Anda di halaman 1dari 24

TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 127

Tradisi Sawer Penganten Sunda Di Desa Parigi Kecamatan Parigi


Kabupaten Pangandaran
Yadi Kusmayadi
Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Galuh Ciamis
Abstrak
Secara garis besar tradisi sawer panganten dilakukan setelah selesai akad nikah,
pasangan pengantin duduk di kursi yang disimpan di depan rumah mempelai wanita
yang disaksikan ratusan pasang mata. Tempat yang digunakan untuk upacara sawer
merupakan tempat terbuka yang biasa disebut tempat panyaweran. Pasangan
pengantin tersebut didampingi oleh seorang pemegang payung dan didepannya berdiri
juru sawer atau biasa disebut penyawer. Juru sawer ini umumnya kaum wanita. Upacara
sawer diawali dengan mengucapkan ijab kabul oleh penyawer, kemudian dilanjutkan
dengan melantunkan syair/puisi sawer. Puisi sawer adalah puisi yang biasa dilagukan
pada waktu upacara sawer seperti pada waktu upacara khitanan dan perkawinan. Kata
sawer mengandung arti tabur atau sebar. Setelah melantunkan satu bait syair sawer,
penyawer menyelinginya dengan menaburkan beras, irisan kunir, permen, uang logam
dan bermacam – macam bunga rampai yang disimpan di dalam baskom (tempat
menyimpan benda saweran) ke atas payung atau ke arah pengantin. Sehingga dalam
waktu bersamaan, anak-anak ataupun orang dewasa yang bergerombol di belakang
pengantin saling berebut memungut uang sawer dan permen.
Kata Kunci: Tradisi, Sawer Penganten, Sunda

Pendahuluan sarana. Kebudayaan mempunyai fungsi yang


Manusia merupakan makhluk yang sangat besar bagi manusia karena setiap
berbudaya. Dengan akalnya manusia manusia dalam masyarakat selalu
berpikir sehingga mampu menciptakan menemukan kebiasaan baik atau buruk bagi
berbagai kebudayaan yang pada gilirannya dirinya. Kebiasaan yang baik akan diakui
tumbuh dan berkembang dalam suatu dan dilaksanakan oleh orang lain yang
masyarakat. Kebudayaan dapat mengalami kemudian dijadikan dasar bagi hubungan
akulturasi bentuk, antara yang baru dengan antara orang-orang tertentu, sehingga
yang sudah ada, sehingga bentuk dan tindakan itu menimbulkan norma atau
coraknya bisa pula dipengaruhi oleh unsur kaidah. Norma atau kaidah itu disebut juga
kepercayaan yang bermacam-macam, dengan adat istiadat (Musa Asy’ari, 1992:
seperti animisme, Dinamisme, Hindu-Budha 95).
serta Islam. Mengenai adat istiadat dapat pula
Kebudayaan diartikan sebagai upaya menyentuh penyelenggara upacara adat dan
masyarakat untuk terus menerus secara aktivitas ritual yang dianggap sangat
dialektis menjawab setiap tantangan yang mempunyai arti bagi warga pendukungnya,
dihadapkan kepadanya dengan selain sebagai penghormatan terhadap
menciptakan berbagai prasarana dan leluhur dan rasa syukur terhadap Tuhan
128 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

Yang Maha Kuasa, juga sebagai sarana kebudayaan dan menjadi pertanda dari
sosialisasi dan pengukuhan nilai-nilai tindakan manusia selalu ada dan masuk
budaya yang sudah ada dan berlaku dalam dalam segala unsur kehidupan. Simbol-
kehidupan masyarakat sehari-hari (Tashadi, simbol yang berupa benda-benda,
1982: 2). sebenarnya terlepas dari tindakan manusia.
Demikian pula halnya yang terjadi di Sebaliknya, tindakan manusia harus selalu
Desa Parigi Kecamatan Parigi Kabupaten mempergunakan simbol-simbol sebagai
Pangandaran, di sana muncul suatu bentuk media penghantar dalam komunikasi antar
upacara adat yang dianggap sakral dalam sesama. Penggunaan simbol dalam wujud
menggunakan simbol-simbol sehingga budaya ternyata dilaksanakan dengan
menarik untuk diteliti yaitu upacara penuh kesadaran, pemahaman, dan
perkawinan adat Sunda. Perkawinan penghayatan yang tinggi, yang dianut secara
menurut istilah ilmu Fiqih dipakai tradisional dari satu generasi ke generasi
perkataan nikah dan jiwaz. Secara etimologi, berikutnya (Budiono Herusatoto, 2000: 18).
nikah mempunyai arti sebenarnya dan arti Menurut kepercayaan masyarakat
kiasan. Arti sebenarnya dari nikah, ialah Desa Parigi Kecamatan Parigi, menjalankan
menghimpit, menindih atau berkumpul, adat istiadat warisan nenek moyang berarti
sedang arti kiasannya ialah setubuh, atau menghormati para leluhur mereka. Segala
mengadakan perjanjian pernikahan (Kamal sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran
Mukhtar, 1993: 1). leluhur masyarakat Desa Parigi Kecamatan
Sementara itu perkawinan adalah Parigi, dan sesuatu yang tidak dilakukan
peristiwa yang sangat penting, karena leluhurnya dianggap sesuatu yang tabu. Ini
menyangkut tata nilai kehidupan manusia, menjadi aturan tak tertulis yang harus
oleh sebab itu perkawinan merupakan tugas dijalani. Jika tidak dijalani mereka dianggap
suci bagi manusia untuk mengembangkan melanggar adat, dan diyakini akan
keturunan yang baik dan berguna bagi menimbulkan malapetaka.
masyarakat luas. Hal ini tersirat dalam tata Upacara perkawinan dalam
cara upacara perkawinan. Semua kegiatan, masyarakat Desa Parigi Kecamatan Parigi
termasuk segala perlengkapan upacara adat tidak semudahnya bisa digelar, banyak
merupakan simbol yang mempunyai makna persiapan yang harus dijalani. Mulai dari
bagi pelaku upacara. Di samping itu pelaku merencanakan jadwal pelaksanaan
memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan perhitungan waktu yang tepat
agar semua permohonan dapat dikabulkan. untuk menggelar hajat, sampai pada prosesi
(Thomas Wiyasa Bratawidjaja, 1990: 9). pelaksanaan ritualnya. Bulan Safar dan
Simbol sebagai salah satu inti dari bulan Ramadhan merupakan bulan larangan
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 129

(pamali) untuk menyelenggarakan acara- orang saksi. Terjadinya proses ijab-kabul ini
acara penting, seperti perkawinan, khitanan, biasa disebut dirapalan. Seluruh masyarakat
membangun rumah dan upacara adat. Hal Desa Parigi Kecamatan Parigi beragama
ini dikarenakan bulan tersebut bertepatan Islam, maka perkawinannya dilaksanakan di
dengan upacara menyepi (Heni Fajria Rif’ati, depan penghulu dan kemudian dicatat oleh
2002: 170). pegawai KUA setempat. Sesudah
Upacara perkawinan yang perkawinan ada beberapa ritual lain yang
diselenggarakan di Desa Parigi Kecamatan dilaksanakan yaitu, Pertama, upacara sawer
Parigi sangat sederhana, pelakunya yaitu dilakukan setelah akad nikah, pasangan
dari petugas KUA setempat, kuncen(Amil), pengantin dibawa ke tempat panyaweran
kedua mempelai, orang tua mempelai, atau tempat terbuka.
kerabat dekat mempelai. Tahapan-tahapan Selanjutnya panyawer melantunkan
dalam upacara perkawinan yaitu, pra syair sawer, sambil menabur beras yang
perkawinan yang dilakukan sebelum aqad bercampur irisan kunir dan uang receh ke
nikah seperti melamar, Ngeuyeuk seureuh penonton. Kedua, upacara nincak endog.
dan seserahan. Pelaksanaan perkawinan Endog (telur) di simpan diatas golodog dan
atau acara inti, seperti aqad nikah dan mempelai laki-laki menginjaknya. Kemudian
sungkem. Sesudah perkawinan, dilakukan mempelai perempuan mencuci kaki
setelah aqad nikah, seperti upacara sawer, mempelai laki-laki dengan air kendi. Setelah
nincak endog, buka pintu, ngariung dan itu mempelai perempuan masuk ke dalam
munjungan. Pra perkawinan, yang pertama rumah, sedangkan laki-laki berdiri di muka
melamar, menyatakan permintaan untuk pintu untuk melaksanakan upacara, Ketiga,
perjodohan dari seorang laki-laki pada yaitu buka pintu. Dalam upacara buka pintu
seorang perempuan atau sebaliknya dengan terjadi tanya jawab antara kedua mempelai
perantara orang yang dipercayai. yang diwakili oleh masing-masing
Kedua, upacara ngeuyeuk seureuh, pendampingnya dengan cara dilagukan.
upacara ini biasanya dilakukan sehari Keempat, upacara ngariung sambil
sebelum perkawinan. Ketiga, upacara menarik bakakak hayam, saling makan
seserahan dalam upacara ini orang tua calon sesuap nasi kuning dan minum bersama
pengantin pria menyerahkan putranya atau disebut huap lingkung. Yang terakhir
kepada orang tua calon pengantin wanita yaitu munjungan atau sungkem, kedua
sambil membawa barang-barang keperluan mempelai mengunjungi kedua orang tua
calon pengantin wanita. Perkawinan inti mereka, kerabat dekat dan sesepuh.
dari upacara yaitu aqad nikah, dilakukan
dengan ijab kabul yang disaksikan oleh dua
130 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

