Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

Nabilah Muthiah, 230110150147


Perikanan B, Kelompok 13
ABSTRAK
Pembahasan praktikum biokimia kali ini mengenai pengenalan alat dan bahan
praktikum yang dilaksanakan di dalam laboratorium FHA, FPIK UNPAD.
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan macam-macam alat dan bahan yang
akan digunakan pada praktikum biokimia perairan. Praktikum kali ini diharapkan
praktikan dapat mengerti dan bisa mendeskripsikan prinsip kerja, fungsi, serta
cara kerja peralatan praktikum. Beberapa alat yang dijelaskan antara lain adalah,
Spektrofotometri; Inkubator; Hot plate; dan lain-lain. Bahan yang dijelaskan
antara lain adalah, NaCl; Akuades; dan lain-lain. Hasil dari praktikum kali ini
adalah praktikan dapat mengoperasikan alat-alat beserta bahan praktikum dengan
baik dan benar, agar tidak terjadi kesalahan selama terlaksananya praktikum.
Kata kunci : Praktikum, Biokimia, Alat, Bahan, Tujuan, Prinsip, Fungsi, Cara
ABSTRACT
The subject of biochemistrys practicum at this time is about introduction of
practicums tools and materials which are held at laboratory of FHA, FPIK
UNPAD. This practicum aims to explain a wide variety of tools and materials that
will often be used on biochemistrys practicum. The activities carried out so the
practitioner can explain about working principle, function, and also the tools
working method. The variety of practicum tools are, Spectrophotometry;
Incubator; Hot Plate; and many more. The materials are, NaCl; Aquades; and
many more.The output of this practicum are, as a practitioner can operate lab
tools and lab materials properly, to avoid mistakes during the practicum.
Keyword : Practicum, Biochemistry, Tools, Materials, Aims, Principle, Function,
Method
PENDAHULUAN
Biokimia, berasal dari dua kata, yaitu bio (artinya kehidupan) dan kimia.
Biokimia dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang dasar-dasar kimia
dari kehidupan. Biokimia juga dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas
tentang zat-zat kimia penyusun tubuh makhluk hidup, serta reaksi-reaksi dan
proses kimia, yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi dan proses
kimia yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup atau didalam sel, kita
namakan metabolisme. Dengan definisi ini dapat dipahami bahwa biokimia

mencakup atau bersinggungan dengan sebagian bahasan dalam biologi sel dan
biologi molekuler.
Praktikum biokimia perairan ini bertujuan untuk mengetahui serta
membuktikan adanya proses metabolisme yang terjadi pada makhluk hidup,
khususnya yang berhabitat di perairan. Melalui praktikum ini kita dapat
mengatuhi proses ketercernaan karbohidrat, protein, serta lemak dalam tubuh
makhluk hidup perairan.
Dengan diketahuinya alat dan bahan praktikum kita dapat mengetahui cara
penyimpanannya dan cara penanganannya sesuai dengan SOP dan MSDS nya.
Apabila kita telah mengetahui nya dengan benar tentunya kita dapat menjalankan
praktikum tanpa adanya kesalahan pada alat dan bahan.
METODOLOGI
Kegiatan praktikumini dilaksanakan pada hari senin tanggal 10 Oktober
2016, pada pukul 10.00-12.00 WIB. Bertempat di laboratorium Fisiologi Hewan
Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah
spektrofotometri, inkubator, lemari pendingin, waterbath, hot plate, beaker glass
(piala gelas), labu erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi dan cawan
petri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan alat dengan metode analisa yang didasarkan
pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau

kisi

difrasi

dengan

detector

Fototube.

Keuntungan

penggunaan

spektrofotometri untuk pengujian kuantitatif diantaranya dapat digunakan secara


luas, memiliki kepekaan yang tinggi, keselektifannya cukup baik, dan tingkat
ketelitiannya tinggi.

