Disusun Oleh:
RR. WAHYU TRISNA PUSPAJATI
P07120109030
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial merupakan masalah, terutama di rumah sakit rumah sakit besar
yang merawat pasien dengan berbagai jenis penyakit, baik yang menular maupun yang
tidak. Masalah ini harus selalu dipantau dan dicegah. Hal ini dilakukan karena jika
infeksi nosokomial terjadi maka akan menambah masalah pasien. Berbagai cara
diterapkan agar infeksi nosokomial tidak terjadi, antara lain dengan menerapkan tindakan
asepsis, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan , menggunakan alat
perlindungan diri jika melakukan tindakan, mengurangi tindakan invasive, memisahkan
sampah yang infeksius dengan sampah yang non infeksius dan yang tidak kurang
pentingnya membiasakan para petugas berperilaku higienis. Banyak pihak yang
dilibatkan dalam pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial. Salah satunya adalah
instalasi gizi. Instalasi gizi cukup berperan dalam pengendalian dan pencegahan infeksi
nosokomial karena makanan yang di produksi oleh instalasi gizi langsung berhubungan
dengan pasien. Dan ada kemungkinan menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi
nosokomial.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian infeksi nosokomial
2. Untuk mengetahui peranan instalasi gizi dalam pengendalian dan pencegahan infeksi
nosokomial.
C. Manfaat
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Agar dapat mengerti pentingnya pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial.
2. Diharapkan masyarakat semakin bertambah pengetahuannya mengenai infeksi
nosokomial.
3. Diharapkan di masa mendatang infeksi nosokomial bisa ditekan bahkan tidak terjadi
di setiap rumah sakit.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Infeksi Nosokomial
1. Pengertian
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama dia
dirawat di rumah sakit dan infeksi itu tidak ditemukan/diderita pada saat pasien
masuk rumah sakit.
2. Sumber
Sumber infeksi dapat berupa kuman, virus, protozoa dan parasit yang terdapat di
alam. Bahkan manusia sehat juga penuh dengan kuman yang dianggap normal. Untuk
penderita yang imunokompromi, kuman normal pun dapat menjadi patogen karena
daya tahan tubuh yang berkurang. Lingkungan kita terkenal dengan sumber kuman
patogen yang paling besar.
3. Kriteria Infeksi Nosokomial
a. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda-tanda
klinik dari infeksi tersebut.
b. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa
inkubasi dari infeksi tersebut.
c. Tanda-tanda klinik infeksi tersebut baru timbul sekurangkurangnya setelah 3 x 24
jam sejak mulai perawatan.
d. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa dari infeksi sebelumnya.
e. Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi, dan terbukti
infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada
waktu lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial
4. Rantai Penularan Infeksi Nosokomial dalam Rumah Sakit
dokter
perawat
pasien
petugas bagian gizi
petugas laboratorium
petugas kebersihan
pengunjung
alat-alat kedokteran dan perawatan
B. Peranan Instalasi Gizi dalam Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Nosokomial
berkali-kali.
Tempat penyimpanan bahan makanan yang sudah dicuci harus bersih.
c. Penyimpanan bahan makanan
Tempat penyimpanan bahan makanan harus dalam keadaan bersih,
terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain.
Penyimpanan bahan makanan kering. Semua tempat penyimpanan bahan
makanan harus berada dibagian tinggi untuk mencegah genangan air dan
Tenaga dapur / gizi selalu berupaya untuk menjaga kebersihan diri dan
kebersihan lingkungan kerja dengan cara :Selalu mencuci tangan dengan
sabun sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar mandi / WC dan
makanan mentah.
Makanan diangkut dengan kereta dorong yang tertutup, bersih dan anti
peralatan yang bersih dan sudah melalui proses desinfeksi sesuai prosedur.
Sebaiknya dalam tata hidang, disiapkan segera dan tidak lama menunggu
disantap. Beri waktu tidak lama kepada penderita untuk menyantapnya
makanan kering
2. Peralatan pengolahan makanan
a. Peralatan makanan dan minuman
Bahan untuk peralatan harus terbuat dari bahan yang kuat , tidak mudah
didisinfeksi.
Piring dan alat makan yang telah selesai melalui proses disinfeksi
ditempatkan pada rak-rak anti karat ( stainless steel ) sebagai tempat
penirisan/pengeringan dengan cara terbalik atau miring sampai kering
dengan bantuan sinar matahari atau sinar buatan dan tidak boleh dilap
dengan kain. Untuk itu bagian yang menempel ke permukaan piring atau
bibir gelas harus dijaga kebersihannya dengan cara disinfeksi.
Piring atau gelas yang akan dipakai tidak perlu dilap atau digosok kain
lap,karena menjadi kotor kembali. Bilamana dilap gunakan kain lap
dibalik.
Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak aus/rusak.
Laci-laci penyimpanan peralatan terpelihara kebersihannya.
Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dari sumber
harus bersih.
Kuku hendaknya dipotong pendek dan dianjurkan untuk tidak memakai
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama dia
dirawat di rumah sakit dan infeksi itu tidak ditemukan/diderita pada saat pasien
masuk rumah sakit.
2. Peranan instalasi gizi dalam pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial adalah
sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan dalam pengolahan makanan.
b. Menerapkan teknik aseptis dalam perawatan peralatan untuk pengolahan
makanan.
c. Menerapkan berbagai tata tertib pada petugas pengelola makanan.
B. Saran
1. Sebaiknya para petugas pengelola makanan selalu menjaga kebersihan dan
menerapkan teknik aseptis dalam mengolah makanan.
2. Sebaiknya setiap instalasi gizi harus menjaga kebersihan peralatan yang digunakan
untuk mengolah makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbari, Hakiki. Program Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah Sakit Umum Budi Luhur
Cirebon. Cirebon : 2008
Sriwidodo. Cermin Dunia Kedokteran No.82. Jakarta : 1993
LAMPIRAN
BAHAN
KERING
BAHAN BASAH
PENYIMPANAN
PENCUCIAN
PERACIKAN
PENGOLAHAN
PEWADAHAN
PENYAJIAN
PENCUCIAN
PERALATAN
SAMPAH
DESINFEKSI
PERALATAN
PENYIMPANAN
PERALATAN