Anda di halaman 1dari 12

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN (RPP)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Biologi + Magang 1
Dosen Pengampu: Dr. Slamet Suyanto, M.Ed

Disusun oleh:
1. Ade Sukarman

(14304241025)

2. Andi Prasetyo

(14304241033)

3. Hanggara Aji Sakti

(14304241045)

Pendidikan Biologi Internasional 2014

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
A. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013

1. Tahap perencanaan pembelajaran


Tahap perencanaan pembelajaran yang meliputi pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal ulangan harian, soal penugasan, instrumen
penilain yang berupa lembar pengamatan sikap, lembar pengamatan diskusi,
lembar pengamatan presentasi yang semuanya disertai rubrik yang lengkap.
Kegiatan pengembangan RPP dilakukan secara mandiri oleh guru dengan
memperhatikan kondisi siswa di sekolah. Pengembangan RPP oleh guru dilakukan
pada awal semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sesuai dengan Permendikbud,
2013b, pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal
tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam
setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan
secara mandiri atau secara kelompok. RPP paling sedikit memuat (1) tujuan
pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) sumber
belajar, (5) penilaian.
Tujuan pembelajaran dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada yang telah disusun
(Permendikbud, 2013b) tujuan pembelajaran yang telah disusun oleh guru semua
mencakup pada indikator yang tertulis dan disusun untuk seluruh kompetensi
dasar yang sama. Pengembangan oleh guru dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi siswa serta kebutuhan satuan pendidikan, yang telah disusun
memperhatikan tingkatan kognitif dan psikomotor. Guru memang sengaja tidak
menuliskan yang mengacu pada KI-1 dan KI-2 karena memang tidak wajib.
Permendikbud, 2013b, menyatakan bahwa KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2
tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui
proses pembelajaran yang tidak langsung.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dikembangkan oleh
guru telah mencantumkan materi pembelajaran. Materi pembelajaran mencakup
materi pokok dan sup materi yang memuat konsep, fakta, prinsip serta prosedur.
Berdasarkan Permendikbud, 2013a bahwa materi pembelajaran memuat fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi. Penulisan materi
pembelajaran yang jelas menjadi batasan minimal bahwa dalam kegiatan
pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 harus menggunakan materi yang
berbasis fakta dan dapat dijelaskan dengan logika (Semiawan 1992 dalam
Haryono, 2006).

Metode yang digunakan guru dalam RPP adalah diskusi, tanya jawab,
ceramah interaktif yang semuanya dimasukkan ke dalam model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang dipadu dengan
pendekatan ilmiah. Menurut Majid (2008), metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan tujuan dan materi pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat,
langkah yang dilaksanakan dengan baik serta memanfaatkan waktu yang tepat
dapat membantu siswa dalam memahami materi. Metode pembelajaran juga dapat
digunakn oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan KD yang akan dicapai (Permendikbud, 2013a).
Sumber belajar yang digunakan oleh guru adalah buku cetak, dan media
elektronik. Selain itu, guru juga menyiapkan worksheet sebagai sumber siswa.
Media elektronik berupa laptop dan layar LCD. Menurut Alfiyani (2013), media
pembelajaran juga memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran.
Penilaian yang dugunakan guru meliputi jenis penilaian yaitu tes dan nun
tes. Penilain merupakan serangkaian untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara
tematis dan berkesinambungan (Permendikbud, 2013b). Penilaian tes digunakan
untuk teknik serta bentuk penilaian kompetensi pengetahuan. Sedangkan penilaian
nun tes meliputi penilaian kompetensi sikap, dan kompetensi keterampilan.
2. Tahap pelaksanaan pembelajaran
Tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan untuk melaksanakan
kegiatan perencanaan yang dilakukan sebelumnya. Kegiatan secara umum
dilakukan pada 3 kegiatan yaitu (1) pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3)
penutup. Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam proses
pembelajaran yang harus dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang
efektif. Kegiatan ini mencakup (a) menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran, (b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari, (c)
mengantarkan siswa kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan
untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD
yang akan dicapai, (d) menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan permasalahan


