Teknik
Dilakukan insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan
fisiologik
Luka insisi pada kornea parasentese tidak perlu dijahit
2. Sikatriks kornea
Derajat sikatrik pada kornea bervariasi tergantung kedalaman ulkusnya,
Jika ulkus sangat superfisial dan hanya melibatkan epitel maka akan menyembuh
3. Keratic presipitat
Merupakan tumpukan sel radang di endotel kornea yang berbentuk bulatan kecil
dengan ukuran 5 sampai 150m sehingga kornea menjadi seperti berdebu/kotor.
4. Lapisan Kornea (Luar ke dalam)
5. Mata merah
Asal
Injeksi Konungtiva
a. konjungtiva posterior
Injeksi Siliar
a. siliar
Injeksi episkleral
a. siliar longus
Memperdarahi
konjungtiva bulbi
Kornea
Intraokular
Segmen anterior
dasar konjungtiva
Lokalisasi
Konungtiva
Dasar konungtiva
Episklera
Warna
Merah
Ungu
Merah gelap
Arah aliran
Ke perifer
Ke sentral
Ke sentral
Konjungtiva
Ikut bergerak
Tetes epinefrin
Menciut
Tidak menciut
Tidak menciut
Sekret
Penglihatan
Normal
Menurun
Sangat turun
Penyakit
Konjungtivitis
Keratitis, ulkus
Glaukoma akut,
kornea, uveitis
endoftalmitis,
digerakkan
panoftalmitis
BMD
Kedalaman
Nebula
Membran bowman,
Makula
Lebih dari sepertiga
Leukoma
Lebih dari sepertiga
kerusakan
50 cm
1m
Mata telanjang
Slit lamp
melihat kekeruhan
loupe
Hiperemis siliar
Pupil miosis ireguler
TIO turun
Terdapat aqueous cell dan flare di BMD
Visus turun
Fotofobia
Nyeri mata
Aqueous cell
Kumpulan sel radang yang terdapat pada BMD, terlihat sebagai titik titik putih yang
melayang-layang di BMD ketika dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp
Aqueous flare
Kumpulan protein plasma yang terdapat di BMD, terlihat seperti asap pada BMD.
Grade
0
1+
2+
Flare
tidak ada
Faint Flare (sulit dideteksi)
Moderate Flare (detail iris dan lensa masih
Sel
tidak ada
5-10 sel /l apang pandang
11-20 sel / lapang pandang
3+
tampak)
Marked Flare (iris dan lensa diselimuti
4+
kekeruhan)
Intense Flare (penggumpalan fibrin pada
humur aquos)
Dilihat apakah terdapat adanya aliran cairan bola mata yang diketahui dengan terlihat
adanya bagian yang jernih pada mata yang sebelumnya tersapu dengan idodin
11. Metronidazol
Merupakan antiparasit yang memiliki efek trikomoniasid dan amubisid, namun
memiliki sensitivitas terhadap bakteri anaerob. Tersedia dalam bentuk tablet 250 dan 500 mg,
suspensi 125 mg/5 ml, dan supositoria 500 mg dan 1000 mg.
12. Lacedim
Memiliki kandungan ceftazidim yang erupakan antibiotik golongan sephalosporin
generasi ketiga. Memiliki spektrum antibakteri gram positif yang lebih lemah dari generasi
pertama, namun memiliki aktivitas yang lebih baik terhadap enterobakteria. Ceftazidim
memiliki aktivitas antimikroba terhadap P. aeruginosa. Bekarja sebagai antibakteri dengan
cara mengganggu pembentukan komponen dinding sel bakteri. Tersedia dalam bentuk bubuk
obat suntik dengan dosis 0,5 g, 1g, dan 2 g.
13. Cravit
Memiliki
kandungan
levofloksasin
yang
merupakan
antibiotik
golongan
fluorokuinolon. Memiliki spektrum antibakteri terhadap gram positif, gram negatif, dan juga
bakteri atipik seperti mycoplasma dan clamydia. Bekerja sebagai antibakteri dengan cara
menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisid. Tersedia dalam
bentuk tablet 250 mg dan 500 mg, dan injeksi 500 mg/100 ml.
14. Atropin
Merupakan obat golongan antimuskarinik atau siklopegik yang mengakibatkan
relaksasi pada otot polos. Berperan untuk mengurangi nyeri pada uveitis, mengurangi gejala
fotofobia, melepaskan sinekia posterior, dan mengurangi sinekia posterior. Tersedia dalam
bentuk tablet dan injeksi dengan sediaan 0,25 mg dan 0,50 mg.
15. Penyakit mata dengan visus 1/300
Glaukoma akut
Katarak matur
Katarak hipermatur
Uveitis posterior
Ablasi retina
Edema papil
digunakan juga lensa dengan kekuatan 15-20 dioptri dengan jarak 10 cm di depan mata
pasien untuk memfokuskan titik api pada fundus pasien.
Penyakit
Uveitis anterior
Iritis
Iridocyclitis
Anterior cyclitis
Uveitis intermediet
Vitreus
Pars planitis
Posterior cyclitis
Hyalitis
Uveitis posterior
Panuveitis
Akut
Krornis
Rekurens
Sudden
: mendadak
Insidious
: perlahan
d. Berdasarkan durasi
Terbatas/limited
Menetap/persistent
e. Berdasarkan etiologi
Eksogen/infeksius
Endogen/non infeksius
Non granulomatus
Granulomatus
Pilocarpin 1-2%, 2-3 tetes perjam, mengakibatkan miosis pupil yang dapat
mendorong iris perifer menjauhi trabekular meshwork.