MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Oleh :
Chit Jna Amary Kumang
1100841
1101927
Gina Sonia
1103085
Hani Handiani
1106185
Ibang Gumilang
1102760
Reni Risnawati
1104537
1103204
KATA PENGANTAR
Dengan memenjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini mensajikan tentang analisis studi kasus Geopolitik Indonesia yaitu
Ambalat, Diplomasi Vs Konfrontasi. Dalam makalah ini penulis memeparkan tentang uraian
kajian teori beserta kasusnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Isi makalah ini memeng masih jauh dari sempurna, karena itu penulis terbuka dengan
kritik dan saran pembaca, sehingga pada tahap selanjutnya penulis berusaha untuk melakukan
perbaikan atas kekurangan dan kelemahan tersebut.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca yang berkepentingan
untuk memahami berbagai fenomena kehidupan kebangsaan yang terangkum dalam makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.
B.
Rumusan Masalah....................................................................................................2
C.
Tujuan Penulisan......................................................................................................2
D.
Manfaat Penulisan....................................................................................................2
E.
B.
C.
D.
B.
C.
D.
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................21
A.
Kesimpulan............................................................................................................21
B.
Saran......................................................................................................................21
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami kasus dan menyikapi dengan benar tentang apa yang terjadi dengan
Kasus Ambalat
2. Mengetahui tentang faktor apa yang sedang disengketakan dalam Kasus Ambalat
3. Menilai reaksi yang ditimbulkan dari Kasus Ambalat
4. Menanggapi dan memberi solusi mengenai Kasus Ambalat
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan tentang materi geopolitik Indonesia
2. Mengasah rasa kritis terhadap kasus geopolitik Indonesia
E. Metode dan Teknik Penulisan
Metode dan teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah
metode studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi
yang bersifat teoritis yang kemudian data tersebut akan dijadikan dasar atau pedoman
untuk melihat adanya ketidaksesuaian antara teori dengan kenyataan sebagai penyebab
dari permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini. Sumber sumber yang dijadikan
sebagai rujukan untuk studi pustaka diperoleh dari berbagai sumber bacaan. Baik itu buku
maupun situs situs yang ada di internet.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tiap zaman bercirikan suatu budaya khusus dan terpisahkan dari zaman-zaman sebelumnya
oleh periode-periode malapetaka, yaitu suatu tradisi yang menggambarkan zaman lampau dan
budaya lama akan digantikan oleh zaman yang baru, misalnya zaman kebudayaan
Mediteraniokuno, zaman kebudayaan German, abad pertengahan, sudah renaissance, yakni
zaman kapitalis yang didominasi oleh kekutan maritime.
Geopolitik Jerman dan Manivest Destiny Amerika Serikat(MDAS)-ekspansi melalui proses
damai dengan merebut / menguasai seluruh ontinen Amerika serikat berdasarkan asas
pemerintah Republik-pada dasarnya keduanya sama memasalahkan ruanghidup: dan memlih
jalan ekspansi onisme sebagai kebutuhan bilogi kehidupan Negara, mencari pembenanran
nya atas dasar konsepsi Negara sebagai organisme. Keduanya disarkan pada teori
Economically Integrated Large Space Areas sebagai mana halnya gagasan ekonomi
terintegrasi Mettil-Europa Geopolitik Jerman. Demikian juga, ekspasi AS kebarat, keselatan,
keutara yang akhirnya menjadi slogan perang.
Dalam alasan-alasan yang dipakai oleh para penganut MDAS dan terdapat determinas
megeografis dankonsep-konsep geopolitics yang belum jelas dan konsep-konsep perbatasan
alamiah(natural boundaries). Pernyataan paling keras dikeluarkan oleh W. H Seward,
meyatakan paham geopolitiknya; ia membayangkan espansi Amerika Serikat meliputi
seluruh kontinen Amerika itu dilandaskan kepada dalih kodratilahi. Sesudah perang
saudara, gagasan geopolitik seward makin meluas hingga meliputi Empire Amerika yang
lebih besar lagi, meliputi pula ikaribia, Cuba, dan Puerto Rico. Dalam cita-citanya untuk
memiliki jajahan wilayah di Atlantik dan Pasifik., Seward membayangkan rencana untuk
Rute kapal lewat Nicaragua dengan menjamin hak transit dalam perjanjian tahun 1867.
Seward mengharapkan As mencaplok Hawai dan menganjurkan eksasi Kanada. Realisasi
satu-satunya yang dapat diwujudkan adalah pembelian Alaska dari Rusia.
