Laporan Biokim 1
Laporan Biokim 1
mencakup atau bersinggungan dengan sebagian bahasan dalam biologi sel dan
biologi molekuler.
Praktikum biokimia perairan ini bertujuan untuk mengetahui serta
membuktikan adanya proses metabolisme yang terjadi pada makhluk hidup,
khususnya yang berhabitat di perairan. Melalui praktikum ini kita dapat
mengatuhi proses ketercernaan karbohidrat, protein, serta lemak dalam tubuh
makhluk hidup perairan.
Dengan diketahuinya alat dan bahan praktikum kita dapat mengetahui cara
penyimpanannya dan cara penanganannya sesuai dengan SOP dan MSDS nya.
Apabila kita telah mengetahui nya dengan benar tentunya kita dapat menjalankan
praktikum tanpa adanya kesalahan pada alat dan bahan.
METODOLOGI
Kegiatan praktikumini dilaksanakan pada hari senin tanggal 10 Oktober
2016, pada pukul 10.00-12.00 WIB. Bertempat di laboratorium Fisiologi Hewan
Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah
spektrofotometri, inkubator, lemari pendingin, waterbath, hot plate, beaker glass
(piala gelas), labu erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi dan cawan
petri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan alat dengan metode analisa yang didasarkan
pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau
kisi
difrasi
dengan
detector
Fototube.
Keuntungan
penggunaan
Prinsip kerjanya adalah dengan cara menghasilkan sinar yang berasal dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu yang mana gelombang dari sinar
putih dapat lebih terseleksi dan hal tersebut diperoleh melalui alat pengurai seperti
prisma, gratting, atau celah optis.
Prosedur dan SOP spektrofotometri adalah dengan cara memasukan suatu
cairan ataupun laruta yang hendak akan diuji kedalam salah satu bagian pada
spektrofotometer yang biasa
disebut dengan
Gambar 1 :Spektrofotometri
(sumber : Dokumen pribadi)
Inkubator
Inkubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan
keadaan temperatur tertentu. Prinsip Kerja dari Inkubator ini menggunakan
Hukum Ketiga Termodinamika : membayangkan kesempurnaan Hukum ketiga
termodinamika menyatakan bahwa suatu kristal sempurna pada nol mutlak
mempunyai keteraturan sempurna, jadi entropinya adalah nol. Pada temperatur
lain selain nol mutlak, terdapat kekacau-balauan yang disebabkan oleh eksitasi
termal (Keenan, et.all., 1999:496)
Prosedur kerjanya dan SOP inkubator adalah pertama menghubungkan
stop kontak dengan sumber tenaga, lalu menyalakan alat dengan menekan tombol
ON. Selanjutnya set waktu dan suhu sesuai kebutuhan inkubasi (untuk
pertumbuhan bakteri suhu optimal 37C).Masukkan media yang berisi bakteri.
Lali di inkubasi sampai waktu yang ditentukan. Terakhir matikan alat dengan
menekan tombol OFF hingga tombol tertekan masuk untuk proteksi terhadap
kerusakan.
Gambar 2 : Inkubator
(sumber : Dokumen pribadi)
Lemari Pendingin
Lemari pendingin merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencegah
terjadinya pembusukan atau juga mencegah terjadinya denaturasi pada enzim.
Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan enzim agar enzim tidak
mengalami denaturasi, dan juga bisa digunakan sebagai alat penyimpanan
makanan sehingga mencegah terjadinya proses pembusukan. Prinsip kerja dari
lemari pendingin adalah dengan menggunakan suhu yang dingn, hal ini
berhubungan dengan hukum carnot, pendinginan ini dimaksudkan agar tidak
terjadi pembusukan makanan, sebab suhu dingin dapat menghambat laju
pertumbuhan mikroba pembusuk.
Prosedur kerja dan SOP dari lemari pendingin adalah dengan cara
mmasukan zat, baik berupa enzim ataupun zat lainnya kedalam lemari tersebut.
Biasanya suhu dibawah 0o C diatur pada lemari tersebut, kemudian kerjanya
tersebut adalah menghambat kerja bakteri pembusuk dan juga mencegahterjadinya
denaturasi pada enzim.
