Anda di halaman 1dari 12

METODE DAN SYSTEM PENCATATAN AKUNTANSI

1.Konsep (Metode) Pencatatan Akuntansi


a. Cash Basis
Acrual Basis merupakan salah satu konsep yang sangat penting
dalam akuntansi, dimana Pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan
ketika

transaksi

terjadi

dimana

uang

dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi

benar-benar

diterima

atau

Cash Basis adalah basis

akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada


saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk
pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang
telah diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang
pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan
produk tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi
tersebut baru akan dicatat seperti halnya dengan dasar akrual hal ini
berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan, kedua teknik tersebut
akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika menggunakan
dasar akrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara
kredit akan menambah piutang dagang sehingga berpengaruh pada
besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash basis maka
piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya
terjadi. Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar
yaitu :
1)Pengakuan Pendapatan :
Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis
adalah pada saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam
konsep cash basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan
munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis kemudian

muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak


mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.
2)Pengakuan Biaya :
Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan
pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah
diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Untuk
usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang
accrual basis, contoh : usaha relative kecil seperti toko, warung, mall
(retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal,
panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card
dikategorikan juga sebagai cash basis).
Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis
juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai
berikut :
1)Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
a)Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan,
belanja dan pembiayaan.
b)Beban/biaya

belum

diakui

sampai

adanya

pembayaran

secara

kas

walaupun beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan


dalam penghitungan pendapatan.
c)Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenanya.
d)Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
e)Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang
ada pada saat laporan tersebut.
f)Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas
yang belum tertagih.
2)Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

a)Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.


b)Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya
pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.
c)Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya
estimasi piutang tak tertagih.
d)Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti
toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter,
pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi
ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).
e)Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
f)Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena
pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.
g)Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya
karena selalu berpatokan kepada kas.
a. Accrual Basis
Basis Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual memiliki fitur
pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi
tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan.
Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar
benar diterima atau dikeluarkan.
Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset,
kewajiban dan ekuitas dana. Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi
yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar.
Accrual Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar
yaitu:
1)Pengakuan pendapatan :

Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat


perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil
kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang
kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya
dalam accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak
tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.

)Pengakuan biaya :
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.
Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi,
maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya
meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini,
perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep
accrual basis ini.
Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis
juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai
berikut :
1) Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a)Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan
ekuitas dana.
b)Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan
lebih handal dan terpercaya.
c)Pendapatan

diakui

saat

terjadi

transaksi,

sehingga informasi

yang

diberikan lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.


d)Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan
Ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu
perusahaan untuk menggunakan basis akural).
e)Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan
dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.

f)Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing


akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.
g)Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum
diterima dapat diakui sebagai pendapatan.
h)Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam
menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.
i)Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih,
sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.
2) KelemahanPencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a)Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan.
b)Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai
biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
c)Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat
mengurangi pendapatan perusahaan.
d)Dengan

adanya

pembentukan

cadangan

akan

dapat

mengurangi

pendapatan perusahaan.
e)Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum
dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.

Prinsip Pengakuan Pendapatan


Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan
pendapatan. Pada prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognation principle), umumnya
pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan atau dapat direalisasikan dan (2) dihasilkan
(earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa:
1. Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan, atau
harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; Pendapatan dianggap dapat
direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat konversi
(siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui;
2. Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada
hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak
atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan
laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.

Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu :
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya
diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan
seperti bunga, sewa dan royalti diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau ketika
aktiva itu digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.
Pengukuran pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang pendapatan
menyatakan bahwa pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi berikut ini : (1) Penjualan
barang; (2) Penjualan jasa; (3) Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalty, dan deviden.
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui jika :
1. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual;
3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
4. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir kepada perusahaan tersebut; dan
5. Biaya yang terjadi dan akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur dengan
andal.
Pendapatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan jasa yang dapat diestimasi dengan
andal (bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai pemakaian yang tuluis dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan) harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
Suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal jika :

1. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan


diperoleh perusahaan;
2. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi dari tanggal neraca dapat diukur dengan
andal;
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk penyelesaian transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.
Bila transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan
yang diakui hanya berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain
yang menghasilkan bunga, royalty, dan dividen harus diakui atas dasar :
1. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif
aktiva tersebut;
2. Royalty harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan; dan
3. Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai diakui bila hak pemegang saham
untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Pengakuan atas dasar tersebut dilakukan bila :
(1) besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan; dan
(2) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Namun bila ketidakpastian timbul tentang kolektibilitas sebesar jumlah yang telah masuk
dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat ditagih, atau jumlah pemulihannya atau
pengembaliannya tidak lagi besar kemungkinan, diakui sebgai beban, dari pada penyesuaian
jumlah pendapatan yang diakui semula.
Semua pernyataan di atas mengurai sifat konseptual dari pendapatan dan merupakan dasar
akuntansi untuk transaksi pendapatan. Dalam praktik-praktik pengakuan pendapatan,
adakalanya pendapatan diakui pada saat lain dalam proses menghasilkan laba, yang sebagian
besar diakibatkan oleh (1) keinginan untuk mengakui lebih awal (recognize earlier) jika
terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan dan (2)
keinginan untuk menangguhkan pengakuan pendapatan jika tingkat ketidakpastian mengenai
jumlah pendapatan atau biaya cukup tinggi, atau jiak penjulan bukan merupakan penyelesaian
yang substansial dari proses menghasilkan laba.
Pengakuan pendapatan yang sering dilakukan perusahaan menurut Kieso, dkk
(2002:5) terdiri dari :
(1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan);

(2) Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan;


(3) Pengakuan pendapatan setelah penyerahan;
(4) Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus waralaba dan konsinyasi.
Berikut penjelasan dari keempat pengakuan pendapat di atas :
1. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat penjualan
(point of sell) yang biasanya berarti terjadi penyerahan. Namun timbul masalah dalam
pelaksanaannya yang disebabkan oleh tiga situasi yaitu :
a) Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Dalam situasi ini, hak milik legal telah berpindah pada pembeli namun resiko kepemilikan
tetap berada pada penjual. Untuk itu jika terjadi perjanjian beli kembali dengan harga tertntu
dan harga tersebut dapat menutupi semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang
terkait, maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan
penjualan dengan kata lain tidak terjadi penjualan.
b) Penjualan dengan hak retur
Perlakuan akuntansi untuk situasi seperti ini sebenarnya normal, namun jika tingkat retur
tinggi maka perlu dilakukan penundaan pelaporan penjualan sampai hak retur habis masa
berlakunya. Untuk itu terdapat tiga metode pengakuan pendapatan alternative jika penjual
mengalami situasi ini yaitu : (1) Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis
masa berlakunya; (2) Mencatat penjualan, tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur
dimasa depan; dan (3) Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi.
Jika terjadi penjualan dengan hak retur maka pendapatan dari transaksi penjualan diakui pada
saat penjualan jika memenuhi keenam kondisi sebagai berikut : (1) Harga penjual kepada
pembeli relatif tetap (fixed) atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan; (2) Pembeli sudah
membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar penjual, dan kewajiban itu
tidak bergantung pada penjualan kembali produk tersebut; (3) Kewajiban pembeli pada
penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik
produk; (4) Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual; (5) Penjual tidak memiliki
kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara langsung menyebabkan
penjualan kembali produk itu oleh pembeli; dan (6) Jumlah retur dimasa depan dapat
diestimasi secara layak.
Jika pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan tidak diakui karena keenam kondisi
tidak dipenuhi harus diakui ketika hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya
atau kemudian keenam kondisi ini dapat dipenuhi.
c) Trade Loading
Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan praktik yang gila; licik; dan tidak ekonomis;
melalui praktik ini pabrikan membujuk (dengan penjualan, laba, dan pangsa pasar yang
sebenarnya tidak mereka miliki) pelanggan mereka untuk membeli produk dari pada yang
bisa mereka jual kembali atau dengan kata lain mencatat pembukuan hari ini untuk
pendapatan yang akan datang.
2. Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan
Contoh yang paling konkrit dari pengakuan pendapatan sebelum penyerahan adalah
akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang. Kontrak jangka panjang sering kali

