Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Edo Prasojo

Umur

: 23

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tipe Kepribadian

: PENGARAH/pembangun

Tipe Kepribadian Dalam Tes Lain : Extrovert Sensing Thinking Judging (MBTI)

Edo Prasojo memiliki karakter dominan PENGARAH dengan PEMBANGUN


sebagai karakter sekundernya. PENGARAH/pembangun adalah tipe PENGARAH yang
paling sosial diantara para PENGARAH. Para PENGARAH/pembangun adalah pemimpin
sering kali pemimpin dunia. Sebagai PENGARAH mereka amat termotivasi untuk berhasil;
sebagai PEMBANGUN mereka adalah manajer yang ahli dengan tujuan-tujuan yang jelas.
PENGARAH/pembangun bisa sulit dipahami lantaran mereka mampu menyembunyikan
kepribadian yang rumit di balik dinding ketenangan, logika, dan humor.

PENGARAH (Sindrom Testosterone)


Mereka berpikir secara logis, punya keahlian dalam bidang teknikal, beberapa amat
pandai bermusik, fokus, lugas, pengagum pengendalian diri, sistematik, analitis, tegas, ketat,
berpikir praktis, penuh percaya diri, pemberani, banyak akal, skeptis, kompetitif, haus
pengetahuan, dan memandang sesuatu berdasarkan manfaat. Tipe ini adalah kepribadian yang
paling teguh pendirianya. Sebelum bertindak mereka berpikir sangat matang.

Sisi Positif
Pengarah adalah kepribadian yang sangat mencegah campur tangan emosi
dalam pengambilan keputusan. Pengarah adalah manusia yang senantiasa
mempelajari dengan seksama sebelum membuat keputusan. Para pengarah
adalah orang yang tahan terhadap rasa bosan dan isolasi. Daya juang pengarah
cenderung tinggi karena mereka lebih agresif mengejar pangkat. Fokus
pengarah terhadap sesuatu membuat mereka sangat ahli dalam bidangnya.
Pengarah juga sering terlihat begitu heroik. Seperti, masuk ke dalam gedung
yang terbakar tanpa pikir panjang. Mereka adalah teman berbincang yang

amat informatif. Jika harus memilih antara pinggiran kota, kota besar, atau
pegunungan. Pengarah lebih suka tinggal di pegunungan.

Sisi Negatif
Sikap lugas dan terus terang pengarah justru sering terlihat kasar dan tidak
sopan. Mereka juga skeptis (ragu) mengenai banyak hal yang sekiranya
belum/tidak logis. Fokus pengarah terhadap kerja sering membuat mereka lupa
keluarga. Orang dengan testosterone terlalu tinggi juga punya kekurangan
sosialmereka jadi agak sulit bergaul. Sifat kompetitif/bersaing pengarah
dalam percakapan sering berujung perdebatan. Pengarah berusaha
mengendalikan diri karena tahu bahwa amarah mereka begitu brutal. Pengarah
tidak tahan jika harus bercakap dengan orang yang kurang setara
wawasannyaini juga salah satu penyebab terbatasnya pertemanan mereka.
Pengarah lebih sedikit tersenyum karena, pengaruh testosterone. Pengarah
sering kritis terhadap otoritas/kekuasaan dan peraturan. Pengarah juga sering
mengalami buta perasaan dan terkesan dingin.

PEMBANGUN (Sindrom Serotonin)


Cowok cool dengan dandanan formal dan berpribadi sopan rupanya adalah
manifestasi dominasi serotonin. Kepribadian ini amat memegang teguh nilai tradisi, gigih,
dapat diandalkan, cenderung alim (moralis), ramah, sangat berhati-hati tapi bukan takut,
mudah bergaul, taat peraturan, setia, rapih, terjadwal, terperinci, sabar, dan taat fakta. Banyak
cewek menjunjung tinggi ciri pembangun: Taat beribadah, rajin menabung, dan baik hati.
Serotonin juga bisa memicu estrogen dan oxytocin sehingga, perilaku menjadi lebih
penyayang dan menyenangkan.

Sisi Positif
Pembangun adalah kepribadian yang paling mungkin menurunkan sifat alim
pada anak mereka. Hal yang paling mengagumkan adalah, kemampuan
mereka dalam manajerial. Bisa menyisihkan uang untuk ditabung, mengelola
gaji dengan cermat, dan sangat terjadwal. Pembangun bahkan memandang
rutinitas sebagai hal yang indah. Kemampuan manajerial mereka sanggup
menyatukan banyak orang. Ini berkaitan dengan kompetensi besar para

pembangun dalam kehidupan sosial. Pembangun sangat sopan dan berpegang


pada norma/konvensi. Jika harus memilih antara pinggiran kota, kota besar,
atau pegunungan. Pembangun lebih suka tinggal di pinggiran kota.

Sisi Negatif
Jika anda pikir semua sikap mereka itu baik, anda akan salah. Kegigihan dan
keterperincian pembangun mengundang sikap kikir alias suka menimbun.
Tradisi sering tidak dilandasi rasio sehingga, kadang pembangun melakukan
banyak hal yang tidak masuk akal. Mereka sering bersikap pesimis terhadap
hal baru. Sebab, berpikir bahwa hal itu belum banyak terbukti keberhasilanya.
Pembangun juga mudah menghakimi orang karena, sifat moralis mereka.
Percaya tradisi dan dogmatis, para pembangun sering merasa Hanya sayalah
yang benar. Beberapa menjadi tertutup (secara ide) dan amat keras kepala.
Pembangun sering meributkan hal-hal detail yang menurut mereka tidak
sesuai dengan tradisi/kebiasaan. Seperti: Cara menyapu, menjemur pakaian,
memasak, dsbg.

Daftar pustaka:
Fisher, Helen (2011). Why Him, Why Her? Jakarta: Ufuk Publishing.

Anda mungkin juga menyukai