Prinsip kerjanya adalah dengan cara menghasilkan sinar yang berasal dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu yang mana gelombang dari sinar
putih dapat lebih terseleksi dan hal tersebut diperoleh melalui alat pengurai seperti
prisma, gratting, atau celah optis.
Prosedur dan SOP spektrofotometri adalah dengan cara memasukan suatu
cairan ataupun laruta yang hendak akan diuji kedalam salah satu bagian pada
spektrofotometer yang biasa

disebut dengan

autoklap. Sebelum mulai

mengabsorpsi, spektrofotometer dikalibrasikan terlebih dahulu lalu setelahnya


atur alat sesuai dengan panjang gelombang yang diterima.

Gambar 1 :Spektrofotometri
(sumber : Dokumen pribadi)
Inkubator
Inkubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan
keadaan temperatur tertentu. Prinsip Kerja dari Inkubator ini menggunakan
Hukum Ketiga Termodinamika : membayangkan kesempurnaan Hukum ketiga
termodinamika menyatakan bahwa suatu kristal sempurna pada nol mutlak
mempunyai keteraturan sempurna, jadi entropinya adalah nol. Pada temperatur
lain selain nol mutlak, terdapat kekacau-balauan yang disebabkan oleh eksitasi
termal (Keenan, et.all., 1999:496)
Prosedur kerjanya dan SOP inkubator adalah pertama menghubungkan
stop kontak dengan sumber tenaga, lalu menyalakan alat dengan menekan tombol
ON. Selanjutnya set waktu dan suhu sesuai kebutuhan inkubasi (untuk
pertumbuhan bakteri suhu optimal 37C).Masukkan media yang berisi bakteri.

Lali di inkubasi sampai waktu yang ditentukan. Terakhir matikan alat dengan
menekan tombol OFF hingga tombol tertekan masuk untuk proteksi terhadap
kerusakan.

Gambar 2 : Inkubator
(sumber : Dokumen pribadi)
Lemari Pendingin
Lemari pendingin merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencegah
terjadinya pembusukan atau juga mencegah terjadinya denaturasi pada enzim.
Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan enzim agar enzim tidak
mengalami denaturasi, dan juga bisa digunakan sebagai alat penyimpanan
makanan sehingga mencegah terjadinya proses pembusukan. Prinsip kerja dari
lemari pendingin adalah dengan menggunakan suhu yang dingn, hal ini
berhubungan dengan hukum carnot, pendinginan ini dimaksudkan agar tidak
terjadi pembusukan makanan, sebab suhu dingin dapat menghambat laju
pertumbuhan mikroba pembusuk.
Prosedur kerja dan SOP dari lemari pendingin adalah dengan cara
mmasukan zat, baik berupa enzim ataupun zat lainnya kedalam lemari tersebut.
Biasanya suhu dibawah 0o C diatur pada lemari tersebut, kemudian kerjanya
tersebut adalah menghambat kerja bakteri pembusuk dan juga mencegahterjadinya
denaturasi pada enzim.

Gambar 3 : Lemari Pendingin


(sumber : http://www.lammoro.com)
Waterbath
Waterbath merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi keguna an mirip
seperti incubator, yaitu menjaga suatu objek agar stabil pada suhu yang
ditentukan. Prinsip kerja water bath, waterbath mempunyai kisaran temperature
10 C sampai 95 C . Keunggulan waterbath dibanding inkubator yaitu
waterbath lebih cepat mencapai temperatur yang diinginkan serta tidak cepat
kehilangan panas dikarenakan waterbath mempergunakan air dalam distribusi
suhu. Selain elemen pemanas beberapa tipe juga dilengkapi dengan pencipta arus
untuk menjaga suhu tetap seragam.
Prosedur kerja dan SOP dari waterbath adalah dengan menggeser tombol
on pada alat, lalu mengatur skala suhu yang dinginkan maka waterbath sudah bisa
digunakan.

Gambar 5 : Waterbath
(sumber : Dokumentasi pribadi)

Hot Plate
Hot Plate adalah mandiri meja portabel alat kecil yang memiliki satu, dua
atau lebih pembakar gas atau listrik elemen pemanas .Sebuah piring panas dapat
digunakan sebagai alat sendiri berdiri, tetapi sering digunakan sebagai pengganti
salah satu pembakar dari oven jangkauan atau atas masak dari kompor .Hot piring
sering digunakan untuk persiapan makanan, umumnya di lokasi di mana dapur
penuh kompor tidak akan nyaman atau praktis, karena piring panas dengan mudah
dipindahkan

dari

satu

lokasi

ke

lokasi

lain.

