Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN:

Percobaan kali ini bertujuan untuk membuat elektroda kerja dengan


sendirinya dan mampu menentukan keefektifan dari masing-masing elektroda
tersebut.
Untuk pembuatan elektroda sendiri dibagi menjadi 3 yaitu pembuatan
elektroda Cu-Hg, pembuatan elektroda Cu, dan pembuatan elektroda pasta
carbon. Untuk cara pembuatan elektroda Cu-Hg, elektrodaCu dan elektroda
pasta carbon adalah sebagai berikut: Kawat tembaga dipotong sepanjang 15
cm. untuk salah satu ujungnya dikelupas semua sepanjang 2 cm untuk
dihubungkan dengan alat voltametri dengan penjepit buaya. Untuk salah satu
ujungnya yang lain tidak perlu dikelupas karena untuk masing-masing
elektroda memiliki perlakuan yang berbeda-beda.
1. Untuk elektroda Cu-Hg ujung yang tidak dihubungkan dengan alat
voltametrinya diamplas hingga permukaanya rata. Setelah itu pelindung
kawat tembaganya dikelupas sepanjang 2 mm Kemudian diamplas dan
digosokkan kekain bludru. Lalu dicelupkan kedalam larutan Hg yang
jenuh. Larutan Hg jenuh ini dibuat dengan melarutkan Hg padat
secukupnya dalam air. Dimana dalam larutan Hg jenuh ini sendiri terjadi
kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padatan. Setelah di celupkan
kedalam larutan Hg jenuh ini kawat tembaga yang sebelumnya berwarna
merah kekuningan berubah menjadi putih(silver) mengkilap. Hal ini
terbentuknya amalgam dari Cu-Hg. Elektroda ini merupakan elektroda
yang lebih ramah lingkungan daripada metode tetes Hg(polarografi)
karena lebih menghemat pembuangan Hg yang tidak ramah lingkungan.
2. Untuk elektroda Cu ujung yang tidak disambungkan ke alat voltametri
cukup diamplas hingga rata kemudian digosokkan pada kain bludru untuk
menghilangkan sisa-sisa serbik hasil amplasan Cu tadi.

3. Untuk elektroda pasta carbon juga sama dengan cara di atas yaitu ujung
yang tidak disambungkan ke alat voltametri cukup diamplas hingga rata
kemudian digosokkan pada kain bludru untuk menghilangkan sisa-sisa
serbik hasil amplasan Cu tadi. Kemudian kawat tembaga yang telah di
amplas tadi sedikit dimasukkan sedalam 2mm kedalam pelindungnya
sehingga ada sedikit ruang untuk meletakkan pasta carbon. Pasta
carbonnya sendiri dibuat dengan cara mencampurkan carbon aktif dengan
minyak parafin dengan perbandingan 2:1.
Fungsi dari minyak paraffin ini sendiri adalah sebagai perekat agar carbon
aktif tidak berhamburan ke larutan yang akan di analisis. Carbon aktif
digunakan karena carbon aktif memiliki sifat mengadsorbsi sehingga
mampu mengikat zat yang akan di analisis.
Dari ketiga elektroda tersebut kemudian disambungkan ke alat voltametri dan
diujikan kedalam larutan K4Fe(CN)6 dengan variasi konsentrasi 10-3 M, 2x10-3 M,
3x10-3 M, 4x10-3 M, dan 5x10-3 M.
. Dari analisis akan diperolek grafik sebagai berikut:
Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa dengan elektroda Cu-Hg pada
rentang potensial -1 volt hingga 1 volt, semakin besar konsentrasi K4Fe(CN)6 semakin
besar pula arus yang diberikanhal ini dapat telihat dengan semakin tingginya puncak
seiring dengan meningkatnya konsentrasi larutan.

Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa dengan elektroda pasta carbon pada rentang
potensial 0 volt hingga 1 volt, semakin besar konsentrasi K 4Fe(CN)6 semakin besar
pula arus yang diberikanhal ini dapat telihat dengan semakin tingginya puncak seiring
dengan meningkatnya konsentrasi larutan.

Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa dengan elektroda Cu pada rentang potensial
0 volt hingga 1 volt, arus yang dihasilkan tidak konsisten. Hal ini dapat dilihat dari
grafik bahwa pada konsentrasi 1x10-3 M; 2x10-3 M; dan 3x10-3 M puncak grafik
semakin tinggi dengan meningkatnya konsentrasi. Namun, pada konsentrasi 4x10 -3 M
dan 5x10-3 M terjadi penurunan puncak arus. Bahkan pada konsentrasi larutan 4x10 -3
M dan 5x10-3 M puncaknya lebih rendah daripada puncak pada konsentrasi 1x10 -3 M.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Pada saat pengamplasan permukaan elektrodanya tidak rata atupun hasil
amplasnya miring sehingga permukaan yang kontak dengan larutan .
2.

Larutan 4x10-3 M dan 5x10-3 M yang digunakan telah mengalami oksidasi


dan karena penyimpanan yang terlalu lama.

Untuk menentukan keefektifan elektroda yang telah dibuat dapat ditentukan


dengan cara membuat kurva atau grafik antara konsentrasi dengan arus tertinggi yang
di hasilkan pada saat analisis. Elektroda yang mampu menghantarkan arus paling
besar pada setiap konsentrasilah yang memiliki keefektifan paling besar. Jika di lihat
dari grafik elektroda amalagam Cu-Hg maka di dapat puncak kuat arus pada setiap
konsentrasi sebagai berikut:
Konsentrasi (M)
1 x 10-3
2 x 10-3
3 x 10-3
4 x 10-3
5 x 10-3

Voltase
0.000125
0.000193
0.000405
0.000656
0.001005

Jika di lihat dari grafik elektroda pasta carbon maka di dapat puncak kuat arus
pada setiap konsentrasi sebagai berikut:

Konsentrasi (ppm)
1 x 10-3
2 x 10-3
3 x 10-3
4 x 10-3
5 x 10-3

Voltase
9.17E-05
0.000108
0.000164
0.000229
0.000306

Jika di lihat dari grafik elektroda pasta carbon maka di dapat puncak kuat arus
pada setiap konsentrasi sebagai berikut:
Konsentrasi (ppm)
1 x 10-3
2 x 10-3
3 x 10-3
4 x 10-3
5 x 10-3

Voltase
2.38E-06
4.52E-06
6.06E-06
2.14E-06
2.02E-06

sehingga jika dari table tersebut digambarkan dalam bentuk grafik akan
menghasilkan kurva seperti berikut:

kurva linearitas konsentrasi Vs arus


0
0
0
ARus

0
0
0
0
0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

5.5

konsentrasi
Cu-Hg

pasta carbon

Cu

dapat disimpulkan bahwa elektroda Cu-Hg memiliki keefektifan paling besar karena
pada setiap konsentrasi, elektroda amalgam Cu-Hg mampu menghasilkan arus yang
paling besar diantara elektroda lainnya(elektroda pasta carbon dan elektroda Cu).
KESIMPULAN:
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Elektroda Cu-Hg memiliki keefektifan paling besar karena pada setiap
konsentrasi, elektroda amalgam Cu-Hg mampu menghasilkan arus yang
paling besar diantara elektroda lainnya(elektroda pasta carbon dan elektroda
Cu).

Anda mungkin juga menyukai