CH2 Thorton
CH2 Thorton
Disusun Oleh:
Cintami Suryaningtyas (041424353034)
Ema Hari E.S. (041424353018)
Vennycia Darliana D. (041424353027)
Yodia Noviera (041424353024)
Operations Management Processes
Proses operasi merupakan proses untuk memproduksi dan mengirimkan barag dan
jasa kepada konsumen. Upaya perusahaan untuk mencapai sistem operasional yang baik
kebanyakan cukup berhasil. Banyak perbaikan secara dramatis pada kualitas, biaya, dan
respon terhadap proses produksi dan pengiriman jasa. Akan tetapi, operational exellence
sendiri bukan merupakan strategi yang berkelanjutan. Tanpa operational exellence
perusahaan akan kesulitan untuk mengeksekusi strategi, meskipun strategi tersebut tidak
bergantung pada struktur biaya yang rendah dalam industri.
Berikut ini dijelaskan mengenai empat proses manajemen operasi:
1.
dalam
memperoleh barang yang diinginkan. Total cost of ownership terdiri dari biaya untuk
memperoleh beserta biaya yang ditimbulkan akibat adanya aktivitas dalam memperoleh
barang. Aktivitas tersebut antara lain: menentukan desain dan teknik pengerjaannya
untuk menentukan spesifikasi material; melakukan beberapa perlakuan pada material,
seperti: memesan, menerima, inspeksi, pengembalian, memindahkan, menyimpan,
membuang yang sudah usang, membayar; produk cacat yang perlu didaur ulang;
produksi yang tertunda akibat keterlambatan pengiriman.
Perusahaan selalu berusaha untuk mencari supplier yang dapat memberikan produk
yang tidak cacat, tepat waktu, dan secara langsung dapat didistribusikan kepada proses
1
[Case Study]
produksi atau tepat pada sasaran penggunaan. Hal itu semua dilakukan untuk mengurangi
biaya produksi, ketepatan waktu dalam pemenuhan barang, dan mendapatkan kualitas
produk atau jasa yang baik. Biasanya perusahaan menuangkan biaya, waktu, dan kualitas
supplier dalam supplier scorecard measures.
Untuk mendukung proses yang ada biasanya banyak perusahaan melakukan
outsourcing kepada fungsi yang tidak utama di dalam perusahaan, seperti teknologi
informasi, telekomunikasi, proses transaksi keuangan, dll. Hal itu dilakukan supaya
perusahaan dapat lebih berfokus kepada sumber daya yang dimiliki dan manajemen
waktu pada proses yang dapat memberikan sebuah nilai tambah, keunikan, diferensiasi,
dan competitive advantage.
Beberapa perusahaan sangat bergantung kepada suppliernya yang mana supplier
tersebut menawarkan sebuah produk yang inovatif dan desain, pengembangan produk
yang lebih canggih, dan sistem yang terintegrasi. Beberapa yang lain mengintegrasikan
produk supplier dan jasanya dengan milik perusahaan sendiri untuk memperluas value
2.
3.
b.
c.
salah satu strategi untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan pada proses.
Menghitung waktu yang dibutuhkan dari mulai produk tersebut dibuat sampai
4.
[Case Study]
Aktivitas pada proses operasi pasti menimbulkan beberapa risiko keuangan, seperti
pendapatan, biaya, cash flow, suku bunga, inflasi, fluktuasi nilai tukar. Mengelola risiko
adalah salah satunya dengan cara diversifikasi portfolio yang dimiliki perusahaan.
Berikut ini dijelaskan mengenai lima langkah yang diungkapkan oleh Lisa Meulbroek
mengenai manajemen risiko untuk level korporasi yang dapat menciptakan nilai kepada
pemegang saham:
a. Reduce the Costs Associated with Financial Distress
Adanya risiko gagal bayar atas hutang yang dimiliki, sehingga mengakibatkan
kebangkrutan mengakibatkan timbulnya biaya pada pemegang saham. Hal ini dapat
mengakibatkan beberapa konsumen dan supplier tidak percaya pada perusahaan atau
kemungkinan lainnya merubah beberapa perjanjian yang sudah disepakati
b.
c.
e.
timbul seperti tidak adanya ketersediaan dana untuk diinvestasikan pada instrumen
keuangan atau yang lainnya yang dapat memberikan NPV positif. Perusahaan dapat
mengelola risiko dengan tiga cara: memodifikasi operasinya, menyesuaikan struktur
modalnya, dan mengelola instrumen keuangannya seperti derivatif.
Linkage to Customer Perspective Objectives
3
[Case Study]
2.
kebutuhan low cost tersebut dengan menawarkan barang dengan harga rendah.
Perfect Quality
Operasi perusahaan harus mengedapankan kepentingan pelanggan untuk dapat
3.
4.
sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama untuk dapat menikmati pesanannya.
Excellent Selection
Perusahaan dapat menyediakan berbagai macam kebutuhan konsumen dengan lengkap baik
dari segi produk, pelayanan, merchandise yang dapat ditawarkan kepada konsumen, sehingga
perusahaan mempunyai customers value proposition.