Sehubungan itu Manifest Destiny AS geopolitik jelas merupakan suatu pengetahuan yang
didasarkan atas landasan pokok-pokok pemikiran (basic ideas) sebagai berikut :
a. Mendasarkan pada konsep dasar ruanghidup dan arena itu mengarah ke ekspansi
onisme sebagai biological necessity in the lives of state
b. Mendasarkan teori adu kekuatan, kekuasaan, perebutan kekuasaan atau penguasaan
posisi, dandominasi dunia
c. Mendasarkan teoriras, yaitu bahwa berdasarkan bakat, sifat-sifat potensi suatu bangsa
atau ras tertentu, bangsa itu dianggap berhak, bahkan berkewajiban memimpin bangsa
lain
d. Mendasarkan hukum-hukum yang menentukan takdir suatu bangsa atau Negara
(deterministic) dan kadang-kadang berdasarkan the fulfillment of the will of
providence (memnuhi suruhanTuhan)
e. Mendasarkan teori Economically integrated large space areas
f. Mendapatkan pembenaran dalamthe Principle of Geographical Unity.
Jika teori geografi itu memiliki karakteristik seperti di atas, teori di itu dinamakan Geopolitik
Jika tidak demikian, sudah tentu harus dipakai nama lain untuk membedakannya. Misalnya,
4
kalau ilmu itu didasarkan pada teori yang lebih nyata landasannya dan memusatkan
perhatian kepada unsur-unsur geografi yang lebih nyata dan penerapannya lebih berguna
untuk keperluan perumusan haluan Negara, politik, dan strategi nasional, seyogyanya lebih
tepat disebut implementasi wawasan nasional atau geografi politik sebagai ilmunya dan
politik geografi sebagai politik yang didasarkan pada pertimbangan geografi.
Geopolitik mengajarkan bahwa wilayah bagi suatu bangsa adalah ruang hidup dan kehidupan,
sedangkan nenek moyang bangsa Indonesia mengajarkan bahwa wilayah ialah tanah air dan
sumber hidup dan kehidupan. Menurut Geopolitik, ruang hidup, batas-batasnya tidak tetap
mengikuti kebutuhan bangsa yang memilki ruang hidup itu. Adapun dari ajaran tanah air
yang diserapnya ialah konsep kesatuan tanah dan air, karena hal itu sesuai dengan kehidupan
sehari-hari sebagai masyarakat agraris di daerah tropis yang hidup dan dari tanah dan air.
Geopolitik menurut Bung Karno adalah ilmu yang berkaitan dengan lahirnya suatu Negara
(sejarah), bangsa dan tanah air sendiri (budaya), cita-cita dan ideology (filsafat) yang
disepakati bersama oleh suatu bangsa yang bernegara. Bangsa Indonesia tidak menganut
terimanapun, tetapi memilih menentukan ruang hidup bangsa Indonesia yaitu pulau-pulau
diantara duasamudera dan duabenua yang disebut tanah air Indonesia dari Sabang sampai
Merauke, dari miangas sampai kepulau rote.
B. Perkembangan Teori Geopolitik
Pemetaan dunia secara geopolitik sangat ditentukan di Eropa. Geopolitik pertama kali
berkembang di Eropa sejak era merkantilisme. Aspek utama signifkasi geopolitiks saat itu
ialah ekspansi ekonomi dan penguasaan militer di tempat-tempat strategis tertentu di Eurasia.
Transformasi pemikiran geopolitik klasik sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi Eropa
saat itu yang mana identik dengan kompetisi, kebijakan luar negeri yang spekulatif,
perkembangan teknologi darat, laut, dan udara, dan perspektif kewilayahan yang cenderung
digunakan oleh elit politik seperti Hitler, Henry Truman, Stalin, sebagai justifikasi kebijakan
luar negeri negara masing-masing yang cenderung ekspansif. Oleh karena itu, untuk
memahami pemikiran teoritisi geopolitik dan geostrategi masing-masing pemikirannya
diperlukan pemahaman terkait dengan aspek lokasi, keruangan, dan historis masing-masing
negara supaya diperoleh pemahaman karakteristik utama dan fitur-fitur yang mempengaruhi
transformasi geopolitik saat itu dan proyeksi pemikiran geopolitik masa mendatang.
Kemudian, teori geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa.
