2. Faring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga
hidung, dengan perantaraan lubang bernama choana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga
mulut dengan perantaraan lubang yang disebut isthmus fausium. 1-2
3. Esofagus
Kerongkongan ( oesofagus ) adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa
Yunani: i, oeso membawa, dan , phagus memakan).Esofagus bertemu dengan
faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Di cranial dan caudal oesophagus terdapat sphincter yang bernama sphincter oesophagus. Di
oesophagus makanan akan mengalami gerak peristaltik yang terjadi sekitar 6-10 deik. Apabila
peristaltik pertama (peristaltik primer) tidak bisa mengantarkan makanan ke gaster, maka akan
terjadi gerakan peristaltik sekunder sehingga mendorong makanan ke gaster. 1-2
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
4. Gaster
Gaster terdiri dari 3 bagian yaitu
-
Cardia.
Fundus.
Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter),
yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung ( gaster ) berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
5. Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung
dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahanpecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri atas:1
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas
dan kantung empedu.
6. Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
5
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zatzat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah
diare.
7. Appendix
Apendix adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau
radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah ujung buntu tabung
yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing
berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks
selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda, bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis)
yang jelas tetap terletak di peritoneum. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai
appendektomi.1
8. Caecum
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. 1
9. Rectum dan Anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan
di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
6
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali
material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika
defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang
lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar BAB), yang merupakan fungsi utama anus. 1-2
Struktur Pencernaan tambahan
1. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, ollum pancreas, corpus pancreas, dan cauda
pancreas. Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda pancreas: pulau-pulau LANGERHANS.
Saluran bercabang-cabang pada pankreas disebut herring bone. 1-2
Pendarahan pankreas yaitu:
2. Hati ( Hepar )
Hati ( hepar )dilapisi oleh peritoneum kecuali yang berbatasan dengan diaphragma yang disebut
bare area atau area NUDA. Hepar terdiri atas 2 lobus yakni:
Hepar pars dexter terbagi atas 2 lobus yaitu lobus caudatus dan lobus Quadratus.
Batas lobus dexter dan sinister adalah alur yang ditempati oleh ligamentum teres hepatis &
ligamentum venosum arantii.
Hepar Terdiri dari 3 facies yaitu:
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang
kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena
yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. 1-2
3. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan
karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: 1-2
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
lapisan otot tadi dan pembuluh darah serta pembuluh limfe terdapat dalam jaringan ikat diantara
kedua lapisan.
Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh
darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis
(mesotel).
Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif antara
isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan makanan,
memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan hormon yang
mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini menghasilkan mukus (lendir)
atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan makanan. Banyaknya limfonoduli dalam lamina
propria dan lapis submukosa melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi bakteri.
Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina
propria tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag dan limfosit,
beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama adalah
imunoglobulin A (IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi yang dihasilkan oloh sel-sel epitel
pelapis usus dan disekresi ke dalam lumen usus. Kompleks ini mempunyai aktifitas protektif
terhadap invasi virus dan bakteri.
IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap aktifitas
enzim proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease ditemukan dalam
lumen usus.
Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain dari
saluran cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi muskularis eksterna
mendorong dan mencampur makanan dalam saluran cerna. Pleksus saraf membangkitkan dan
mengkordinasi kontraksi otot. Terutama terdiri atas kumpulan sel saraf yang membentuk ganglia
parasimpatis kecil.3-4
1. Rongga Mulut
Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa lapisan tanduk
bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap kerusakan
selama mengunyah dan hanya terdapat di gigi dan palatum durum. Lamina proprianya memiliki
10
sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang. Epitel berlapis gepeng tanpa laipsan
tanduk menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut. Lamina proprianya memiliki papila,
mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa yang mengandung kelenjar liur kecil yang
difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel berlapis
gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan tulang. Bagian
pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari
bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar
yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa. 3
2. Gigi
Pada orang dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2 lengkung simetris
bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap kuadrannya: 2
insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi susu (desidua). Ke
12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota (korona),
satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang yang disebut
alveolus.3-4 Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum.
