Anda di halaman 1dari 3

Perbuatan Yang Dibolehkan bagi Orang Haid

1. Zikir kepada Alah dan membaca al-Qur`an


Boleh bagi orang yang haid dan junub. Yang benar mazhab hanafi dan
terkenal disebagian mazhb syafiI dan ahmad. Pernyataan ini diperkuat oleh
hadis dari Ummu Athiyyah, dia berkataPada hari raya ied kami para
wanita diperintahkan untuk keluar sampai-sampai kamu mengajak para
anak gadis dari kamarnya dan juga para wanita yang haid. Mereka duduk
dibelakang barisan laki-laki dan mengucapkan takbir mengikuti takbirnya
laki-laki dan berdoa mengikuti doanya para kaum lelaki dengan mengharap
berkah dan kesucian.
Diperkuat dengan perkataan nabi kepada Aisyah, ketika dia sedang haji dan
haid. Nabi berkatalakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang haji
kecuali thawaf. Seperti yang kita ketahui bahwa haji adalah berzikir kepada
Allah dan membaca Al-Qur`an.
Ibnu Hazm dalam kitabnya al-Mahalla [1/77-78] membaca Al-Qur`an, sujud
tilwah, memegang Al-Qur`an dan berzikir kepada Allah merupakan amalan
yang disunahkan, dan berpahala apabila melakukannya. Dan siapa yang
menyeru untuk meninggalkannya dalam keadaan tertentu dibebankan
dengan datangnya petunjuk.
2. Sujud ketika mendengar ayat-ayat sejadah.
Tidak ada larangan untuk sujud bagi seorang wanita yang sedang haid
apabila mendengar ayat sejadah. Karena bukan sujud ketika shalat. Dimana
sujud tersebut tidak disyaratkan untuk suci. Sebagaimana telah ditetapkan
dalam kitab Bukhari [4862] sesungguhnya nabi pernah membacakan surah
an-Najm yang didalamnya terdapat ayat sajadah, maka sujud bersama nabi
orang-orang muslim, orang-orang musyirk, jin, dan manusia.
Dari jauh dikatakan sesungguhnya berwudhu dan sujud tilawah bukanlah
shalat makan tidak ada syarat untuk suci ketika melakukannya. Hal ini telah
dikatakan Zuhri dan Qatadah seperti didalam kitab Abdur Razzaq[1/321]
3. Memegang Al-Qur`an

Tidak diketahui dalil yang jelas yang melarang seorang wanita haid untuk
memegang Al-Qur`an. Sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang haid
tidak boleh memegang Al-Qur`an. Akan tetapi dalil yang disebutkan lemah.
Seperti yang disebutkan dalam perkara yang tidak wajib wudhu. Adapun

yang membolehkan memegang Al-Qur`an adalah Ibn Hazm dalam alMuhalla[1/77]


Seorang laki-laki membaca Al-Qur`an dipangkuan istrinya yang sedang haid

Hadis Aisyah, dia berkataBahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa


sallam pernah membaca Al-Qur`an dan kepalanya berada dipengkuanku
dan aku sedang haid
4. Menyaksikan dua hari raya
Dan ini diperbolehkan. Diperbolehkan keluar untuk menyaksikan dua hari
raya akan tetapi tidak melakukan shalat. Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda kami diperintahkan untuk keluar, maka kami keluarkan
pula para wanita yang sedang haid, gadis remaja dan wanita-wanita yang
dipingit didalam rumah.
5. Masuk masjid
Perkara ini adalah perkara yang paling besar dan banyak perbedaannya
diantara ulama. Tidak akan cukup tempatnya apabila menyebutkan dalildalil setiap perbedaan. Dan adapun hasilnya tidak ditemukan dalil yang
benar dan jelas yang menjelaskan haramnya seorang wanita haidmemasuki
masjid. Hukum asalnya adalah boleh kecuali ada perkara yang melarangnya.
Adapun dalil yang paling kuat tentang dibolehkannya seorang yang
haid masuk ke dalam masjid adalah diperbolehkannya Aisyah oleh Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki masjidil haram dalam keadaan haid
dan melarangnya melakukan tawaf. Sebagaimana hadis yang telah
disebutkan berulang-ulang diatas.
Begitu pula ketika bermalamnya istrinya Saudah dimasjid dalam keadaan
haid dan nabi tidak melarangnya untuk meninggalkan masjid. Dan masih
ada lagi dalil-dail lainnya.
6. Suami makan dan minum makanan dan minuman orang yang haid
Dari Aisyah, dia berkata Aku pernah minum dalam keadaan haid lalu sisa
minumku aku berikan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian
beliau meletakkan mulutnya ditempat mulutku, lalu beliau minum. Aku juga
pernah menggigit daging dalam keadaan haid, lalu sisa daging aku berikan
kepada nabi, maka beliau meletakkan mulutnya ditempat mulutku.
7. Istri yang haid membantu suaminya
Seperti membersihkan kepala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam atau
mencucinya kemudian menyisirinya. Dari Aisyah dia berkata aku pernah
mencuci kepala Nabi dan aku dalam keadaan haid.

8. Wanita haid tidur bersama suaminya dalam satu selimut.

Dari Ummu Salamah, dia berkata Aku dan Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam berbaring dalam satu selimut kemudian aku
mengeluarkan darah haid hingga aku pun berlalu diam-diam
seraya membawa kain yang terkena darah haidku. Beliau
bertanya, Apakah kamu sedang haid? Aku menjawab ya.
Beliau memanggilku dan aku pun berbaring bersama beliau
dalam selimut tebal.

Anda mungkin juga menyukai