Digunakan

juga

untuk

menghomogenkan suatu campuran dari dua atau lebih larutan zat, sehingga dapat
tercampur dan bersifat homogen. Hot Plate Digunakan untuk menghomogenkan
suatu campuran dari dua atau lebih larutan zat, sehingga dapat tercampur dan
bersifat homogen. Cara menghomogenkannya adalah menggunakan pirngan yang
disimpan diatas pemanas dan diatur pada suhu tinggi, kemudian di aduk
menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan magnetik.
Prinsip kerja hot plate ialah menghomogenkan suatu larutan dengan
bantuan batang pengaduk magnetik. Sedangkan proses pengadukan tersebut
dipengaruhi pula oleh viskositas si larutan yang akan di aduk. Semakin encer
suatu cairan, akan memberikan gaya gesek yang semakin kecil, dan sebaliknya
semakin kental cairan, maka akan memberikan gaya gesek yang semakin besar
pula. Selain itu juga terdapat pengertian konsistensi yang hamper sama dengan
viskositas. Bila viskositas diterapkan pada bahan cair, maka konsistensi
diterapkan pada bahan semi solid seperti saos tomat, gelatin, jam dan jelly.
Prosedur dan SOP dari hot plate adalah dengan menyetel hot plate lalu
menyimpan zat berupa larutan diatas Piringan, Kemudian disimpan diatas hot
plate lalu dipasang berdasarkan suhu dalam literatur, dan aduk menggunakan
pelat. Pada sebagian hot plate, pengadukan dapat dilakukan secara otomatis, atau
bisa juga digunakan secara manual. Hal yang harus diperhatikan adalah pada saat
pengaturan suhu tidak boleh terlalu, sebab akan hal tersebut dapat menyebabkan
kecelakaan kerja. Pengaturan suhu harus disesuaikan jenis zat yang akan
dihomogenkan.

Gambar 6 : Hot plate


(sumber : https://www.laboratory-equipment.com)

Beaker Glass
Beaker glass merupakan gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 C (pyrex). Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Memiliki fungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi , menampung zat kimia, memanaskan cairan, media
pemanasan cairan.
Prinsip kerja beaker glass tidak dipakai untuk mengukur volume larutan,
hanya digunakan sebagai media penyimpanan untuk suatu larutan. Prosedur kerja
dan SOP dari beaker glass adalah setelah beaker glass dibersihkan dari sisa-sisa
cairan, barulah beaker glass bisa digunakan kembali untuk menyimpan larutan
lainnya.

Gambar 7 : Beaker glass


(sumber : Dokumen pribadi)

Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL-2 L. Memiliki fungsi
untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan,
menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
Prinsip kerja dari labu Erlenmeyer adalah sebagai tempat titrasi larutan
disertai dengan keterangan volume untuk memudahkan agar praktikan dapat

mengetahui berapa volume larutan yang di titrasi. Prosedur penggunaan dan SOP
dari labu Erlenmeyer adalah dengan cara menuangkan kedalamnya larutan yang
akan dititrasi, lalu dengan gelasnya yang bening, kita dapat mengamati .
Gambar 8 : Labu Erlenmeyer
(sumber : Dokumen pribadi)
Pipet Tetes
Merupakan alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas. Jenisnya ada beberapa, diantaranya pipet seukuran yang digunakan
untuk mengambil cairan dalam jumlah

tertentu

secara

tepat,

bagian

tengahnya menggelembung. Pipet berukuran yang berupa pipa kurus dengan skala
di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan
dengan volume tertentu secara tepat. Pipet tetes yang berupa pipa kecil terbuat
dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya
ditutupi karet. Berguna mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Pipet mikro

adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1000 l . Prinsip kerja pipet adalah sebagai media untuk
memindahkan carian tertentu pada skala volume tertentu ke tempat lain. Prosedur
kerja dan SOPnya yaitu dengan memasukkan ujung pipet ke dalam wadah yang
berisi cairan kemudian menekan kembali untuk mengeluarkan cairan yang
terdapat di dalam pipet pada wadah yang ada (Taiyeb 2001).

