transaksi
terjadi
dimana
uang
benar-benar
diterima
atau
belum
diakui
sampai
adanya
pembayaran
secara
kas
)Pengakuan biaya :
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.
Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi,
maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya
meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini,
perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep
accrual basis ini.
Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis
juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai
berikut :
1) Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a)Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan
ekuitas dana.
b)Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan
lebih handal dan terpercaya.
c)Pendapatan
diakui
saat
terjadi
transaksi,
sehingga informasi
yang
adanya
pembentukan
cadangan
akan
dapat
mengurangi
pendapatan perusahaan.
e)Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum
dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu :
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya
diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan
seperti bunga, sewa dan royalti diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau ketika
aktiva itu digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.
Pengukuran pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang pendapatan
menyatakan bahwa pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi berikut ini : (1) Penjualan
barang; (2) Penjualan jasa; (3) Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalty, dan deviden.
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui jika :
1. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual;
3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
4. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir kepada perusahaan tersebut; dan
5. Biaya yang terjadi dan akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur dengan
andal.
Pendapatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan jasa yang dapat diestimasi dengan
andal (bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai pemakaian yang tuluis dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan) harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
Suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal jika :
menetapkan bahwa penjual (kontraktor) dapat menagih pembeli pada selang waktu ketika
berbagai tahap dari proyek yang telah dicapai. Terdapat dua metode akuntansi untuk kontrak
kontruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi, yaitu :
a) Metode persentase penyelesaian
Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses kontruksi,
yaitu persentase penyelesaian.
Metode ini digunakan hanya jika estimasi kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan, serta
biaya secara layak dapat dipercaya, dan memenuhi syarat-syarat berikut : (1) Kontrak itu
secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang
atau jasa yang diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang
akan dipertukarkan, serta cara dan cara penyelesaian; (2) Pembeli dapat diharapkan untuk
memenuhi semua kewajiban dalam kontrak; dan (3) Kontraktor dapat diharapkan untuk
melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.
b) Metode kontrak selesai
Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan.
Metode ini hanya digunakan (1) Jika suatu entitas terutama memiliki kontrak jangka pendek,
atau (2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat
terpenuhi, atau (3) Jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis
normal dan berulang.
3. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan
Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan secara layak
sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Ada dua metode yang dapat digunakan
dalam menagguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu : (1) Metode
akuntansi penjualan cicilan dan (2) Metode pemulihan biaya.
a) Metode akuntansi penjualan cicilan (installment sales method)
Dalam metode akuntansi penjualan cicilan mengakui laba dalam periode penagihan bukan
dalam periode penjualan. Metode akuntansi penjualan cicilan dibenarkan atas dasar bahwa
jika tidak ada pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat ketertagihan, pendapatan
tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih.
b) Metode pemulihan biaya (cost recovery method)
Dalam metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh
pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual bagi penjual. Setelah seluruh biaya
dipulihkan, setiap penagihan kas tambahan dimasukkan dalam laba. Laporan laba rugi untuk
periode penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, serta laba kotor
baik jumlah yang diakui selama periode berjalan maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba
kotor yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait dengan neraca. Laporan laba rugi
selanjutnya melaporkan laba kotor sebagai pos pendapatan terpisah apabila laba kotor diakui
pada saat dihasilkan.
Dalam beberapa situasi kas diterima sebelum penyerahan atau pengalihan properti dan dicatat
sebagai simpanan karena transaksi penjualan tersebut belum selesai. Cara ini disebut metode
simpanan (deposit method). Menurut metode ini penjualan melaporkan kas yang diterima
dari pembeli sebagai uang tanggungan atas kontrak dan mengklasifikasikannya dalam neraca.
Selain itu, penjual juga mencatat beban penyusutan sebagai biaya periode untuk properti
tersebut. Menurut metode ini tidak ada pendapatan atau laba yang harus diakui sampai
penjualan selesai. Pada saat itu akun simpanan ditutup dan salah satu metode pengakuan
pendapatan diatas diterapkan.
4. Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus
a) Waralaba
Peruasahaan waralaba memperoleh pendapatan dari sumber-sumber berikut, yaitu : (1) dari
penjualan waralaba awal dan aktiva atas jasa terakit; dan (2) dari iuran (fee)
berkesinambungan yang didasarkan pada pengoperasian waralaba. Franchisor adalah pihak
yang memberikan hak bisnis dalam waralaba, dan franchisee adalah pihak yang
megoperasikan bisnis warlaba.
