Struktur Bawah
Kekakuan /
Stiffness
Elastisitas /
Resilience
Ketahanan
terhadap
deformasi tetap
Stabilitas
Adjustabillity
Gaya Vertikal
Gaya vertikal merupakan gaya yang paling
dominan pada struktur jalan rel
Menyebabkan defleksi vertikal
Gaya vertikal
Gaya lokomotif
/ locomotive
Gaya kereta /
car/ coach
Gaya gerbong /
wagon
Faktor Dinamis
6
Gaya Lokomotif
1) Lokomotif BB;
artinya beban ditumpu oleh 2 bogie yg
masing2 bogie terdiri 2 gandar, dan satu
gandar tdr 2 roda
Misal:
Jika berat lokomotif (Wlok) = 56 ton, maka
Gaya kepala bogie (Pbogie/Pb) = 56/2 = 28 ton
Gaya gandar (Pgandar/Pg) = 28/2 = 14 ton
Gaya roda statis (Pstatis/Ps) = 14/2 = 7 ton
Note: gaya gandar dikenal sbg beban gandar/axle load
Gaya Lokomotif
2) Lokomotif CC;
artinya beban ditumpu oleh 2 bogie yg masing2
bogie terdiri 3 gandar, dan satu gandar tdr 2
roda
Misal:
Jika berat lokomotif (Wlok) = 84 ton, maka
Gaya Kereta/penumpang
Berat kereta plus muatan = 40 ton
Ditumpu 2 bogie (Pb = 20 ton)
Masing-masing bogie tdr 2 gandar (Pg = 10
ton)
Ps = 5 ton
10
Gaya Transfersal /
Lateral
Gaya ini disebabkan adanya gaya sentrifugal, Snake
motion, dan ketidak rataan geometri jalan rel, bekerja pada
titik yang sama dengan gaya vertikal di rel.
Gaya ini menyebabkan tercabutnya terpon dan geseran
pelat tandas (base plate) pada bantalan kayu, sehingga
dapat merubah geometri jalan rel, bahaya derailment
Besarnya gaya lateral, dibatasi agar rel roda tidak keluar rel,
besarnya adalah:
Plateral / Pvertikal < 1,2
12
Gaya Longitudinal
Gaya ini diakibatkan terutama oleh perubahan
suhu pada rel (thermal strees), dan untuk
konstruksi kereta api modern, dimana dipakai
rel panjang (long welded nails), gaya ini sangat
memegang peranan penting.
Tambahan pada gaya longitudinal ini adalah
gaya adhesi (akibat gesekan roda dan rel) dan
gaya rem (akibat pengereman kendaraan rel).
13
Perhitungan Komponen-komponen
Kalan Rel
14
15
16
..(2)
18
19
..(3)
..(4)
dengan:
k = modulus elastisitas jalan rel
k
= dumping factor/characteristic of the system 4
4EI
I = momen inersia rel pada sumbu x-x
E = modulus elastisitas rel = 2,1 x 106 kg/cm2
P = Pd = beban vertikal (dinamis roda)
20
4 4 k
0.318Px1
4
..(5)
21
3x 1
4 4
k
Y maksimum (Y0)
P
P
P
Y0
0.393
2k 8kx1
kx1 ..(6)
22
Beban ke Bantalan
Maksimum beban merata di kaki rel adalah
(persamaan 1 dan 6)
P
P ky 0.392
x1
PS
Q PxS 0.392
x1
S: jarak bantalan
PS
PS
Q 2 x 0.392 0.786
(7)
x
x
23
24
Contoh Soal 1
Hitunglah komponen tegangan pada rel untuk
Kelas Jalan I dengan kecepatan rencana 150
km/jam. Beban gandar kereta api sebesar 18
ton dan modulus kekakuan jalan rel
diperhitungkan sebagai 180 kg/cm2.
Hitunglah momen maksimum yang terjadi
pada rel apabila digunakan tipe rel 54 dengan
modulus elastisitas rel (E) = 2 106 kg/cm2
dan momen inersia (I) = 2346 cm4.
25
Contoh Soal 1
Transformasikan beban statis ke beban
dinamis dengan persamaan TALBOT
26
Contoh Soal 1
Dumping Factor:
27
Contoh Soal 1
Momen Maksimum:
28
Contoh 2
Seperti contoh 1, jika tegangan ijin untuk kelas
jalan I dengan Rel 54 adalah 1325 kg/cm2,
buktikan bahwa tegangan yang terjadi masih
dibawah tegangan ijin tsb
29
Contoh 2
30
Contoh 3
Contoh 1, hitung beban yang ditumpu
bantalan jika jarak bantalan adalah 60 cm
31
Latihan
Hitunglah komponen tegangan pada rel untuk
Kelas Jalan III dengan kecepatan rencana 100
km/jam. Beban gandar kereta api sebesar 18
ton dan modulus kekakuan jalan rel
diperhitungkan sebagai 180 kg/cm2.
Hitunglah momen maksimum yang terjadi
pada rel apabila digunakan tipe rel 50 dengan
E = 2.1 106 kg/cm2 dan momen inersia 1960
cm4.
32
33
Kecepatan kereta
Kecepatan
rencana
Kecepatan yang
digunakan untuk
merecanakan konstruksi
Jalan Rel
Kecepatan
maksimum
Kecepatan
operasi
Kecepatan rata-rata
kereta api pada petak
jalan tertentu
Kecepatan
komersial
Kecepatan rata-rata
sebagai hasil pembagian
jarak tempuh dengan
waktu tempuh
Kecepatan
34
Kecepatan Rencana
Kecepatan Rencana untuk perencanaan struktur jalan
rel
V rencana = 1,25 x V maks
Kecepatan Recana untuk Perencanaan Jari-jari
Lengkung tikungan
V rencana = V maks
Kecepatan Rencana Untuk Perencanaan Peninggian Rel
35
36
37
38
39
Ruang Bangunan
Bangunan adalah ruang di sisi sepur yang senantiasa
harus bebas dari segala bangunan tetap seperti antara
lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar
Batas ruang bangunan diukur dari sumbu sepur pada
ketinggian 1 3,55 meter
Jarak ruang bangunan
a. Pada lintas bebas :
2.35 s/d 2.53 m dari kiri kanan sumbu sepur
b. Pada Emplasemen :
1,95 s/d 2.35 di kiri dan kanan sumbu sepur
c.
Pada Jembatan
2.15 m di kiri dan kanan sumbu sepur
40
41
42
43