Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

OLEH :
NURSAFIRA NUHA WARDAH
13.099

AKADEMI KEPERAWATAN LUMAJANG


MARET 2016

LP PROGRAM DIARE

A. DEFINISI
Diare berasal dari bahasa kedokteran yaitu diarrhea. Diare adalah buang air besar (defekasi)
dengan konsistensi encer lebih dari 4 kali sehari (M.C Widjaja, 2002).
Menurut FKUI (2007), diare diartikan sebagi buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Pada neonatus, dikatakan
diare jika frekuensi BAB > 4x. Sedangkan pada bayi umur >1 bln dan anak, bila
frekuensinya >3x/hr.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai
frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih
dari 3 x sehari.
B. ETIOLOGI
1.

Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak.

Bakteri : Shigella, Shalmonella, Vibrio cholera.

Virus :Enterovirus, adenovirus, rotavirus dan oleh infestasi parasit seperti cacing,
protozoa dan jamur.

2.

Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, dan protein.

3.

Faktor makanan : Makanan basi, beracun, serta alergi terhadap makanan.


4. Faktor Psikologis : Rasa takut, dan cemas. Walau jarang menimbulkan diare pada anak
yang lebih besar.

C. MANIFESTASI KLINIS

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat

kemudian timbul diare


Tinja cair, mungkin disertai lendir atau darah,

Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja yang asam

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare

Bila penderita kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka akan tampak gejala
dehidrasi.

Tanda-tanda syok: denyut jantung dan nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun,
penderita menjadi lemah, kesadaran menurun, akral dingin, pucat, basah.

Asidosis metabolik, karena: kehilangan NaHCO3 melalui tinja, ketosis kelaparan, produk
metabilk yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (oleh kare oliguria atau anuria),
perpindahan ion natrium dari kestrasel ke intrasel, penimbunan asam laktat.

MACAM DERAJAT DEHIDRASI


Ada tiga derajat dehidrasi yaitu :
-

Tanpa dehidrasi
Dehidrasi ringan/sedang
Dehidrasi berat

Tentukan derajat dehidrasi, apakah tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan / sedang, dehidrasi berat.
Untuk menentukan derajat dehidrasi bisa menggunakan table di bawah ini.

DERAJAT DEHIDRASI
Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan/Sedang Dehidrasi Berat
Bila Terdapat Dua Tanda Atau Lebih
Keadaan Umum Baik / Sadar
Gelisah / Rewel
Lesu, Lunglai / Tidak
Sadar
Mata
Tidak Cekung
Cekung
Cekung
Keinginan Untuk Normal
Ingin Minum Terus
Malas Minum
Minum
Turgor
Kembali Segera Kembali Lambat
Kembali Sangat Lambat
PENILAIAN

PENCEGAHAN DEHIDRASI SEBELUM ANAK DIBAWA KE PETUGAS KESEHATAN


Berikan segera oralit, bila oralit tidak tersedia berikan cairan rumah tangga misalnya, air tajin,
kuah sayur, sari buah, air teh, air matang, dll.
PENCEGAHAN DIARE
-

Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan teruskan sampai 2 tahun.


Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur anak
Gunakan air bersih yang cukup, memberikan air minum yang sudah di rebus sampai

mendidih
Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir terutama sebelum makan, sesudah buang
air besar, sesudah menceboki anak, sebelum menyiapkan makanan dan sebelum
menyusui
Buang air besar dan tinja anak di jamban
Berikan imunisasi campak

D. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian cairan
a. Jenis cairan
- Cairan rehidrasi oral :
1. Oralit
2. Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit, pedyalit setiap
kali diare.
3. Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
-

Cairan parenteral:
1. DG aa (1 bagian laritan Darrow + 1 bagian glukosa 5%)
2. RL g ( 1 RL + 1 glukosa 5%)
3. RL
4. DG 1 : 2 ( 1 DG + 2 glukosa 5%)
5. RLg 1 : 3 ( 1 RL + 3 glukosa 5%)
6. Cairan 4 : 1 ( 4 glukosa 5 10% + 1 NaCl 0,9%)

b. Jalan pemberian cairan:

1. Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)


2. Intra gastric ( bila anak tak mau minum, makan, kesadaran menurun)
3. Intra vena untuk dehidrasi berat.
c. Jumlah Cairan yang diberikan tergantung pada :
1. Defisit (derajat dehidrasi)
-

Bila belum ada dehidrasi maka berikan rehidrasi oral sebanyak anak mau minum
atau satu gelas setiap anak buang air besar dan berikan cairan parenteral dibagi
rata selama 24 jam.