Gambar 5 : Waterbath
(sumber : Dokumentasi pribadi)
Hot Plate
Hot Plate adalah mandiri meja portabel alat kecil yang memiliki satu, dua
atau lebih pembakar gas atau listrik elemen pemanas .Sebuah piring panas dapat
digunakan sebagai alat sendiri berdiri, tetapi sering digunakan sebagai pengganti
salah satu pembakar dari oven jangkauan atau atas masak dari kompor .Hot piring
sering digunakan untuk persiapan makanan, umumnya di lokasi di mana dapur
penuh kompor tidak akan nyaman atau praktis, karena piring panas dengan mudah
dipindahkan
dari
satu
lokasi
ke
lokasi
lain.
Digunakan
juga
untuk
menghomogenkan suatu campuran dari dua atau lebih larutan zat, sehingga dapat
tercampur dan bersifat homogen. Hot Plate Digunakan untuk menghomogenkan
suatu campuran dari dua atau lebih larutan zat, sehingga dapat tercampur dan
bersifat homogen. Cara menghomogenkannya adalah menggunakan pirngan yang
disimpan diatas pemanas dan diatur pada suhu tinggi, kemudian di aduk
menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan magnetik.
Prinsip kerja hot plate ialah menghomogenkan suatu larutan dengan
bantuan batang pengaduk magnetik. Sedangkan proses pengadukan tersebut
dipengaruhi pula oleh viskositas si larutan yang akan di aduk. Semakin encer
suatu cairan, akan memberikan gaya gesek yang semakin kecil, dan sebaliknya
semakin kental cairan, maka akan memberikan gaya gesek yang semakin besar
pula. Selain itu juga terdapat pengertian konsistensi yang hamper sama dengan
viskositas. Bila viskositas diterapkan pada bahan cair, maka konsistensi
diterapkan pada bahan semi solid seperti saos tomat, gelatin, jam dan jelly.
Prosedur dan SOP dari hot plate adalah dengan menyetel hot plate lalu
menyimpan zat berupa larutan diatas Piringan, Kemudian disimpan diatas hot
plate lalu dipasang berdasarkan suhu dalam literatur, dan aduk menggunakan
pelat. Pada sebagian hot plate, pengadukan dapat dilakukan secara otomatis, atau
bisa juga digunakan secara manual. Hal yang harus diperhatikan adalah pada saat
pengaturan suhu tidak boleh terlalu, sebab akan hal tersebut dapat menyebabkan
kecelakaan kerja. Pengaturan suhu harus disesuaikan jenis zat yang akan
dihomogenkan.
Beaker Glass
Beaker glass merupakan gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 C (pyrex). Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Memiliki fungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi , menampung zat kimia, memanaskan cairan, media
pemanasan cairan.
Prinsip kerja beaker glass tidak dipakai untuk mengukur volume larutan,
hanya digunakan sebagai media penyimpanan untuk suatu larutan. Prosedur kerja
dan SOP dari beaker glass adalah setelah beaker glass dibersihkan dari sisa-sisa
cairan, barulah beaker glass bisa digunakan kembali untuk menyimpan larutan
lainnya.
Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL-2 L. Memiliki fungsi
untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan,
menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
Prinsip kerja dari labu Erlenmeyer adalah sebagai tempat titrasi larutan
disertai dengan keterangan volume untuk memudahkan agar praktikan dapat
mengetahui berapa volume larutan yang di titrasi. Prosedur penggunaan dan SOP
dari labu Erlenmeyer adalah dengan cara menuangkan kedalamnya larutan yang
akan dititrasi, lalu dengan gelasnya yang bening, kita dapat mengamati .