Kedua pelapis ini bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung
materi lain yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai
rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah muara
(foramen apikal) memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan
saraf dari rongga pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang
tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket tulangnya
(alveolus).3
3. Faring
11
Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem
pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami
gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring
mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan
jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.3
4. Oesophagus
Pada lamina proprianya didapati sel mucus sebagai proteksi dari makanan yang berbenda tajam,
bagian atasnya tersusun dari otot lurik, tengahnya campuran otot polos dan lurik, sedangkan
bawahnya otot polos yang tidak dapat dikendalikan.3
5. Gaster
Seluruh permukaan dari gaster terdapat foveola gastrica, epitel mukosanya selapis torak tanpa sel
goblet.
Terdapat 3 daerah kelenjar yaitu:
Cardia dan pylorus sekresikan mucus, jumlahnya namun hanya sedikit. Kelenjar pylorus
relative pendek, simpleks dan tubulosa bercabang. Mucus dari kelenjar-kelenjar
6. Usus Halus
Epitelnya terdiri dari selapis toraks dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat
brush border/mikrovili yang berfungsi untuk memperluas permukaan absorptif dan juga
mengandung sel-sel pencernaan. Semakin ke distal, sel goblet semakin banyak. Terdapat vili
intestinalis. Sepanjang mukosa terdapat glandula intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa
simpleks, yang bermuara diantar vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di
bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia.
12
Sel-sel crytus berfungsi menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak. Dibagi dalam 3
daerah yakni:3
Duodenum
Terdapat kelenjar Bruner, mukus, dan kompleks tubulosa bercabang. Bentuk vili
intestinalis berbentuk lebar.
Jejunum
Tidak terdapat kelejar Bruner ataupun agmina peyeri. Plica sirkularis Kerckringi tinggitinggi. Vili intestinalis berbentuk budar seperti lidah.
Illeum
terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ Plaque Peyeri di lamina propria meluas
ke tunica submukosa. Vili instetinalisnya berbentuk jari-jari.
7. Usus Besar
Tunica mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinalis. Sel goblet banyak dintara
sel epitel. Memiliki Cryptus Lieberkuhn dan limfonodus solitorius. Sel paneth dan sel argentafin
sedikit sekali. Tunica muscularis longitudinal membentuk 3 pita longitudinal yang disebut Taenia
Coli.3
8. Appendix
Merupakan evaginasi dari usus besar. Lumennya sempit, sering berisis debris. Memiliki banyak
folikel limphoid di sub mukosa. Tida ada taenia coli. Strukturnya menyerupai usus besar.3
9. Rektum
Mukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal collum (Anal column, Column of Morgagni).
Epitelnya selapis torak. Terdapat cryptus. Pertemuan anatar rektum dan anus disebut Linea
Pectinata.3
10. Anus
13
Tunica submukosa mengandung banyak pembuluh darah, saraf, dan badan vater Pacini.
Pembuluh-pembuluh vena membentuk plexus hemmoroid. Tunica Muskularis Mukosa/ lapisan
longitudinal membentuk musculis dilator ani internus. Tunica musckularis sirkular menebal pada
ujungnya membentuk musculus Sphincter ani internus. Di luar lapisan otot ini terdapat jaringan
otot lurik Musculus Sphincter ani externus. Epitelnya berlapis gepeng dengan lapisan tanduk,
memiliki folike rambut, dan kelenjar sebasea.3
1.
Motilitas
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan,
otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan
kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah
dinding saluran pencernaan melebar secara permanen. Dalam proses motilitas terjadi dua
gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur. Gerakan propulsif yaitu
gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah tempat
ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat
kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan. Gerakan kedua adalah
gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai fungsi yaitu mencampur makanan dengan
getah pencernaan dan memaksimalkan penyerapan pada usus. Yang berperan dalam
kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama
di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran
pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan
longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler
mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan
14
15
Merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot
ritmik yang disebut dengan peristaltik5.
Lambung
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:5-6
lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter
pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein.Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
16
Gamabar 2. Lambung
http://e-medicaltextbook.blogspot.com/2008/09/gaster-anatomy-i.html
Usus halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.
Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi)
merupakan
bagian
yang
penting
dari
proses
pencernaan
dan
penyerapan.
Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan
mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatanlipatan,
tonjolan-tonjolan
kecil
(vili)
dan
tonjolan
yang
lebih
kecil
(mikrovili).
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga
menambah jumlah zat gizi yang diserap.
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.
Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili
dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Kepadatan dari isi usus berubah
secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air
dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati
usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzimenzim pankreatik.5-6
Pankreas
17
Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan
glukagon).
Hati
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan
zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh dari
seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol .
Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.5-6
Empedu
Garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu
yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
18
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
19
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.5
D. Enzim pencernaan
Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim
pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang
kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana
ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang
membutuhkan.
Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu
tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain.
Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula
enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya.
Macam-macam enzim pencernaan yaitu antara lain sebagai berikut: 7
Enzim pencernaan di mulut7
1. Enzim amilase saliva
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas.
Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan
karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah
molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu
maltosa.
20
1. Enzim pepsin
Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya
pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin
yaitu : Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang
lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh
darah.
2. Enzim renin
Enzim ini berasal prorenin, yaitu suatu zimogen yang dengan suasana asam berubah
menjadi renin. Renin memiliki peranan penting pada proses pencernaan oleh bayi karena
mencegah susu melintas secara cepat dari dalam lambung. Dengan adanya kalsium, renin
mengubah kasein di dalam susu menjadi parakasein. Pepsin kemudian bekerja parakasein
ini. Renin dilaporkan tidak ada pada lambung orang dewasa.
3. Enzim lipase
Lambung mensekresikan lipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia merupakan
lipase praduodenal utama. Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemecahan molekul
lipid dengan cara hidrolisis. Enzim lipase bekerja secara optimum pada pH antara 5,5 7,5 dan demikian dalam lambung tidak bekerja secara efektif dan optimal. Namun lipase
tahan terhadap lingkungan yang bersifat sangat asam dan juga dapat melangsungkan
reaksi hidrolisis terhadap molekul triasilgliserol atau trigliserida yang mengandung asam
lemak pendek atau sedang.
menjadi
kimotripsin
oleh
adanya
tripsin.
Kimotripsin
mempunyai
daya
mengendapkan protein susu lebih besar daripada tripsin. Baik tripsin maupun kimotripsin
mampu menghidrolisis protein, pepton, dan preteosa menjadi polipeptida dan mempunyai pH
optimum 8 9.
3. Enzim peptidase
Hasil hidrolisis protein, pepton, protease oleh enzim tripsin dan kimotripsin adalah
polipeptida. Polipeptida ini kemudian dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim-enzim peptidase.
Enzim-enzim yang berperan adalah:
a. Karboksipeptidase, yaitu enzim yang memecah ikatan peptida pada ujung molekul
yang mempunyai gugus karbosilat.
b. Aminopeptidase, yaitu enzim yang memecah ikatan peptida pada ujung molekul
yang memiliki gugus amina.
4. Enzim Lipase
Enzim lipase dalam cairan pankreas mempunyai fungsi sebagai katalis dalam proses
hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol dan diasilgliserol. Oleh
karena lemak adalah suatu trigliserida, maka diasilgliserol adalah digliserida dan
monoasilgliserol adalah monogliserida.
22
Aktivitas enzim lipase dapat bertambah dengan adanya ion Ca 2+ dan asam empedu, dan
bekerja secara optimal pada pH 7 8,8. Lipase ini bekerja lebih baik apabila lemak
(substrat) mengandung asam lemak yang panjang atau yang mempunyai bobot molekul
besar dan mempunyai banyak ikatan rangkap.
5. Enzim amilase
Amilase yang terdapat dalam cairan pankreas ini sama dengan amilase dalam saliva, yaitu
berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin, dan glikogen menjadi
maltosa. Enzim yang mempunyai pH 6,9 dapat bekerja pada pH 6,5 7,2 dan sebagai
aktivator diperlukan Cl- . Hidrolisis amilum, dekstrin atau glikogen dalam usus ini dapat
berjalan dengan cepat sebab maltosa yang dihasilkan segera dihidrolisis lebih lanjut oleh
enzim maltase yang terdapat dalam cairan usus.
6. Nukleodepolimerase
Enzim ini berfungsi untuk memecah nukleat menjadi mononukleotida. Ada dua macam
neukleodepolimerase yaitu ribonuklease dan deoksiribonuklease yang masing-masing
berfungsi untuk memecah RNA dan DNA. Enzim ini bekerja secara optimal pada pH = 7. 2
23
Kesimpulan
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek
diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara
lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan
enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi
sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.
Oleh sebab itu apabila ada yang mengalami gangguan pasti kesehatan kita terganggu. Sehingga,
intoleransi laktosa terjadi karna adanya gangguan pencernaan
Daftar Pustaka
6. Murray RK, Granner DK. Biokimia harper dan pencernaan absorpsi. Jakarta: EGC;
2003.p.632-44.
7. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009.h. 497-503
25