Anda di halaman 1dari 13

Vol. X, No.

X, XXXXXX 20xx
DOI . . . . . . . . . . . . . . . . . .
p-ISSN XXXX-XXXX
e-ISSN XXXX-XXXX
FOKUS
Perkembangan Geopolitik Indonesia: Tantangan dan Peluang
di Era Globalisasi
Rio Lintanti, Silva Indriani
1 2
silvaindriani483@gmail.com, riolintanti23608@gmail.com,

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP Siliwangi, Bandung, Indonesia

Abstract
Article discusses Indonesia's geopolitical developments in facing challenges and opportunities
in the era of globalization. The author uses a descriptive-analytical method by studying the latest
literature and data analysis. The introduction explains the meaning of geopolitics and the
importance of understanding Indonesia's geopolitics as an archipelagic country. The method used
is secondary data analysis from various reliable sources. The research results show that
Indonesia has a strategic position in the Southeast Asia region and has great potential to become
an economic and political power in the region. However, Indonesia is also faced with various
challenges such as conflicts in the region, climate change, and national security issues. The
discussion outlines the challenges and opportunities faced by Indonesia in developing its
geopolitics in the era of globalization. The conclusion emphasized that Indonesia must be able to
take advantage of opportunities and overcome existing challenges to strengthen its position in the
region and internationally.

Keywords: Geopolitical, Globalization, Challenges

Abstrak
Artikel ini membahas tentang perkembangan geopolitik Indonesia dalam menghadapi
tantangan dan peluang di era globalisasi. Penulis menggunakan metode deskriptif-analitis
dengan melakukan studi literatur dan analisis data terkini. Pendahuluan menjelaskan
tentang pengertian geopolitik dan pentingnya memahami geopolitik Indonesia sebagai
negara kepulauan. Metode yang digunakan adalah analisis data sekunder dari berbagai
sumber terpercaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki posisi
strategis di kawasan Asia Tenggara dan memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan
ekonomi dan politik di kawasan tersebut. Namun, Indonesia juga dihadapkan pada
berbagai tantangan seperti konflik di kawasan, perubahan iklim, dan masalah keamanan
nasional. Pembahasan menguraikan tentang tantangan dan peluang yang dihadapi
Indonesia dalam mengembangkan geopolitiknya di era globalisasi. Simpulan
menegaskan bahwa Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi
tantangan yang ada untuk memperkuat posisinya di kawasan dan dunia internasional.

Kata Kunci: Geopolitik, Globalisasi, Tantangan

1
2 Last name Author-1, Last name Author-2 & Last name Author-3, Title Title Title Title

PENDAHULUAN

Geopolitik ialah cara pandang dan prilaku bangsa Indonesia mengenai diri,
lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan Wawasan Nusantara1.
Sebagai negara kepulauan terbesar di global, Indonesia mempunyai posisi strategis pada
kawasan Asia Tenggara dan memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi
serta politik pada daerah tersebut. Tetapi, Indonesia juga dihadapkan di berbagai
tantangan seperti konflik di kawasan, perubahan iklim, dan masalah keamanan nasional.
Oleh sebab itu, krusial untuk mengetahui perkembangan geopolitik Indonesia pada
menghadapi tantangan dan peluang pada era globalisasi. Geopolitik juga menjadi ilmu
yang menyampaikan wawasan objektif akan posisi kita menjadi suatu bangsa yang hayati
berdampingan serta saling berinteraksi dengan negara lain pada pergaulan global.
Geopolitik (Geographical politic) mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Oleh karena itu setiap kebijakan dalam penyelenggaraan negara selalu dikaitkan dengan
masalah - masalah geografi daerah atau tempat tinggal suatu bangsa. Sebagai penerapan
dari konsep wawasan Nusantara aspek geopolitik mencakup kewilayahan, sosial,
ekonomi, serta politik.

