Anda di halaman 1dari 5

TATA URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

UNTUK LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH (DAN SWASTA)


Suatu pekerjaan memiliki standar acuan tersendiri sesuai dengan Dokumen Rencana Kerja (RKS)
atau Dokumen Lelang/Tender. Di dalam dokumen tersebut, telah dimuat hal-hal yang terkait
dengan suatu pekerjaan sebelum, sedang, dan setelah dilaksanakan. Dalam tulisan ini tidak akan
dibahas tentang dokumen tender. Namun akan membahas pelaksanaan pekerjaan di lapangan
setelah Pemenang Tender menandatangani SPK dan Pengajuan Uang Muka (jika ada). Pekerjaanpekerjaan yang dilakukan secara umum adalah:

1) Rapat PraKonstruksi (RPK)


Rapat yang diusulkan oleh salah satu dari para Pihak yang terdapat di dalam Kontrak suatu
Pekerjaan. Rapat ini bisa diusulkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau bisa juga
diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan. Rapat ini dihadiri oleh semua pihak yang
terkait pekerjaan: PPK beserta Direksi Pekerjaan, Kontraktor, dan Konsultan Pengawas.
Hal-hal yang dibahas di dalam RPK adalah antara lain: 1) Pengukuran Ulang (Uitzet), 2)
Pembuatan Laporan Pekerjaan, 3) Tata Cara Opnam, 4) Prosedur Penagihan Prestasi
Pekerjaan, 5) Serah Terima Pekerjaan, dan lain-lain. Di bawah ini akan disinggung masingmasing secara singkat dan sederhana.

2) Pengukuran Ulang Lapangan (Uitzet)


Pengukuran Ulang Lapangan di awal suatu pekerjaan untuk memastikan berapa besar
perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan dari perencanaan yang ada. Suatu perencanaan
masih mengandung galat. Pelaksana Pekerjaan, Direksi Lapangan, dan Konsultan Pengawas
harus memastikan lagi legalitas kepastian pekerjaan. Pengukuran ulang ini menghasilkan
Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan
0%, dan Lampiran-lampiran yang diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam
Pengukuran Ulang ini wajib disetujui oleh para pihak.
Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen Perubahan. Dokumen perubahan
bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang (Change Contract Order)

atau Dokumen

Tambahan (Addendum). Hal ini tergantung mazab yang digunakan di suatu satuan kerja.
Selain itu, terkadang Dokumen Perubahan ini bisa berbentuk serial sepanjang pekerjaan
dilaksanakan, sehingga tim yang diusulkan dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan
dengan tingkat perubahan yang dialami. Semakin berat tingkat perubahan, maka Tim yang
diusulkan (dibentuk) semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan hanya kecil, maka
Tim yang dibentuk cukup sesuai dengan yang ada di Dokumen Kontrak. Jika perubahan yang
ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam Kontrak, maka harus
melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen perubahan yang

besar, diperlukan Justifikasi Teknis dan Tim Negosiasi Harga. Dokumen Perubahan tidak
akan dibahas pada kesempatan ini, karena terdapat berbagai pendapat tentang dokumen
perubahan (tambah-kurang) sesuai jenis kontrak, tingkat perubahan, dan kepentingan
pekerjaan.
3) Pembuatan Laporan Pekerjaan:
Dokumen-dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang dipakai sebagai Acuan dalam
pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S:
a) Laporan Harian
Laporan yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana. Laporan ini memuat sekurang-kurangnya:

b)

i)

Identitas Pekerjaan

ii)

Hari ke. Minggu ke dan Bulan ke.

iii)

Isi Laporan Harian:

iv)

Laporan Utama

v)

Daftar Tenaga Kerja yang terlibat.

vi)

Daftar Peralatan yang digunakan.

vii)

Cuaca.

viii)

Alasan Percepatan/Kelambatan Pekerjaan.

Laporan Utama:
i)

Acuan RAB Uitzet

ii)

Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.

iii)

Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini, dan Total Bobot Prestasi

iv)

Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Capaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Hari ini.

v)

Format Laporan Harian secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:

No

Uraian

Bobot

Prestasi Pekerjaan*

Harga

Jumlah

Bobot

(%)

Hari

Hari

s.d.

Hari

Lalu

Ini

Hari

(%)

Sisa
ini

Bobot (%)

ini
1

6=4+5

8=6x7

9=8/Px1

10=9-3

00**

* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan

10

vi)

Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan harian: Petugas Lapangan dari
masing-masing Kontraktor Pelaksana, Petugas Lapangan yang ditunjuk oleh PPK
(PPTK), dan Petugas Lapangan Konsultan Pengawas (bila ada).

b.

