Anda di halaman 1dari 3

Metode Penetapan Dakwaan

Ini adalah suatu petunjuk untuk menetapkan kebenaran. Macammacamnya adalah: kesaksian, sumpah, pengakuan, dan dokumen resmi,
yang akan saya jelaskan dalam poin berikut:

Pertama: Kesaksian
Pengertian kesaksian adalah pemberitahuan seseorang kepada orang lain
mengenai apa yang dia ketahui tentang orang lain. Pemberitahuan bisa
dengan perkataan: aku menyaksikanatau dengan lafaz lain yang
menunjukan kesaksian.
Pensyariatannya: Kesaksian telah ditetapkan dalam al-Quran,asSunnah dan Ijma.
Dalil Al-Quran
Firman Allah Subhanahu wata'ala :


Persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu (atThalaaq: 2)

Dan firman Allah Subhanahu wata'ala :


Persaksikanlah apabila kamu berjual beli (al-Baqarah: 282)
Dalil as-Sunnah
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


Dua saksi darimu atau sumpah darinya.[1]

[1] Al-Bukhari (2519), Muslim (138)

Sedangkan dalam ijma telah menetapkkan diterimanya kesaksian.


Menghindari kesaksian palsu:












Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah
perkataan-perkataan dusta. (QS. Al-Haj:30)

Dan telah ditetapkan dalam hadis bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
berkata



:
Maukah kalian kuberitahu dosa yang paling besar adalah menyekutukan
Allah, durhaka pada orang tua. Beliau kemudian bersandar lalu duduk dan
berkata: jauhilah perkataan dusta, dan jauhilah kesaksian palsu beliau
terus mengulanginya, sehingga kami berkata: semoga beliau diam.

Hukum Kesaksian
Membawa kesaksian hukumnya fardhu kifayah, kecuali jika dia ditunjuk
dan tidak ada orang selainnya maka membawanya menjadi fardhu ain.
Hukum Melaksanakannya fardhu ain jika dituntut untuk itu, dan haram
bagi yang menyembunyikannya sebab Allah Subhanahu wata'ala
berfirman:

Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka


dipanggil (al-Baqarah: 282)

Dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan


siapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya (al-Baqarah: 283)

Jika para saksi bersaksi maka wajib bagi hakim memutuskan hukuman
dengan apa yang wajib setelah terpenuhi syarat-syaratnya.
Permasalahan: Apakah kesaksian dilaksanakan sebelum dituntut
ataukah hal itu termasuk tercela?

Sebagian ulama berpendapat: hal itu tercela karena Rasulullah bersabda:



Sebaik-baik manusia yaitu pada masaku, kemudian orang yang mengikuti
mereka, kemudian orang yang mengikuti mereka, kemudian akan datang
suatu kaum yang bersaksi tanpa diminta untuk bersaksi.[1]
Sebagian ulama berkata: Akan tetapi yang lebih utama adalah bersaksi
meski tidak diminta untuk bersaksi, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:


Maukah kalian kuberitahu tentang saksi yang terbaik? Yaitu orang yang
menyampaikan kesaksiannya sebelum diminta[2]
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: Sebenarnya ada yang penjelasan dalam
permasalahan ini, jika yang disaksikan tidak mengetahui kesaksian maka
dia melakukannya meski tidak diminta, dan jika yang disaksikan tahu dan
ingat maka tidak perlu bersaksi sampai dia meminta kesaksiannya.
Sedangkan hadits mengenai kaum yang bersaksi tanpa diminta bukan
diperuntukan dalam pelaksanaan kesaksian, karena memiliki makna:
Mereka bersaksi tanpa membawa kesaksian, dan itu termasuk kesaksian
palsu yang merupakan dosa paling besar.

Anda mungkin juga menyukai