Didalam Fadhail Shahabah Imam Ahmad meriwayatkan dari Muhammad bin Hanafiyah- yakni Muhammad bin Ali bin Abi Thalib berkata: Ali mendatangi rumah Utsman dan dia telah terbunuh. Ali pulang kerumahnya dan menutup pintu, dan orang-orang berdatangan menggedor pintu rumahnya, mereka berkata: Utsman telah terbunuh, dan semua orang membutuhkan khalifah, dan kami tidak tahu ada orang yang lebih berhak memimpin kecuali anda, dan Ali berkata kepada mereka, Kalian tidak menghendaki diriku, menjadi wazir (menteri) bagi kalian aku sukai daripada menjadi Amir Mereka tetap berkata, Tidak, demi Allah kami tidak tahu ada orang lain yang lebih berhak daripada dirimu. Ali berkata, Jika kalian tetap bersikeras, sesungguhnya baiatku bukanlah baiat yang rahasia. Akan tetapi aku akan pergi ke masjid, siapa yang ingin membaiatku maka silahkan dia membaiatku. Ali pun pergi ke masjid dan kaum muslimin pun membaiat beliau.[3] Kaum Muhajirin dan Anshar yang berada di Madinah membaiatnya, dan tidak ada diantara mereka yang berselisih paham dalam riwayat yang masyhur. Orang-orang yang berkeyakinan bahwa sebagian sahabat seperti Saad bin Abi Waqash, Abdullah bin Umar, dan Muhammad bin Maslamah dan selain mereka yang berselisih paham tentang baiat maka sesungguhnya itu adalah keyakinan yang bathil, yang benar bahwa mereka membaiatnya. Adapun sesungguhnya mereka berselisih paham tentang perang, dan menyingkirkan fitnah adalah atas dasar ijtihad mereka semua.