Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No.

2, Desember 2011, 168-188

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PREFERENSI KONSUMEN
(Studi Pada Mahasiswa di Kota Bandung)
Iis Aisyah dan Eeng Ahman
Pendidikan Ekonomi FPEB Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor anggaran, gaya
hidup, rasionalitas dan jenis kelamin terhadap preferensi kebutuhan mahasiswa. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatori dengan menggunakan
angket sebagai alat pengumpul data dan teknik analisis data menggunakan regresi linier
berganda serta menyajikan hasil analisis Chi Kuadrat dan Crosstab. Subjek penelitian
ini yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Universitas Pasundan,
Universitas Kristen Maranatha dan FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Teknik
sampling yang digunakan yaitu teknik sampling purposive dan random sampling.
Sampel sebanyak 115 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggaran, gaya
hidup dan rasionalitas berpengaruh terhadap preferensi kebutuhan, sedangkan jenis
kelamin tidak berpengaruh terhadap preferensi. Namun, ketika dilakukan pengujian
chi kuadrat ternyata jenis kelamin memiliki hubungan dengan preferensi. Dalam
penelitian ini pula diperoleh bahwa preferensi mahasiswa berada pada tingkat
preferensi sedang dan gaya hidup mahasiswa dibagi ke dalam tiga kategori dengan
berbagai karakteristiknya masing-masing.
Kata Kunci : anggaran, gaya hidup, rasionalitas, preferensi konsumen

Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai


kebutuhan yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia
tidak lepas dari kebutuhan dan tidak akan terpuaskan dari kebutuhan
mereka. Tujuan dari kegiatan ekonomi pada dasarnya memenuhi
kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan pangan, sandang, papan,
kebutuhan pendidikan, kebutuhan jasmani dan lain-lain.
Sekarang ini gaya hidup yang dikonsumsi masyarakat Indonesia
adalah gaya hidup negara-negara maju. Pemilihan konsumsi yang
dijalankan kini tidak lagi menunjukkan kemampuan orang untuk
menentukan skala prioritas. Misalnya saja yaitu dengan menghabiskan
semua pendapatan untuk konsumsi barang-barang yang prioritasnya
rendah. Akibatnya selain menyebabkan sikap yang konsumtif juga akan
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan utama/pokok.
Bagi mereka kaum remaja membeli tidak lagi dilakukan karena
produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

alasan-alasan lain seperti sekadar mengikuti mode, hanya ingin mencoba


produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.
Fenomena ini terjadi pada sebagian kalangan mahasiswa di
Kota Bandung, dimana mereka berusaha menjadi trendsetter dalam
berpakaian, gaya hidup, pergi ke tempat-tempat perbelanjaan, nonton
dengan teman-teman kelompok bergaulnya, dan lain-lain. Hal tersebut
didukung oleh kondisi kota Bandung sebagai salah satu kota besar di
Indonesia yang padat dengan pusat-pusat perbelanjaan, factory outlet,
caf, mall-mall yang berdiri dengan megah sebagai simbol pergaulan
bagi remaja di kota Bandung.
Fenomena tersebut dapat tergambarkan dengan jelas dari data
rata-rata pengeluaran mahasiswa di beberapa universitas terkenal di
kota Bandung berdasarkan uang saku yang diperolehnya selama satu
bulan. Data diperoleh berdasarkan angket yang disebarkan kepada 80
orang mahasiswa Fakultas Ekonomi di UPI, UNPAS, UNPAD dan
Maranatha. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Alokasi Rata-rata Pengeluaran Mahasiswa
untuk Setiap Kebutuhan per Bulan
UNPAS
KOS TIDAK
(%)
(%)

UNPAD
KOS TIDAK
(%)
(%)

KOS
(%)

48.38

29.29

56.72

40.39

49.88

41.67

50.68

34.48

30.73

40.96

28.53

42.20

33.18

25.00

24.95

35.55

PULSA

3.57

8.77

7.83

9.47

10.59

8.54

3.90

10.22

JALAN-JALAN
NONTON DI
BIOSKOP
BELI BARANG
BARU/
SHOPPING
KEBUTUHAN
PENDIDIKAN

12.09

10.37

3.83

13.23

4.94

7.52

8.77

11.90

2.42

5.03

2.98

3.48

2.35

2.85

3.51

3.98

12.64

16.78

13.90

16.02

15.29

6.10

8.77

9.44

15.39

12.81

10.49

11.84

15.29

25.20

16.57

21.76

TABUNGAN

5.50

16.93

4.25

5.57

1.65

8.13

7.80

8.21

JUMLAH

100

100

100

100

100

100

100

100

JENIS
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
PRIMER
KEBUTUHAN
KESENANGAN

Sumber : angket pra penelitian, data diolah.