Oleh karena itu, wawasan nasional bangsa selalu mengacu pada politik. Dengan wawaan
nasional suatu negara, dapat dipelajari kemana arah perkembangan suatu bangsa. Istilah
Geopolitik pada mulanya merupakan ilmu bumi politik yang membahas masalah politik
dalam suatu negara kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang
berhubungan dengan konstelasi cirri khas negara yang berupa: bentuk, luas, letak, dan
sumberdaya alam suatu negara untuk membangun dan membina negara (poernomo, 1972).
Pada umumnya suatu negara dapat mengambil beberapa segi dari dari teori-teori Geopolitik
yang berguna untuk tujuan politiknya, yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan
konstelasi geopolitik. Geopolitik mengajarkan bahwa wilayah bagi suatu bangsa merupakan
5
ruang hidup dan kehidupan yang harus dimiliki dan dipertahankan. Beberapa pandangan
pemikir geopolitik diantaranya:
1. Nicholas J. Spykman ( 1893- 1943) menyatakan bahwa geopolitik memberikan suatu
gambaran yang berkembang dengan suatu kerangka petunjuk tertentu. Suatu wilayah
dipandang dari sudut Geopolitik ditentukan oleh faktor- faktor geografisnya dan oleh
perubahan- perubahan dinamis dari pusat- pusat kekuasaan dunia. Spykman
berpendapat bahwa siapapun yang ingin menguasai dunia harus menguasai daerah
jantung dunia.
2. Kenichi Ohmae dalam dua bukunya yang terkenal Bordelles Word (1991) dan The
End of Nation State (1995) mengatakan bahwa dalam perkembangan masyarakat
global, batas- batas wilayah negara dalam geografi dan politik relative masih tetap,
tetapi kehidupan suatu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang
berupa informasi. Ohmae juga memberikan pesan bahwa untuk menghadapi kekuatan
global, suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih
menekankan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat. Dari nilai- nilai
global seperti di jelskan di atas, dapat dikenali hakikat teori geopolitik, yaitu negara
sebagai organisme dapat memperluas diri.
5. Mengembangkan
keberadaan
masyarakat
madani
(civil
society)
sebagai
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan pemerintah daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mengelola daerah tersebut diperlukan asas-asas,
yaitu :
Desentralisasi pelayanan public/rakyat.
Dekonsentralisasi,
Tugas pembantuan.
Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah
diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang
menjadi urusan Pemerintah. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk
menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasakan tugas, wewenang, dan kewajiban
yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan berkembang sesuai
dengan potensi dan kekhasan daerah. Sedangkan otonomi yang bertanggung jawab adalah
otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memperdayakan daerah termasuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
2. Pembagian Daerah
Wilayah Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai pemerintahan daerah ( pasal 2 UU
No. 32/2004 ). Pemerintah provinsi yang berbatasan dengan laut memiliki kewenangan
wilayah laut sejauh 12 mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas atau ke arah perairan
kepulauan ( pasal 18 ayat (4) UU No. 32/2004 ). Asas ini bertentangan dengan Deklarasi
Pemerintah RI dan telah dikukuhkan melalui UNCLOS serta telah diratifikasi dengan UU
No. 6/1996 tentang Perairan Indonesia.
3. Pembagian Kewenangan
Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah mengatur tentang
kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah, yaitu :
Kewenangan pemerintah ( berdasarkan pasal 10 ayat (3), yaitu politik luar
negeri dalam arti mengangkat pejabat diplomatic dan menunjuk warga negara
untuk duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan
perdagangan luar negeri, lalu pertahanan, keamanan, moneter dan fiscal
nasional, yustisi, agama.).
Kewenangan wajib pemerintahan daerah provinsi (berdasarkan pasal 13) yaitu
perencanaaan dan pengendalian pembangunan, perencanaan, pemanfaatan,
9
dengan tata letak (koordinat pada laut), konfigurasi-luas, letak, cirri flora, dan faunasehingga mempermudah pendaftaran ke PBB. Selain itu ada berbagai keuntungan
lain diantaranya :
Dapat menuntu hak (claim) atas pulau tersebut di wilayah indonesia apabila
diduduki secara diam-diam oleh Negara lain.
Jangan sampai kita kehilangan pulsu tetapi tidak tahu apa/ pulau mana yang
hilang.
Memberikan batas wewenang kepada daerah otonom batas laut berdasarkan
koordinat tidak berdasarkan perkiraan seperti sekarang yang berakibat konflik
di kalangan rakyat.