Tinjauan Pustaka merupakan suatu perjanjian yang suci untuk


A. Makna Perkawinan membentuk keluarga antara seorang laki-
Nikah (kawin) menurut arti asli laki dengan seorang wanita.
ialah hubungan seksual tetapi menurut arti Perkawinan adalah salah satu
majazi atau arti hukum ialah aqad atau peristiwa yang sangat penting dalam
perjanjian yang menjadikan halal hubungan kehidupan masyarakat kita. Sebab
seksual sebagai suami istri antara seorang perkawinan tidak hanya menyangkut
pria dengan seorang wanita (Ramulya Idris, wanita dan pria calon mempelai saja, tetapi
1996 : 1). Pengertian perkawinan ini bisa orang tua kedua belah pihak, saudara-
ditinjau dari dua sudut pandang yaitu saudaranya, bahkan keluarga-keluarga
menurut Hukum Islam dan menurut mereka masing-masing (Wignjodipuro,
Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang 1967: 122).
Perkawinan dijelaskan sebagai berikut: Perkawinan yaitu perkawinan yang
1. Menurut Hukum Islam dalam istilah agama disebut Nikah, adalah
Terdapat perbedaan antara melakukan suatu aqad atau perjanjian
pendapat yang satu dengan yang lainnya untuk mengikatkan diri antara seorang laki-
mengenai pengertian perkawinan. Tetapi laki dengan wanita untuk menghalalkan
perbedaan pendapat ini sebetulnya bukan hubungan kelamin antara kedua belah
perbedaan yang prinsip. Perbedaan itu pihak, dengan dasar sukarela dan keridhoan
hanya terdapat pada keinginan para kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu
perumus untuk memasukkan unsur-unsur kebahagiaan hidup berkeluarga yang
yang sebanyak-banyaknya dalam diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman
perumusan perkawinan antara pihak satu dengan cara yang diridhoi oleh Allah
dengan pihak lain. (Soemiyati, 1999 : 8).
Walaupun ada perbedaan pendapat Perkawinan adalah suatu hal yang
tentang perumusan pengertian perkawinan, mempunyai akibat yang luas di dalam
tetapi dari semua rumusan yang hubungan hukum antara suami dan istri.
dikemukakan ada satu unsur yang Dengan perkawinan itu timbul suatu ikatan
merupakan kesamaan dari seluruh yang berisi hak dan kewajiban, umpamanya,
pendapat, yaitu bahwa perkawinan itu kewajiban untuk bertempat tinggal yang
merupakan suatu perjanjian perikatan sama, setia kepada satu sama lain,
antara seorang laki-laki dengan seorang kewajiban untuk memberi belanja rumah
wanita. Perjanjian bukan sekedar perjanjian tangga, hak waris dan sebagainya. Suatu hal
seperti jual beli atau sewa menyewa tetapi yang penting yaitu bahwa si istri seketika
perjanjian dalam perkawinan adalah
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 131

tidak dapat bertindak sendiri (Ali Afandi, mendapat hak-hak serta dapat
2000 : 93). melakukan tindakan hukum dalam
Dari beberapa pengertian di atas berbagai lapangan mu’amalat, yang
dapat disimpulkan bahwa pengertian tadinya ketika masih gadis terbatas.
perkawinan menurut hukum Islam 2) Sebelum adanya peraturan tentang
mengandung tiga aspek yaitu, aspek agama, perkawinan, dulu wanita bisa dimadu
aspek sosial dan aspek hukum. tanpa batas dan tanpa bisa berbuat
a) Aspek Agama apa-apa. Tetapi menurut ajaran
Aspek agama dalam perkawinan agama Islam dalam perkawinan
ialah bahwa Islam memandang dan mengenai kawin poligami dibatasi
menjadikan perkawinan itu sebagai basis empat orang, asal dengan syarat laki-
suatu masyarakat yang baik dan teratur, laki bersifat adil dengan istrinya.
sebab perkawinan tidak hanya c) Aspek Hukum
dipertalikan oleh ikatan lahir saja, tetapi Di dalam aspek hukum perkawinan
diikat juga dengan ikatan batin dan jiwa. diwujudkan dalam bentuk akad nikah
Menurut ajaran Islam perkawinan itu yakni merupakan perjanjian yang harus
tidak hanya sebagai persetujuan biasa dipenuhi oleh kedua belah pihak.
melainkan merupakan suatu persetujuan Perjanjian dalam perkawinan
suci, dimana kedua belah pihak mempunyai tiga karakter yaitu:
dihubungkan menjadi pasangan suami 1) Perkawinan tidak dapat dilaksanakan
istri atau saling meminta menjadi tanpa unsur suka rela dari kedua
pasangan hidupnya dengan belah pihak.
mempergunakan nama Allah. 2) Kedua belah pihak (laki-laki dan
b) Aspek Sosial/Adat perempuan) yang mengikat
Perkawinan dilihat dari aspek sosial persetujuan perkawinan itu saling
memiliki artinya yang penting yaitu : mempunyai hak untuk memutuskan
1) Dilihat dari penilaian umum pada perjanjian berdasarkan ketentuan
umumnya berpendapat bahwa orang yang sudah ada hukumnya.
yang melakukan perkawinan 3) Persetujuan perkawinan itu mengatur
mempunyai kedudukan yang lebih batas-batas mengenai hak dan
dihargai dari pada mereka yang kewajiban masing-masing pihak.
belum kawin. Khusus bagi kaum 2. Undang-Undang No. 1 tahun 1974
wanita dengan perkawinan akan Undang-undang No. 1 Tahun 1974
memberikan kedudukan sosial tinggi pasal 1, merumuskan bahwa perkawinan
karena ia sebagai istri dan wanita adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
132 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

dengan wanita sebagai suami istri dengan ketenangan dan ketentraman jiwa, keluarga
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) dan masyarakat (Ramulya Idris, 1996 : 26).
yang bahagia dan kekal berdasarkan Dari pernyataan tersebut dapat
Ketuhanan YME. Jika dibandingkan dengan diperinci rumusan sebagai berikut:
rumusan tentang makna perkawinan a. Menghalalkan hubungan kelamin untuk
menurut hukum Islam dengan Undang- memenuhi tuntutan hajat tabiat manusia
Undang No. 1 tahun 1974 pasal 1 tidak ada b. Mewujudkan suatu keluarga dengan
perbedaan prinsip antara keduanya. dasar cinta kasih
B. Tujuan Perkawinan c. Memperoleh keturunan yang sah.
Tujuan perkawinan adalah untuk Berdasarkan uraian tersebut, filosof
memperoleh keturunan yang sah dalam Islam Ghazali (dalam Soemiyati, 1999: 12)
masyarakat, dengan mendirikan sebuah mengemukakan tujuan dan faedah
kehidupan rumah tangga yang damai dan perkawinan menjadi lima macam yaitu:
tentram. Tujuan perkawinan dilihat dari dua a) Memperoleh keturunan yang sah yang
sudut pandang yaitu Hukum Islam dan akan melangsungkan keturunan serta
Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang memperkembangkan suku-suku bangsa
Perkawinan, dijelaskan sebagai berikut: manusia.
1. Menurut Hukum Islam b) Memenuhi tuntutan naluriah hidup
Tujuan perkawinan dalam Islam kemanusiaan
adalah untuk memenuhi tuntutan hajat c) memelihara manusia dari kejahatan dan
tabiat kemanusiaan, untuk berhubungan kerusakan
antara laki-laki dan perempuan dalam d) membentuk dan mengatur rumah tangga
rangka mewujudkan suatu keluarga yang yang menjadi basis pertama dari
bahagia dorongan dasar cinta kasih, serta masyarakat yang besar atas dasar
untuk memperoleh keturunan yang sah kecintaan dan kasih sayang
dalam masyarakat dengan mengikuti e) Menumbuhkan kesungguhan berusaha
ketentuan yang telah diatur oleh syariah. untuk mencari rizki penghidupan yang
Selain itu, ada pendapat yang halal dan memperbesar tanggung jawab.
mengatakan bahwa tujuan perkawinan Untuk lebih jelas mengenai tujuan
dalam Islam selain untuk memenuhi dan faedah perkawinan, maka akan
kebutuhan jasmani dan rohani manusia, diuraikan sebagai berikut :
sekaligus untuk membentuk keluarga, a) Untuk memperoleh keturunan yang sah
memelihara, dan meneruskan keturunan yang akan melangsungkan keturunan
dalam menjalankan hidupnya di dunia, serta serta akan memperkembangkan suku-
untuk mencegah perzinaan agar tercipta suku bangsa manusia. Memperoleh
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 133

