SYAHRIL DJUMA
Tahun 2
Tahun 1
Penjualan
15.747
Harga Pokok Penjualan
10.152 0
16.405
15.296
10.492 0
5.913
9.717 0
5.579
5.595
4.129 0
Laba operasional
1.852
1.784
Penyesuaian: Pendapatan
dari anak perusahaan dan
pendapatan luar biasa
573 00
1.764
311 0
3.815 0
1.170
265
1.499
307 0
1.192
Pajak Pendapatan
371 0 0
368 0
38500
Laba bersih
608
802
807
Berikut ini common size untuk laporan laba rugi dengan mendasarkan pada
laporan laba rugi diatas.
Tahun 2
Tahun 1
Penjualan
100,0
100,0
64,0 0
100,0
63,5 0
36,0
36,5
35,5
Marjin Kotor
Biaya Penjualan, Umum, dan
Administrasi
27,4 00
27,1 0
7,0
Pajak
00
2,20
Laba bersih
4,8
26,7
9,8
2,0 0
1,9 00
7,8
6,2
2,500
2,3
5,3
3,9
Catatan : Persentase HPP dihitung sebagai berikut : 10.492 / 16.405 = 0,64 atau
64%. Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Tabel Analisis Common Size Laporan Laba Rugi Industri
Tahun 3
Tahun 2
Tahun 1
Penjualan
100,0
100,0
71,1 0
28,9
100,0
72,0 0
28,0
27,9
Marjin Kotor
Biaya Penjualan, Umum, dan
Administrasi
20,9 00
22,1 0
20,8
4,9
7,2
1,6 0
1,2 00
5,6
1,8
5,8
2,000
2,4 0 0
Laba bersih
3,1
3,6
3,4
Common Size perusahaan (PT ABC) diatas dibandingkan dengan Common Size
dari industri.
Dari tabel common size diatas dilihat bahwa perusahaan mempunya harga pokok
penjualan yang lebih rendah dibanding kan dengan HPP industri. Tetapi biaya
umum dan administrasi lebih tinggi dibanding biaya yang sama untuk industri.
Hasilnya perusahaan mempunyai laba sebelum pajak yang lebih tinggi
dibandingkan industri. Laba bersih perusahaan, yang menjadi pengukur marjin
bersih, lebih baik dibandingkan dengan industri. Common Size untuk neraca bisa
disusun dengan cara yang sama, yaitu menyusun setiap rekening menjadi
proporsi dari total aset.
Rasio Likuiditas
=
=
2,2
Rasio diatas bisa di interpretasikan sebagai berikut: setiap Rp1 utang dijamin
oleh Rp2,2 aktiva lancar. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar
pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio
lancar yang seharusnya. Rasio yang rendah menunjukan risiko likuiditas yang
tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukan adanya kelebihan aktiva
lancar, yang mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas
perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah
dibandingkan dengan aktiva tetap.
Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas,piutang, dan persediaan), persediaan
biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan
dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi kas, yang
berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama, dan juga
ketidakpastian nilai persediaan. Meskipun persediaan dicantumkan dalam nilai
perolehan/cost , sedangkan apabila persediaan laku , kas yang diperoleh sama
dengan nilai jual yang secara umum lebih besar dibandingkan dengan nilai
perolehan. Dengan alasan diatas, persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar
untuk perhitungan rasio quick. Berikut ini perhitungan rasio quick.
Rasio quick
Aktiva LancarPersediaan
Utang Lancar
Rasio quick
7.5392.623
3.400
1,4
Angka diatas bisa di interpretasikan sebagai berikut : setiap Rp1 utang dijamin
oleh Rp1,4 aktiva lancar diluar persediaan. Sama halnya rasio lancar, angka
yang terlalu tinggi untuk persediaan menunjukkan indikasi kelebihan kas atau
piutang , sedangkan angka yang terlalu kecil menunjukkan risiko likuiditas yang
lebih tinggi.
Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang
rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besar nya
dana kelebihan yang tertanam pada aktiva aktiva tersebut. Dana kelebihan
tersebut akan lebih baik bila ditanam kan pada aktiva lain yang lebih produktif.
Empat rasio yang dibicarakan adalah : (1) Rata rata umur piutang, (2) Perputaran
persediaan, (3) Perputaran aktiva tetap, dan (4) Perputaran total aktiva.
Rata rata umur piutang bisa dihitung melalui dua tahap yaitu dengan
menghitung perputaran piutang dan kemudian menghitung rata rata umur
piutang.
Perputaran Piutang
Rata rata umur piutang
Penjualan
Piutang
=
=
365/Perputaran Piutang
Untuk Perusahaan ABC, Rata rata umur piutang bisa dihitung sebagai berikut:
Perputaran Piutang
16.405
4.353
3,77 kali
365/3,77
=
96,8 hari
Piutang Dagang
Rata rata umur piutang = Penjualan/365
4.353
16.405 /365
4.353
44,95
96,8 hari
Dari perhitungan diatas, piutang dalam setahun berputar 3,77 kali dan
diperlukan waktu 96,8 hari dari piutang menjadi kas.
Rasio aktivitas yang kedua adalah rasio perputaran persediaan. Berikut ini
perhitungan rasio aktivitas persediaan.
Perputaran Persediaan
Persediaan
HPP / 365
10.492
2.623
= 4,0 kali
Dalam satu tahun persediaan berputar empat kali, dan kalo dihitung lama nya
umur persediaan (yang berarti lamanya dana tertanam pada persediaan), maka
umur tersebut bisa dihitung sebagai berikut:
Rata rata umur persediaan = 365/4 =91,25 hari
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan
berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas manajemen
persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda
tanda mis manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
Perputaran aktiva tetap =
Penjualan
Aktiva Tetap
16.405
3,237
Penjualan
Total Aktiva
16.405
12.698
= 1,29 = 1,3
Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap , rasio ini menghitung
efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi menunjukan manajemen
yang baik, sebaliknya.. rasio yang rendah harus membuat manajemen
mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi).
Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah
perusahaan yang total utangnya lebih besar dibanding total asetnya.
Rasio Total Utang Terhadap Total Aset =
Total Utang
Total Aset
3.400+ 3.945
12.698
8.345
12.698
0,66
Setiap 0,66 utang perusahaan dijamin Rp1 aset perusahaan.
Rasio lainnya adalah Times Interest Earned yang dihitung sebagai berikut:
TIE = =
TIE =
1.473
303
= 4,9
Perusahaan ABC ,
Fixed charge coverge =
1.473+ 452
303+ 452
1.925
755
= 2,5
Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(Profitabilitas) pada tingkat penjualan aset, dan modal saham yang tertentu.
Profit margin =
Laba Bersih
Penjualan
802
16.405
Profit margin =
ROA =
Laba Bersih
Total Aset
802
12.698
ROE =
Laba Bersih
Modal Saham
802
4.353
Rasio Pasar
Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku
perusahaan.
PER (Price earning ratio) melihat harga saham relatif terhadap earningnya.
PER =
66,875
6,38
= 10,5 kali
Dividen Yield =
2,25
66,8
Rasio pembayaran dividen, rasio ini melihat bagaimana earning yang dibayarkan
sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan di
investasikan kembali ke perusahaan.
Rasio Pembayaran Dividen =
2,25
6,38