FINANCIAL
Excellence in operation management, secara langsung berhubungan dengan produktivitas,
dimana produktivitas merupakan strategi dari financial perspective. Memotong biaya
kepemilikan dan operasi, serta proses distribusi mengarahkan secara langsung pada perbaikan
struktur biaya secara keseluruhan pada perusahaan. Gambaran financial objective dan cara
pengukuran yang mana menunjukan pengaruhnya pada excellent operations adalah sebagai
berikut:
Objectives
Become the Industry cost leader
Measures
-
competitors
Percent of annual reduction in cost
location
Sales/ assets ration
[Case Study]
capacity available
Percent of invoices paid on time
Percent of growth in existing
customers
Increase revenue from new customers
customers businesses
-
[Case Study]
behubungan dengan supplier, dan customer objective untuk membebankan biaya serendahrendahnya untuk produk dan servis yang dihasilkan.
Organizational Capital
Team work and Learning
Perbaikan yang baik dalam organisasi tidak dapat dilakukan di satu bagian divisi saja,
melainkan harus dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan, dan terintegrasi. Tujuan
kritis dari objektif learning and growth ini adalah untuk mengidentifikasi inovasi dan best
practices yang mana terjadi dalam organisasi, dan untuk menyebarkan best practice tersebut
secara meluas keseluruh unit-unit dalam organisasi tersebut. Pengetahuan tentang sistem
manajemen menjadi penting mengingat ranah tersebut merupakan kunci aktivasi dari best
practice sharing di organisasi. Pengukuran semacam berapa banyak ide baru yang muncul
menjadi satu cara untuk melihat kesuksesan learning culture dan kapabilitas pengetahuan
perusahaan tentang sistem manajemen.
Culture
Karyawan harus secara intens fokus pada continuous process improvement dan secara
konsisten memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Survei membuktikan bahwa
pemahaman karyawan akan pentingnya operations management process dan bagaimana
mereka mengimplementasikannya setiap hari akan berkontribusi pada making process better,
faster, more responsive, and less expensive. Budaya mendorong ide-ide dan solusi terkini
harus dimunculkan dalam organisasi karena membantu mempercepat dan memperbaharui
process improvement.
Kesimpulan dari learning and growth perspective dalam hal objective, measure, and
programs yang mendorong perbaikan dalam managing operations adalah sebagai berikut:
Objectives
Develop skills in quality management
Measures
-
quality level.
Percent of employees with knowledge
[Case Study]
and
of constraints
Percent of employees who obtain
customer
satisfaction
Culture for continuous improvement
knowledge sharing
Number of new process improvement
ideas generated
Precent of employee process
[Case Study]
Namun secara sederhana, proses ABM dapat dijelaskan demikian: pertama, manajer
menggunakan analisis aktivitas untuk mengidentifikasi aspek pengeluaran terbesar yang
berkontribusi dalam inefficient operations. Yang kedua, berdasarkan opportunity for cost
saving yang ditemukan, manajer dapat membuat prioritas-prioritas proyek yang harus
dilakukan terlebih dahulu. Yang ketiga, meskipun proyek yang paling diprioritaskan
membutuhkan biaya yang banyak, manajer akan mendapatkan melihat dari dokumen sebesar
apa efek penghematan yang dihasilkan dari proyek improvement process tersebut.
Total Quality Management
Fungsi kualitas mungkin sudah banyak digunakan di perusahaan. Namun dalam hal ini,
strategy
map
fokus
pada
kualitas
dan
membuatnya
semakin
efektif
dengan
[Case Study]
Disini akan dijelaskan, ada 4 cara yang berbeda dalam strategy map untuk mengidentifikasi
bagian mana dapat menyediakan nilai secara signifikan kepada perusahaan, dan juga berada
dalam cakupan TQM/ Sig Sixma.
1. BSC memberikan gambaran secara eksplisit mengenai hubungan kausal antara
strategy map dengan objektifnya.
2. BCS juga menetapkan target kinerja, dan tidak sekedar mempraktikan apa yang sudah
bagus di perusahaannya
3. BSC juga sering kali mengidentikasi keseluruhan proses-proses baru, yang menjadi
aspek kritis dalam pencapaian objektif strategi.
4. BSC juga membentuk kesatuan prioritas untuk peningkatan proses.
Summary: Hubungan Antara Strategy Maps dan Improvement Programs
Sebuah strategy map yang baik menyediakan strategi yang fokus pada ABM dan Quality
Management Programs. Mereka mencantumkan improvement programnya dalam
strategic framework yang mana secara jelas menyajikan benang merah dari pemikiran
yang berdampak pada proses improvement yang penting untuk organization outcomes.
Penggunaan ABM dan TQM secara berkelanjutan akan membantu perusahaan dalam
menurunkan biaya proses dan membuat proses menjadi lebih konsisten dan responsif.