atau tugas (Permendikbud, 2013b).
Kegiatan inti yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
saintifik

dengan

tahapan

mengamati,

menanya,

mengumpulkan

data,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran yang telah


dilakukan oleh guru selalu mengedepankan keaktifan siswa untuk berfikir,
menanya, mencari, dan menggali pengetahuan sendiri. Kegiatan inti yang
dilakuakn guru memang tidak menggunakan lingkungan nyata sebagai objek
pembelajaran. Tetapi guru menggunakan media-media elektronik untuk menutup
kekurangan tersebut. Gambar-gambar dan video yang ditampilkan guru
merupakan gambar yang ada di sekitar kita, sehingga walau hanya terbatas
pengetahuan visual 2 dimensi siswa tetap bisa memanfaatkan dan mengolah
informasi tersebut dengan mudah. Kegiatan mengumpulkan data memang tidak
harus dilakukan dengan kegiatan praktikum. Kegiatan ini bisa diganti dengan
kegiatan seperti membaca sumber lain selain buku teks, mengamati aktivitas atau
wawancara (Permendikbud, 2013b).
Kegiatan penutup yang harus dilakukan oleh guru meliputi, guru bersamasama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran yang sudah di pelajar. Guru
melakuakan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara
konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.

Anitah

pembelajaran

tidak

(2012),
boleh

menyatakan

dilakukan

penutupan

dengan

tiba-tiba.

adalah

kegiatan

Penutup

harus

dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya agar sesuai. Guru perlu merencanakan


suatu penutup yang tidak Teresa-gesa. Menutup pelajaran bukan sekedar
mengeluarkan pertanyaan bahwa pelajaran sudah selesai. Maka dari itu, kegiatan
ini sangat penting sekali kutuk dilakukan walaupun dengan waktu yang relatif
singkat. Kegiatan atau aktivitas pembelajaran, sesuai dengan kurikulum 2013
untuk semua jenjang menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Guru lebih
banyak membimbing memfasilitasi, mengarahkan agar aktivitas siswa bermakna
bagi mereka terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun langkahlangkahnya yang merupakan bagian dari kegiatan inti adalah
sebagai berikut :
a. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan


proses pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan yaitu
menyajikan objek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah dalam pelaksanaannya. Metode
mengamati sanggat bermanfaat bagi pemenuhan rasa
ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati
sebagimana telah disampaikan pada Permendikbud Nomor
81A/ 2013 yaitu guru hendaklah membuka secara luas dan
bervariasi dalam memberikan kesempatan kepada peserta
didik

dalam

pengamatan

melalui

kegiatan

melihat,

menyimak, mendengar, dan membaca. Guru sendiri juga


harus

memfasilitasi

pengamatan,

peserta

sehingga

didik

untuk

melatih

melakukan

mereka

untuk

memperhatikan hal yang penting dalam suatu objek.


Adapun

kompetensi

yang

diharapkan

adalah

melatih

kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.


b. Menanya
Dalam
kesempatan

kegiatan
yang

luas

mengamati
kepada

guru

peserta

membuka
didik

untuk

bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca


atau dilihat. Guru perlu dapat membimbing peserta didik
untuk dapat mengajukan pertanyaan. Melalui kegiatan
bertanya dapat mengembangkan rasa ingin tahu peserta
didik. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam keiatan
ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
c. Mengumpulkan informasi
Merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber, misalnya dari membaca buku,

memperhatikan fenomena- fenomena atau objek yang


lebih teliti atau bakan melakukan experimen. Adapun
kompetensi

yang

diharapkan

adalah

mengembangkan

sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,


kemampuan

berkomunikasi,

menerapkan

kemampuan

mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang


dipelajari.
d. Mengasosiasikan/ mengolah informasi/ menalar
Kegaiatan ini yaitu memproses informasi yang sudah
dikumpulkan

baik

terbatas

dari

hasil

kegiatan

mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan


mengamati

dan

kegiatan

mengumpulkan

informasi.

Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat


menambah

keluasan

dan

kedalaman

sampai

kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari


berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan
untuk

menemukan keterkaitan satu informasi dengan

informasi yang lainnya, menemukan pola dari keterkaitan


informasi tersebut. Aktivitas ini juga diistilahkan proses
berfikir yang logis dan sistematis atas fakta- faka empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan yang
berupa pengetahuan.
e. Menarik Kesimpulan
Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan
menemukan

bebagai

pola

dari

keterkaitan

tersebut,

selanjutnya secara bersama- sama dalam stu kesatuan


kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
f. Mengkomunikasikan
Pada tahap ini
kesempatan

kepada

guru

diharapkan

peserta

didik

memberi
untuk

mengkomunikasikan apa yang mereka pelajari. Kegiatan ini


dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa

yang

ditemukan

mengasosiasikan

dalam
dan

kegiatan

mencari

mencari

pola.

informasi,

Hasil

tersebut

disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil


belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini
adalah

mengembangkan

sikap

jujur,

teliti,

toleransi,

kemampuan berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat


dengan

singkat

dan

jelas,

dan

mengembangkan

kemampuan berbahasa yang baik dan benar.


3. Tahap evaluasi pembelajaran
Penilaian yang dilakukan oleh guru meliputi penilaian selama kegiatan
pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran selesai
dilaksanakan (penialain hasil). Penilaian selama kegiatan pembelajaran seperti
penilaian sikap, penilain keterampilan diskusi, dan presentasi, sedangkan
penilaian di akhir pembelajaran dengan kegiatan ulangan. Penialain formal yang
dilakukan oleh guru dengan mempersiapkan segala bentuk instrumen penialain
yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek sikap
dilakukan dengan teknis non tes, mencakup penilaian sikap terhadap materi
pembelajaran,

sikap

terhadap

guru

pembelajaran,

sikap

terhadap

norma

pengajar,
yang

sikap

terhadap

proses

berkaitan

demam

materi

pembelajaran, dan penilaian diri pada kompetensi spiritual dan sosial.


Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan teknik tes. Tes
merupakan suatu alat pengumpul informasi, tes lebih bersifat resmi apabila
dibandingkan dengan teknik yang lain karena penuh batasan-batasan (Arikunto,
2012). Penilaian untuk aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan tersebut
semua dirancang secara firma, dalam penilaian rormal merupakan suatu teknik
pengumpulan informasi yang dirancang untuk menidentifikasi dan merekam
pengetahuan dan keterampilan siswa serta untuk membuat suatu simpulan
tentang kemajuan siswa (Permendikbud, 2013b). Selain penilaian secara formal,
saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru juga sering memberikan penilaian
secara informal, seperti memberikan komentar, kritik, dan saran saat siswa
mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

Penialain terakhir adalah penilaian portofolio. Penilaian portofolio


dilakukan guru dengan mengumpulkan semua tugas-tugas siswa selama satu
semester yang berupa worksheet, poster, dan tugas-tugas. Instrumen penilaian
sudah dipersiapkan guru dengan baik yang diambil dari beberapa sumber.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu
pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Berdasarkan informasi tersebut,
guru dan siswa sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan siswa dan terus
melakukan perbaikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya
(Permendikbud, 2013b).
a. Aspek penilaian
Apabila dipaparkan secara lebih rinci, maka aspek yang dinilai
adalah sebagai berikut :
1) Pengetahuan
Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980) sebagaimana dikutip
Mimin Haryati, kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara
hirarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan
berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut
untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh
suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut
untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada
tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke
dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan
pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis,
peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi,
hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada
tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti,
sejarah, editorial, teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap
hasil analisis untuk membuat kebijakan.
Untuk mengukur keberhasilan aspek kognitif ini, maka guru harus
membuat alat penilaian (soal) dengan formulasi perbandingan sebagai
berikut:

40% untuk soal yang menguji tingkat pengetahuan peserta didik.