UPI
TIDAK
(%)

MARANATHA
KOS TIDAK
(%)
(%)

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

Preferensi merupakan motif atau alasan konsumen untuk


berperilaku membeli. Preferensi konsumen akan menggambarkan
bagaimana seorang konsumen dapat membandingkan kelompokkelompok item yang berbeda yang tersedia untuk dibeli.
Untuk mengembangkan teori modern mengenai preferensi,
diasumsikan hanya dua barang yang akan dikonsumsi, sebut saja barang
X dan barang Y. Konsumen diasumsikan merangking bundel konsumsi
dan memilih bundel yang disenangi.
Menurut Aulia Tasman agar dapat merepresentasikan preferensi
konsumen di antara bundel konsumsi dengan indeks angka nyata, maka
harus dipenuhi dalil-dalil berikut ini:
Dalil 1
Preferensi adalah komplet (preferences are complete). Untuk setiap
dua bundel konsumsi A dan B, konsumen dapat membuat satu dari
tiga perbandingan berikut: A lebih disukai dari B (dinotasikan ApB),
B lebih disukai dari A (dinotasikan BpA), A tidak berbeda dengan B
(dinotasikan AB)
Preferensi berarti bahwa seseorang akan mempunyai satu bundel
yang disukai, dan indifference berarti seseorang tidak membedakan
masing-masing bundel. Dalil ini menyatakan bahwa konsumen dapat
membuat perbandingan berkitu untuk setiap kemungkinan pasangan
kombinasi dari bundel tersebut.
Dalil 2
Preferensi adalah refleksif (preferences are reflexive). Jika konsumen
diwakilkan dengan dua bundel yang identik, sehingga A=B dalam
segala hal. A adalah indifference dari B. Arinya bahwa jika A dan B
adalah sama, maka konsemen mempunyai ranking terhadap bundel
tersebut adalah sama.
Dalil 3
Preferensi adalah transitif (preferensces are transitive). Jika seorang
konsumen menyukai A dari B, dan B lebih disukai dari C, maka konsumen
harus menyukai A dari pada C. ApB dan BpC ApC. Demikian juga
jika konsumen indifference antara A dan B, dan antara B dan C, maka
dia juga indifference antara A dan C. AB, dan BC, maka AC.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

Dalil 4
Preferensi adalah berkesinambungan (preferensces are continuous).
Jika bundel A lebih disukai dari bundel B dan bundel C, maka walaupun
C lebih kecil sedikit dari B, selagi lebih kecil dari A, maka tetap saja
kita katakana A lebih disukai dari C .
Dalil 5
Preferensi memperlihatkan lebih banyak lebih disukai (preferensces
exhibit nonsiation).
Dari bundel konsumsi A dan B, bahwa seharusnya A1=B1=C1,
A2=B2=C2, Namun C1>A1>B1 yang seharusnya sama. Demikian juga
yang lainnya, sehingga secara logika tidak mungkin itu terjadi kalau
dalil konsistensi di anut. Disini terlihat bahwa preferensi seseorang
terhadap suatu barang tidak konsisten, dan kurva indiferennya sering
berpotongan.
Dalil 6
Untuk dapat dijadikan teori, maka diperlukan konsistensi diperlukan
dalil berikut: Kurva indiferen memperlihatkan penurunan tingkat
substitusi marginal (Indifference curve exhibit diminishing marginal
rate of substituion). Dalil akan memperlihatkan konsistensi bahwa
kurva indiferen hanya akan rasional hanya sampai batas garis rigid
(ridge line) dimana kurva indiferen cekung ke titik asal.
Berdasarkan fakta dan argumen di atas, penulis tertarik untuk
meneliti masalah yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam mempreferensikan kebutuhannya terutama
preferensi mahasiswa terhadap kebutuhan akan makanan pokok
(primer), kebutuhan pendidikan, tabungan (kebutuhan masa depan) dan
kebutuhan non primer(yang sifatnya untuk kesenangan).
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah anggaran berpengaruh terhadap preferensi konsumen?
2) Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap preferensi konsumen?
3) Apakah rasionalitas berpengaruh terhadap preferensi konsumen?
4) Apakah jenis kelamin berpengaruh terhadap preferensi konsumen?
5) Apakah anggaran, gaya hidup, rasionalitas dan jenis kelamin
berpengaruh terhadap preferensi konsumen?

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

METODE
Dengan menggunakan metode survei eksplanatori, selain
memberikan gambaran tentang suatu fenomena, juga menerangkan
hubungan-hubungan, menguji hipotesa, membuat prediksi, serta
mendapat makna dan implikasi dari suatu permasalahan yang ingin
dicapai.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas
Ekonomi di Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Padjadjaran,
Universitas Pasundan, Universitas Kristen Maranatha. Dengan
menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel minimal sebanyak 99
orang dan diambil 115 orang, dengan sebaran sebagai berikut:
Tabel 2
Sampel Penelitian
No
1.
2.
3.
4.

Universitas
Universitas Padjadjaran
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Pasundan
Universitas Pendidikan Indonesia
Jumlah

Sampel Mahasiswa
47 orang
14 orang
21 orang
33 orang
115 orang

Berdasarkan permasalahan penelitian ini maka hipotesis dalam


penelitian ini adalah:
1) Anggaran berpengaruh terhadap preferensi konsumen.
2) Gaya hidup berpengaruh terhadap preferensi konsumen.
3) Rasionalitas berpengaruh terhadap preferensi konsumen.
4) Jenis kelamin berpengaruh terhadap preferensi konsumen.
5) Anggaran, gaya hidup, rasionalitas dan jenis kelamin berpengaruh
terhadap preferensi konsumen.
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, terdapat hubungan antara
variabel penelitian, yang digambarkan seperti berikut:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