keturunan dalam perkawinan bagi c) Memelihara manusia dari kejahatan dan


penghidupan manusia mengandung kerusakan.
pengertian dua segi yaitu : Dengan perkawinan manusia akan
1) Untuk kepentingan diri pribadi. selamat dari perbuatan amoral,
Memperoleh keturunan merupakan disamping akan merasa aman dari
dambaan setiap orang. Bisa dirasakan keretakan sosial. Bagi orang yang
bagaimana perasan seorang suami memiliki pengertian dan pemahaman
istri yang hidup berumah tangga akan nampak jelas bahwa jika ada
tanpa seorang anak, tentu kecenderungan lain jenis itu dipuaskan
kehidupannya akan sepi dan hampa. dengan perkawinan yang disyariatkan
Disamping itu keinginan untuk dengan hubungan yang halal.
memperoleh anak bisa dipahami, Manusia (individu atau kelompok)
karena anak-anak itulah yang akan menikmati adab yang utama dan
nantinya bisa diharapkan membantu akhlak yang baik. Dengan demikian
ibu bapaknya di kemudian hari. masyarakat dapat melaksanakan risalah
2) Untuk kepentingan yang bersifat dan memikul tanggung jawab yang
umum atau universal. dituntut oleh Allah SWT.
Dari aspek yang bersifat umum atau d) Membentuk dan mengatur rumah tangga
universal karena anak yang menjadi yang menjadi basis utama dari
penghubung atau penyambung masyarakat yang besar atas dasar
keturunan seseorang dan yang akan kecintaan dan kasih sayang.
berkembang untuk meramalkan dan Ikatan perkawinan adalah ikatan
memakmurkan dunia. lahir batin yang berupa asas cinta dan
b) Memenuhi tuntutan naluriah hidup kasih sayang merupakan salah satu alat
kemanusiaan. untuk memperkokoh ikatan perkawinan.
Tuhan telah menciptakan manusia Di atas rasa cinta da kasih sayang kedua
dengan jenis kelamin yang berlainan belah pihak yang melakukan ikatan
yaitu laki-laki dan perempuan. Sudah perkawinan itu berusaha membentuk
menjadi kodrat manusia bahwa antara rumah tangga yang bahagia. Dari rumah
laki-laki dan perempuan memiliki daya tangga inilah kemudian lahir anak-anak,
tarik. Daya tarik ini adalah kebirahian kemudian bertambah luas menjadi
atau seksual. Sifat ini yang merupakan rumpun keluarga demikian seterusnya
tabiat kemanusiaan. Dengan perkawinan sehingga tersusun masyarakat besar.
pemenuhan tuntutan tabiat kemanusiaan Dengan demikian tanpa adanya
dapat disalurkan secara sah. perkawinan, tidak mungkin ada keluarga
134 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

dan dengan sendirinya tidak ada pula tersebut dapat diasumsikan bahwa tujuan
unsur yang mempersatukan bangsa pokok perkawinan adalah membentuk
manusia da selanjutnya tidak ada keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu
peradaban. Oleh sebab itu dengan suami istri perlu saling membantu agar
perkawinan akan terbentuk keluarga dan dapat mengembangkan kepribadiannya
dengan keluarga itu akan tercipta membantu dan mencapai kesejahteraan
peradaban (Soemiyati, 1999 : 17). spiritual maupun material.
e) Menumbuhkan kesungguhan berusaha Selain itu, tujuan material yang akan
mencari rizki kehidupan yang halal dan diperjuangkan oleh suatu perjanjian
memperbesar rasa tanggung jawab. perkawinan mempunyai hubungan yang
Pada umumnya sebelum erat sekali dengan agama, sehingga bukan
melaksanakan perkawinan, tidak saja mempunyai unsur lahir atau jasmani,
memikirkan soal penghidupan karena tetapi unsur batin atau rohani juga
tanggung jawab mengenai kebutuhan mempunyai peranan penting (Penjelasan
kehidupan masih relatif kecil dan segala Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang
keperluan masih ditanggung orang tua. Perkawinan).
Tetapi setelah mereka berumah tangga Maka perkawinan adalah suatu
mereka mulai menyadari akan tanggung perjanjian yang diadakan oleh dua orang,
jawab dalam mengemudikan rumah dalam hal ini perjanjian antara seorang pria
tangga. Suami sebagai kepala keluarga dan seorang wanita dengan tujuan material,
mulai memikirkan bagaimana mulai yaitu membentuk keluarga (rumah tangga)
mencari rezeki yang halal untuk yang bahagia dan kekal berdasarkan
mencukupi kebutuhan rumah tangga. Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai asas
Keadaan demikian akan menambah pertama dalam Pancasila (Soedharyo
aktifitas kedua belah pihak, suami Soimin, 1992 :6).
berusaha sungguh-sungguh dalam Berdasarkan uraian tersebut maka
mencari rezeki lebih-lebih apabila tujuan perkawinan dapat dijelaskan sebagai
mereka sudah memiliki anak. berikut:
Menurut Undang-Undang No. 1 a. Melaksanakan ikatan perkawinan antara
tahun 1974 pasal 1 menjelaskan pria dan wanita yang sudah dewasa guna
perkawinan ialah ikatan lahir dan batin membentuk kehidupan rumah tangga.
antara pria dan wanita sebagai suami istri b. Mengatur kehidupan seksual antara
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah seorang laki-laki dan perempuan sesuai
tangga) yang bahagia dan kekal berdasar dengan ajaran dan firman Tuhan Yang
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dari penjelasan Maha Esa.
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 135

c. Memperoleh keturunan untuk a) Adanya pihak yang hendak


melanjutkan kehidupan kemanusiaan melangsungkan perkawinan.
dan selanjutnya memelihara pembinaan Pihak-pihak yang hendak melakukan
terhadap anak-anak untuk masa depan. perkawinan adalah mempelai laki-laki
d. Memberikan ketetapan tentang hak dan perempuan. Kedua mempelai harus
kewajiban suami dan istri dalam memenuhi syarat supaya perkawinan
membina kehidupan keluarga. menjadi sah hukumnya.
e. Mewujudkan kehidupan masyarakat b) Wali
yang teratur, tentram dan damai. Perwalian disebut dengan

C. Syarat-syarat Sahnya Perkawinan penguasaan atau perlindungan. Arti


Suatu perkawinan dikatakan sah perwalian ialah penguasaan penuh oleh
apabila sudah memenuhi syarat yang agama untuk seseorang guna melindungi
ditentukan. Syarat sahnya perkawinan barang atau orang. Dengan demikian
dapat dilihat dari sudut pandang yaitu orang yang diberi kekuasaan disebut
menurut Hukum Islam dan menurut wali. Kedudukan wali dalam perkawinan
Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang adalah rukun dalam artian wali harus
Perkawinan, yang dijelaskan sebagai ada terutama bagi orang-orang yang
berikut: belum mualaf, tanpa adanya wali suatu

