat ditolak
1. Hipotesa
a. Ho : Tidak ada pengaruh penambahan rumput laut pada
pembuatan flakes sukun terhadap mutu organoleptik dan tingkat
kesukaan.
b. Ha : Ada pengaruh penambahan rumput laut pada pembuatan
flakes sukun terhadap mutu organoleptik dan tingkat kesukaan.
2. Daerah Penolakan
a. Ho ditolak jika X2 dihitung > X2tabel
b. Ho diterima jika X2 dihitung X2tabel
3. Tingkat Signifikasi
= 0,05
4. Rumus Perhitungan
Keterangan :
X2
= Nilai Friedman
2
(Rj)
= Jumlah nilai pangkat dua dari seluruh perlakuan
N
= Jumlah panelis
K
= Jumlah perlakuan
5. Untuk mengetahui perbedaan bermakna antara 2 perlakuan dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus Wayne W Daniel (1989) dengan
derajat kepercayaan 0,05
: Banyaknya panelis
: Banyaknya perlakuan
Jika nilai
didapatkan
maka antara
DAFTAR PUSTAKA
1) http://baristandaceh.kemenperin.go.id/userfiles/Inhouse
%202013.pdf
2) http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/viewFile/8258/6
460
3) pascapanen.litbang.pertanian.go.id/index.php/id/berita/134
4) http://lib.unnes.ac.id/20208/1/6411410078.pdf
5) Rahma, E., 2013. Prospek tepung sukun untuk berbagai produk
olahan makanan olahan dalam upaya menunjang diversifikasi
pangan. http://www. tumootou.net. (3 Juni 2016)
6) http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr252037.pdf
7) http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/59958/F10tte
.pdf?sequence=1&isAllowed=y
8) repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22310/4/Chapter
%20II.pdf
9) Setijo, Pitojo., 1995. Budidaya Sukun. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
10)Suprapti, M.Lies., 2002. Tepung Sukun, Pembuatan dan
Pemanfaatan.Kanisius,Yogyakarta.