menetapkan bahwa penjual (kontraktor) dapat menagih pembeli pada selang waktu ketika
berbagai tahap dari proyek yang telah dicapai. Terdapat dua metode akuntansi untuk kontrak
kontruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi, yaitu :
a) Metode persentase penyelesaian
Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses kontruksi,
yaitu persentase penyelesaian.
Metode ini digunakan hanya jika estimasi kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan, serta
biaya secara layak dapat dipercaya, dan memenuhi syarat-syarat berikut : (1) Kontrak itu
secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang
atau jasa yang diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang
akan dipertukarkan, serta cara dan cara penyelesaian; (2) Pembeli dapat diharapkan untuk
memenuhi semua kewajiban dalam kontrak; dan (3) Kontraktor dapat diharapkan untuk
melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.
b) Metode kontrak selesai
Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan.
Metode ini hanya digunakan (1) Jika suatu entitas terutama memiliki kontrak jangka pendek,
atau (2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat
terpenuhi, atau (3) Jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis
normal dan berulang.
3. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan
Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan secara layak
sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Ada dua metode yang dapat digunakan
dalam menagguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu : (1) Metode
akuntansi penjualan cicilan dan (2) Metode pemulihan biaya.
a) Metode akuntansi penjualan cicilan (installment sales method)
Dalam metode akuntansi penjualan cicilan mengakui laba dalam periode penagihan bukan
dalam periode penjualan. Metode akuntansi penjualan cicilan dibenarkan atas dasar bahwa
jika tidak ada pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat ketertagihan, pendapatan
tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih.
b) Metode pemulihan biaya (cost recovery method)
Dalam metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh
pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual bagi penjual. Setelah seluruh biaya
dipulihkan, setiap penagihan kas tambahan dimasukkan dalam laba. Laporan laba rugi untuk
periode penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, serta laba kotor
baik jumlah yang diakui selama periode berjalan maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba
kotor yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait dengan neraca. Laporan laba rugi
selanjutnya melaporkan laba kotor sebagai pos pendapatan terpisah apabila laba kotor diakui
pada saat dihasilkan.
Dalam beberapa situasi kas diterima sebelum penyerahan atau pengalihan properti dan dicatat
sebagai simpanan karena transaksi penjualan tersebut belum selesai. Cara ini disebut metode
simpanan (deposit method). Menurut metode ini penjualan melaporkan kas yang diterima
dari pembeli sebagai uang tanggungan atas kontrak dan mengklasifikasikannya dalam neraca.
Selain itu, penjual juga mencatat beban penyusutan sebagai biaya periode untuk properti
tersebut. Menurut metode ini tidak ada pendapatan atau laba yang harus diakui sampai

penjualan selesai. Pada saat itu akun simpanan ditutup dan salah satu metode pengakuan
pendapatan diatas diterapkan.
4. Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus
a) Waralaba
Peruasahaan waralaba memperoleh pendapatan dari sumber-sumber berikut, yaitu : (1) dari
penjualan waralaba awal dan aktiva atas jasa terakit; dan (2) dari iuran (fee)
berkesinambungan yang didasarkan pada pengoperasian waralaba. Franchisor adalah pihak
yang memberikan hak bisnis dalam waralaba, dan franchisee adalah pihak yang
megoperasikan bisnis warlaba.
Dalam perjanjian waralaba iuran awal dicatat sebagai pendapatan hanya bila dan ketika
franchisor melaksanakan pelaksanaan substansial jasa yang wajib ia laksanakan dan
penagihan iuran dapat dipastikan secara layak. Iuran waralaba yang berkesinambungan
diakui sebagai pendapatan saat dihasilkan dan dapat ditagih dari franchisee.
b) Konsinyasi
Dalam perjanjian konsinyasi, Consignor (pabrikan) mengirim barang dagang kepada
Consignee (dealer) yang bertindak sebagai agen yang menerima barang dagang dan setuju
untuk menjual dan menjaga barang tersebut. Kas yang diterima dari pelanggan dikirim
kepada consignor setelah dikurangi komisi penjualan dan semua beban yang dapat dikenakan.
Pendapatan hanya diakui setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan
pengiriman kas dari consignee.
sumber:ilmuekonomi

Metode Pencatatan Persediaan


Metode Pencatatan Persediaan
Dalam sebuah perusahaan, persediaan akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi.
Dalam neraca perusahaan dagang, persediaan pada umumnya merupakan nilai yang paling
signifikan dalam aset lancar. Dalam laporan laba rugi, persediaan bersifat penting dalam
menentukan hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu. Metode pencatatan persediaan
pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu metode periodik (sistem fisik) dan metode
perpetual.
A.