Pada era ini ada dua pengertian ‘baru’ terhadap geopolitik yakni geopolitik
menjadi sebuah diskursus dan geopolitik sebagai sebuah hal yang simpel. Menjadi sebuah
diskursus, geopolitik dievaluasi menjadi sebuah instrumen pembentuk pola pikir para
elite politik dan negarawan. Sedangkan menjadi sebuah hal simpel geopolitik dievaluasi
menjadi dasar aplikasi kebijakan luar negeri sebuah negara. Hal ini kemudian berkaitan
erat dengan pola geopolitik di era Perang Dingin yang sangat kental akan aroma
persaingan diantara dua negara superpower yang lalu tidak lagi mengandalkan
pengaplikasian hard power saja, melainkan melalui aplikasi soft power yang kemudian
sebagai sebuah sudut pandang geopolitik baru yakni dengan penyebaran pengaruh
melalui ideologi masing-masing guna mensugesti persepsi aktor lain. Hal ini lalu
menyebabkan Amerika Serikat dengan kebijakan serta ideologi liberalisme-kapitalisnya
berusaha menghasilkan pandangan rakyat internasional melalui paham serta doktrin yang
berbicara tentang kebebasan dan demokrasi. Sedangkan disisi lain, Uni Soviet dengan
kebijakan serta ideologi sosialis-komunis kemudian berusaha membuat perspektif rakyat
global bahwa negara merupakan sebuah aktor yang bersifat mandiri serta berdikari
FOKUS Volume X, No. X, XXXXX 20xx 3

sehingga menolak segala bentuk ketergantungan terhadap pihak lain (Thuatail & Agnew,
1992). S

METODE
Penulis menggunakan metode deskriptif-analitis dengan melakukan studi literatur dan
analisis data terkini. Metode yang digunakan adalah analisis data sekunder dari berbagai
sumber terpercaya seperti jurnal ilmiah, buku, dan laporan pemerintah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk


menjadi kekuatan ekonomi dan politik di kawasan Asia Tenggara. Namun, Indonesia juga
dihadapkan pada berbagai tantangan seperti konflik di kawasan, perubahan iklim, dan
masalah keamanan nasional. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu memanfaatkan
peluang dan mengatasi tantangan yang ada untuk memperkuat posisinya di kawasan dan
dunia internasional pada era globalisasi ini. Ketahanan nasional dapat dipertahankan
secara maksimal dan memiliki kedaulatan apabila kita mampu memahami dengan baik
geopolitik untuk mengatur kesatuan darat, kesatuan laut dan kesatuan udara sebagai suatu
kesatuan yang bulat dalam wawasan kebangsaan untuk membangun, mempertahankan
dan mampu memiliki peran yang strategis dalam mengendalikan dunia (Anggoro, 2006).

Pembahasan
1. Pandangan Para Ahli Terkait Geopolitik
Definisi geografi politik adalah ilmu yang mempelajari relasi antar kehidupan dan
aktifitas politik dengan kondisi-kondisi alam dari suatu negara atau dengan kata lain
mempelajari the states and it’s natural enviroment. Selain itu geografi politik juga
mempelajari negara sebagai sebuah politik region yang mencakup baik internal
geographical factors, maupun eksternal, yaitu hubungan antar negara. Objek dan geografi
politik adalah analisa dan hubungan antar negara dan adaptasi terhadap kondisi
lingkungan di dalam negara tersebut. Dengan demikian geografi politik dapat diartikan
sebagai “ Is the geography of states and provide a geographical interpretion of
international relations”.(Sri Hayati et al., 2007).
4 Last name Author-1, Last name Author-2 & Last name Author-3, Title Title Title Title

Menurut Sunarso (2006) Secara etimologis, Geopolitik berasal dari bahasa Yunani
dan berasal dari Geo dan juga Politik. “Geo” memiliki arti sebagai bumi yang merupakan
wilayah hidup. Sementara politik ini berasal dari kata “polis” yang memiliki arti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri atau negara, dan “teia” yang mempunyai arti urusan
(politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Menurut Sunarso yang
merupakan tokoh Indonesia, geopolitik mempunyai makna sebagai ilmu penyelenggaraan
negara dimana setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah- masalah geografi wilayah
atau tempat tinggal suatu bangsa. Terdapat juga beberapa pendapat dari pakar– pakar
Geopolitik antara lain sebagai berikut:
a. Pandangan Ajaran Freedich Ratzel
Pada abad ke-19, Freedich Ratzel merumuskan untuk pertama kalinya Ilmu Bumi
Politik sebagai hasil penelitiannya yang ilmiah dan universal. a. Pertumbuhan
negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan
ruang lingkup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan
hidup, menyusut, dan mati. b. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati
oleh kelompok politik dalam arti kekuatan (teori ruang, konsep ruang). c. Suatu
bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum
alam, kecuali bangsa yang unggul akan bertahan hidup terus dan langgeng. d.
Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber
daya alam.
b. Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen Kjellen
menegaskan bahwa negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai
“prinsip dasar”. a. Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup,
yang memiliki intelektual. Rakyat membutuhkan ruang cukup luas untuk
berkembang. b. Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang
meliputi: geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik dan krato politik
(politik memerintah). c. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan
luar.
c. Pandangan Ajaran Karl Haushofer
Teori ini berkembang di Jerman, saat berada di bawah kekuasaan Adolf Hitler dan
di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi semangat militerisme dan
fasisme. a. Kekuasaan Imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar
FOKUS Volume X, No. X, XXXXX 20xx 5