1. Menurut Hukum Islam perkawinan dianggap tidak sah.


Menurut hukum Islam untuk sahnya c) Dua orang saksi
perkawinan diperlukan rukun dan syarat Dua orang saksi dalam perkawinan
tertentu yang telah diatur dalam hukum merupakan rukun perkawinan oleh
Islam. Rukun perkawinan adalah hakikat sebab itu tanpa dua orang saksi

dari perkawinan itu sendiri. Jadi tanpa perkawinan dianggap tidak sah.
adanya salah satu rukun, perkawinan tidak Keharusan adanya saksi dalam
mungkin dilaksanakan. Sedangkan perkawinan dimaksudkan sebagai
dimaksud syarat ialah suatu yang harus ada kemaslahatan kedua belah pihak antara
dalam perkawinan tetapi tidak termasuk suami dan isteri. Misalkan, terjadi

hakikat perkawinan itu sendiri. Kalau salah tuduhan atau kecurigaan orang lain
satu syarat dari perkawinan itu tidak terhadap keduanya maka dengan mudah
dipenuhi maka perkawinan itu tidak sah keduanya dapat menuntut saksi tentang
(Soemiyati, 1999 : 30). perkawinannya.
Adapun yang termasuk rukun d) Adanya Sighat aqad nikah
perkawinan ialah sebagai berikut: Sighat aqad nikah adalah perkataan
atau ucapan yang diucapkan oleh calon
136 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

suami atau calon isteri. Sighat aqad nikah setiap perkawinan adalah sama halnya
ini terdiri dari ijab dan qobul. Ijab yaitu dengan pencatatan peristiwa penting
pernyataan dari pihak calon isteri, yang dalam kehidupan seseorang, misalnya
biasanya dilakukan oleh wali pihak calon kelahiran, kematian (surat keterangan),
istri yang maksudnya bersedia akta resmi (daftar pencatatan).
dinikahkan dengan calon suaminya. c) Undang-Undang menganut asas
Qobul yaitu pernyatan atau jawaban monogami. Hanya apabila dikehendaki
pihak calon suami bahwa ia menerima oleh yang bersangkutan mengizinkan,
kesediaan calon isterinya menjadi suami dapat beristri lebih dari satu
isterinya. Selain rukun beserta syarat orang. Namun demikian, perkawinan
yang sudah diuraikan di atas, masih ada suami dengan lebih dari seorang istri,
hal yang harus dipenuhi sebagai syarat meskipun hal itu dikehendaki oleh pihak-
sahnya perkawinan, yaitu mahar. pihak yang bersangkutan, hanya dapat
Mahar adalah pemberian wajib yang dilakukan apabila memenuhi berbagai
diberikan dan dinyatakan oleh calon persyaratan tertentu dan diputuskan
suami kepada calon isterinya dalam oleh pengadilan.
Sighat aqad nikah yang merupakan tanda d) Undang-Undang menganut prinsip
persetujuan adanya kerelaan dari bahwa calon suami istri harus telah
mereka untuk hidup bersama sebagai masak jiwa raganya untuk dapat
suami isteri (Soemiyati, 1999: 56). melangsungkan perkawinan, agar supaya
Di dalam Undang-Undang No. 1 dapat mewujudkan tujuan perkawinan
tahun 1974 terutama termuat asas dan secara baik tanpa berakhir dengan
prinsip perkawinan sebagai berikut: perceraian dan mendapat keturunan
a) Tujuan perkawinan adalah membentuk yang baik dan sehat. Pria maupun wanita
keluarga yang bahagia dan melengkapi berumur 19 tahun (pria) dan wanita
agar dapat mengembangkan berumur 16 tahun.
kepribadiann, membantu dan mencapai e) Tujuan perkawinan adalah membentuk
kesejahteraan spiritual dan material. keluarga yang bahagia, kekal, dan
b) Dalam Undang-Undang ini dinyatakan sejahtera, maka Undang-Undang ini
bahwa suatu perkawinan adalah sah menganut prinsip mempersukar
bilamana dilakukan menurut hukum terjadinya perceraian. Untuk
masing-masing agama dan kepercayaan. memungkinkan perceraian, harus ada
Di samping itu setiap perkawinan harus alasan tertentu serta harus dilakukan di
dicatat menurut peraturan perundang- depan sidang Pengadilan.
undangan yang berlaku. Pencatatan
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 137

f) Hak dan kedudukan istri adalah Masyarakat adat dapat menolak yang
seimbang dengan hak dan kedudukan tidak diakui masyarakat adat.
suami. Dengan demikian sesuatu dalam Dari pengertian di atas dapat
keluarga dapat dirundingkan dan disimpulkan bahwa pernikahan adat Sunda
diputuskan bersama oleh suami dan istri. merupakan peristiwa perkawinan antara
Sejalan dengan asas dan prinsip pria dengan wanita yang bertujuan untuk
perkawinan tersebut, Undang-Undang menjamin ketenangan, kebahagiaan,
perkawinan meletakkan syarat ketat yang kesuburan, serta menimbulkan hak dan
diatur dalam BAB II pasal 6-12 sebagai kewajiban menurut aturan yang dimiliki
berikut: masyarakat Sunda berlaku sejak dahulu.
1) Adanya persetujuan kedua belah pihak. Perkawinan yang dilakukan
2) Adanya izin orang tua atau wali. masyarakat Sunda dalam sifat wajar selalu
3) Batas umur untuk kawin. memperhitungkan waktu. Pernikahan adat
4) Tidak terdapat larangan kawin. Sunda menggunakan perlengkapan tertentu
5) Tidak terikat perkawinan yang lain. dan melalui upacara upacara. Hal tersebut
6) Tidak bercerai untuk kedua kali dengan dapat dijelaskan sebagai berikut:
suami istri yang sama yang akan 1. Sebelum Upacara Pernikahan
dikawini. a) Neundeun Omong
7) Bagi janda telah lewat masa tunggu. Seorang pria atau orang tua
8) Memenuhi tata cara perkawinan. bermaksud mempersunting gadis, maka

D. Pernikahan Adat Sunda gadis itu akan diselidiki dahulu


Hilman Hadi Kusuma (1990: 71) keadaannya (apakah masih bebas/belum
menjelaskan asas perkawinan menurut ada yang meminang atau mengikat). Hal

hukum adat sebagai berikut: ini dilakukan sendiri oleh orang tua atau
1. Perkawinan bertujuan membentuk utusannya, yang biasanya dengan cara
keluarga rumah tangga dan hubungan berkunjung ke rumah gadis. Apabila
kekerabatan yang rukun, damai, bahagia belum terikat (bertunangan), maka
dan kekal. pembicaraan yang semula berupa

2. Perkawinan tidak saja harus sah obrolan biasa dilanjutkan oleh pihak pria
dilaksanakan menurut hukum agama dan menanyakan tentang gadis tersebut.
atau kepercayaan, tetapi harus Apabila dari pihak gadis
mendengar pengakuan anggota kerabat. menunjukkan kesan tanda-tanda
3. Perkawinan harus atas persetujuan menyetujui, pembicaraan ditingkatkan
orang tua dan anggota kerabat. serius. Setelah ada persetujuan dari
kedua belah pihak orang tua, baru pria
138 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

dan gadis diberitahu. Hal ini dilakukan akan terlimpah pengaruh-pengaruh


karena zaman dahulu pernikahan yang baik dari mereka.
dilangsungkan atas kehendak orangtua 2) Untuk mensucikan jiwa raga calon
di usia muda. pengantin yang akan berumah tangga
Sehingga tidak sedikit terjadi dengan harapan segala cita-citanya
pernikahan dimana kedua mempelai akan dapat terlaksana dengan lancar
sebelumnya tidak saling mengenal. dan selamat.
Setelah bersepakat baru membicarakan e) Ngeuyeuk Seureuh
dengan orang tua untuk selanjutnya Pangeuyeuk (pelaksana)
menentukan waktu melamar/meminang. memberikan penjelasan tujuan dari
b) Narosan (Ngalamar/Nyeureuhan) ngeuyeuk seureuh, yaitu:
Narosan adalah tindak lanjut dari 1) Memberikan kesempatan kepada
neundeun omong, yaitu kunjungan kedua calon pengantin untuk meminta izin
yang telah ditentukan dan disepakati kepada kedua orang tua disertai doa
kedua belah pihak. Orang tua (pria), restu kedua orang tua, disaksikan
keluarga dan sesepuh perwakilan keluarga.
melaksanakan acara narosan. Pihak pria 2) Disaksikan kedua pihak keluarga
membawa lamareun atau sirih pinang bahwa pernikahan tidak ada unsur
dan pakaian wanita sebagai pengikat. paksaan.
Maknanya adalah gadis yang dipinang 3) Memberikan nasihat kedua calon
sudah tidak bebas lagi atau sudah terikat. pengantin dengan lambang melalui
c) Nyandakeun atau Seserahan benda pada alat ngeuyeuk seureuh.
Seserahan/Nyandakeun adalah 2. Upacara Pernikahan
menyerahkan calon pengantin pria a. Penjemputan Calon Pengantin Pria
dengan membawa perlengkapan Penjemputan calon pengantin pria
pernikahan sebagai kelanjutan ngalamar dilakukan oleh utusan dari pihak
untuk diserahkan ke pihak gadis. pengantin wanita. Setelah siap segala
d) Ngebakan/Siraman sesuatunya untuk pelaksanaan akad
Ngebakan artinya memandikan nikah dan sesuai pula dengan waktu
dalam hal ini memandikan calon yang telah disepakati, maka pihak calon
pengantin wanita yang maksud dan pengantin wanita mengirimkan utusan
tujuannya adalah: untuk menjemput calon pengantin pria.
1) Mohon doa restu kepada ayah-ibu dan b. Ngabageakeun
para sesepuh yang telah sukses dalam Setibanya calon pengantin pria
rumah tangganya dan diharapkan beserta rombongan di rumah calon
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 139

