Anda di halaman 1dari 8

PENELUSURAN NILAI-NILAI

AKUNTANSI YANG TERDAPAT DALAM


BUDAYA PERNIKAHAN ADAT KAYOA

KELOMPOK 2

Latar Belakang
Kecamatan Kayoa adalah sebuah Kecamatan yang
mempunyai usia yang cukup lama, ditinjau dari
letak geografisnya, terdiri dari pulau-pulau kecil
dan besar yang berada di gugusan pulau-pulau
Halmahera Selatan. Kecamatan kayoa memiliki
berbagai budaya, Ragam budaya ini dapat dilihat
dari, diantaranya, keanekaragaman suku, bahasa,
pesona alam dan adat istiadat, salah satunya
adat pernikahan yang dimiliki oleh masyrakat
kayoa.

MAKNA NILAI
Merupakan pengetahuan manusia yang diyakini
akan kebenarannya oleh yang bersangkutan dan
yang diselimuti serta menyelimuti perasaanperasaan dan emosi-emosi manusia serta menjadi
sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik
dan yang buruk, sesuatu yang berharga atau tidak,
sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya.
Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu
diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumber dari
nilai-nilai moral tersebut adalah pada pandangan
hidup dan pada etos atau sistem etika yang
dipunyai oleh setiap manusia (Geertz, 1973b).

Djahiri (1996) memaknai nilai dalam dua arti, yakni:

nilai merupakan harga yang diberikan seseorang atau


kelompok orang terhadap sesuatu yang didasarkan pada
tatanan nilai (value system) dan tatanan keyakinan (belief
system) yang ada dalam diri atau kelompok manusia yang
bersangkutan. Harga yang dimaksud dalam defenisi ini
adalah harga afektual, yakni harga yang menyangkut
dunia afektif manusia.

nilai merupakan isi-pesan, semangat atau jiwa,


kebermaknaan (fungsi peran) yang tersirat atau
dibawakan sesuatu. Secara umum nilai-nilai yang dianut
dan dijadikan seseorang sebagai rujukan dalam
menentukan standar, prinsip atau harga tentang sesuatu
bersumber pada: (1) etika, (2) estetika, (3) logika, (4)
agama, (5) hukum, dan (6) budaya.

PRINSIP-PRINSIP

BUDAYA PERNIKAHAN ADAT

KAYOA

Prinsip-prinsip dan Azaz-azaz perkawinan menurut Hukum Adat,


Perkawinan menurut hukum adat tidak semata-mata berarti suatu
ikatan antara seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri
untuk maksud mendapatkan keturunan dan membangun serta
membina kehidupan rumah tangga, tetapi juga suatu hubungan
hukum yang menyangkut para anggota kerabat dari pihak isteri
dan para anggota kerabat dari pihak suami. Terjadinya
perkawinan, berarti berlakunya ikatan kekerabatan untuk dapat
saling membantu dan menunjang hubungan kekerabatan yang
rukun dan damai.

Prinsip budaya adat pernikahan kayoa yaitu ketika kedua


mempelai telah mengucap ikrar dan mengikuti upacara
pernikahan sesuai dengan adat-istiadat maka keduanya dikatakan
memiliki tanggungjawab satu sama lain yang tidak bisa
ditinggalkannya dan kewajiban istri untuk mengikuti suami ke
tempat tinggalnya serta patuh padanya.

HASIL PENELITIAN
Dalam Budaya Pernikahan Adat Kayoa terdapat beberapa
tradisi yang mengandung nilai-nilai akuntansi seperti adat
iringan pengantin (siloloa) Kegitan ini terjadi pada saat
iring-iringan calon pengantin pria menuju ke calon
pengantin wanita untuk akad nikah, dalam perjalanannya
didepan pengantin pria dibentangkan kain (sarung) yang
dipegang oleh dua orang, setiap beberapa langka harus
ada yang mengisi uang didalam sarung tersebut hingga
sampai pada rumah pengantin jika tidak ada yang mengisi
maka pengantin pria tidak boleh melanjutkan
perjalanannya ke rumah pengantin wanita, Sebelum masuk
pintu rumah calon pengantin wanita,

Lanjutan
Upacara adat berikutnya yaitu Saro-saro, dimana saro-saro
dilakukan setelah acara makan siang, terdapat dua jenis nasi dan
satu kue, nasi itu berwarna kunig dan pink, ketiga jenis makanan
ini kemudian dijadikan objek untuk menaruh uang yang telah
dijepit dengan lidi dengan iringan tarian lalayon dan
penyamapaian dengan pengeras suara berupa nasihat-nasihat
bertemakan cinta bagi kedua mempelai maupun untuk
menyenangkan para tamu (komentar), uang ini bisa dengan
jumlah Rp 20.000 - 100.000, acara saro ini juga serangkain
dengan upacara adat hasabat, hasabat ini merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh para tamu undangan terhadap pengantin
wanita yaitu dengan meletakkan kain (sarung) kepada pundak
mempelai wanita, kain sarung dimaksudkan untuk kedua
mempelai ketika telah memiliki anak maka kain sarung tersebut
berfungsi sebagai sarung bagi bayi (kain loyor) dan membantu
persalinan sang istri.

KESIMPULAN
Dari penilitian ini kami menyimpulkan bahwa Dalam Budaya
Pernikahan Adat Kayoa memiliki nilai akuntansi yaitu dari
segi adat upacara pernikahan berupa adat Saro-saro,
Hasabat, dan Siloloa mengandung praktek akuntansi
didalam pernikahan tersebut yaitu berupa pengeluar kas,
penerimaan kas atau pendapatan, dan kewajiban Yang
dimana menjadi tanggungan bagi mempelai pengantin
kedepannya, dan pendapatan atau penerimaan kas dari
upacara adat iringan penganti (siloloa), Saro-Saro, dan
Hasabat dapat memberikan pengembalian kepada pihak
mempelai atas pengeluaran yang dilakukan walaupun tidak
sepenuhnya.

Anda mungkin juga menyukai