kekuasaan Imperium Maritim untuk menguasai pengawasan di laut. b. Beberapa


negara besar di dunia akan timbul menguasai Eropa, Afrika, Asia Barat (Jerman
dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya. c. Geopolitik adalah doktrin negara
yang menitikberatkan soal-soal strategi perbatasan dan merupakan landasan bagi
tindakan politik.
d. Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder
Halford Mc Kinder (1861-1947) pakar geopolitik Inggris mengasumsikan
dengan teori Heartland (jantung dunia) “barang siapa menguasai heartland maka
akan menguasai world island dengan menjadikan asia tengah dan timur tengah
sebagai objek dalam garapannya sebab kedua kawasan adalah wilayah memiliki
kandungan minyak bumi, gas bumi dan bahan mineral lainnya dan siapa yang
menguasai kawasan tersebut tentunya akan menjadi Global Imperium (Hidayat,
1983).Teori geopolitik ini menganut konsep “konsep kekuatan” dan mencetuskan
Wawasan Benua, yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan: barang
siapa menguasai “Daerah Jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia), ia akan dapat
menguasai “Pulau Dunia”, yaitu Eropa, Asia dan Afrika yang akhirnya dapat
menguasai dunia(Suradinata, 2001b).
e. Pandangan Ajaran Sir Walter dan Alfred Theyr Mahan
Kedua ahli mengungkapkan gagasan “Wawasan Bahari”, yaiu kekuatan di lautan.
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai
perdagangan berarti menguasai “kekayaan dunia” sehingga akhirnya menguasai
dunia.
f. Pandangan Ajaran W. Mitchel, A Saversky, Giulio Douhet, dan John
Frederick Charles Fuller
Keempat ahli berpendapat bahwa kekuatan dunia di udara justru yang paling
menentukan atau “Wawasan Dirgantara”. Kekuaan di udara hendaknya
mempunyai daya yang dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan
melumpuhkan kekuatan lawan dengan mengahancurkannya di kandangnya
sendiri agar lawan tidak mampu lagi menyerang.
g. Pandangan Ajaran Nicholas J. Spykman
6 Last name Author-1, Last name Author-2 & Last name Author-3, Title Title Title Title

Ajaran ini menghasilkan teori yang dinamakan Teori Daerah Batas (rimland),
yaitu wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut dan udara.
Teori ini disesuaikan dengan kondisi Negara.
Geopolitik menjadi prasarat Doktrin dari suatu negara, bila telah disepakati oleh
bangsa. Sebagai doktrinal dasar Negara, geopolitik mengandung empati unsur utama,
yakni konsepsi ruang. konsepsi frontich, politik kekuatan, dan keamanan negara dan
bangsa (Sunardi, 2004).
2. Perkembangan Geopolitik
Banyak sekali perkembangan dalam diskursus geopolitik memberikan bahwa
Indonesia menjadi bagian berasal komunitas dunia menghadapi banyak sekali
faktor eksternal yang semakin kompleks. Dalam hal ini, informasi berita global
tidak lagi didominasi oleh perebutan `wilayah, namun sudah lebih jauh
berkembang di globalisasi ekonomi, ancaman transnasional seperti terorisme serta
radikalisme, majemuk masalah yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan
hayati, hingga potensi ketegangan sosial-ekonomi-politik dan ketegangan global
sebagai jalan berasal perkembangan Industri 4.0 yang sangat pesat. Menggunakan
istilah lain, kebutuhan Indonesia akan antisipasi terhadap dinamika geopolitik
sudah lebih luas dari lingkup kesatuan antara manusia Indonesia dengan tempat
atau Tanah Air ke arah antisipasi bangsa Indonesia dengan kondisi geografis
wilayah Tanah Airnya terhadap hal-hal yang berkaitan berita-berita transnasional,
lingkungan hayati dan revolusi Industri ke-4.
Wawasan Nusantara menjadi Geopolitik Indonesia dikembangkan sinkron
dengan pancasila, oleh sebab itu Wawasan Nusantara tak mengandung unsur-
unsur ekspansionisme maupun kekerasan. Geopolitik bagi bangsa Indonesia,
hanya artinya pembenaran dari kepentingan-kepentingan serta cita-cita nasional.
Agar berhasil guna, bangsa Indonesia wajib mempunyai kemampuan-
kemampuan statis maupun bergerak maju dobidang kesehatan dan keamanan.
Sebagai Negara kepulauan dan memiliki keunggulan dalam aspek geopolitik,
Indonesia akan mengalami keuntungan jika memanfaatkan kondisi dengan
geostrategis jika Amerika Serikat dan Cina melakukan perang terbuka sebab yang
terjadi apabila Dilemma Malacco mencapai Kulminasi maka perang terbuka akan
terjadi yang mengakibatkan jalur di selat malaka akan tertutup (Storey, 2006), ini
FOKUS Volume X, No. X, XXXXX 20xx 7