6. Rencana Tata Ruang Wilayah
Dengan diundangkannya UU No. 32 Tahun 2004, tentang pemerintahan
daerah, ternyata perlu mengubah RT RW (Rukun Tetangga, Rukun Warga).
Pengubahan RT RW hendaknya mengacu pada kepentingan nasional, tidak hanya
mengacu pada kepentingan daerah semata (seperti tertera dalam UU No. 24 Tahun
1992). Padahal kita hendaknya mengacu pada filosofi yang mendasarinya yaitu
pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil
guna, serasi, selaras dan berkelanjutan, serta keterbukaan, persamaan, keadilan, dan
perlindungan hukum. Dengan menyadari filosofi tersebut maka akan terwujud :
Kelestarian, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan alam.
Manusia indonesia sebagai insane lingkungan hidup yang memiliki sikap
pencemaran/
perusakan
lingkungan
hidup,
karena
itu
11
Gatra demografi,
Gatra sumber kekayaan alam,
Gatra ideology,
Gatra politik,
Gatra ekonomi,
Gatra social budaya,
Gatra hanjam.
13
BAB III
ANALISIS STUDI KASUS
Ambalat. Fase kedua ialah bagaiman kedua Negara bisa menyepakati jalan keluarnya.
Jalur keluar ini ada tiga alternatif, yaitu:
1. Negara yang bersengketa tidak menyepakati dan membiarkan masalah ini
mengambang.
2. Negara yang bersengketa tidak menyepakati batas tetapi bersepakat untuk mengelola
bersama.
3. Negara yang bersengketa sepakat membawa ke forum penyelesaian sengketa
Diplomasi adalah jalan terbaik dalam menyelesaikan konflik antara negara.
Dengan tanpa provokasi yang dapat memperburuk keadaaan. Namun bagi Indonesia,
diplomasi pun harus di kawal dengan menunjukan kewibaan, kekuatan dan ketegasan.
B. Analisis masalah Indonesia-Malaysia ; Hanya konfrontasi wilayah saja?
Dalam sebuah wawancara yang diadakan media cetak Gatra, Menlu Malaysia
memberikan keterangan bahwa masyarakatnya tenang-tenang saja dan menyerahkan
sepenuhnya kepada pemerintah. Ya, ini masalah tentang berseterunya Indonesia dan
Malaysia yang lagi-lagi mempersoalkan tentang batas wilayah, ini kasus Ambalat yang
berlarut-larut.
Memori kita kembali tertuju pada situasi kalah sebelum perang yang dialami
Indonesia yang harus menghadapi kenyataan bahwa ada jutaan orang Indonesia yang
mengadu nasib disana sebagai pekerja kelas rendah (rata-rata). Situasi ini memberi efek
psikologis dalam diri sehingga ketika ada gejolak sedikit saja, rasa yang dirasakan begitu
besar, harga dirinya dijatuhkan, serasa diinjak-injak. Hal ini hanya satu dari beberapa
memori yang tertanam dibenak Indonesia, selain konfrontasi di zaman Soekarno lalu
peristiwa kalah telak di pertandingan dalam kasus Sipadan-Ligitan di Mahkamah
Internasional.
Melihat dari pernyataan PM Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, terlihat terlalu
mengentengkan masalah ini dengan pernyataan sebagai berikut, Dua perusahaan
minyak, Shell dan Petronas, sudah pasti memiliki alasan mengapa mereka mendiami
tempat tersebut untuk mencari minyak, karena itu ada di wilayah Malaysia, untuk apa
Petronas melakukan hal itu di wilayah orang lain? Ya, Malaysia menganggap hal ini
sebagai sebuah permasalahan sumber daya, disisi lain Indonesia jelas menyatakan ini
sebagai kasus teritori.
Sulit dipungkiri, hal ini semakin lama hanya semakin membuat jurang
perselisihan kedua negara kian lebar. Masing-masing pihak mengklaim pihak lawan
melakukan tindak provokasi terlebih dahulu. Tidak ada kejelasan untuk setidaknya
menaati perjanjian dengan sepenuhnya, dan akhirnya hanya membuang-buang waktu.
Bahkan, beberapa kelompok masyarakat Indonesia mulai kembali menggaungkan konsep
Ganyang Malaysia yang dahulu di teriakkan keras-keras oleh Soekarno yang merasa
dikhianati Malaysia.
15
Lalu apa solusi dari masalah ini? Glenn Stassen memberi sebuah teori perdamaian
dunia dengan membuat 7 langkah bertahap, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Baik, jika membaca teori Tujuh Langkah Penciptaan Perdamaian milik Glenn
Stassen, ada beberapa langkah yang menurut pendapat kelompok kami memberi solusi
yang lumayan membantu. Langkah yang kami rasa penting adalah langkah nomor 3 dan
7.