pengantin wanita, diadakan e. Wejangan


penyambutan dengan pengalungan Wejangan biasanya pemberian
bunga kepada calon pengantin pria yang nasihat ayah (orang tua) untuk
oleh ibu calon pengantin wanita. membekali pengantin yang akan
Kemudian calon pengantin pria dibawa menempuh hidup berumah tangga.
ke tempat yang ditentukan untuk f. Sawer
pelaksanaan akad nikah. Calon pengantin Upacara sawer adalah upacara
pria didudukkan di kursi sebelah kanan. memberi nasihat perkawinan dan
c. Akad Nikah dilakukan di panyaweran. Mengapa
Setelah penghulu (KUA) dan saksi, upacara nyaweran, karena pada zaman
calon pengantin wanita dibawa dari dahulu akad nikah dilaksanakan di
kamar pengantin oleh orang tuanya dan masjid. Setelah selesai akad nikah
didudukkan di samping kiri calon mereka pulang ke rumah pengantin
pengantin. Sebelum ijab qobul (akad wanita dan sebelum masuk ke rumah
nikah) dimulai kedua calon pengantin mereka di sawer terlebih dahulu di
dikerudung panjang berwarna putih. Ini panyaweran yang tempatnya antara
melambangkan pernyataan dua insan halaman dan rumah atau tempat
yang masih murni baik lahir maupun jatuhnya air dari atap/genting.
bathin. Kerudung dibuka apabila kedua g. Meuleum harupat dan nincak endog
pengantin akan menandatangani naskah. Upacara ini pengantin wanita
Setelah selesai upacara akad nikah, dibawa ke tangga depan pintu, dan
kedua pengantin dipersilahkan berdiri pengantin pria di depannya dan juru
untuk serah terima mas kawin dan sawer berdiri di emper depan rumah.
menerima buku nikah. Pengantin pria h. Upacara Buka Pintu
membacakan talak-talik dan selanjutnya Mula-mula pengantin pria mengetuk
melakukan pemasangan cincin kawin pintu 3 kali, kemudian pengantin wanita
yang dipakaikan pada jari manis tangan menanyakan siapa yang berani mengetuk
kanan. Mula-mula pengantin pria yang pintu. Terjadilah tanya jawab yang
melakukannya kepada pengantin wanita dilakukan dengan pantun-pantun. Pada
kemudian sebaliknya. akhirnya pengantin wanita meminta agar
d. Sungkem pengantin pria membaca syahadat
Sungkem adalah munjungan kedua apabila benar-benar ia suaminya, setelah
pengantin ke petugas KUA, diteruskan pembacaan syahadat maka pintu dibuka.
dengan sembah sungkem ke orang tua Pengantin pria melangkah masuk
pengantin wanita, dan sebaliknya. dan setelah disambut dengan munjungan
140 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

pengantin wanita, kemudian berbimbing gembira. Setelah tumpeng dan kiriman


tangan (pacantel) kemudian menuju ke lain diterima, maka orang tua pengantin
ruang dalam untuk melakukan upacara wanita mengadakan selamatan dan
huap lingkung. membagikan tumpeng kepada tetangga.
i. Upacara Huap Lingkung b. Ngunduh Mantu
Dilaksanakan dua tahap, yaitu: Syukuran di pihak pria bahwa
waktu dahulu dilakukan dengan duduk di pernikahan telah berlangsung dengan
bawah/di atas tikar, tetapi sekarang selamat. Selamatan dimaksudkan untuk
dengan duduk di kursi. Pengantin pria menyatakan kegembiraan mendapat
duduk berdampingan diapit oleh kedua mantu yang telah direstui, sebagai rasa
orang tua dan keluarga. gembira karena tambahnya lingkungan
j. Menerima Doa Restu keluarga, serta sebagai penghormatan
Dilanjutkan dengan acara memberi terhadap keluarga pengantin wanita.
kesempatan ke pengantin untuk c. Ngarunghal (Melangkahi)
menerima doa restu dari keluarga dan Zaman dahulu untuk
handai taulan. Pengantin pria berdiri di meninabobokan hati yang akan
sebelah kiri pengantin wanita dan dilangkahi harus dinikahkan terlebih
sebaliknya orang tua pengantin wanita dahulu meskipun pasangannya tidak
berdiri di sebelah kiri pengantin pria. seimbang. Hal ini sebagai syarat yang
3. Upacara Setelah Pernikahan disebut kawin isuk pegat sore (kawin
Sebagai pelengkap upacara pagi-putus sore).
tradisional yang sekarang sudah banyak
Metode Penelitian
dilupakan dan tidak dilaksanakan, adalah:
Penelitian menggunakan pendekatan
a. Numbas
Sosiologi dan Antropologi. Pendekatan
Numbas upacara tradisional yang
Sosiologi yaitu pendekatan yang dilakukan
dilaksanakan beberapa hari setelah hari
dengan meneropong segi sosial peristiwa
pernikahan, yaitu selamatan pasca
yang dikaji, seperti golongan sosial mana
pengantin sudah melaksanakan
yang berperan serta nilai-nilai yang
kewajibannya sebagai suami-istri atas
dianutnya, dan hubungannya dengan
dasar pengakuan. Orang tua pengantin
golongan lain. Pendekatan Antropologi yaitu
pria setelah diberitahu putranya, bahwa
pendekatan yang dilakukan dengan
telah selamat dan istrinya benar suci
memahami nilai-nilai tradisi yang masih
segera mengirimkan nasi tumpeng dan
dianut dalam masyarakat, perilaku, status,
peralatan rumah tangga dan keperluan
serta gaya hidup masyarakat. Keberhasilan
wanita yaitu pakaian sebagai tanda
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 141

suatu penelitian sangat ditentukan oleh budaya yang masih diakui keberadaannya
kemampuan memilih serta menggunakan dan dianggap sebagai warisan budaya yang
metode. Hasan (2003: 21) menjelaskan penting adalah upacara perkawinan adat.
bahwa metode penelitian adalah tata cara Perkawinan dalam bahasa arab disebut
bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. nikah. Kedua konsep tersebut dalam
Menurut Poerwadarminta (1991: 649) kehidupan sehari-hari selalu disamakan
Metode adalah suatu cara yang lebih pemahamannya.
dipikirkan dan dapat memberikan arah Menurut Ahmad Azhar Basyir (1999:
serta petunjuk melakukan suatu penelitian. 4) perkawinan adalah suatu aqad atau
Metode dalam penelitian ini adalah perikatan untuk menghalalkan hubungan
metode sejarah (historiografi). Ada lima kelamin antara laki-laki dan perempuan
langkah metode tersebut, yaitu: 1) dalam rangka mewujudkan kebahagiaan
pemilihan topik, 2) pengumpulan sumber, hidup keluarga yang diliputi rasa
3) verifikasi (kritik sejarah), 4) interpretasi, ketentraman serta kasih sayang dengan cara
dan 5) penulisan (Kuntowijoyo, 2005: 91). yang diajarkan oleh agama Islam. Salah satu
Dengan menempuh kelima langkah di upacara perkawinan adat Sunda adalah
atas, dapat dipastikan akan diperoleh hasil upacara perkawinan masyarakat Desa
penelitian yang diharapkan. Parigi. Upacara perkawinan adat Parigi di
dominasi nilai-nilai dan ajaran agama yang
Hasil Dan Pembahasan
dianut yakni Islam.
Upacara tradisional sebagai wahana
Meskipun dalam prosesi perkawinan
budaya leluhur masih memegang peranan
yang diwariskan leluhur, namun secara
penting dalam kehidupan masyarakat.
esensial diwarnai ajaran-ajaran Islam.
Karena masyarakat meyakini dan
Perkawinan yang dilakukan merupakan
mempercayai keberadaannya sehingga tak
perpaduan antara nilai istiadat, ajaran
jarang menjadi keharusan yang wajib
agama dan undang-undang yang telah
dipenuhi oleh masyarakat yang
ditetapkan pemerintah Indonesia. Dalam
bersangkutan (Anita Setyowati dan
upacara perkawinan di Desa Parigi
Muhammad Hanif, 2014: 38). Upacara
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran
tradisional yang memiliki makna filosofis
terkandung nilai dan norma yang berfungsi
sampai sekarang masih dipatuhi oleh
mengatur dan mengarahkan tingkah laku
masyarakat. Hal ini disebabkan masyarakat
masyarakat. Dengan demikian, tata upacara
merasa takut akan mengalami hal yang
perkawinan adat Sunda di Parigi merupakan
tidak diinginkan jika tidak melaksanakan
perpaduan unsur sifat, karakteristik,
upacara tradisional. Salah satu unsur
kepercayaan dan agama yang saling
142 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

menopang satu sama lain. Menurut Thomas teman hidup anaknya, tahapan ini
Wiyasa (1990: 11) bahwa dalam tata disebut juga dengan nanyaan. Apabila
upacara perkawinan adat Sunda, sebelum wanita yang dimaksud belum
diadakan upacara perkawinan adat, mempunyai pacar dan orang tuanya juga
biasanya didahului dengan beberapa tahap setuju dengan pria yang diajukan, maka
upacara. Tahap upacara dilaksanakan sesuai terjadilah perembukan yang dinamakan
ekonomi dan situasi yang ada, namun tidak Neundeun omong.
boleh menyimpang dari tata cara pokok Sejak peristiwa ini, maka kedua
adat istiadat Sunda. belah pihak mulai dengan saling
Tahap upacara perkawinan di Desa mengunjungi dan bila ada rejeki mereka
Parigi diuraikan sebagai berikut: saling berkirim makanan, sehingga hal
1. Melamar atau Meminang itu akan menimbulkan hubungan yang
Melamar adalah satu tahapan yang erat dari kedua belah pihak.
menunjukkan (menyatakan) permintaan 2. Ngeuyeuk Seureuh
untuk perjodohan dari seorang laki – laki Biasanya diselenggarakan malam
pada perempuan dengan perantara hari sebelum akad nikah di rumah orang
seseorang yang dipercayai. Tujuan tua calon pengantin wanita.
lamaran ini adalah untuk menanyakan Pelaksanaannya dipimpin oleh seseorang
kepada kedua orang tua perempuan, yang tahu tentang upacara ini yang
apakah anak yang dimaksud masih disebut pengeuyeuk. Upacara ngeuyeuk
sendiri atau sudah ada yang punya. seureuh ini dilakukan pada malam hari.
Dalam Islam pinangan disunnahkan dan Prosesi dalam upacara ini adalah kedua
dianjurkan kepada manusia. mempelai mempersiapkan peralatan
Di kalangan masyarakat bila akan pengantin, seperti pakaian pengantin
menikahkan anaknya, orang tua pria laki-laki dan wanita, sepatu, kosmetik,
perlu berkunjung ke rumah orang tua tikar, peralatan sawer. Semua barang
wanita yang menjadi pilihan anaknya. tersebut ditumpuk dalam ayakan (alat
Hal ini perlu dilakukan dalam rangka penyaring).
mendapatkan keterangan lebih jelas Tumpukan paling bawah sendiri
mengenai data pribadi wanita yang biasanya ditaruh seureuh bertangkai.
dimaksud, seperti apakah wanita itu, Setelah semua peralatan lengkap,
sudah mempunyai pacar atau belum dan ayakan yang berisi perlengkapan
juga hal lain yang dipandang perlu dalam pengantin diikat/ditutupi dengan kain,
memperdalam pengetahuan terhadap lalu diangkat oleh pasangan pengantin,
calon pasangan yang akan menjadi untuk ditaruh diatas kepulan asap
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 143

kemenyan sambil dibacakan sambil persyaratan administrasi. Sebagaimana


dibacakan do’a oleh kuncen. Saat tercermin dalam salah satu falsafah
memegang perlengkapan upacara hidup mereka, yaitu Parentah gancang
ngeuyeuk seureuh ini tidak boleh lepas, lakonan, panyaur geura temonan,
keduanya harus saling bekerja sama. panundut gancang caosan. Artinya
Tujuan acara ini adalah dalam hidup perintah dan permintaan dari aparat
rumah tangga harus tolong menolong. pemerintah harus segera dilaksanakan.
Pembacaan do’a selesai, maka selesai Upacara akad nikah dilakukan
pula upacara ngeuyeuk seureuh. dengan ijab kabul yang disaksikan oleh
3. Upacara Seserahan dua orang saksi yang disebut dirapalan.
Menyerahkan putranya ke orang Setelah ijab diucapkan, segera disusul
tua pengantin putri sambil membawa dengan ucapan kabul oleh mempelai laki-
barang keperluan calonnya. Calon laki sebagai tanda penerimaan. Sehingga
pengantin pria cukup menyerahkan uang dengan selesainya ijab kabul tersebut,
saja. Jumlah dan nilai barang tergantung kedua mempelai sudah sah menjadi
kemampuan laki-laki yang disepakati suami istri. Masyarakat Desa Parigi
pihak perempuan. Biasanya barang mayoritas beragama Islam, maka dalam
seserahan adalah uang, pakaian upacara perkawinan adat di kampung ini
perempuan, perhiasan seperti gelang, selain ada ritual yang berasal dari adat
kalung dan alat kecantikan wanita. setempat juga disesuaikan dengan
Upacara Pada Saat Perkawinan ketentuan syari’at agama Islam.
Upacara perkawinan lazimnya 2. Sungkem
dilangsungkan di rumah orang tua calon Upacara ini merupakan upacara
pengantin wanita. Pada hari perkawinan adat yang sangat berkesan. Upacara ini
pria diantar iring-iringan dari suatu tempat menimbulkan perasaan terharu yang
yang telah ditentukan menuju ke rumah luar biasa, baik bagi mempelai dan
calon pengantin wanita. Biasanya pengantin hadirin. Awalnya pengantin wanita
pria dipayungi. Bila pengantin pria sungkem kepada ibunya, kemudian
berdekatan rumah dengan pengantin bertukar, pengantin laki – laki kepada
wanita, maka calon pengantin pria langsung mertua perempuan dan pengantin
menuju calon pengantin wanita. Adapun wanita sungkem kepada ayahnya, begitu
tahap pelaksanaan perkawinan berikut: seterusnya. Arti sungkem yang dilakukan
1. Akad Nikah oleh pengantin ke orang tua dan
Sebelum mempelai melangsungkan pinisepuh menunjukkan tanda bakti dan
akad nikah, lebih dulu harus memenuhi rasa terima kasih atas bimbingan dari
144 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

lahir sampai perkawinan. Selain itu irisan kunir, permen, uang logam dan
kedua pengantin mohon do’a restu dalam bermacam-macam bunga rampai yang
membangun kehidupan rumah tangga disimpan di dalam baskom ke atas payung
yang baru agar selalu mendapatkan atau ke arah pengantin. Sehingga dalam
berkah dan rahmat Tuhan. waktu bersamaan, anak-anak yang
Upacara Setelah Perkawinan bergerombol di belakang pengantin saling
Walaupun pasangan pengantin berebut memungut uang sawer dan permen
sudah dinyatakan sah sebagai suami istri, sebanyak-banyaknya.
namun karena mereka merupakan bagian Begitu seterusnya sampai isi baskom
dari masyarakat adat, maka upacara habis terkuras. Adapun sajak atau syair
perkawinan masih harus dilanjutkan yang dipakai oleh masyarakat Desa Parigi
dengan prosesi adat dan tradisi leluhurnya. dalam upacara sawer adalah memakai sekar
1. Upacara Sawer macapat yaitu dandanggula, kinanti, sinom,
Upacara sawer dilakukan setelah dan asmarandana (Prawirasugandi, 1964:
selesai akad nikah, pasangan pengantin 80). Syair sawer merupakan tembang atau
duduk di kursi yang ditaruh di depan rumah lagu yang dinyanyikan oleh juru sawer
mempelai wanita yang disaksikan ratusan setelah ijab qabul dalam prosesi
pasang mata. Tempat yang digunakan untuk perkawinan adat Sunda. Syair sawer biasnya
upacara sawer merupakan tempat terbuka terdiri dari pendahuluan atau pembukaan,
yang biasa disebut tempat penyaweran. isi (nasihat kepada pengantin wanita dan
Pasangan pengantin tersebut didampingi pengantin lelaki), dan penutup. .
oleh seorang pemegang payung dan 2. Upacara Nincak Endog (injak telur)
didepannya berdiri juru sawer atau biasa Usai upacara sawer dilanjutkan
disebut penyawer. Juru sawer ini umumnya dengan upacara nincak endog. Kedua
kaum wanita. pengantin dipersilahkan berdiri menuju
Upacara sawer diawali dengan tangga rumah. Pengantin pria berdiri di
mengucapkan ijab kabul oleh penyawer, bawah tangga dan pengantin wanita berdiri
kemudian dilanjutkan dengan melantunkan di anak tangga rumah yang lebih tinggi
syair/puisi sawer. Puisi sawer adalah puisi sambil membawa kendi dan saling
yang biasa dilagukan pada waktu upacara berhadapan muka. Dalam pelaksanaannya
sawer seperti pada waktu upacara khitanan pengantin pria langsung menginjak endog
dan perkawinan. Kata sawer mengandung (telur) yang ditaruh di atas papan ijakan.
arti tabur atau sebar. Setelah melantunkan Telur itu harus pecah dengan sekali
satu bait syair sawer, penyawer menginjaknya. Kemudian mempelai
menyelinginya dengan menaburkan beras, perempuan mencuci kaki mempelai laki-laki
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 145

dengan air kendi sambil diterangi oleh pintu selesai mempelai pria diperbolehkan
lilin/Pelita, dan kendi yang kosong langsung masuk ke dalam rumah.
dihempaskan ke tanah hingga hancur. 4. Upacara Munjungan (Berkunjung)
Setelah itu mempelai perempuan masuk ke Usai acara muka panto dilanjutkan
dalam rumah, sedangkan mempelai laki – dengan cara munjungan. Kedua mempelai
laki berdiri di muka pintu untuk bersujud sungkem kepada kedua orang tua
melaksanakan upacara buka pintu. mereka, sesepuh, kerabat dekat, dan kuncen.
3. Upacara Muka Panto (Buka Pintu) Akhirnya selesai rangkaian upacara
Upacara muka panto merupakan perkawinan. Sebagai ungkapan rasa terima
suatu percakapan atau proses tanya jawab kasih kepada para undangan, tuan rumah
antara pengantin pria yang berada di luar membagikan makanan. Masing-masing
rumah dengan pengantin wanita yang mendapatkan boboko (bakul) yang berisi
berada di dalam rumah. Proses tanya jawab nasi dengan lauk pakunya dan rigen yang
itu dilaksanakan oleh kedua mempelai berisi opak, wajit, rangginang, dan pisang.
sendiri, tetapi pada umumnya diwakili oleh Upacara Munjungan biasanya
masing-masing pendampingnya atau dilaksanakan selama seminggu. Beberapa
ahlinya yaitu juru mamaos dengan cara hari setelah perkawinan, kedua mempelai
dilagukan. Hal ini karena syair merupakan wajib berkunjung kepada saudara-
tanya jawab dan mengandung Petuah- saudaranya, baik pihak laki-laki maupun
petuah atau nasihat-nasihat. pihak perempuan. Maksudnya untuk
Upacara muka panto dimulai dengan menyampaikan ucapan terima kasih atas
ketukan pintu tiga kali oleh pengantin pria bantuan mereka selama acara perkawinan
atau pendampingnya, sebagai pembuka yang telah lalu. Biasanya sambil berkunjung
dalam percakapan ini biasanya mempelai kedua mempelai membawa nasi dengan
laki-laki mengucapkan salam lauk pakunya.
‘Assalamu’alaikum’ yang kemudian dijawab Usai beramah-tamah, ketika kedua
oleh mempelai perempuan ‘Wa’alaikum mempelai berpamitan akan pulang, maka
salam’. Selanjutnya terjadi tanya jawab pihak keluarga yang dikunjungi
kedua mempelai atau melalui memberikan hadiah seperti peralatan untuk
pendampingnya yang berakhir dengan keperluan rumah tangga mereka.
permintaan dari mempelai wanita agar Makna Simbol Tradisi Sawer Panganten
Desa Parigi
mempelai pria mengucapkan do’a atau
Setiap bangsa atau suku bangsa
Pembacaan Syahadat. Dalam syair,
memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda
terkandung janji setia. Setelah upacara buka
dengan kebudayaan bangsa lain. Dalam
146 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

mengimplementasikan simbol, tidak Desa Parigi Kabupaten Pangandaran sebagai


terlepas dari sikap emosional seseorang berikut:
dalam memahami simbol tersebut. Inti dari 1. Upacara Ngeuyeuk Seureuh
emosional keagamaan dipandang tidak Upacara ngeuyeuk seureuh ini
dapat diekspresikan, karena hal itu lambang nasehat bagi anak laki-laki dan
merupakan pikiran yang bersifat simbolik. perempuan yang akan menjadi suami istri.
Meskipun demikian, simbolisme Kata ngeuyeuk itu berpegang bersendi.
mempunyai potensi yang istimewa. Maksudnya memberi tanda bahwa ketika
Menurut Elizabeth (1994: 16) bahwa simbol kedua orang telah berumah tangga, maka
secara emosional mampu membangkitkan harus berpegangan antara laki-laki dan
perasaan dan ketentraman dari sekedar perempuan, menunjukkan bahwa laki-laki
formulasi verbal dari benda-benda yang bergantung pada perempuan dan,
mereka percayai sebagai simbol. Sampai sebaliknya. Jangan ada pertikaian, harus
sekarang, simbol merupakan pendorong seiya sekata dengan damai, hingga
yang kuat bagi timbulnya perasaan manusia mencapai usia yang tinggi (Prawirasuganda,
untuk melakukan sesuatu. 1964: 76).
Sejak zaman nenek moyang, prosesi Adapun perlengkapan dalam
perkawinan diperlakukan sebagai suatu upacara ini mengandung makna:
yang penuh dengan ritual dan syarat dengan a. Ayakan: memberi petunjuk kedua
simbol kehidupan dilihat dari mempelai agar dalam melakukan sesuatu
kelengkapannya. Prosesi yang dilaksanakan harus diayak dahulu, diperhitungkan,
dalam upacara perkawinan tidak hanya dan dipertimbangkan supaya tidak
memuat rangkaian simbol tanpa makna. menghasilkan penyesalan.
Tetapi merupakan rangkaian yang b. Seureuh bertangkai, yang terdiri dari
mempunyai arti mendalam dan sering kali beberapa tangkai seureuh,
berkaitan dengan unsur religi. melambangkan dua insan berlainan jenis
Simbol dalam upacara bertujuan yang bukan saudara sekandung.
sebagai sarana untuk menunjukkan secara c. Ramuan sirih seperti gambir, kapur sirih
semu tujuan yang dilakukan masyarakat. melambangkan kepaduan dua insan.
Dalam simbol juga terdapat misi luhur yang d. Pakaian pengantin yang ditaruh diatas
dapat dipergunakan untuk kepulan asap kemenyan melambangkan
mempertahankan nilai budaya dengan suami akan bertanggung jawab terhadap
melestarikannya. Adapun makna simbol kebutuhan sandang istri, dan pada waktu
dalam prosesi perkawinan adat Sunda di upacara bisa berjalan dengan baik.
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 147

2. Upacara Seserahan a. Beras putih: simbol bekal pokok


Adapun waktu pelaksanaannya kehidupan bahagia.
bervariasi. Ada yang melaksanakan satu b. Kunyit: simbol agar mereka bersikap
minggu sebelum pelaksanaan aqad nikah, jujur kepada masing-masing pihak.
ada yang satu hari sebelumnya dan bahkan c. Beragam bunga rampai: simbol
ada yang melaksanakannya pada hari keharuman nama baik rumah tangga.
pelaksanaannya aqad nikah. Tujuan upacara d. Uang logam: simbol kekayaan atau
ini adalah menyerahkan barang atau uang kecukupan.
untuk membantu pelaksanaan upacara e. Payung: simbol pelindung dalam
perkawinan. Perlengkapan yang digunakan menjalani hidup, harus bersikap hati-hati
dalam upacara ini adalah sebagai berikut: karena godaan bisa datang dari mana
a. Uang sebagai lambang pengikat atau dan kapan saja. Suami wajib menjadi
panyangcang. Artinya tidak boleh lepas pelindung untuk istri dan anaknya kelak.
dan tidak boleh ada yang mengganggu. f. Permen: simbol ramah tamah dan manis
b. Seperangkat perhiasan untuk lambang budi.
pengikat batin calon suami istri agar Syair-syair yang dinyanyikan dalam
tidak berpaling pada orang lain. Selain upacara adat nyawer sebagai berikut:
itu merupakan hadiah pertunangan dan KIDUNG SAWER
Pangapunten kasadaya
pernyataan kesungguhan.
Kanu sami araya
c. Peralatan dapur. Artinya jika nanti sudah Rehna bade nyawer heula
Ngedalkeun eusi werdaya
berumah tangga, tidak sulit untuk
Dangukeun ieu piwulang
mencari lagi. Tawis nu mikamelang
Teu pisan dek kumalancang
3. Upacara Sawer
Syair sawer dalam upacara Megatan ngahalang-halang
Bisina tacan kaharti
perkawinan adat Sunda bertujuan untuk
Tengetkeun masing rastiti
menyampaikan pengajaran dan memberi Ucap lampah ati-ati
Kudu silih beuli ati
nasihat tentang kehidupan berumah tangga
Lampah ulah pasali
dan bermasyarakat, sekaligus Singalap hayang waluya
Upama pakiya-kiya
menggembirakan mempelai yang
Ahirna matak pasea
berbahagia. Selain syairnya penuh dengan
nasihat hidup, barang yang disawerkan pun Meuleum Harupat (Membakar Harupat)
mempunyai makna. Mempelai pria memegang batang
Adapun makna simbol dari alat-alat harupat, pengantin wanita membakar
atau bahan-bahan dalam upacara sawer dengan lilin sampai menyala. Harupat yang
adalah sebagai berikut: sudah menyala dimasukkan dalam kendi
148 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

yang dipegang mempelai wanita, diangkat suami memenuhi kewajiban memberi


dan dipatahkan lalu dibuang. Hal ini nafkah lahir dan batin. Bahan-bahan dalam
melambangkan nasihat kedua mempelai upacara nincak endog sebagai simbol dan
untuk bersama dalam memecahkan nasihat untuk keselamatan kedua mempelai.
persoalan rumah tangga. Fungsi istri dengan Bahan- bahan tersebut terdiri dari:
memegang kendi berisi air adalah untuk a. Telur ayam dipecahkan
mendinginkan persoalan yang membuat Melambangkan kerelaan pengantin
pikiran dan hati suami tidak nyaman. wanita dipecahkan kegadisannya, sebab
Buka pintu sudah menjadi kodrat istri melayani
Diawali mengetuk pintu tiga kali. suami. Di samping itu memberikan
Diadakan tanya jawab dengan pantun isyarat bahwa buah pergaulan suami istri
bersahutan dari dalam dan luar pintu akan menghasilkan keturunan berupa
rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, lendir yang menyerupai telur. Manusia
pintu dibuka. Pengantin masuk menuju lahir dari bahan yang sama, maka tidak
pelaminan. Dialog pengantin perempuan ada alasan untuk merasa angkuh,
dengan pengantin laki-laki berikut ini: sombong dan merasa lebih dari yang lain.
KENTAR BAYUBUD b. Air bening dalam kendi kecil.
Istri : Saha eta anu kumawani Bermakna alat pembersih dan sebagai
Taya tata taya bemakrama
pendinginan atau penentraman suasana.
Ketrak- ketrok kana panto
Laki-laki : Geuning bet jadi kitu Ada satu isyarat bahwa istri sangat
Api-api kawas nu pangling
senang melayani suami. Asal suami
Apan ieu teh engkang
Hayang geura tepung ketika masuk dalam rumah membawa
Tambah teu kuat ku era
hati yang bersih, jernih dan segar.
Da diluar seueur tamu nu ningali
Istri : Euleuh karah panutan c. Lilin / Pelita.
Simbol sebagai penerang kedua
Makna penaburan dalam upacara
mempelai dalam menjalankan rumah
sawer tersebut bukan membuang bahan-
tangga, agar saling asah, asuh, dan asih.
bahan secara percuma, tetapi sebagai
d. Kendi yang dipecahkan adalah
petunjuk kedua mempelai bila kemudian
menyatakan kepuasan hati.
hari hidup senang, mulia dan bahagia, harus
e. Papan atau injakan yaitu simbol istri
senang menolong dan membantu sesama
harus menuruti bimbingan suami.
dengan sedekah.
5. Upacara Buka Pintu
4. Upacara Nincak Endog (Injak Telur)
Maknanya adalah menyatakan istri
Upacara ini melambangkan istri
yang selalu berada di rumah harus sabar
harus rela melayani suami, sedangkan
menunggu suami pulang, dan suami ketika
TRADISI SAWER PENGANTEN SUNDA DI DESA PARIGI………| 149

hendak masuk rumah harus memberi salam B. Saran


atau mengetuk pintu dahulu. Upacara ini Diharapkan kepada generasi
mempunyai makna sebagai pembelajaran penerus dapat memelihara dan
kepada pengantin dalam tata krama di melestarikan upacara tersebut. Hendaknya
rumah antara suami dan istri, dan diajarkan mengerti makna dan arti dari prosesi
bagaimana seharusnya istri menerima upacara baik simbol dan perlengkapan yang
suami yang baru datang serta bagaimana digunakan, sehingga tidak hanya
seharusnya suami jika masuk rumah. melaksanakan tanpa mengerti makna dan
tujuan dari pelaksanaan upacara tradisi
Penutup
sawer panganten.
A. Simpulan
Upacara tradisional sebagai wahana Daftar Pustaka
budaya leluhur masih memegang peranan ___________, 1971. Manusia dan Kebudayaan
di Indonesia, Jakarta: Djambatan..
penting dan memiliki makna filosofis. Salah
___________, 1989. Pengantar Ilmu
satu warisan budaya yang berperan dalam Antropologi, Jakarta: Aksara Baru.
Ahmad Azhar Basyir. 1999. Hukum
perjalanan hidup orang adalah upacara
Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII
perkawinan adat. Upacara sawer salah stu Press.
bentuk upacara tersebut yang dilakukan Anita Setyowati dan Muhammad Hanif.
2014. Peran Perempuan Dalam
setelah selesai akad nikah dengan tempat
Tradisi Upacara Bersih Desa (Studi
untuk upacara sawer disebut penyaweran. Kasus Di Desa Kiringan Kecamatan
Takeran Kabupaten Magetan).
Upacara sawer diawali mengucapkan ijab
Agastya: Jurnal Sejarah Dan
kabul oleh penyawer, dilanjutkan dengan Pembelajarannya. Volume 4 Nomor
01 Tahun 2014: 37-57.
melantunkan syair sawer.
Dudung Abdurahman. 2003. Pengantar
Syair sawer adalah puisi yang Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia
dilagukan waktu upacara sawer. Kata sawer Kalam Semesta.
Hans J Daeng. 2002. Manusia, Kebudayaan
berarti tabur atau sebar. Setelah dan Lingkungan: Tinjauan Antroplogis.
melantunkan satu bait syair sawer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Heni Fajria Rif’ati dkk. 2002. Kampung Adat
penyawer menyelinginya dengan
dan Rumah Adat di Jawa Barat. Dinas
menaburkan beras, irisan kunir, permen, Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi
Jawa Barat.
uang logam dan bunga rampai di dalam Hilman Hadi Kusuma. 1990. Hukum
baskom ke atas payung atau arah pengantin. Perkawinan Adat. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Sehingga dalam waktu bersamaan, anak- Kamal Mukhtar. 1993. Asas – Asas Hukum
anak yang bergerombol di belakang Islam tentang Perkawinan. Jakarta:
Bulan Bintang.
pengantin saling berebut uang sawer dan
Koentjaraningrat. 1965. Beberapa Pokok
permen sampai isi baskom habis. Antropologi Sosial. Jakarta: Dian
Rakyat.
150 |JURNAL AGASTYA VOL 8 NO 2 JULI 2018

Kuntowijoyo. 2005. Metodologi Penelitian


Sejarah: Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama
Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat.
Edisi Paripurna. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Maman Sumantri (et al.). 1994. Kamus
Bahasa Sunda-Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusbinbang Bahasa
Depdikbud.
Musa Asy’ari. 1992. Manusia Pembentuk
Kebudayaan Dalam Al-Qur’an.
Yogyakarta: LESFI.
Prawirasuganda. 1964. Upacara Adat di
Pasundan. Bandung: Sumur Bandung.
Sulaiman Rasjid. 1954. Fiqih Islam. Jakarta :
Attahiriyah.
Sutrisno Hadi. 1992. Metodologi Research,
jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
Suwardi Endraswara. 2006. Metodologi
Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
T.O. Ihromi. 1996. Pokok-pokok Antropologi
Budaya. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Thomas Wiyasa Bratawidjaja. 1990.
Upacara Perkawinan Adat Sunda.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Vredenbregt, Jacob. 1983. Metode dan
Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta:
PT Gramedia.
Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar
Penelitian Ilmiah: Metode, Dasar, dan
Teknik. Bandung: Tarsito.
Zakiyah Daradjat. 1995. Ilmu Fiqh jilid II.
Jakarta: Dana Bhakti Wakaf.

Anda mungkin juga menyukai