sesuai dengan apa yang diprediksikan oleh Rodrigue bahwa ada peralihan lintas
ke Selat Sunda sebagai jalur alternatif tercepat dari jalur lainnya. Indonesia
dengan posisi yang unik secara geografis di antara benua Asia dan Australia, serta
di antara laut hindia dan laut pasifik akan menjadikan Indonesia sebagai New
Compotitor dengan negara-negara berkembang lainnya dan ini harus disadari
bahwa secara geopolitik kita mampu dan pastinya membutuhkan strategi melalui
kebijakan-kebijakan luar negeri dalam aspek mencapai ketahanan nasional
(Hendrajit; Pranoto M Arief, 2015).
Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri bangsa
melalui ikrar sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan wilayah nusantara,
satu bangsa yang yaitu landasan kebangsaan Indonesia, satu Bahasa yang artinya
faktor pemersatu semua daerah nusantara Bersama isinya. Rasa kebangsaanya itu
perekat persatuan serta kesatuan, baik pada semangat makna maupun moral,
sehingga membantu meniadakan adanya disparitas fisik yang ditimbulkan adanya
perbedaan letak geografis.
Kondisi geografis suatu negara atau wilayah sebagai sangat krusial dan
menjadi pertimbangan pokok banyak sekali kebijakan, termasuk jua pada
merumuskan kebijakan keamanan nasional atau keamanan masyarakat. Banyak
sekali bencana alam yang terjadi mirip: angin puting beliung, gempa bumi,
tsunami artinya beberapa ancaman terhadap manusia yang Sebagian besar
diantaranya dipengaruhi oleh kondisi geografis. Penyebaran perseteruan komunal
sepersedikit terbendung oleh faktor geografis, sebagaimana terjadi diAfrika,
Balkan dan Asia Tengah, menggunakan demikian posisi strategis Indonesia juga
membawa akibat geopolitik serta geostrategi tertentu. Dari deskripsi pada atas
dapat artinya bahwa pembangunan geopolitik hanya efektif bila di dasari oleh
wawasan kebangsaan yang mantap. Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara
dalam mencapai kesatuan dan keserasian dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan
daerah, Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan sosial budaya, Satu kesatuan
ekonomi, Satu kesatuan pertahanan pertahanan serta keamanan. Konsepsi
geopolitik spesial Indonesia itu lalu dirumuskan menjadi acuan dasar yg diberi
nama Wawasan Nusantara, demikian bunyinya menjadi berikut:
8 Last name Author-1, Last name Author-2 & Last name Author-3, Title Title Title Title

"Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara


kepulauan yang dalam kesemestaannya adalah satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan buat mencapai tujuan nasional dan cita-
cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional kerentanan potensi darat,
laut dan angkasa secara terpadu".
Perkembangan Geopolitik pada Indonesia juga ditentukan adanya Globalisasi
serta kemajuan teknologi yang penyebab wilayah suatu Negara terutama Negara
Indonesia sebagai semakin tak berbentuk dan kurang sempurna sebagai akibatnya
bisa dengan mudah ditembus oleh para pelaku atau aktor internasional. Kemudian
adanya proses politik dan demokrasiasi. Akhir tahun 2004 jua ditandai
menggunakan keberhasilan bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilu dengan
sistem pemilihan eksklusif. Proses pemilu yang sangat transparan artinya kunci
keberhasilan KPU menyelenggarakan pesta demokrasi ini. Selanjutnya munculah
3 masalah besar, yaitu:
1) Gerakan separatis politik serta bersenjata yang kini menunjuk pada upaya-
upaya diri berasa dari NKRI yakni, gerakan separatis bersenjata pada
Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah tri buat mengakui dan
bergabung balik pada NKRI), grup separatis politik (KSP) dan grup
separatis bersenjata (KSB/TPN) yang berinduk dibawah OPM diPapua,
dan upaya pembentukan pulang Republik Maluku Selatan (RMS) melalui
pembentukan organisasi RMS gaya baru yakni forum Kedaulatan Maluku
(FKM).Hal tersebut tentu saja akan mengancam keutuhan wilayah
geografis serta persatuan NKRI sendiri.
2) Aksi kekerasan dan permasalahan komunal. Meski langkah-langkah
penegakkan aturan telah diambil,tetapi diperkirakan masalah-kasus
kekerasan serta pertarungan-pertarungan komunal masih akan terjadi
secara insidentil. Handlingnya diutamakan dengan pendekatan
pembangunan kebangsaan, tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan
di waktu yang sama pelaksanaan pembangunan kesejahteraan. Meskipun
upaya peningkatan kualitas proses politik pada rangka normalisasi serta
stabilisasi kehidupan warga disejumlah daerah pertarungan dan rawan
permasalahan relative berjalan lambat, namun pemugaran struktur dan
FOKUS Volume X, No. X, XXXXX 20xx 9

proses politik menuju penyelesaian perseteruan secarasedikit demi sedikit


bisa berjalan dengan baik.
3) Informasi keamanan teritorial, perbatasan serta pulau terluar. Dalam berita
keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut, terdapat
sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang wajib segera diatasi. Isu
keamanan perbatasan tadi,pula meliputi adanya kondisi pulau-pulau
terluar yang berada serta berbatasan langsung dengan beberapa negara
tetangga yang memang berpotensi bisa lepas berasal dari NKRI bila tidak
dapat dipelihara dan dijaga dengan baik.

3. Tantangan Geopolitik di Era Globalisasi


Menjadi pengaruh luar, penyebaran memberikan pengukuran nilai yang objektif atas
kekuatan serta kelemahan Indonesia pada menerapkan wawasan nusantara. Karena itu
wawasan nusantara digunakan melalui strategis (geostrategi) mempertahankan serta
mengembangkannya terhadap pengaruh globalisasi. Buat itu dibutuhkan pengenalan
serta pemahaman yang memadai terhadap proses globlisasi yang pula sudah dirasakan
pengaruhnya diIndonesia.

1) Bidang ekonomi

Jalan gobalisasi terhadap ekonomi diantaranya dalam bentuk semakin tumbuhnya


perusahan- perusahan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara
serta persaingannya semakin ketat dalam menghasilkan barang serta jasa dalam pasar
bebas. Secara khusus imbas globalisasi bagi Indonesia, antara lain:

a. Moneter: bidang moneter menghadapi kendala terutama dalam kur valuta.


Terbukti waktu terjadi krisis ekonomi bangsa Indonesia selalu menghadapi
gejolak menggunakan keterpurukan rupiah terhadap dolar.
b. Perdagangan dunia : bahwa yang dihadapi artinya menggunakan masuknya
produk-produk negara besar, maka produk pada negeri semakin terpuruk serta
tertinggi.
c. Embargo : bahwa dengan globalisasi maka kemungkin bear negara-negara
berkembang mirip Indonesia kena embargo oleh negara-negara yang menguasai
dunia.
10 Last name Author-1, Last name Author-2 & Last name Author-3, Title Title Title Title

d. Neraca pembayaran : maka neraca pembayaran Internasinal akan mengalami


deficit karena negara akan lebih poli impor berasal pada mengekspor 5 Inflasi
yang tinggi dengan efek dolar yang selalu melambung tinggi dan tidak mampu di
evaluasi akan akibat inlasi dalam negeri meningkat sehingga menurunkan daya
beli rakyat, sebagai akibatnya pendapatan nasional semakin kecil.
2) dibidang Ideologi-Politik

Semakin kuatnya pengaruh liberalisme didalam perpolitikan pada Indonesia ditandai


dengan kapitalisme menguatnya ciri khas kapitalisme artinya bersifat sangat pragamatis
dan imperialis dalam arti ingin menguasai pihak lain. Akibat ini mau tidak mau wajib
membuka komunikasi dan sistem politik baru yang terbuka agar tidak mengakui paham
nasionalisme.