Anggaran
Gaya Hidup
Rasionalitas

Preferensi
Kebutuhan

Jenis Kelamin
Berdasarkan diagram di atas, maka dapat dibuat ke dalam
persamaan berikut:
Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4D4 + e

Keterangan:
Y = Preferensi Konsumen
0 = konstanta regresi
1 = koefisien regresi X1
2 = koefisien regresi X2
3 = koefisien regresi X3
4 = koefisien regresi X4
X1= Budget/Anggaran X2 = gaya hidup
X3 = Rasionalitas D4= 1, untuk Perempuan
e = adalah faktor pengganggu 0, untuk Laki-laki
HASIL
Untuk mengetahui besarnya anggaran yang dimiliki oleh
mahasiswa setiap bulannya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3
Anggaran Mahasiswa Setiap Bulannya
Skor Min Skor maks
Interval
Kriteria Anggaran
400.000 3.000.000 300.000
< Rp.900.000
Rp. 900.000 Rp. 1200.000
Rp. 1200.000 Rp. 1600.000
>Rp. 1600.000
Jumlah
Sumber: kuesioner penelitian, diolah.

Frek
59
30
16
10
115

%
51.30
26.09
13.91
8.70
100

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

Tabel 3 menunjukkan bahwa anggaran yang dimiliki oleh


mahasiswa mayoritas yaitu kurang dari Rp.900.000, hal ini terbukti
dari sebanyak 59 responden atau sebesar 51,30% berada pada anggaran
kurang dari Rp.900.000, namun untuk anggaran yang lebih dari
Rp.1600.000 pun ada 10 orang mahasiswa (8,70%) dari sampel yang
memiliki anggaran tersebut.
Gaya hidup ini merupakan salah satu variabel bebas yang diduga
memiliki pengaruh terhadap preferensi seseorang. Gaya hidup pada
dasarnya adalah segala sesuatu tindakan dan sikap seseorang dalam
melakukan aktivitasnya baik waktu, uang ataupun hidupnya. Adapun
penilaian gaya hidup mahasiswa di kota Bandung yang menjadi
responden berdasarkan tiga kriteria tersebut yaitu sebagai berikut:
Tabel 4
Penilaian Gaya Hidup Mahasiswa
Skor
Minimal

Skor
Maks

Interval

12

39

Kriteria
Gaya Hidup

Bawah
Menengah
Atas
Jumlah
Sumber: kuesioner penelitian, diolah.

Jumlah
Skor
10 19
20 29
30 39

Frekuensi

25
69
21
115

21.74
60.00
18.26
100

Berdasarkan tabel pengelompokan tingkatan gaya hidup mahasiswa


di UNPAD, UNPAS, Maranataha dan UPI yang didasarkan pada
jawaban responden dapat kita tunjukkan bahwa mahasiswa tergolong
pada gaya hidup yang tingkatannya menengah yaitu sebesar 69 orang
(60%). Sedangkan untuk kriteria bawah dan atas yaitu sebanyak 25
orang (21,74%) dan 21 orang (18,26%).
Berdasarkan angket yang disusun dan analisis yang dilakukan,
maka penulis akan menyusun karakteristik gaya hidup untuk masingmasing tingkatan preferensi yang telah terbentuk di atas. Berikut tabel
karakteristik gaya hidup mahasiswa di FE UNPAD, FE UNPAS, FE
Maranataha dan FPEB UPI:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

Tabel 5
Klasifikasi Gaya Hidup Mahasiswa
Kategori
Bawah
Menengah
Jam
belajar
yang Jam belajar mahasiswa
digunakan setiap hari di
kategori menengah ini 2luar jam perkuliahaan
3 jam setiap harinya.
yaitu 2-3 jam.
Minuman yang sering
Pada
kategori
ini
dikonsumsi
sebagian
minuman yang sering
besar yaitu air mineral
dikonsumsi setiap pagi
dan susu.
yaitu air mineral.
Kategori menengah pun
Dalam
aktivitasnya,
mahasiswanya aktif pada
kategori
bawah
ini
aktivitas BEM/Himpunan
mengikuti
kegiatan
dan
bidang
kampus berupa BEM
kewirausahaan.
atau
himpunan
dan Sama halnya dengan
kegiatan bidang olahraga.
kategori
bawah,
mahasiswa ini aktivitas
Aktivitas yang sering
dilakukan ketika ada di
yang sering dilakukan
kos/rumah yaitu nonton
ketika ada di kos/rumah
televisi.
yaitu nonton televisi.
Kategori ini mahasiswa Kategori ini mahasiswa
sebagian
besar
sebagian
besar
menggunakan
modem
menggunakan
modem
pribadi dalam akses
pribadi
dalam
akses
internetnya.
internetnya.
Situs yang sering dibuka Situs yang sering dibuka
yaitu jejaring social
yaitu
jejaring
social
kemudian google.
kemudian google.
Mahasiswa
kategori Kategori menengah ini
bawah
menggunakan
sering
mengunjungi
waktunya ketika selesai
kantin
ketika
waktu
kuliah
atau
saat
menunggu kuliah dan
menunggu
pergantian
selesai
kuliah.
Tapi
jam
kuliah
sering
sebagian kecil kategori
mengunjungi
kost
ini juga da yang pergi ke
temannya atau kantin.
kost teman.
Sumber: kuesioner penelitian, diolah

Atas
Jam belajar setiap hari
sebagian besar kategori
mahasiswa atas hanya 1
jam.
Minuman yang sering di
konsumsi yaitu susu
setiap pagi.
Untuk kategori atas ratarata tidak mengikuti
aktivitas
organisasi
kampus, kalaupun ada
sebagian kecil mengikuti
kegiatan seni.
Aktivitas yang sering
dilakukan ketika ada di
kos/rumah yaitu nonton
televisi.
Kategori ini mahasiswa
sebagian
besar
menggunakan
modem
pribadi
dalam akses
internetnya.
Situs yang sering dibuka
yaitu
jejaring
sosial
kemudian google.
Kategori atas ini lebih
banyak mengunjungi mall
atau tempat nongkrong
saat pulang/selesai kuliah
di banding ke kantin di
kampus. Sebagian kecil
kategori ini juga ada yang
pergi main ke kost teman.

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

Adapun penilaian rasionalitas mahasiswa di kota Bandung yang


menjadi responden berdasarkan tiga kriteria tersebut yaitu sebagai
berikut:
Tabel 6
Penilaian Rasionalitas Mahasiswa
Skor
Minimal
14

Skor
Maks
40

Interval

Kriteria
Rasionalitas
9
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
Sumber: kuesioner penelitian, diolah.

Jumlah
Skor
15 24
25 34
35 44

Frek
29
75
11
115

%
25
65
10
100

Dari tabel 6 terlihat bahwa tingkat rasionalitas mahasiswa


Fakultas Ekonomi di Universitas Kota Bandung yang menjadi responden
yaitu berada pada tingkat sedang sebanyak 75 orang (65%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung dalam melakukan tindakan
konsumsi dan pemilihan untuk memenuhi kebutuhan masih mengacu
pada aspek kebutuhan, kualitas, manfaat dan anggaran.
Adapun penilaian preferensi mahasiswa di kota Bandung yang
menjadi responden berdasarkan tiga kriteria tersebut yaitu sebagai
berikut:
Tabel 7
Penilaian Preferensi Kebutuhan Mahasiswa
Skor
Min
8

Skor
maks
40

Interval

Kriteria
Preferensi
11
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
Sumber: kuesioner penelitian, diolah.

Jumlah
Skor
8 19
20 31
32 43

Frek
4
102
9
115

%
3
89
8
100

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas


mahasiswa yang menjadi responden memiliki tingkat preferensi sedang
yaitu sebesar 89% dari resonden. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap
atau tindakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dalam mempreferensikan
kebutuhannya sudah berada pada tingkat cukup, hal ini menunjukkan
bahwa mahasiswa di kota Bandung tidak konsumtif dan juga tidak

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

terlalu hemat dalam mengalokasikan anggarannya untuk memenuhi


kebutuhannya.
Jenis kelamin dalam penelitian ini yaitu sebagai variabel dummy.
Dimana Laki-laki dalam analisisnya diberi nilai 0 (nol) dan perempuan
diberi nilai 1.
Tabel 9
Klasifikasi Anggaran berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
<Rp 900.000
30
29
Rp 900.000 Rp 1200.000
11
19
Rp1300.000 Rp 1600.000
8
8
> Rp 1600.000
6
4
Total
55
60
Sumber: kuesioner penelitian, diolah.
Anggaran

Total
59
30
16
10
115

Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa dalam setiap


kategori anggaran, baik laki-laki ataupun perempuan hampir seimbang.
Untuk laki-laki dan perempuan paling banyak memiliki anggaran Rp
900.000. dan rata-rata angagrannya yaitu antara Rp 1.000.000,- hal ini
menunjukkan bahwa dalam hal anggaran laki-laki dan perempuan tidak
terlihat perbedaan yang mencolok.
Tabel 10
Klasifikasi Gaya Hidup berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Bawah
12
13
Menengah
31
38
Atas
12
9
Total
55
60
Sumber: kuesioner penelitian, diolah.
Gaya Hidup

Total
25
69
21
115

Gaya hidup mahasiswa baik laki-laki ataupun perempuan ratarata berada pada tingkat menengah. Namun dari 3 tingkat gaya hidup
tersebut mahasiswa perempuan jumlahnya lebih banyak berada pada
tingkat gaya hidup menengah dan bawah. Sedangkan mahasiswa laki-laki
pada tingkat atas jumlahnya lebih banyak (57,14%) dibandingkan
mahasiswa perempuan (42,86%).

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

Tabel 11
Klasifikasi Rasionalitas berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Rendah
17
12
Sedang
35
40
Tinggi
3
8
Total
55
60
Sumber: kuesioner penelitian, diolah.
Rasionalitas

Total
29
75
11
115

Berdasarkan Tabel 11 tampak bahwa pada tingkatan rasionalitas


mahasiswa perempuan ternyata lebih rasional dibandingkan mahasiswa
laki-laki. Tingkat sedang mahasiswa laki-laki 46,67% dan perempuan
53,33%. Pada tingkat tinggi mahasiswa perempuan 72,73% dan
mahasiswa laki-laki 27,27%. Sedangkan pada tingkat rasionalitas yang
rendah mahsiswa laki-laki jumlahnya lebih banyak (17 orang/58,62%)
dibandingkan mahasiswa perempuan (41,38%).
Tabel 12
Klasifikasi Preferensi berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Rendah
1
3
Sedang
47
47
Tinggi
7
10
Total
55
60
Sumber: kuesioner penelitian, diolah
Preferensi

Total
4
94
17
115

Berdasarkan Tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa


laki-laki dan perempuan tingkat preferensinya sama banyak pada
tingkat preferensi sedang. Sedangkan untuk preferensi rendah dan tinggi
mahasiswa perempuan jumlahnya lebih banyak ( 75% dan 58,82%)
dibandingkan mahasiswa laki-laki (25% dan 41,18%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa dalam hal preferensi mahasiswa perempuan bisa
lebih rendah ataupun lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program
Eviews 6.0, dapat disimpulkan bahwa model fungsi persamaan linear
pada preferensi kebutuhan konsumen di kota Bandung adalah sebagai
berikut :

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

= 9.9749 + 0.0023X1 + 0.2958X2 + 0.2185X3 + 0.0054D4


Se
=(1,9149) (0,0008) (0,0639) (0,0748) (0,6293)
t Hitung
= (5,2089) (2,4826) (4,6315) (2,9234) (0.0086)
f Hitung
= 18,5285
R2
= 0,4092
2
R adjusted = 0,3871
Dw
= 2,0031
Dimana :
Y
= Preferensi kebutuhan konsumen
X1
= Anggaran
X2
= Gaya Hidup
X3
= Rasionalitas
D4
= Jenis Kelamin (variabel dummy)
Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui bahwa :
a. Konstanta persamaan regresi 9,9749, artinya ketika variabel bebas
(X) tidak tidak ada, maka preferensi kebutuhan mahasiswa sebesar
9,9749 satu satuan preferensi.
b. Variabel X1 (anggaran) berpengaruh positif terhadap preferensi
kebutuhan dengan koefisien regresi sebesar 0,0023, artinya ketika
anggaran meningkat sebesar satu rupiah, maka preferensi kebutuhan
akan bertambah sebanyak 0,0023 satu satuan preferensi.
c. Variabel X2 (gaya hidup) berpengaruh positif terhadap preferensi
kebutuhan dengan koefisien regresi sebesar 0,2958, artinya ketika
gaya hidup meningkat sebesar satu satuan gaya hidup, maka
preferensi kebutuhan akan bertambah sebanyak 0,2958 satu satuan
preferensi.
d. Variabel X3 (rasionalitas) berpengaruh positif terhadap preferensi
kebutuhan dengan koefisien regresi sebesar 0,2185, artinya ketika
rasionalitas meningkat sebesar satu satuan rasionalitas, maka
preferensi kebutuhan akan bertambah sebanyak 0,2185 satu satuan
preferensi.
e. Sedangkan koefisien 0,0054 pada variabel D4/jenis kelamin
(perempuan) menunjukkan bahwa jika variabel lain dianggap
konstan, maka preferensi mahasiswa perempuan lebih tinggi sebesar

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

0,0054 poin dibanding mahasiswa laki-laki. Namun variabel jenis


kelamin ini tidak berpengaruh terhadap preferensi.
Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t sebagai
berikut :
Tabel 13
Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Variabel
thitung
ttabel
Keputusan
Kesimpulan
2,9826
>
1,982
Ho ditolak
Signifikan
X1
4,6315
>
1,982
Ho
ditolak
Signifikan
X2
2,9234
>
1,982
Ho ditolak
Signifikan
X3
0,0086
<
1,982
Ho diterima Tidak signifikan
X4
Sumber : pengolahan data eviews

Analisis Regresi Secara Simultan (Uji F)


Uji F ini dilakukan untuk menguji hipotesis secara simultan yaitu
sebagai berikut :
Tabel 14
Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
F hitung
18,5285

F tabel
>

2,4566

Keputusan
Menolak Ho

Kesimpulan
Berpengaruh secara simultan

Sumber : pengolahan data eviews

Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi berguna untuk mengetahui seberapa
besar persentase perubahan variasi variabel dependen dapat dijelaskan
oleh variasi variabel independen, nilai R2 berada diantara 0 (nol) dan
1 (satu) semakin mendekati 1 berarti model penelitian semakin baik.
Berdasarkan hasil estimasi Eviews, diperoleh nilai R2 sebesar 0,4092,
artinya bahwa garis regresi mampu menjelaskan sebesar 40,92%
terhadap fakta dan sisanya sebesar 59,08% dijelaskan oleh variabel
lain, atau dapat dikatakan bahwa variabel preferensi konsumen mampu
dijelaskan oleh variabel anggaran, gaya hidup, rasionalitas dan jenis
kelamin hanya sebesar 40,92% dan sisanya 59,08% dijelaskan oleh
variabel lain di luar variabel yang diteliti.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

Hasil Pengujian Chi-Kuadrat ()


Setelah dilakukan pengujian dengan analisis regresi, ternyata
variabel jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap preferensi. Pengujian
statistik yang selanjutnya yaitu pengujian statistik dengan penggunaan
distribusi chi-kuadrat. Berikut tabel yang menunjukkan distribusi dari
jenis kelamin dan tingkatan preferensi.
Tabel 15
Daftar Kontingensi Jenis Kelamin dan Preferensi
Rendah
Jenis
Kelamin

Laki-laki

Preferensi
Sedang
47

1,91

Perempuan

Total
4
Sumber: kuesioner penelitian, diolah.

Tinggi
7

44,96

47
2,09

Total

8,13

10
49,04

8,87

94

17

55
60
115

Dengan menggunakan rumus Chi kuadrat x2 = (Oi Ei)2


Ei

maka diperoleh nilai statistiknya yaitu sebesar 1,3145. Dengan = 0,05


dan dk = (2-1)(3-1) = 2, didapat x20,95(2) = 0,1025 dimana lebih kecil dari
1,3145. Jadi penelitian ini memberikan pengujian yang sangat berarti,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat nyata
antara jenis kelamin dan kelas preferensi mahasiswa.

PEMBAHASAN
Pengaruh Anggaran Terhadap Preferensi Kebutuhan
Anggaran digunakan untuk mengetahui tingkat kebutuhan.
Anggaran juga menunjukkan daya beli seseorang. Mahasiswa dalam
memenuhi kebutuhannya akan dibatasi oleh anggaran. Ini berarti ketika
seseorang yang memiliki anggaran yang lebih besar maka ia memperoleh
peluang yang lebih banyak untuk melakukan pembelian barang atau
jasa. Preferensi adalah alasan-alasan konsumen untuk melakukan
pembelian. Dengan demikian anggaran yang lebih akan menunjukkan
daya beli yang tinggi dan memungkinkan seseorang untuk memiliki
pilihan yang lebih variatif.

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

Selain itu anggaran juga seharusnya dapat memberikan batasan


seseorang untuk membelanjakan uangnya dan diharapkan dari anggaran yang
ada, seseorang bisa menabung. Namun dapat dilihat dari data
hasil pengolahan angket tentang posisi keuangan bahwa sebagian
besar mahasiswa yang menjadi responden setiap bulannya mengalami
defisit anggaran. Itu artinya mahasiswa sering melakukan tambahan
anggaran untuk menutupi anggarannya. Sehingga dalam penelitian
ini variabel anggaran pengaruhnya terhadap preferensi sangat kecil.
Untuk menunjukkan hal tersebut dapat pula dilihat pada Gambar 1 yang
menunjukkan kurva daerah surplus dan defisit konsumen/mahasiswa.
Konsumsi mahasiswa
Y=C
C=483,67+0,60Y

(1209,175)
Surplus
1200

BEP

Defisit

800
400

400

800

1200

Anggaran mahasiswa

Gambar 1
Surplus dan Defisit Mahasiswa
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar mahasiswa berada pada daerah defisit. Posisi seimbang antara
besarnya jumlah konsumsi dan anggaran setiap bulan bagi mahasiswa
di FE UNPAD, FE UNPAS, FE Maranatha dan FPEB UPI yaitu berada
pada anggaran sebesar Rp1.209.175,-. Selain karena hal tersebut,
yang menyebabkan pengaruh anggaran terhadap preferensi kebutuhan
mahasiswa kecil yaitu karena anggaran di kalangan mahasiswa bersifat
tidak dominan, sifatnya dibatasi oleh orang tua (pendapatan yang
dijatah dan antar mahasiswa tidak jauh beda) sehingga kurang bisa
meningkatkan preferensi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Preferensi Kebutuhan


Gaya hidup dalam ekonomi tergolong pada variabel non fungsional
atau disebut juga variabel yang terikat dengan lingkungan bukan dengan
kemampuan dari yang bersangkutan. dimana variabel non fungsional
ini dalam melakukan konsumsi akan dipengaruhi oleh lingkungan. Hal
ini juga sesuai dimana gaya hidup ini akan mempengaruhi preferensi
kebutuhan. Setiap mahasiswa dengan lingkungannya masing-masing
akan menciptakan preferensi yang berbeda.
Menurut teori Liebenstein, adanya eksternalitas seperti efek
pamer, Bandwagon Effect, dan Snob Effect akan mempengaruhi perilaku
pembelian seseorang. Mahasiswa sebagai individu yang lebih dinamis
secara psikologis akan dipengaruhi oleh pergaulan dan lingkungannya.
Gaya hidup yang dipengaruhi faktor lingkungan tersebut memungkinkan
seseorang membeli barang dengan harga relative mahal Karen ahal
tersebut dapat menunjukkan kelas sosialnya dalam masyarakat. Di
kehidupan masyarakat juga terdapat prinsip bahwa harga sebagai
jaminan dari kualitas suatu barang. Hal tersebut sesuai dengan teori
liebenstein yang didalamnya terdapat harga yang disebut sebagai harga
gengsi (p).
Menurut Mowen & Minor (2002:282) bahwa gaya hidup adalah
bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup juga menunjukkan bagaimana
seseorang hidup, bagaimana mereka menghabiskan waktunya dan
bagaimana mereka membelanjakan uangnya.
Karakteristik gaya hidup mahasiswa di UNPAD, UNPAS, UPI dan
Maranatha ini tergolong pada mahasiswa yang dalam membelanjakan
uangnya cenderung pada barang-barang yang sifatnya hiburan,
kesenangan. jika dikaitkan antara gaya hidup dan preferensi maka gaya
hidup mahasiswa yang menjadi responden tergolong dalam gaya hidup
experiential.
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dikatakan bahwa
gaya hidup mahasiswa di FE UNPAD, UPI, UNPAS dan Maranatha
tergolong pada gaya hidup kelas menengah. Hal ini sesuai pula dengan
yang dikemukakan oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2002:42) bahwa:
gaya hidup itu identik dengan kelas sosial dalam masyarakat. Adapun
kelas sosial ini terdiri dari kelas sosial atas, menengah dan bawah.
Ciri-ciri gaya hidup kelas menengah yaitu cenderung membeli barang
dengan jumlah yang banyak dan kualitas yang memadai, dan lain-lain.

