BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 19 Tahun 2009
Tentang Pengesahan Stockholm Convention On Persistent Organic Pollutants
(Konvensi Stockholm Tentang Bahan Pencemar Organik Yang Persisten), dalam
beberapa dekade terakhir ini masyarakat dunia telah secara luas mengembangkan
100.000 bahan kimia sintetis yang digunakan untuk mengendalikan penyakit,
meningkatkan produksi pangan, dan memberikan kenyamanan dalam kehidupan
sehari-hari. Angka tersebut belum termasuk pertambahan sekitar 1.500 bahan
kimia baru setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan
perubahan pola perilaku ekonomi berbasis karbohidrat (carbohydrate-based
economy) ke arah pola perilaku ekonomi berbasis bahan kimia (chemical-based
economy).
Dari bahan kimia yang dihasilkan tersebut, ada yang dikategorikan sebagai
bahan pencemar organik yang persisten (persistent organic pollutants) atau lebih
dikenal dengan POPs. POPs memiliki sifat beracun, sulit terurai, bioakumulasi
dan terangkut, melalui udara, air, dan spesies berpindah dan melintasi batas
internasional serta tersimpan jauh dari tempat pelepasan, tempat bahan tersebut
berakumulasi dalam ekosistem darat dan air. Sifat-sifat tersebut harus diwaspadai
mengingat dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengetahui dampak negatif bahan
pencemar organik yang persisten terhadap lingkungan hidup dan kesehatan
manusia khususnya kelangsungan hidup generasi yang akan datang.
Menurut Konvensi Stockholm, POPs terdiri atas tiga kategori yaitu:
a. pestisida berupa: Dichloro-diphenyl-trichloroethane (DDT), Aldrin,
Endrin, Dieldrin, Chlordane, Heptachlor, Mirex, dan Toxaphene;
b. bahan kimia industri berupa: Polychlorinated biphenyl (PCB) dan
Hexachlorobenzene (HCB); dan
(PCDD),
Polychlorinated
dibenzofurans
(PCDF),
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, rumusan masalah pada
makalah ini adalah :
1.2.1
1.2.2 Bagaimana sifat dan struktur kimia semua jenis senyawa POPs ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan senyawa PCBs (Polychlorinated Biphenyls)?
1.2.4 Apa kegunaan utama senyawa PCBs ?
1.2.5 Dimana PCBs ditemukan ?
1.2.6 Bagaimana PCBs dapat masuk ke lingkungan ?
1.2.7 Apa dampak PCBs bagi kesehatan ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Konvensi Stockholm.
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.4
Metode Penulisan
Penulis menyusun makalah ini menggunakan metode studi pustaka melalui
buku dan internet.
1.5
Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini dilakukan secara sistematis. Adapun sistematika
penulisan ini adalah
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
produksi
yang
tidak
dikehendaki
dengan
tujuan
atau
partisipan
yang
menyetujui
Konvensi
diwajibkan
untuk
Pengembangan
dan
Pemantauan juga
diwajibkan
untuk
Bioakumulatif
POPs adalah polutan kimia yang mudah larut dalam lemak. Mereka
terakumulasi dengan konsentrasi lebih tinggi dalam jaringan tubuh
organism hidup dibandingkan yang ditemukan di lingkungan sekitar.
Tahan dalam pendistribusian jarak jauh secara global
POPs adalah polutan kimia yang dapat menempuh jarak jauh dalam
suatu ruang lingkup lingkungan dan menyebabkan kontaminasi
berbahaya di lokasi yang berjarak jauh dari tempat awal masuknya
bahan kimia ke lingkungan.
Beracun
POPs adalah polutan kimia dengan potensi membahayakan kesehatan
manusia dan/atau ekosistem.
Struktur Kimia
buatan
yang
dapat
berwujud
cairan
minyak
maupun
padatan.
Senyawa kimia yang stabil (komposisi kimia sulit untuk diubah dan
terurai); dan
PCB dapat ditemukan di peralatan listrik tua dan minyak dielektrik bekas.
Di berbagai komunitas di dunia, penggunaan minyak yang ditemukan di drum
minyak bekas telah menyebabkan gangguan kesehatan manusia.
10
Manusia dan hewan terpapar PCB karena makanan dan air yang tercemar
PCB:
Makanan makanan yang terkontaminasi adalah sumber utama terjadinya
pemaparan PCB. Manusia terpapar melalui nasi, ikan, daging dan telur yang
tercemar. Bayi juga dapat terpapar dari ASI yang diberikan ibu kepada
anaknya. Pada tahun 1968 di Jepang, ada sekitar 14.000 orang yang terkena
penyakit karena memakan beras terkontaminasi PCB.
Udara udara dapat tercemar oleh PCB yang akan jatuh ke tanah saat
terjadinya hujan atau salju. PCB juga dapat menempel pada materi partikulat
seperti debu dan materi halus lainnya. PCB juga telah ditemukan dalam
konsentrasi yang tinggi di udara dalam ruangan gedung dengan adanya
peralatan yang tercemar oleh PCB.
Air PCB yang terlepas ke lingkungan di waktu yang lampau melalui
pembuangan limbah cair oleh industri, saat ini masih ditemukan di dalam air,
ikan dan sedimen. Banyak perairan terkenal seperti Great Lakes di Kanada
dan perairan di Amerika yang diketahui bermasalah akibat konsentrasi PCB.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Konvensi Stockholm merupakan konvensi Internasional tentang penghilangan
bahan berbahaya dan beracun yang tersebar diseluruh dunia. Konvensi ini telah
didukung oleh 179 negara dan disetujui dan ditandatangai oleh 92 negara
(termasuk Indonesia).
2. Sifat umum yang dimiliki semua jenis senyawa POPs ialah tahan urai,
terakumulasi dalam tubuh, tahan dalam pendistribusian jarak jauh secara global
dan beracun.
3. PCBs suatu senyawa organoklorin yang mempunyai sifat racun yang sama
dengan peptisida dan mempunyai sifat yang persisten atau sukar di pecah dialam
di alam.
12
Daftar Pustaka
Undang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 19 Tahun 2009 Tentang Pengesahan
Stockholm Convention On Persistent Organic Pollutants (Konvensi Stockholm Tentang
Bahan Pencemar Organik Yang Persisten)
http://www.pcbfreeindonesia.com/konvensi-stockholm/
http://www.pcbfreeindonesia.com/pops/
http://www.pcbfreeindonesia.com/polychlorinated-biphenyls/
http://www.pcbfreeindonesia.com/ditemukan-dimana/
http://www.pcbfreeindonesia.com/bagaimana-pcbs-dapat-masuk-ke-lingkungan/
http://www.pcbfreeindonesia.com/dampak-bagi-kesehatan/
http://pcb-survei.com/tentang/tentang-pops-dan-pcbs/
(diakses pada Senin, 11 Juli 2016 pukul 19.05)
13