Gambar 8 : Labu Erlenmeyer
(sumber : Dokumen pribadi)
Pipet Tetes
Merupakan alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas. Jenisnya ada beberapa, diantaranya pipet seukuran yang digunakan
untuk mengambil cairan dalam jumlah
tertentu
secara
tepat,
bagian
tengahnya menggelembung. Pipet berukuran yang berupa pipa kurus dengan skala
di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan
dengan volume tertentu secara tepat. Pipet tetes yang berupa pipa kecil terbuat
dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya
ditutupi karet. Berguna mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Pipet mikro
adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1000 l . Prinsip kerja pipet adalah sebagai media untuk
memindahkan carian tertentu pada skala volume tertentu ke tempat lain. Prosedur
kerja dan SOPnya yaitu dengan memasukkan ujung pipet ke dalam wadah yang
berisi cairan kemudian menekan kembali untuk mengeluarkan cairan yang
terdapat di dalam pipet pada wadah yang ada (Taiyeb 2001).
Alat ini digunakan sebagai wadah utk penyelidikan tropi dan juga utk
mengkultur bakteri, khamir, spora,atau biji-bijian. Selain itu sebagai wadah
menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.
Prinsip kerja dari petridish atau cawan petri adalah dengan meletakkan
objek didalam cawan yang kemudian ditutup dengan penutup (bisa juga tidak
ditutup). Cara kerja dan SOPnya hampir mirip dengan prinsipnya yakni dengan
meletakan objek pada cawan. Hanya apabila cawan digunakan untuk kultur
bakteri, maka cawan hanya bisa dipakai satu kali.
Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, kerusakan
pencernaan, dan menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Maka apabila
terjadi kesalahan pemakaian dianjurkan untuk melakukan pertolongan pertama
yaitu, apabila terkena mata dan kulit untuk segera di cuci dengan air bersih selama
15 menit. Apabila tertelan jangan biarkan untuk muntah namun dianjurkan untuk
meminum air dengan jumlah banyak, dan apabila terhirup dianjurkan untuk
memberikan oksigen jika sulit bernafas dan memberikan pernafasan buatan jika
pernafasan berhenti.
Akuades (H2O)
Aquades adalah air hasil destilasi / penyulingan sama dengan air murni
atau H2O, kerena H2O hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral
adalah pelarut yang universal. Oleh karena itu air dengan mudah menyerap atau
melarutkan berbagai partikel yang ditemuinya dan dengan mudah menjadi
tercemar. Dalam siklusnya di dalam tanah, air terus bertemu dan melarutkan
berbagai mineral anorganik, logam berat dan mikroorganisme. Akuades tidak
menyebabkan korosif pada kulit dan juga tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Oleh karena itu, akuades aman untuk digunakan. Akuades memiliki pH 7 yaitu pH
netral dan titik didihnya adalah 100
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang
didapat
adalah
dengan
melakukan
praktikum
Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum ini kita dapat mengerti dasar-dasar dari
praktikum biokimia perairan ini. Kita juga dapat mengetahui peralatan dan bahan
yang dibutuhkan. Dengan dilakukannya praktikum ini kita dapat mengetahui
prinsip dan cara kerja alat-alat yang digunakan saat praktikum sesuai dengan
SOPnya dan juga mengetahui sifat bahaya dan cara penanggulangan dari bahanbahan kimia yang digunakan saat praktikum. Oleh karena itu, agar meminimalisir
kesalahan saat praktikum maka diharapkan praktikan dapat mengoperasikan alat
dan bahan praktikum secara baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, Ernawati. 2012. Biokimia Dasar. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
Widhy, P. 2009. Alat dan Bahan Kimia di Laboratorium IPA. Yogyakarta: UNY.
Rochima, Emma dkk. 2013. Modul Praktikum Biokimia. Jatinangor: tidak
diterbitkan.
Widyasari, Ayuh Pangudi. 2015. MSDS Asam Asetat
(http://documents.tips/documents/msds-asam-asetat.html) diakses pada
tanggal 15 Oktober 2016.
Muawanah, Afini. 2012. MSDS Amonium Hidroksida
(https://www.scribd.com/doc/86451392/MSDS-Amonium-Hidroksida)
diakses pada tanggal 15 Oktober 2016.
Admin. 2009. MSDS HCl NaOH H2SO4 HNO3 H2O2 pdf
(http://www.itokindo.org/?page_id=3168) diakses pada tanggal 11 Oktober
2016.