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

Pengaruh Rasionalitas Terhadap Preferensi Kebutuhan.


Rasionalitas merupakan aspek fungsional ekonomis yaitu variabel
yang terikat pada kemampuan yang bersangkutan. Pada umumnya
dari aspek rasionalitas, konsumsi akan dipengaruhi oleh pendapatan,
kebutuhan dan selera. Dalam variabel kualitas biasanya diasumsikan
dan memiliki patokan Marginal Utility lebih besar atau sama dengan
harga (MU P).
Berdasarkan hasil pengolahan data angket diketahui bahwa
mayoritas mahasiswa Fakultas Ekonomi UNPAD, UNPAS, UPI dan
Maranatha tingkat rasionalitasnya berada pada kriteria sedang. Itu
artinya mahasiswa sudah bisa mulai menggunakan skala prioritas,
membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan dan mengalokasikan
uang untuk pengeluaran yang tidak terduga, untuk tabungan yang
menunjukkan mahasiswa masih ada yang memberikan perhatiannya
untuk tabungan dan pengeluaran tidak terduga, walaupun prosentasenya
masih kecil dan mahasiswa masih pada tahap yang sedang dan belum
mencapai tingkat rasionalitas tinggi.
Dengan demikian bahwa rasionalitas berpengaruh positif terhadap
preferensi mahasiswa Fakultas Ekonomi UNPAD, UNPAS, UPI dan
Maranatha.
Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Preferensi Kebutuhan
Jenis kelamin merupakan bagian dari bahasan sub budaya. Dimana
secara teoritis perilaku antara laki-laki dan perempuan akan berbeda.
Dalam penelitian ini, jenis kelamin dijadikan sebagai variabel
dummy atau variabel pembeda. Pada penelitian ini jenis kelamin tidak
berpengaruh terhadap preferensi mahasiswa di FE UNPAD, UPI,
UNPAS dan Maranatha.
Dari hasil pengolahan data pada dasarnya muncul karakteristikkarakteristik yang membedakan perilaku dan preferensi antara lakilaki dan perempuan. Namun pada kenyatannya hanya memberikan
gambaran saja tetapi tidak mempengaruhi preferensi dari seseorang.
Pengaruh Anggaran, Gaya Hidup, Rasionalitas dan Jenis Kelamin
Terhadap Preferensi Kebutuhan
Preferensi merupakan sikap dan tindakan seseorang untuk
melakukan pilihan-pilihan dan pada akhirnya merupakan alasan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

melakukan pembelian. Preferensi juga identik dengan bagaimana


seseorang memprioritaskan kebutuhan. Para ekonom mengasumsikan
bahwa bila seseorang dihadapkan pada sejumlah pilihan kemungkinan,
ia akan memilih salah satu pilihan yang menghasilkan utilitas tinggimaksiminasi utilitas/kepuasan.
Dalam penelitian ini preferensi dipengaruhi oleh anggaran, gaya
hidup dan rasionalitas. Anggaran dan rasionalitas adalah aspek yang
ada dari kemampuan individu itu sendiri (internal), sedangkan gaya
hidup lebih cenderung pada aspek lingkungan atau di luar kemampuan
individu (eksternal). Jika digambarkan maka kaitan antara anggaran,
gaya hidup dan preferensi dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Daya Beli

Rasionlaitas
(Fungsional)

Pendapatan
Kebutuhan
Selera

Gaya Hidup (NonFungsional)

Preferensi

Lingkungan*
(demonstration effect)

*Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2
Hubungan Anggaran, Gaya hidup, Rasionalitas dan Preferensi
Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat dilihat bahwa anggaran
akan mempengaruhi tingkat rasionalitas seseorang. Karena tindakan
konsumen yang rasional salah satunya didasarkan pada besarnya
pendapatan/anggaran yang dimiliki. Dengan adanya anggaran yang
dimiliki seeorang maka ia kaan lebih berhati-hati untuk memilih
barang/jasa yang akan dikonsumsi yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan anggaran yang ada. Rasionalitas seseorang identik dengan hal
yang terikat dengan kemampuan dari individu yang bersangkutan yaitu