Metode Fisik (sistem periodik)

Selama ini, metode pencatatan yang dipelajari untuk persediaan barang dagang, dapat di
ikhtisarkan sebagai berikut :
Disediakan satu akun yang disebut Persediaan Barang Dagang dalam buku besar perusahaan.

Akun ini digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir
periode. Persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir periode itu sendiri ditentukan
dengan jalan melakukan perhitungan fisik terhadapnya. Pencatatan untuk persediaan awal
dan akhir dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. Akun lawan untuk jurnal
penyesuaian persediaan adalah Ikhtisar Laba Rugi.
Disediakan satu set akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian
barang dagang serta transaksi-transaksi lain yang berhubungan dengannya. Misalnya,
transpor pembelian, potongan pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga. Saldo
dari set akun ini bila digabungkan akan merupakan pembelian bersih.
Harga pokok penjualan selama periode tertentu dihitung dengan menggunakan secara
berikut :
Persediaan barang dagang pada awal periode
+
Pembelian bersih selama periode
=
Persediaan tersedia dijual
Persediaan pada akhir periode
=
Harga pokok penjualan
Sistem pencatatam ini disebut sistem periodik (periodic method). Metode pencatatan lain
untuk persediaan adalah yang disebut metode perpetual atau metode saldo permanen
(perpetual method) yang diterangkan sebagai berikut.
B.

Metode saldo permanen (perpetual method)

Dalam sistem saldo permanen tidak disediakan akun pembelian dan akun-akun lain yang
berhubungan dengannya. Pembelian barang dagang langsung dicatat ke akun persediaan.
Harga pokok penjualan tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung dan dicatat setiap kali
terjadi transaksi. Untuk ini, dibuat satu akun tersendiri yaitu: Harga pokok penjualan. Akun
persediaan barang dagang dalam metode saldo permanen digunakan untuk mencatat
persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang dilakukan selama periode,penjualan
yang dilakukan semala periode dan persediaan yang ada di akhir periode. Misalnya, apabila
pada tanggal 14 Januari 200A terdapat pembelian tunai barang A sebanyak 1.000 unit dengan
harga Rp 50 per unit maka ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
(D)
(K)

Persediaan barang dagang


Bank/Kas
50.000

50.000

Apabila digunakan metode periodik, sisi debit dari ayat jurnal tersebut di atas adalah akun:
Pembelian. Apabila terjadi penjualan, maka pengurangan persediaan yang diakibatkan
langsung dicatat. Pengurangan persediaan ini, pada hakikatnya merupakan penambahan
harga pokok penjualan, yang nilainya ditentukan oleh metode penetapan harga pokok yang
dipakai. Anggaplah bahwa pada tanggal 15 Januari 200A terjadi penjualan tunai barang A
sebanyak 800 unit dengan harga jual Rp 75 per unit. Untuk sementara anggaplah barangbarang yang dijual adalah barang-barang yang dibeli pada tanggal 14 Januari 200A tersebut
di atas. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan jadi tampak seperti terlihat sebagai berikut :

(1)
(D)
(K)

Bank/Kas 60.000
Penjualan
60.000

(2)
(D)
(K)

Harga pokok penjualan 50.000


Persediaan barang dagang
50.000

Dapat dilihat bahwa dalam sistem periodik ayat jurnal (2) tersebut di atas tidak dibuat. Harga
pokok penjualan dalam sistem periodik dihitung secara berkala pada akhir periode akuntansi,
bukan pada setiap terjadi penjualan. Ayat jurnal (1) merupakan ayat jurnal yang biasa dibuat
untuk penjualan. Ayat jurnal ini dibuat baik pada sistem periodik maupun saldo permanen.
Kartu stok
Dalam metode saldo permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan tersendiri yang
disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card). Kumpulan dari kartu stok, untuk semua
jenis barang yang ada, disebut buku stok atau buku persediaan. Ada tiga hal yang dicatat
dalam kartu stok, yaitu penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya
suatu transaksi. Kartu stok menyediakan tiga kolom untuk hal tersebut. Masing-masing
kolom dibagi dalam tiga sub kolom yang berisi: banyaknya unit (kuantitas), harga pokok/unit
dan jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok/unit). Tiap transaksi dicatat kuantitas
barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya.
Penambahan dalam kartu stok, biasanya berasal dari pembelian barang dagang. Di samping
pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari penjualan retur.
Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang dagang.
Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.

Anda mungkin juga menyukai