3) Bidang Sosial dan Budaya

Dengan majunya Iptek, seseorang dapat dengan mudahsaya ribuanmaupunJutaan


dolar menjembatani batas negarapadahitungandetik menggunakanhanya menekan-nekan
tombol personal computer (PC) dirumah atau menggunakan telepon selular. Efek
globalisasi terhadap sosial budaya artinya akibat terjadinya penurunan nilai-nilai sosial
budaya suatu bangsa. Pengaruh Liberalisme membuat warga bebas pada pada memilih
kehidupannya, akibat akulturasi budaya. Perasaan sebagai satu bangsa yang menjunjung
tinggi nilai budaya juga diterpa gelombang era globalisasi. Contohnya, lahirnya RUU
APP yang hingga saat ini masih membawa pro-kontrak pada masyarakat Indonesia.

4) Bidang Pertahanan serta Keamanan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu:

a. Aktivitas pembangunan pertahanan dan keamanan harus menyampaikan


kesempatan kepada setiap masyarakat negara buat berpikir aktif, karena aktivitas
tadi merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan
tempat tinggal , menaikkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang
merusak keamanan pada yang kemenangan.
b. Bangun rasa persatuan, sebagai akibatnya suatu ancaman wilayah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain, rasa persatuan ini dapat pujian dengan bangun
FOKUS Volume X, No. X, XXXXX 20xx 11

solidaritas dan korelasi erat antara masyarakat yang berbeda daerah dengan
kekuatan keamanan
c. Menciptakan TNI(TNI) serta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang
professional serta menyediakan sarana serta prasarana yang mencukupi bagi
kegiatan pertahanan dan keamanan daerah Indonesia, terutama kepulauan serta
wilayah terluar Indonesia

Tantangan serta peluang yang menghadapi Indonesia dalam berbagai geopolitiknya pada
era globalisasi. Tantangan yang menghadapi Indonesia diantaranya merupakan
permasalahan di daerah, perubahan iklim,dan masalah keamanan nasional. Tetapi,
Indonesia pula memiliki peluang besar buat memperkuat posisinya di daerah dan global
internasional dengan manfaatkan potensi ekonomi serta politik yang memiliki. Indonesia
jua bisa memperkuat hubungan dengan negara-negara di tempat dan global internasional
melalui diplomasi dan kolaborasi yang saling menguntungkan. Pippa Malmgren
seseorang ahli geopolitik kontemporer dalam bukunya Geopolitik untuk Investor,
menyebutkan bahwa pada persaingan internasional masing-masing grup yang berebut
pengaruh pasti berusaha saling bangun sistem yang sesuai dengankepentingan mereka,
geopolitik menurutnya akan semakin terlihatkentarapengaruhnyayaitu waktu kekuatan-
kekuatan tadi berusaha saling kalah salah satu sistem pada antara mereka, sistem yang
kerap menjadi target artinya sistem yang berkaitan menggunakan keuangan. Oleh sebab
itu hal ini sejalan dengan pendapat Castells bahwa, sistem keuangan global adalah
komponen penting pada global jaringan yang luar biasa.

KESIMPULAN

Sebagai negara kepulauan terbesar di global, Indonesia mempunyai posisi strategis


pada kawasan Asia Tenggara dan memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan
ekonomi serta politik pada daerah tersebut. Geopolitik juga menjadi ilmu yang
menyampaikan wawasan objektif akan posisi kita menjadi suatu bangsa yang hayati
berdampingan serta saling berinteraksi dengan negara lain pada pergaulan global. Pada
era ini ada dua pengertian ‘baru’ terhadap geopolitik yakni geopolitik menjadi sebuah
diskursus dan geopolitik sebagai sebuah hal yang simpel. Hal ini kemudian berkaitan erat
12 Last name Author-1, Last name Author-2 & Last name Author-3, Title Title Title Title