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

pendapatan, kebutuhan dan seleranya, sehingga pada akhirnya akan


mempengaruhi preferensi seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.
Anggaran mempengaruhi preferensi juga terletak pada daya beli
seseorang yang berbeda antar individu.
Gaya hidup memiliki pengaruh terhadap preferensi. gaya
hidup di sini cenderung bahwa gaya hidup bersifat non fungsional
yang dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor lingkungan di sini yaitu
adanya faktor eksternalitas seperti Bandwagon effect, snob effect dan
efek pamer. Sehingga preferensi tidak hanya dipengaruhi oleh aspek
yang terikat oleh kemampuan individu namun juga oleh kemampuan/
pengaruh lingkungan.
Dalam ekonomi Islam, perilaku konsumen ada dua pendekatan,
salah satunya yaitu pendekatan prinsip kemurahan hati. Menurut Aulia
Dzikriyati Kurnia (2010:46) menyatakan bahwa:Konsumen Muslim
tetap mendapat tingkat kepuasan maksimal walaupun pendapatannya
terbagi untuk konsumsi pengeluaran di jalan Allah (zakat, infak,
shadaqoh).
Dalam Islam juga penggunaan pendapatan tidak hanya terbatas
pada pengeluaran untuk kebutuhan sendiri, namun juga memperhatikan
unsur sosial. Dalam perspektif syariah, bahwa dalam menentukan
pilihan-pilihannya tersebut konsumen tidak hanya di batasi oleh
anggaran tetapi juga dibatasi oleh konsep maslahah. Dalam konsep ini
pula konsumen akan selalu dihadapkan pada pilihan alokasi pengeluaran
untuk konsumsi individu dan untuk ibadah seperti zakat, shodaqoh dan
lainnya. Hal ini memungkinkan bahwa konsumen dalam preferensi
kebutuhannya memiliki tingkatan pilihan-pilihan yang memasukkan
unsur pembelanjaan di jalan Allah dengan tujuan ibadah dan pemenuhan
kebutuhan yang sifatnya dunia-ukhrawi dan darruriyat.
KESIMPULAN
1. Anggaran berpengaruh terhadap preferensi kebutuhan mahasiswa.
2. Gaya Hidup berpengaruh terhadap preferensi kebutuhan mahasiswa.
3. Rasionalitas berpengaruh terhadap preferensi kebutuhan mahasiswa.
4. Jenis Kelamin tidak berpengaruh terhadap preferensi kebutuhan
mahasiswa, namun melalui analisis chi kuadrat terdapat hubungan
antara jenis kelamin dan preferensi.
5. Anggaran, gaya hidup, rasionalitas dan jenis kelamin berpengaruh

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ... (Iis Aisyah & Eeng Ahman)

terhadap preferensi kebutuhan mahasiswa.


SARAN
1. Membuat rencana anggaran dan membuat alokasi pengeluaran
untuk setiap kebutuhan serta memberikan alokasi yang proporsional
untuk kebutuhan pendidikan dan tabungan sehingga tidak terjadi
defisit anggaran yang mengharuskan meminta anggaran tambahan
kepada orang tua.
2. Tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar dan promosi
diskon yang dilakukan produsen, karena pada dasarnya kita tahu
ilmu tentang ekonomi dan kenyataan promosi diskon. Memperbaiki
sikap dan mulai menanamkan nilai-nilai ekonomi. Hal ini dapat
dilakukan dengan membiasakan diri untuk hidup hemat dan
sederhana dengan tidak memaksakan diri untuk selalu membeli
barang-barang yang bermerek dan sedang trend apabila uang yang
dimiliki tidak mencukupi, tidak memaksakan diri untuk membeli
buku matakuliah yang asli apabila keuangannya tidak mencukupi,
membuat rencana pengeluaran dari setiap uang saku yang diterima.
3. Melakukan pembelian atas dasar kebutuhan, bukan keinginan
yaitu dapat dilakukan dengan mengurutkan barang-barang yang
dibutuhkan dan mana yang sifat pemenuhannya bisa ditangguhkan
dan yang harus segera dilakukan.
4. Bagi mahasiswa agar lebih cerdas dalam menggunakan waktu
dan uangnya bisa dengan menambah jam belajar mandiri, tidak
terlalu banyak menonton televisi dan bisa menggunakan teknologi
mayoritas sebagai penunjang proses belajar.
5. Bagi Lembaga Fakultas, mungkin bisa mengadakan mata kuliah
perilaku konsumen.
6. Untuk penelitian selanjutnya bisa mengganti subjek penelitian
yaitu kepada kalangan masyarakat sebagai individu ekonomi
yang salah satunya adalah tingkat pendapatannya bisa menunjang
preferensi. Selain itu, faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya
dapat menggunakan selera dan lingkungan, atau bisa memasukkan
variabel seperti alokasi zakat yang dikeluarkan oleh individu.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 6, No. 2, Desember 2011, 168-188

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002). Perilaku Konsumen Edisi Revisi.


Bandung : Refika
Mowen , John C dan Michael minor. (2002). Perilaku Konsumen.
Jakarta : Erlangga.
Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi
Revisi. Yogyakarta: LP3ES
Aulia Dzikriyati Kurnia. (2010). Teori Konsumsi dalam Ekonomi
Mikro (Analisis Kritis dalam Perspektif Ekonomi Islam). Skripsi
Pendidikan Ekonomi UIN Malang : Tidak diterbitkan.
Purbaya Yudhi Sadewa. 1 Mei 2009. Dominasi Konsumsi, sampai
Kapan?
[online].
tersedia:
http://m.kompas.com/news/read/
data/2009.05.01.05165136 [23 februari 2011]

Anda mungkin juga menyukai