Laporan Mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian selama 1 (satu) minggu. Hal-hal
yang dimuat dalam Laporan Mingguan antara lain:
i) Identitas Pekerjaan
ii) Minggu ke. Bulan ke
iii) Laporan Utama:
iv) Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang bersangkutan.
v) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
vi) Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu Ini, dan Total Bobot Prestasi
vii) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Minggu ini.
viii)

Format Laporan Mingguan dapat dilihat pada tabel berikut:

No

Uraian

Bobot

Prestasi Pekerjaan*

Harga

(%)

Minggu

Minggu

s.d.

Lalu

Ini

Minggu

Jumlah

Bobot Minggu

Sisa

ini (%)

Bobot
(%)

ini
1

6=4+5

8=6x7

9=8/Px100**

10=9-3

10

* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap Minggu, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan

c.

Laporan Bulanan

Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan. Hal-hal yang dimuat dalam Laporan
Bulanan adalah antara lain:
1) Identitas Pekerjaan
2) Minggu ke.
3) Laporan Utama:
a) Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan yang bersangkutan.
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c)

Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini, dan Total Bobot Prestasi

d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai
dengan Bulan ini.
e) Format Laporan Bulanan dapat dilihat pada tabel berikut:

No

Uraian

Bobot

Prestasi Pekerjaan*

Harga

(%)

Bulan

Bulan

s.d.

Lalu

Ini

Bulan

Jumlah

Bobot

Bulan

ini (%)

Sisa
Bobot
(%)

ini
1

6=4+5

8=6x7

9=8/Px100**

10=9-3

10

* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap Bulan, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan

d.

Kurva S

Jadual Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam berbagai cara, tapi yang paling umum
digunakan dalam pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang dimuat dalam Kurva S adalah
antara lain: Identitas Pekerjaan, Para Pihak yang bertanggung jawab dalam Pekerjaan; Kepala
Dinas, PPK (PPTK), Konsultan Supervisi (Pengawas), dan Kontraktor Pelaksana.

Ko

Uraian

Bo

Prestasi Pekerjaan*

de

Pekerja

bot

M1

an

(%)

K
M2

M3

M4

Mn

et.
(
%
)

6=4/2

n
10
0

5=4/2

6=4/3

7=4/3

8=4/3

7=4

7=4/2

n
Rencan

100

50
8=4/2
8=4/2

n=4/2

M1

M2

M3

M4

Mn

M1

(M1

(M1+M

(M1+M2+

(M1+M2+M3

+M2)

2+M3)

M3+M4)

+M4+Mn)

Input

Input

Input

Input

Prestas
i
Pekerja
an
Akumu
lasi
Renc.
Prestas
i Pek.
Realisa

Input

si
Prestas
i
Pekerja
an**
Devias
i

*Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia, **Input diambil dari Laporan Mingguan, Minggu terakhir.

Kurva S dipakai untuk melihat progress pekerjaan harian, mingguan, dan bulan. Dengan
melihat deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari target. Target
yang dimaksud adalah jadual sesuai dengan kurva Rencana Prestasi Pekerjaan. Direksi pekerjaan,
konsultan supervisi, dan kontraktor pelaksana dapat mengetahui sejak dini tentang prestasi
pekerjaan agar dapat dikoordinasikan dengan para pihak untuk mencegah masalah-masalah.
Ciri suatu pekerjaan

mengalami keterlambatan, apabila garis kurva realisasi prestasi

pekerjaan berada di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu pekerjaan mendahului (lebih cepat),
apabila garis realisasi berada di atas kurva S rencana. Deviasi yang diperbolehkan dalam
pekerjaan biasanya < -10%. Kalau keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan
supervisi dan PPK sudah member surat peringatan kepada Pihak Pelaksana Pekerjaan.

4.
a.

Opname Pekerjaan (Pemeriksaan Pekerjaan di Lapangan):


Kuantitatif

Opnam kuantitatif adalah opnam volume yang dikerjakan di lapangan (realisasi). Hal-hal yang
diperlukan dalam opnam kuantitatif adalah: Dokumen Kontrak, Dokumen Perubahan, RAB
Awal, RAB Perubahan, Gambar Rencana, Gambar Perubahan, dan Gambar As Built Drawing.
Namun yang utama dalam opnam kuantitatif adalah bahwa volume harus sesuai dengan RAB
terakhir yang telah disepakati. Bila kontrak unit price, maka harga akan menjadi acuan utama.
Harga tidak boleh berubah walaupun volume terjadi perubahan. Tapi bila kontrak lunsum, maka
volume akan menjadi acuan dan tidak boleh berubah.

Anda mungkin juga menyukai