dengan pola geopolitik di era perang dingin yang sangat kental akan aroma persaingan
diantara dua negara superpower yang lalu tidak lagi mengandalkan pengaplikasian hard
power saja, melainkan melalui aplikasi soft power yang kemudian sebagai sebuah sudut
pandang geopolitik baru yakni dengan penyebaran pengaruh melalui ideologi masing-
masing guna mensugesti persepsi aktor lain. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu
memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan yang ada untuk memperkuat posisinya
di kawasan dan dunia internasional pada era globalisasi ini.
Menggunakan istilah lain, kebutuhan Indonesia akan antisipasi terhadap dinamika
geopolitik sudah lebih luas dari lingkup kesatuan antara manusia Indonesia dengan
tempat atau Tanah Air ke arah antisipasi bangsa Indonesia dengan kondisi geografis
wilayah Tanah Airnya terhadap hal-hal yang berkaitan berita-berita transnasional,
lingkungan hayati dan revolusi Industri ke-4. Pembangunan geopolitik Indonesia sudah
dimulai oleh para pendiri bangsa melalui ikrar sumpah pemuda, satu nusa yang berarti
keutuhan wilayah nusantara, satu bangsa yang yaitu landasan kebangsaan Indonesia, satu
Bahasa yang artinya faktor pemersatu semua daerah nusantara bersama isinya. Konsepsi
geopolitik spesial Indonesia itu lalu dirumuskan menjadi acuan dasar yg diberi nama
Wawasan Nusantara. Perkembangan Geopolitik pada Indonesia juga ditentukan adanya
Globalisasi serta kemajuan teknologi yang penyebab wilayah suatu Negara terutama
Negara Indonesia sebagai semakin tak berbentuk dan kurang sempurna sebagai akibatnya
bisa dengan mudah ditembus oleh para pelaku atau aktor internasional.
Selanjutnya munculah 3 masalah besar, yaitu: Gerakan separatis politik serta
bersenjata yang kini menunjuk pada upaya-upaya diri berasa dari NKRI yakni, gerakan
separatis bersenjata pada Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah tri buat
mengakui dan bergabung balik pada NKRI), grup separatis politik (KSP) dan grup
separatis bersenjata (KSB/TPN) yang berinduk dibawah OPM diPapua, dan upaya
pembentukan pulang Republik Maluku Selatan (RMS) melalui pembentukan organisasi
RMS gaya baru yakni forum Kedaulatan Maluku (FKM).Hal tersebut tentu saja akan
mengancam keutuhan wilayah geografis serta persatuan NKRI sendiri. Tantangan serta
peluang yang menghadapi Indonesia dalam berbagai geopolitiknya pada era globalisasi.
Pippa Malmgren seseorang ahli geopolitik kontemporer dalam bukunya Geopolitik untuk
Investor, menyebutkan bahwa pada persaingan internasional masing-masing grup yang
berebut pengaruh pasti berusaha saling bangun sistem yang sesuai dengan kepentingan
FOKUS Volume X, No. X, XXXXX 20xx 13

mereka, geopolitik menurutnya akan semakin terlihat kentara pengaruhnya yaitu waktu
kekuatan-kekuatan tadi berusaha saling kalah salah satu sistem pada antara mereka,
sistem yang kerap menjadi target artinya sistem yang berkaitan menggunakan keuangan.

REFERENSI

Anggoro, K. (2006). Geopolitik, Pengendalian Ruang Laga, dan Strategi Pertahanan


Indonesia. Perspektif Baru Keamanan Nasional. Jakarta: Centre for Strategic and
International Studies, Pp. 61Á79
Hendrajit; Pranoto M Arief. (2015). Kenali Takdir Geopolitik Indonesia dan Aneka Corak
Perang Asimetris Aktual. In Majalah Aktual Edisi 37.
Hidayat, M. I. (1983). Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya dengan
Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya: Usaha Nasional.
Hj. Sri Hayati, DR.M.Pd & Ahmad Yani, Drs, M.Si, 2007 “Geografi Politik” Penerbit
PT.Refika Aditama Bandung
Pippa Malmgren, Geopolitics for Investors, (New York: CFA Institute Research
Foundation, 2015).
Storey, I. (2006). China’s Malacca Dilemma. China Brief, 6(8).
Sunardi, RM. 2004. Geopolitik dan Geostrategi Indonesia: Pembinaan Ketahanan
Nasional. Jakarta: PT Kuarternita Adidharma.
Sunarso, dkk. 2006, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
UNYPress
Suradinata, E. (2001b). Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama
Tuathail, Gearoid O. & Agnew, John. 1992. “Geopolitics and Discourse: Practical
Geopolitical

Anda mungkin juga menyukai