Dengan menolak terjadinya defect, inefficiencies, and delays, perusahaan bisa dikatakan
Do Things the right way. BSC dan strategy maps yang fokus pada internal
improvement process akan memberikan dampak yang besar terhadap kesuksesan eksekusi
strategi.
[Case Study]
Thorton merupakan korporasi minyak yang telah berdiri sejak 1971 di Kentucky. Lini bisnis
Thorton mencakup 114 convenience store chain yang tersebar di 19 negara bagian dengan
pendapatan tahunan mencapai $700 juta. Perusahaan dengan model kepemilikan keluarga ini
merupakan salah satu dari 500 perusahaan swasta terbesar di Amerika Serikat. Permasalahan
muncul ketika terjadi skandal perdagangan komoditas yang melibatkan CEO dan Presiden
perusahaan pada tahun 1998 berujung pada pemberhentiannya keduanya. Pada akhir musin
gugur tahun itu, Rick Claes kemudian diangkat sebagai chief executive dengan pengalaman
selama 12 tahun di divisi properti dan konstruksi Thorton. .
Claes kemudian menetapkan tujuan perusahaan yaitu: aggressively growing the business.
Dalam pemahaman untuk pencapaian tujuan tersebut, Claes menyadari adanya permasalahan
yang dihadapi antara lain:
a.
secara internal:
SDM yang tidak terlatih dan mudah digoyahkan oleh pasar kompetitif serta krisis
kepercayaan terhadap manajemen.
b. secara eksternal:
Transformasi
Perusahaan kemudian memutuskan untuk memulai transformasi dengan terlebih dahulu
menjelaskan visinya : to become a $1 billion company by 2005.
10
[Case Study]
Sebagai langkah selanjutnya, Claes menentukan garis besar strategi perusahaan untuk
mencapai hal tersebut, antara lain: memperluas cakupan area bisnis convenience store
mengingat tipisnya keuntungan dari profit penjualan bahan bakar. Diharapkan dengan adanya
perluasan bisnis convenience store dapat meningkatkan intimasi konsumen dengan dengan
tepat siapa saja yang datang ke toko Thorton, apa yang mereka beli, dan apa yang dibutuhkan
untuk mampu menarik konsumen baru. Thorton kemudian menetapkan keunggulan
pemasaran dan pertumbuhan franchise makanan sebagai tema inti dari strategi
Strategy Map
Dalam peta strategi perusahaan, strategi baru yang ditetapkan Thorton dirumuskan dalam
empat perspektif. Beberapa garis besar dari perspektif tersebut antara lain:
1. Perspektif Pelanggan
Mengembangkan franchise makanan akan menghantarkan pda sukses dari kunci tema
yang lain, yaitu : making customers lives easier. Lima objektif yang terkait
menyediakan pengalaman belanja low-cost bagi kosumen, antara lain:
11
[Case Study]
12
[Case Study]
Sebagai tambahan, mendapatkan konsumen baru yang mampu memberi nilai pada
pengalaman belanja Thorton mencakup tema growing the food franchise. Dengan
proses internal mengarah pada memahami konsumen dengan melakukan identifikasi
dan klasifikasi segmen konsumen serta mencari tahu segmen baru konsumen. Tema
growing aggressively through development yang mencakup objektif mengoptimalisasi
opportunity fasilitas eksisting dengan meningkatkan jumlah pilihan konsumen yang
diolah melalui proses brainstorming jenis servis baru yang dapat ditambahkan disetiap
toko.
3.
dan komitmen yang juga merupakan bagian penting dalam pencapaian strategi
perusahaan. Thornton merubah command and control center menjadi support resource.
Dimana yang awalnya seorang atasan hanya sekedar mendikte keputusan pada bawahan,
saat ini atasan harus dapat fokus pada pemahaman dan kebutuhan tiap bawahannya.
Thornton mengedepankanpeople first dengan menetapkan Thorntons Way yang
bertujuan untuk memastikan perusahaan dijalankan berdasarkan nilai pokok dan asas
kepercayaan. Akhirnya, untuk menggantikan sistem komunikasi yang kuno, Thornton
menambahkan tujuanenabling systems and tools dan menerapkan cara baru dalam
berkomunikasi yang lebih efisien dan memudahkan komunikasi antara manajer dengan
karyawanya itu melalui email.
4. Perspektif Keuangan
Jika semua berjalan sesuai dengan cara pada perspektif sebelumnya, Thornton berharap
adanya peningkatan pada sisi keuangan perusahaan. Dengan tema perspective berupa
efisiensi dan pertumbuhan revenue maka tujuan keuangan yang harus dicapai adalah:
mengoptimalkan asset utilization, cost base yang rendah dan berjalan secara
berkesinambungan, memaksimalkan margin pendapatan serta mengembangkan sumber
baru pendapatan.
Result
Melalui klarifikasi, komunikasi, dan evaluasi perkembangan strategi melalui Balance
Scorecard, Thornton mencapai hasil yang mengagumkan. Fokus perusahaan pada pelanggan
13
[Case Study]
14