Talk to Your Enemy, Bernegosiasi dengan musuh. Ya, Indonesia dan Malaysia
pernah melakukannya. Namun tetap terjadi penyalahaturan kesepakatan wilayah yang
dilakukan oleh Malaysia. Tapi sekali lagi, bahasa diplomasi lebih baik dari bahasa fisik.
Terus upayakan negosiasi perundingan antar negara, berikan fakta-fakta yang akurat
dengan nilai-nilai kebenaran yang sesuai kenyataan. Lagi pula, kita punya banyak
negosiator-negosiator handal yang bekerja di Kementrian Luar Negeri, maksimalkan hal
tersebut.
Bekerja sama menyelesaikan konflik dengan terbuka. Hal ini mampu dijalankan
apabila langkah nomor tiga tadi dapat diupayakan terlebih dahulu. Memperjelas batasbatas wilayah dengan kerjasama untuk saling menjaga kesepakatan perbatasan adalah hal
yang penting di langkah ini. Selain itu dengan kondusif saling memberi suasana aman di
perbatasan dengan saling berprilaku baik adalah sifat yang mulia dalam upaya
menyelesaikan konflik dengan damai.
Namun yang lebih penting adalah, harus adanya kejujuran serta mengakui
kesepakatan yang ada di UNCLOS sebagai media penyelesaian masalah. Jangan selalu
berpedoman kepada peta 1979 yang dengan jelas tidak ada dasar hukumnya, bukan peta
yang diakui internasional, bahkan hanya menambah-nambah perselisihan dengan negara
tetangga lainnya. Kunci penyelesaian kasus Ambalat pada dasarnya adalah penetapan
batas maritim antara kedua negara di Laut Sulawesi. Hal ini sedang dilakukan oleh
Indonesia dan Malaysia melalui jalur negosiasi. Penentuan garis batas antara kedua
negara idealnya mengacu pada UNCLOS dengan memperhatikan keberadaan konsesi
sumberdaya alam (minyak, gas) yang sudah ada di kawasan tersebut sejak tahun 1960an.
Selain itu, peran Pulau Sipadan dan Ligitan yang kini menjadi milik Malaysia juga
mungkin berpengaruh terhadap posisi final garis batas maritim.
17
18
terakhir yaitu harus adanya transparansi dan keterbukaan atas kemajuan kemajuan atas
masalah ini agar masyarakat mengerti dan paham serta dapat memberikan opini atas
masalah ini.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik
(kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau
teritorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu
secara langsung akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik
bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau
konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik
geografi suatu Negara
Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang saling berdekatan dan menjalin
hubungan bilateral yang sudah berlangsung sejak lama. Meski demikian, antara kedua
negara ini sering terjadi perselisihan, khususnya mengenai permasalah batas wilayah.
Fakta memperlihatkan beberapa pulau yang telah diambil oleh pihak Malaysia dari
Indonesia, contohnya seperti Pulau Sipadan dan Ligitan. Dan hingga kini yang menjadi
permasalahan terbaru, kedua pihak tersebut sedang memperebutkan satu wilayah yang
kaya akan sumber daya minyak. Malaysia mengklaim daerah Ambalat, yang terletak di
sebelah timur Pulau Kalimantan Timur tersebut termasuk kedalam kepemilikan
wilayahnya. Indonesia yang memiliki bukti kuat atas kepemilikannya, tidak begitu saja
menerima pernyataan mentah tersebut. Sehingga hal ini membuat suatu hubungan yang
kurang baik di antara dua pihak melalui konflik yang ditimbulkan. Dan parahnya, sampai
sekarang belum didapatkan jalan keluar yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
B. Saran
Dari kesimpulan yang dapat kami kemukakan di atas. Kami mengaharapkan agar
pemerintah Indonesia dapat lebih tegas dalam menyegerakan permasalahan Ambalat
tersebut. Karena hal ini dapat menunjukkan Sistem Geopolitik Indonesia yang kuat
kepada seluruh dunia. Supaya mereka tidak dengan mudah meremehkan martabat bangsa
Indonesia. Indonesia telah merdeka, maka sepatutnya kita menghapuskan segala praktek
yang bertautan dengan asas kemerdekaan yang telah direnggut bangsa Indonesia.
21
Daftar Pustaka