atau Dokumen
Tambahan (Addendum). Hal ini tergantung mazab yang digunakan di suatu satuan kerja.
Selain itu, terkadang Dokumen Perubahan ini bisa berbentuk serial sepanjang pekerjaan
dilaksanakan, sehingga tim yang diusulkan dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan
dengan tingkat perubahan yang dialami. Semakin berat tingkat perubahan, maka Tim yang
diusulkan (dibentuk) semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan hanya kecil, maka
Tim yang dibentuk cukup sesuai dengan yang ada di Dokumen Kontrak. Jika perubahan yang
ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam Kontrak, maka harus
melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen perubahan yang
besar, diperlukan Justifikasi Teknis dan Tim Negosiasi Harga. Dokumen Perubahan tidak
akan dibahas pada kesempatan ini, karena terdapat berbagai pendapat tentang dokumen
perubahan (tambah-kurang) sesuai jenis kontrak, tingkat perubahan, dan kepentingan
pekerjaan.
3) Pembuatan Laporan Pekerjaan:
Dokumen-dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang dipakai sebagai Acuan dalam
pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S:
a) Laporan Harian
Laporan yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana. Laporan ini memuat sekurang-kurangnya:
b)
i)
Identitas Pekerjaan
ii)
iii)
iv)
Laporan Utama
v)
vi)
vii)
Cuaca.
viii)
Laporan Utama:
i)
ii)
iii)
Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini, dan Total Bobot Prestasi
iv)
Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Capaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Hari ini.
v)
Format Laporan Harian secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:
No
Uraian
Bobot
Prestasi Pekerjaan*
Harga
Jumlah
Bobot
(%)
Hari
Hari
s.d.
Hari
Lalu
Ini
Hari
(%)
Sisa
ini
Bobot (%)
ini
1
6=4+5
8=6x7
9=8/Px1
10=9-3
00**
* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan
10
vi)
Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan harian: Petugas Lapangan dari
masing-masing Kontraktor Pelaksana, Petugas Lapangan yang ditunjuk oleh PPK
(PPTK), dan Petugas Lapangan Konsultan Pengawas (bila ada).
b.
Laporan Mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian selama 1 (satu) minggu. Hal-hal
yang dimuat dalam Laporan Mingguan antara lain:
i) Identitas Pekerjaan
ii) Minggu ke. Bulan ke
iii) Laporan Utama:
iv) Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang bersangkutan.
v) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
vi) Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu Ini, dan Total Bobot Prestasi
vii) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Minggu ini.
viii)
No
Uraian
Bobot
Prestasi Pekerjaan*
Harga
(%)
Minggu
Minggu
s.d.
Lalu
Ini
Minggu
Jumlah
Bobot Minggu
Sisa
ini (%)
Bobot
(%)
ini
1
6=4+5
8=6x7
9=8/Px100**
10=9-3
10
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap Minggu, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan
c.
Laporan Bulanan
Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan. Hal-hal yang dimuat dalam Laporan
Bulanan adalah antara lain:
1) Identitas Pekerjaan
2) Minggu ke.
3) Laporan Utama:
a) Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan yang bersangkutan.
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c)
Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini, dan Total Bobot Prestasi
d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai
dengan Bulan ini.
e) Format Laporan Bulanan dapat dilihat pada tabel berikut:
No
Uraian
Bobot
Prestasi Pekerjaan*
Harga
(%)
Bulan
Bulan
s.d.
Lalu
Ini
Bulan
Jumlah
Bobot
Bulan
ini (%)
Sisa
Bobot
(%)
ini
1
6=4+5
8=6x7
9=8/Px100**
10=9-3
10
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap Bulan, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan
d.
Kurva S
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam berbagai cara, tapi yang paling umum
digunakan dalam pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang dimuat dalam Kurva S adalah
antara lain: Identitas Pekerjaan, Para Pihak yang bertanggung jawab dalam Pekerjaan; Kepala
Dinas, PPK (PPTK), Konsultan Supervisi (Pengawas), dan Kontraktor Pelaksana.
Ko
Uraian
Bo
Prestasi Pekerjaan*
de
Pekerja
bot
M1
an
(%)
K
M2
M3
M4
Mn
et.
(
%
)
6=4/2
n
10
0
5=4/2
6=4/3
7=4/3
8=4/3
7=4
7=4/2
n
Rencan
100
50
8=4/2
8=4/2
n=4/2
M1
M2
M3
M4
Mn
M1
(M1
(M1+M
(M1+M2+
(M1+M2+M3
+M2)
2+M3)
M3+M4)
+M4+Mn)
Input
Input
Input
Input
Prestas
i
Pekerja
an
Akumu
lasi
Renc.
Prestas
i Pek.
Realisa
Input
si
Prestas
i
Pekerja
an**
Devias
i
*Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia, **Input diambil dari Laporan Mingguan, Minggu terakhir.
Kurva S dipakai untuk melihat progress pekerjaan harian, mingguan, dan bulan. Dengan
melihat deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari target. Target
yang dimaksud adalah jadual sesuai dengan kurva Rencana Prestasi Pekerjaan. Direksi pekerjaan,
konsultan supervisi, dan kontraktor pelaksana dapat mengetahui sejak dini tentang prestasi
pekerjaan agar dapat dikoordinasikan dengan para pihak untuk mencegah masalah-masalah.
Ciri suatu pekerjaan
pekerjaan berada di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu pekerjaan mendahului (lebih cepat),
apabila garis realisasi berada di atas kurva S rencana. Deviasi yang diperbolehkan dalam
pekerjaan biasanya < -10%. Kalau keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan
supervisi dan PPK sudah member surat peringatan kepada Pihak Pelaksana Pekerjaan.
4.
a.
Opnam kuantitatif adalah opnam volume yang dikerjakan di lapangan (realisasi). Hal-hal yang
diperlukan dalam opnam kuantitatif adalah: Dokumen Kontrak, Dokumen Perubahan, RAB
Awal, RAB Perubahan, Gambar Rencana, Gambar Perubahan, dan Gambar As Built Drawing.
Namun yang utama dalam opnam kuantitatif adalah bahwa volume harus sesuai dengan RAB
terakhir yang telah disepakati. Bila kontrak unit price, maka harga akan menjadi acuan utama.
Harga tidak boleh berubah walaupun volume terjadi perubahan. Tapi bila kontrak lunsum, maka
volume akan menjadi acuan dan tidak boleh berubah.