Gambar 9 : Pipet tetes


(sumber : https://www.pricepedia.org)
Gelas Ukur
Merupakan gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai
2 L. Jenis gelas ukur ada yang tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan
panas Fungsinya untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. (Purwanti 2008)
Prinsip kerja dari gelas ukur adalah mengukur cairan secara tidak teliti dan
tidak masuk dalam perhitungan. Prosedur Kerja dan SOP dari gelas ukur yakni
dengan memasuka suatu cairan yang hendak kita takar sesuai dengan angka yang
tertera dalam gelas ukur.

Gambar 10 : Gelas ukur


(sumber : Dokumen pribadi)
Tabung Reaksi
Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Fungsinya sebagai tempat
untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.
Memiliki prinsip kerja sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume yang
tidak diketahui dikarenakan tidak dilengkapi skala.
Cara kerja dan SOPnya adalah tabung reaksi setelah dibersihkan,
dimasukan zat atau cairan, lalu disandarkan kembali pada rak tabung.

Gambar 11 : Tabung reaksi


(sumber : https://www.tokopedia.com)
Cawan Petri

Alat ini digunakan sebagai wadah utk penyelidikan tropi dan juga utk
mengkultur bakteri, khamir, spora,atau biji-bijian. Selain itu sebagai wadah
menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.
Prinsip kerja dari petridish atau cawan petri adalah dengan meletakkan
objek didalam cawan yang kemudian ditutup dengan penutup (bisa juga tidak
ditutup). Cara kerja dan SOPnya hampir mirip dengan prinsipnya yakni dengan
meletakan objek pada cawan. Hanya apabila cawan digunakan untuk kultur
bakteri, maka cawan hanya bisa dipakai satu kali.

Gambar 12 : Cawan petri


(sumber : Dokumen pribadi)
Natrium Hidroksida (NaOH)
Bahan kimia ini bersifat korosif dan memiliki titik leleh 318,4C dan titik
didih 1390C. Bahan kimia ini larut dalam air, alkohol. Kelarutannya dalam air
adalah 42 g/100mL (0C). Adapun bahaya dari NaOH adalah dapat menyebabkan
iritasi mata, luka bakar, radang saluran pernafasan dan radang paru-paru. NaOH
tidak mudah terbakar namun dapat bereaksi dengan asam kuat dan air. Tempat
penyimpanan yang paling aman untuk bahan kimia ini adalah tempat yang sejuk,
kering, berventilasi baik dan tertutup rapat. Pada saat melakukan praktikum
menggunakan larutan NaOH disarankan untuk memakai sarung tangan, kacamata,
perisai muka, pakaian pelindung dan juga proteksi pernafasan yang telah disetujui
oleh NIOSH/MSHA. Pertolongan pertama apabila terhirup larutan NaOH adalah
untuk segera menghirup udara segar dan berikan pernafasan buatan atau oksigen
dan apabila terkena mata dan kulit segera cuci dengan air bersih minimal 15
menit.

Asam Sulfat (H2SO4)