Dehidrasi ringan

1 jam pertama berikan 25 - 50 ml/kg BB peroral atau intragastrik

Selanjutnya berikan 125 ml/kg BB/hari atau ad libitum

Dehidrasi sedang

1 jam pertama berikan 50 100 ml/kg BB peroral atau intragastrik

Selanjutnya berikan 125 ml/kg BB/hari atau ad libitum

Dehidrasi berat

Untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan berat badan 3 10 kg


1) Satu jam pertama: 40 ml/kg BB/jam atau 10 tetes/kg BB/menit (dengan
infus berukuran 1ml=15 tetes) atau 13 tetes/kg BB/menit (dengan ukuran
infus 1ml=20 tetes)
2) Tujuh jam kemudian: 12ml/kgbb/jam atau 3 tetes/kgbb/menit ( dengan
infus berukuran 1ml=15 tetes) atau 4 tetes/kgbb/menit (dengan ukuran
infus 1ml=20 tetes)
3) Enam belas jam kemudian: 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik.

Untuk anak > 2-5 tahun dengan BB 10-15 kg.


1) Satu jam pertama: 30ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (dengan infus
berukuran 1ml=15 tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (dengan ukuran infus
1ml=20 tetes)
2) Tujuh jam kemudian: 10ml/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit (dengan
infus berukuran 1ml=15 tetes) atau 4 tetes/kg BB/menit (dengan ukuran
infus 1ml=20 tetes)
3) Enam belas jam kemudian: 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik.

Untuk anak > 5-10 tahun dengan BB 15-25 kg

1) Satu jam pertama: 20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit (dengan


infus berukuran 1ml=15 tetes) atau 7 tetes/kg BB/menit (dengan ukuran
infus 1ml=20 tetes)
2) Tujuh jam kemudian: 10ml/kg BB/jam atau 2,5 tetes/kg BB/menit (dengan
infus berukuran 1ml=15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (dengan ukuran
infus 1ml=20 tetes)
3) Enam belas jam kemudian: 105 ml/kgbb oralit peroral atu intragastrik.
Untuk bayi baru lahir (neunatus) dengan BB 2-3kg

Kebutuhan cairan : 125ml + 100ml + 25ml = 250ml/kg BB/24jam

Jenis cairan 4:1 ( 4 glukosa 5%) + 1 NaHCO3 1,5%)

Kecepatan :
4 jam pertama: 25 ml/kgbb/jam atau 6tetes/kgbb/menit (1ml=15 tetes) atau
8 tetes/kgbb/menit (1ml=20 tetes)
20 jam berikutnya : 150ml/kg BB/jam atau 2tetes/kg BB/menit (1ml=15
tetes) atau 2,5 tetes/kg BB/menit (1ml=20 tetes)

Untuk bayi BBLR dengan BB<2 kg


*

Kebutuhan cairan 250 ml/kg BB/24jam

Jenis cairan 4:1 ( 4 glukosa 5%) + 1 NaHCO3 1,5%)

Kecepatan:
4 jam pertama: 25 ml/kgbb/jam atau 6tetes/kgbb/menit (1ml=15 tetes) atau
8 tetes/kgbb/menit (1ml=20 tetes)
20 jam berikutnya : 150ml/kgbb/jam atau 2tetes/kgbb/menit (1ml=15
tetes) atau 2,5 tetes/kgbb/menit (1ml=20 tetes)

2. Kehilangan sesaat (concurrent less)


3. Rumatan (maintenance).
d.

Jadwal / kecepatan cairan


1. Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang
lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :
-

BB (kg) x 50 cc

BB (kg) x 10 20 = 130 260 cc setiap diare = 1 gls.

2. Terapi standar pada anak dengan diare sedang :


+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg BB/mnt
2. Dieditik (pemberian makanan)

a. Umur <1 tahun dan anak umur diatas 1 tahun dangan BB dibawah 7 kg dapat diberikan
susu, makanan setengah padat atau makanan padat bila anak tidak mau minum susu,
susu khusus yang tidak mengandung laktosa.
b. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu
c. Dalam keadaan malabasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau
semi elemental formula.
3. Obat obatan
a) obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 1 mg / kg BB/hari
b) obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
c) obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal dan sebagainya.
d) antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

DAFTAR PUSTAKA

kementerian kesehatan RI direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan


2013. Buku saku lintas diare untuk petugas kesehatan. Bakti husada
Marfuah, dkk. 2014. Diktat Kuliah Keperawatan Anak. Lumajang: KMH
Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare Dan Keracunan Pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai