Anda di halaman 1dari 43

KOMPONEN STRUKTUR JALAN

REL DAN PEMBEBANANNYA


Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Struktur Jalan Rel


Struktur Atas

Struktur Bawah

Struktur jalan rel adalah struktur elastis dengan


pola distribusi beban yang rumit
Sbg gambaran, tegangan kontak antara rel dan
roda = 6000 kg/cm2 yang harus ditransfer ke
subgrade dengan daya dukung 2 kg/cm2.

Struktur Jalan Rel


Struktur bangunan atas: rel (rail); penambat
(fastening); bantalan (sleeper, tie)
Struktur bangunan bawah: balas (ballast);
subbalas (subballast); tanah dasar (improve
subgrade); dan tanah asli (natural gorund).
Pada kondisi tertentu balas dapat dibagi
menjadi balas atas (top ballast) dan balas
bawah (bottom ballast)

Kriteria Struktur Jalan Rel

Kriteria Struktur Jalan


Rel

Kekakuan /
Stiffness

Untuk menjaga deformasi


vertikal indikator utama umur,
kekuatan, kualitas

Elastisitas /
Resilience

Untuk kenyamanan: antisipasi


patas as roda, peredam kejut,
getaran vertikal

Ketahanan
terhadap
deformasi tetap

Deformasi vertikal>>> akan


menyebabkan deformasi tetap
ketidak rataan vertikal, horisontal
dan puntir

Stabilitas

Jalan rel tetap pada posisi


semula perlu mutu balast
yang baik

Adjustabillity

Pemulihan ke geometri yang


benar jika ada perubahan krn
beban
4

Komponen Beban Jalan Rel

Gaya Vertikal
Gaya vertikal merupakan gaya yang paling
dominan pada struktur jalan rel
Menyebabkan defleksi vertikal

Gaya vertikal

Gaya lokomotif
/ locomotive

Gaya kereta /
car/ coach

Gaya gerbong /
wagon

Faktor Dinamis
6

Gaya Lokomotif
1) Lokomotif BB;
artinya beban ditumpu oleh 2 bogie yg
masing2 bogie terdiri 2 gandar, dan satu
gandar tdr 2 roda
Misal:
Jika berat lokomotif (Wlok) = 56 ton, maka
Gaya kepala bogie (Pbogie/Pb) = 56/2 = 28 ton
Gaya gandar (Pgandar/Pg) = 28/2 = 14 ton
Gaya roda statis (Pstatis/Ps) = 14/2 = 7 ton
Note: gaya gandar dikenal sbg beban gandar/axle load

Gaya Lokomotif
2) Lokomotif CC;
artinya beban ditumpu oleh 2 bogie yg masing2
bogie terdiri 3 gandar, dan satu gandar tdr 2
roda
Misal:
Jika berat lokomotif (Wlok) = 84 ton, maka

Gaya kepala bogie (Pbogie/Pb) = 84/2 = 42 ton


Gaya gandar (Pgandar/Pg) = 42/3 = 14 ton
Gaya roda statis (Pstatis/Ps) = 14/2 = 7 ton

Di Indonesia ada 2 jenis loko CC


Loko CC-202, Wlok = 108 ton
Loko CC-201 dan 203, Wlok = 84 ton

Gaya Kereta/penumpang
Berat kereta plus muatan = 40 ton
Ditumpu 2 bogie (Pb = 20 ton)
Masing-masing bogie tdr 2 gandar (Pg = 10
ton)
Ps = 5 ton

Gaya Gerbong / barang


Berbeda dengan kereta/car/coach yang
mengutamakan kenyamanan dan kecepatan;
gerbong mengutamakan daya muat, yaitu
massal dan berat

10

Faktor Gaya Dinamis


Disebabkan oleh getaran dari kendaraan rel
akibat angin, dan kondisi geometri jalan.
Untuk mentransformasi gaya statis ke dinamis
menggunakan formula (Formulasi TALBOT)
Ip = 1+0,01(V/1,609-5)
Dengan V: kecept KA (km/jam)

Lok CC-201 dengan V = 100 km/jam dan Ps = 7


ton
Ip = 1+0,01(100/1,609-5)=1,57
Pd = Ps * Ip = 7 * 1,57 = 10,99 ton
11

Gaya Transfersal /
Lateral
Gaya ini disebabkan adanya gaya sentrifugal, Snake
motion, dan ketidak rataan geometri jalan rel, bekerja pada
titik yang sama dengan gaya vertikal di rel.
Gaya ini menyebabkan tercabutnya terpon dan geseran
pelat tandas (base plate) pada bantalan kayu, sehingga
dapat merubah geometri jalan rel, bahaya derailment
Besarnya gaya lateral, dibatasi agar rel roda tidak keluar rel,
besarnya adalah:
Plateral / Pvertikal < 1,2

Pada kondisi dimana rel dan roda sama-sama aus, maka


pembatasan lebih kecil, yaitu:
Plateral / Pvertikal < 0,75

12

Gaya Longitudinal
Gaya ini diakibatkan terutama oleh perubahan
suhu pada rel (thermal strees), dan untuk
konstruksi kereta api modern, dimana dipakai
rel panjang (long welded nails), gaya ini sangat
memegang peranan penting.
Tambahan pada gaya longitudinal ini adalah
gaya adhesi (akibat gesekan roda dan rel) dan
gaya rem (akibat pengereman kendaraan rel).
13

Perhitungan Komponen-komponen
Kalan Rel

14

Distribusi gaya pada struktur


jalan rel
Beban dari roda (dinamis) diterima oleh rel, tegangan
kontak yang terjadi sangat besar, sehingga menentukan
dalam pemilihan mutu baja rel.

Beban rel didistribusikan dari dasar rel ke bantalan dengan


perantaraan pelat andas (baseplate, bantalan kayu),
ataupun alas karet (rubber pad, bantalan beton)

Beban bantalan didistribusikan dari dasar bantalan ke


balas, yang seterusnya didistribusikan ke tubuh jalan rel.

15

Distribusi gaya pada struktur


jalan rel

16

Teori perhitungan teganan-tegangan


pada komponen jalan rel
Rel dianggap sebagai balok panjang tak
terhingga, beban terpusat, ditumpu tumpuan
elastis, dengan modulus elastisitas jalan rel
(track stiffness = k)
p ky (1)
dengan;
p = reaksi (merata)/satuan panjang
k = modulus elastisitas jalan rel
y = defleksi
17

Teori perhitungan teganan-tegangan


pada komponen jalan rel
Persamaan (1) dideferensiasi menjadi
d 4y
EI
ky 0
4
dx

..(2)

18

Perhitungan beban terpusat (P) dan


Momen (M)

19

Perhitungan beban terpusat (P)


dan Momen (M)
Solusi untuk P adalah
P x
y
e cos x sin x
2k
P x
M
e cos x sin x
4

..(3)
..(4)

dengan:
k = modulus elastisitas jalan rel
k
= dumping factor/characteristic of the system 4
4EI
I = momen inersia rel pada sumbu x-x
E = modulus elastisitas rel = 2,1 x 106 kg/cm2
P = Pd = beban vertikal (dinamis roda)

20

Perhitungan beban terpusat (P)


dan Momen (M)
M = 0, jika cosx1 - sin x1 = 0
4 4EI
x1

4 4 k

M maksimum (M0), jika cosx1 - sin x1 = 0


P Px1
M0

0.318Px1
4

..(5)

21

Perhitungan beban terpusat (P)


dan Momen (M)
Y = 0, jika cosx2 + sin x2 = 0
3 3 4 4EI
x2

3x 1
4 4
k

Y maksimum (Y0)
P
P
P
Y0

0.393
2k 8kx1
kx1 ..(6)

22

Beban ke Bantalan
Maksimum beban merata di kaki rel adalah
(persamaan 1 dan 6)
P
P ky 0.392
x1
PS
Q PxS 0.392
x1

S: jarak bantalan

Akibat dari superposisi beberapa beban dan


kemungkinan kondisi track yang kurang baik
maka beban ke bantalan biasanya diambil dua
kali lipat,

PS
PS

Q 2 x 0.392 0.786
(7)
x
x

23

Kelas jalan dan Komponen Struktur


Jalan Rel

24

Contoh Soal 1
Hitunglah komponen tegangan pada rel untuk
Kelas Jalan I dengan kecepatan rencana 150
km/jam. Beban gandar kereta api sebesar 18
ton dan modulus kekakuan jalan rel
diperhitungkan sebagai 180 kg/cm2.
Hitunglah momen maksimum yang terjadi
pada rel apabila digunakan tipe rel 54 dengan
modulus elastisitas rel (E) = 2 106 kg/cm2
dan momen inersia (I) = 2346 cm4.
25

Contoh Soal 1
Transformasikan beban statis ke beban
dinamis dengan persamaan TALBOT

26

Contoh Soal 1
Dumping Factor:

27

Contoh Soal 1
Momen Maksimum:

28

Contoh 2
Seperti contoh 1, jika tegangan ijin untuk kelas
jalan I dengan Rel 54 adalah 1325 kg/cm2,
buktikan bahwa tegangan yang terjadi masih
dibawah tegangan ijin tsb

29

Contoh 2

30

Contoh 3
Contoh 1, hitung beban yang ditumpu
bantalan jika jarak bantalan adalah 60 cm

31

Latihan
Hitunglah komponen tegangan pada rel untuk
Kelas Jalan III dengan kecepatan rencana 100
km/jam. Beban gandar kereta api sebesar 18
ton dan modulus kekakuan jalan rel
diperhitungkan sebagai 180 kg/cm2.
Hitunglah momen maksimum yang terjadi
pada rel apabila digunakan tipe rel 50 dengan
E = 2.1 106 kg/cm2 dan momen inersia 1960
cm4.
32

Standar Jalan Rel

33

Kecepatan kereta
Kecepatan
rencana

Kecepatan yang
digunakan untuk
merecanakan konstruksi
Jalan Rel

Kecepatan
maksimum

Kecepatan tertinggi yang


diinginkan untuk operasi
suatu rangkaian kereta
pada lintas tertentu

Kecepatan
operasi

Kecepatan rata-rata
kereta api pada petak
jalan tertentu

Kecepatan
komersial

Kecepatan rata-rata
sebagai hasil pembagian
jarak tempuh dengan
waktu tempuh

Kecepatan

34

Kecepatan Rencana
Kecepatan Rencana untuk perencanaan struktur jalan
rel
V rencana = 1,25 x V maks
Kecepatan Recana untuk Perencanaan Jari-jari
Lengkung tikungan
V rencana = V maks
Kecepatan Rencana Untuk Perencanaan Peninggian Rel

35

Daya Angkut Lintas


Jumlah angkutan anggapan yang melewati
suatu lintasan dalan jangka waktu satu tahun
Daya angkut lintas menjerminkan jenis serta
jumlah beban total dan kecepatan kereta api
yang lewat di lintasasn tersebut dalan satuan
waktu tertentu (Ton/Tahun)

36

Daya Angkut lintas

37

Ruang Bebas Bangunan


Ruang diatas sepur yang senantiasa bebas dari
segala rintangan dan benda penghalang yang
disediakan untuk lalulintas rangkaian kereta
api.

38

39

Ruang Bangunan
Bangunan adalah ruang di sisi sepur yang senantiasa
harus bebas dari segala bangunan tetap seperti antara
lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar
Batas ruang bangunan diukur dari sumbu sepur pada
ketinggian 1 3,55 meter
Jarak ruang bangunan
a. Pada lintas bebas :
2.35 s/d 2.53 m dari kiri kanan sumbu sepur

b. Pada Emplasemen :
1,95 s/d 2.35 di kiri dan kanan sumbu sepur

c.

Pada Jembatan
2.15 m di kiri dan kanan sumbu sepur
40

Penampang Melintang Jalan Rel

41

42

See You Next Week..!!

43

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Lamaran
    Surat Lamaran
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat
  • Arsitek Jepris
    Arsitek Jepris
    Dokumen91 halaman
    Arsitek Jepris
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen4 halaman
    Book 1
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat
  • Makalah Se
    Makalah Se
    Dokumen8 halaman
    Makalah Se
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat
  • Arsitek Jepris
    Arsitek Jepris
    Dokumen91 halaman
    Arsitek Jepris
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat
  • Struktur Reza
    Struktur Reza
    Dokumen244 halaman
    Struktur Reza
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat
  • Sunatan Euy
    Sunatan Euy
    Dokumen1 halaman
    Sunatan Euy
    Yanuar Rakhmadi
    Belum ada peringkat
  • Halal Bihalal
    Halal Bihalal
    Dokumen1 halaman
    Halal Bihalal
    sandicode
    Belum ada peringkat
  • Halal Bihalal
    Halal Bihalal
    Dokumen1 halaman
    Halal Bihalal
    sandicode
    Belum ada peringkat
  • Kawinan 4
    Kawinan 4
    Dokumen1 halaman
    Kawinan 4
    wiwin
    Belum ada peringkat
  • 2 Anplas
    2 Anplas
    Dokumen12 halaman
    2 Anplas
    Resa Muliadi
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Gording Baja
    Perhitungan Gording Baja
    Dokumen6 halaman
    Perhitungan Gording Baja
    Cahyo Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Kuliah 2
    Kuliah 2
    Dokumen43 halaman
    Kuliah 2
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat
  • 90.90.6 Beam DKK
    90.90.6 Beam DKK
    Dokumen3 halaman
    90.90.6 Beam DKK
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat
  • Pasal Kontroversial Perpres 70 2012
    Pasal Kontroversial Perpres 70 2012
    Dokumen7 halaman
    Pasal Kontroversial Perpres 70 2012
    Sugeng Thox
    Belum ada peringkat
  • Format Kertas
    Format Kertas
    Dokumen1 halaman
    Format Kertas
    Dewa Itu Aremania
    Belum ada peringkat