Bahaya dari asam sulfat (H2SO4) adalah dapat menyebabkan iritasi,
merusak jaringan tubuh dan bisa menyebabkan kanker. Asam sulfat memiliki
tekanan uap 1 mmHg @ 145,8C. Tempat penyimpanan yang paling aman adalah
di tempat dingin, kering, dan berventilasi baik. Apabila terjadi tumpahan maka
segera serap tumpahan dengan lap basah, lalu letakkan dalam tempat sampah
kimia yang sudah disediakan atau bisa dinetralkan dahulu dengan basa lemah.
Sebelum melakukan praktikum menggunakan bahan kimia ini, praktikan
diharapkan memakai googles, perisai muka, dan pakaian pelindung agar
terlindungi. Pertolongan pertama apabila terkena mata dan kulit adalah untuk
mencuci dengan air bersih selama 15 menit sedangkan apabila terhirup berikan
pernafasan buatan atau oksigen, dan apabila tertelan segera beri minum susu atau
air mineral.
Amonium Hidroksida (NH4OH)
Amonium Hidroksida memiliki sifat beracun, korosif, dan fatal apabila
tertelan atau terhirup. Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernafasan apabila terhirup. Paparan berulang juga dapat menyebabkan kerusakan
pada jaringan membran mukosa, saluran pernafasan atas, mata dan kulit.
Pertolongan pertama apabila terhirup adalah dengan memberikan pernafasan
buatan jika tidak bernafas dan berikan oksigen jika sulit bernafas. Apabila tertelan,
jangan biarkan untuk muntah namun berikan sejumlah besar air dan jangan
memberikan apapun pada orang yang tidak sadar. Jika berkontak langsung dengan
mata dan kulit, cuci segera dengan air bersih selama minimal 15 menit. Bahan
kimia ini paling aman disimpan pada tempat yang sejuk dengan duhu dibawah
25C, kering dan berventilasi baik. Hindari dari sinar matahari langsung. Bahan
ini sangat beracun untuk kehidupan akuatik.
Asam Asetat (CH3COOH)
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah

Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, kerusakan
pencernaan, dan menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Maka apabila
terjadi kesalahan pemakaian dianjurkan untuk melakukan pertolongan pertama
yaitu, apabila terkena mata dan kulit untuk segera di cuci dengan air bersih selama
15 menit. Apabila tertelan jangan biarkan untuk muntah namun dianjurkan untuk
meminum air dengan jumlah banyak, dan apabila terhirup dianjurkan untuk
memberikan oksigen jika sulit bernafas dan memberikan pernafasan buatan jika
pernafasan berhenti.
Akuades (H2O)
Aquades adalah air hasil destilasi / penyulingan sama dengan air murni
atau H2O, kerena H2O hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral
adalah pelarut yang universal. Oleh karena itu air dengan mudah menyerap atau
melarutkan berbagai partikel yang ditemuinya dan dengan mudah menjadi
tercemar. Dalam siklusnya di dalam tanah, air terus bertemu dan melarutkan
berbagai mineral anorganik, logam berat dan mikroorganisme. Akuades tidak
menyebabkan korosif pada kulit dan juga tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Oleh karena itu, akuades aman untuk digunakan. Akuades memiliki pH 7 yaitu pH
netral dan titik didihnya adalah 100
KESIMPULAN
Kesimpulan

yang

didapat

adalah

dengan

melakukan

praktikum

Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum ini kita dapat mengerti dasar-dasar dari
praktikum biokimia perairan ini. Kita juga dapat mengetahui peralatan dan bahan
yang dibutuhkan. Dengan dilakukannya praktikum ini kita dapat mengetahui
prinsip dan cara kerja alat-alat yang digunakan saat praktikum sesuai dengan
SOPnya dan juga mengetahui sifat bahaya dan cara penanggulangan dari bahanbahan kimia yang digunakan saat praktikum. Oleh karena itu, agar meminimalisir
kesalahan saat praktikum maka diharapkan praktikan dapat mengoperasikan alat
dan bahan praktikum secara baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, Ernawati. 2012. Biokimia Dasar. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
Widhy, P. 2009. Alat dan Bahan Kimia di Laboratorium IPA. Yogyakarta: UNY.
Rochima, Emma dkk. 2013. Modul Praktikum Biokimia. Jatinangor: tidak
diterbitkan.
Widyasari, Ayuh Pangudi. 2015. MSDS Asam Asetat
(http://documents.tips/documents/msds-asam-asetat.html) diakses pada
tanggal 15 Oktober 2016.
Muawanah, Afini. 2012. MSDS Amonium Hidroksida
(https://www.scribd.com/doc/86451392/MSDS-Amonium-Hidroksida)
diakses pada tanggal 15 Oktober 2016.
Admin. 2009. MSDS HCl NaOH H2SO4 HNO3 H2O2 pdf
(http://www.itokindo.org/?page_id=3168) diakses pada tanggal 11 Oktober
2016.

Anda mungkin juga menyukai