Dalam perjanjian waralaba iuran awal dicatat sebagai pendapatan hanya bila dan ketika
franchisor melaksanakan pelaksanaan substansial jasa yang wajib ia laksanakan dan
penagihan iuran dapat dipastikan secara layak. Iuran waralaba yang berkesinambungan
diakui sebagai pendapatan saat dihasilkan dan dapat ditagih dari franchisee.
b) Konsinyasi
Dalam perjanjian konsinyasi, Consignor (pabrikan) mengirim barang dagang kepada
Consignee (dealer) yang bertindak sebagai agen yang menerima barang dagang dan setuju
untuk menjual dan menjaga barang tersebut. Kas yang diterima dari pelanggan dikirim
kepada consignor setelah dikurangi komisi penjualan dan semua beban yang dapat dikenakan.
Pendapatan hanya diakui setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan
pengiriman kas dari consignee.
sumber:ilmuekonomi
Selama ini, metode pencatatan yang dipelajari untuk persediaan barang dagang, dapat di
ikhtisarkan sebagai berikut :
Disediakan satu akun yang disebut Persediaan Barang Dagang dalam buku besar perusahaan.
Akun ini digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir
periode. Persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir periode itu sendiri ditentukan
dengan jalan melakukan perhitungan fisik terhadapnya. Pencatatan untuk persediaan awal
dan akhir dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. Akun lawan untuk jurnal
penyesuaian persediaan adalah Ikhtisar Laba Rugi.
Disediakan satu set akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian
barang dagang serta transaksi-transaksi lain yang berhubungan dengannya. Misalnya,
transpor pembelian, potongan pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga. Saldo
dari set akun ini bila digabungkan akan merupakan pembelian bersih.
Harga pokok penjualan selama periode tertentu dihitung dengan menggunakan secara
berikut :
Persediaan barang dagang pada awal periode
+
Pembelian bersih selama periode
=
Persediaan tersedia dijual
Persediaan pada akhir periode
=
Harga pokok penjualan
Sistem pencatatam ini disebut sistem periodik (periodic method). Metode pencatatan lain
untuk persediaan adalah yang disebut metode perpetual atau metode saldo permanen
(perpetual method) yang diterangkan sebagai berikut.
B.
Dalam sistem saldo permanen tidak disediakan akun pembelian dan akun-akun lain yang
berhubungan dengannya. Pembelian barang dagang langsung dicatat ke akun persediaan.
Harga pokok penjualan tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung dan dicatat setiap kali
terjadi transaksi. Untuk ini, dibuat satu akun tersendiri yaitu: Harga pokok penjualan. Akun
persediaan barang dagang dalam metode saldo permanen digunakan untuk mencatat
persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang dilakukan selama periode,penjualan
yang dilakukan semala periode dan persediaan yang ada di akhir periode. Misalnya, apabila
pada tanggal 14 Januari 200A terdapat pembelian tunai barang A sebanyak 1.000 unit dengan
harga Rp 50 per unit maka ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
(D)
(K)
50.000
Apabila digunakan metode periodik, sisi debit dari ayat jurnal tersebut di atas adalah akun:
Pembelian. Apabila terjadi penjualan, maka pengurangan persediaan yang diakibatkan
langsung dicatat. Pengurangan persediaan ini, pada hakikatnya merupakan penambahan
harga pokok penjualan, yang nilainya ditentukan oleh metode penetapan harga pokok yang
dipakai. Anggaplah bahwa pada tanggal 15 Januari 200A terjadi penjualan tunai barang A
sebanyak 800 unit dengan harga jual Rp 75 per unit. Untuk sementara anggaplah barangbarang yang dijual adalah barang-barang yang dibeli pada tanggal 14 Januari 200A tersebut
di atas. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan jadi tampak seperti terlihat sebagai berikut :
(1)
(D)
(K)
Bank/Kas 60.000
Penjualan
60.000
(2)
(D)
(K)
Dapat dilihat bahwa dalam sistem periodik ayat jurnal (2) tersebut di atas tidak dibuat. Harga
pokok penjualan dalam sistem periodik dihitung secara berkala pada akhir periode akuntansi,
bukan pada setiap terjadi penjualan. Ayat jurnal (1) merupakan ayat jurnal yang biasa dibuat
untuk penjualan. Ayat jurnal ini dibuat baik pada sistem periodik maupun saldo permanen.
Kartu stok
Dalam metode saldo permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan tersendiri yang
disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card). Kumpulan dari kartu stok, untuk semua
jenis barang yang ada, disebut buku stok atau buku persediaan. Ada tiga hal yang dicatat
dalam kartu stok, yaitu penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya
suatu transaksi. Kartu stok menyediakan tiga kolom untuk hal tersebut. Masing-masing
kolom dibagi dalam tiga sub kolom yang berisi: banyaknya unit (kuantitas), harga pokok/unit
dan jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok/unit). Tiap transaksi dicatat kuantitas
barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya.
Penambahan dalam kartu stok, biasanya berasal dari pembelian barang dagang. Di samping
pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari penjualan retur.
Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang dagang.
Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.