20% untuk soal yang menguji tingkat pemahaman peserta didik.
20% untuk soal yang menguji tingkat kemampuan dalam penerapan
pengetahuan.
10% untuk soal yang menguji tingkat kemampuan dalam analisis peserta
didik.
5% untuk soal yang menguji tingkat kemampuan sintesis peserta didik.
5% untuk soal yang menguji tingkat kemampuan petatar dalam
mengevaluasi.
Berdasarkan formulasi perbandingan soal di atas, mempermudah
seorang guru untuk memperjelas cara berfikirnya dan untuk memilih
soal-soal yang akan diujikan, selain itu juga dapat membantu seorang
guru agar terhindar dari kekeliruan dalam membuat soal.
Adapun bentuk tes kognitif diantaranya; tes lisan di kelas, pilihan
ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban
atau isian singkat, menjodohkan, portopolio, dan performans.
2) Sikap
Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan keberhasilan peserta
didik untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam pembelajaran.
Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran
tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara
maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat terhadap mata
pelajaran, maka akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan
pembelajaran secara maksimal. Secara umum aspek afektif yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran
mencakup beberapa hal, sebagai berikut:
a) Penilaian sikap terhadap materi pelajaran. Berawal dari sikap
positif terhadap mata pelajaran akan melahirkan minat belajar,
kemudian mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam
menyerap materi pelajaran.
b) Penilaian sikap terhadap guru. Peserta didik perlu memilki sikap
positif terhadap guru, sehingga ia mudah menyerap materi yang
diajarkan oleh guru.
c) Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik perlu
memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran, sehingga
pencapaian hasil belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada

guru untuk pandai-pandai mencari metode yang kira-kira dapat


merangsang peserta didik untuk belajar serta tidak merasa jenuh.
d) Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya peserta didik
mempunyai sikap positif terhadap upaya sekolah melestarikan
lingkungan dengan mengadakan program penghijauan sekolah.
e) Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas
kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Peserta didik
memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap
kurikulum yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan
kebutuhan.
Sedangkan untuk mengukur sikap dari beberapa aspek yang perlu
dinilai, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: observasi
perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala
sikap.
3) Keterampilan
Menurut singer (1972) sebagaimana dikutip oleh Mimin Haryati,
bahwa mata ajar yang termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah
mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada
reaksi-reaksi fisik.
Menurut Ryan (1980) sebagaimana dikutip oleh Mimin Haryati,
penilaian hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu,
pertama melalui pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa
selama proses belajar mengajar. Kedua, setelah proses belajar yaitu
dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Ketiga, beberapa waktu setelah proses belajar
selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau
keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk.
b. Prinsip Evaluasi
1) Kesinambungan
Evaluasi yang baik dilakukan secara teratur, berkesinambungan
dari waktu ke waktu, terencana dan terjadwal. Prinsip ini biasanya
dikenal dengan prinsip kontinuitas, yang dimaksudkan di sini adalah

sebagai suatu evaluasi dapat dikatakan menjadi baik jika evaluasi itu
dilakukan secara sambung menyambung dan dilakukan dari waktu ke
waktu.
2) Objektivitas
Dalam melaksanakan evaluasi sebaiknya senantiasa berpikir dan
bertindak secara wajar, menurut keadaan yang senyatanya tidak
dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yangbersifat subyektif. Maka
prinsip obyektivitas ini sangat penting dilakukan. Sehingga dalam
melakukan evaluasi dapat menghasilkan evaluasi yang murni yang tidak
ternodai oleh sifat subyektif yang ada, karena keaslian dan kemurnian
evaluasi inilah yang akan dapat digunakan untuk menentukan langkah
yang baik selanjutnya.
3) Valid
Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai
dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi,
sehingga penilaian tersebut menghasilkan informasi yang akurat.
4) Adil
Evaluasi dilakukan tidak menguntungkan atau merugikan pihakpihak tertentu.
5) Jujur
Pelaksaan evaluasi harus menanamkan kejujuran terhadap semua pihak
evaluasi, sehingga tidak terjadi kecurangan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Budi Aksara.
Madjid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Semiawan, Connay R. 1998. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Singer.1972.Penilaian

Psikomotorik

Universitas Pendidikan Indonesia.

Membangun

SMK

Berbasis

Industri.Bandung:

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/ diakses pada Kamis, 10 Desember 2015.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai