Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur dimana sesuatu berubah
menjadi bentuk lain dari yang biasanya menjadi lebih kompleks dan rumit ataupun berubah
menjadi bentuk yang lebih baik. Evolusi adalah proses perubahan yang terjadi secara
perlahan-lahan dalam kurun waktu yang sangat lama. Terdapat tiga macam evolusi yang
dapat terjadi, di antaranya adalah Evolusi Biologis. Evolusi biologis adalah perubahan baik
morfologis maupun fisiologis yang terjadi pada makhluk hidup seiring dengan perjalanan
waktu. Dapat dikatakan bahwa makhluk hidup yang ada pada saat ini berasal dari makhluk
hidup sebelumnya yang masih sederhana. Pandangan Darwin mengenai kehidupan
memperkirakan bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan
fosil. Para ahli paleontology telah menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan
fosil yang lebih tua dengan spesies modern. Hal ini menyimpulkan bahwa spesies berasal dari
spesies lain yang sudah ada sejak dulu. Fakta langsung lain yang dapat menjadi bukti adanya
evolusi adalah adanya variasi makhluk hidup.
Variasi adalah keanekaragaman individu dalam suatu spesies. Variasi dapat
disebabkan oleh pengaruh genetis atau hereditas yaitu oleh faktor keturunan. Selain itu,
lingkungan juga merupakan faktor lain terjadinya variasi makhluk hidup seperti makanan,
suhu, tanah dan habitat. Keanekaragaman biologi muncul dikarenakan munculnya spesiesspesies baru sebagai hasil proses dari evolusi. Sedangkan variasi muncul dikarenakan,
individu-individu yang lahir dari induk yang sama sering memiliki morfologi yang berbeda.
Misalnya saja anak kampung yang baru menetas, setelah cukup umur akan nampak bahwa
anak ayam yang satu memiliki warna yang berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
menunjukkan berbagai macam variasi dapat terjadi hanya dengan satu garis keturunan saja
walaupun perbedaan tidak signifikan.
Anjing pun merupakan salah satu dari banyak spesies yang tidak luput dari berbagai
macam variasi. Anjing telah berkembang menjadi ratusan ras dengan berbagai macam variasi,
mulai dari anjing dengan tinggi badan beberapa puluh cm seperti Chihuahua hingga Irish
Wolfhound yang tingginya melebihi satu meter. Warna rambut anjing pun bisa beraneka
ragam, mulai dari putih sampai hitam, juga merah, abu-abu dan coklat. Selain itu, anjing juga
memiliki variasi jenis dan tekstur rambut.

Sejarah kehidupan anjing dari periode ke periode terus berubah. Sebelum menjadi
teman manusia, anjing merupakan binatang liar yang hidup berburu dengan cara
berkelompok. Anjing diyakini sebagai mamalia yang mengalami domestikasi dari serigala.
Kelebihan dalam penciuman, pendengaran dan penglihatan yang dimiliki anjing berasal dari
nenek moyangnya ini yaitu serigala. Menurut Charles Darwin, terdapat dua spesies yaitu
serigala abu-abu (Canis lupus) dan golden jackal (Canis aureus) yang diduga sebagai cikal
bakal terciptanya anjing modern. Pendapat tersebut didukung Konrad Lorenz, zoologis pada
abad ke-20, yang mencoba mengawinsilangkan chow chow dan husky. Perkawinan keduanya
melahirkan anjing yang mirip dengan jackal. Maka dari itu, karya tulis ini dibuat guna
mengetahui sejarah awal dari anjing dan evolusi yang terjadi sehingga spesies ini
berkembang menjadi anjing yang telah kita ketahui saat ini.
1. 2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada karya tulis ini adalah :
1. Bagaimana sejarah awal mula evolusi dari anjing?
2. Bagaimana sejarah awal domestikasi dari anjing?
3. Bagaimana klasifikasi dan hubungan kekerabatan antara spesies anjing?

1. 3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami sejarah evolusi dari anjing.
2. Untuk mengetahui sejarah domestikasi (penjinakan) dari anjing.
3. Untuk mengetahui klasifikasi serta hubungan kekerabatan antara spesies anjing.
1. 4 Manfaat
1. Penulis dan pembaca dapat memperluas wawasan mengenai sejarah evolusi dan
domestikasi anjing.
2. Kemampuan penulis dalam membuat dan menyusun karya tulis yang baik dan benar
dapat meningkat.

BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Evolusi Anjing
Evolusi adalah perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama
akibat seleksi alam pada variasi genetik yang menghasilkan spesies baru yang berbeda dari
sebelumnya. Maka, tumbuhan dan hewan yang ada pada saat ini berasal dari makhluk hidup
di masa lampau. Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri,
sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Nenek moyang dari makhluk
hidup sekarang yang bentuknya berbeda mengalami perubahan-perubahan baik struktur
maupun genetis dalam waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari
struktur aslinya dan akhirnya menghasilkan berbagai macam spesies yang ada.
Anjing yang kini dijumpai disebut anjing modern atau dalam nama ilmiah Canis
familiaris adalah mamalia karnivora. Hewan ini sudah berbeda dengan nenek moyangnya
yang liar, sekarang berubah menjadi sosok binatang dengan berbagai keistimewaan pada
penglihatan, pendengaran, dan penciumannya. Kini, anjing sudah banyak menghiasi rumahrumah di perkotaan dan telah menjadi salah satu binatang kesayangan. Ketika dilatih, anjing
pun dapat membantu berbagai tugas manusia, mulai dari berburu, menjaga ternak, penjaga,
pelacak, hingga membantu terapi berbagai penyakit. Itu semua karena kelebihan dalam
penciuman, pendengaran, dan penglihatannya yang berasal dari nenek moyangnya, serigala.
Jika dirunut lebih jauh, anjing termasuk keluarga Canidae, dan bersaudara dengan serigala,
rubah, serta anjing rakun. Di antara semua anggota Canidae, anjinglah yang paling dekat
hubungannya dengan serigala. Serigala merupakan mamalia yang bersifat paling sosial :
kawin, merawat anak, dan mencari makan bersama-sama. Serigala dewasa juga akan bermain
dan melatih serigala muda. Adanya sifat-sifat ini mengingatkan pada anjing yang juga
bersifat sosial.Berdasarkan taksonomi, anjing digolongkan dalam ordo Carnivora dan
termasuk keluarga Canidae. Famili Canidae ini dibagi menjadi 4 grup yaitu Canis (grup
anjing), Vulpes (grup rubah, kecuali rubah abu-abu). Dusycyon (grup culpeo), dan Bush dog
(mencakup jenis anjing lainnya). Anjing termasuk dalam genus Canis, satu genus dengan
wolf (serigala), coyote, jackal, dan dingo.
Berbagai teori sejarah anjing digali dan dikembangkan para peneliti untuk mengungkap
asal-usulnya, termasuk menduga nenek moyang anjing adalah serigala, rubah, dan jackal.
Ternyata, tidak hanya ketiga hewan itu, masih ada anjing liar lain, tetapi tidak termasuk
keluarga Canidae yang disebut wild cousins dog diduga merupakan nenek moyang anjing.
3

Kedua kelompok ini (serigala dan anjing liar) memiliki ciri-ciri yang hampir sama yaitu
kepala besar, mulut panjang, gigi geligi, dan rahang kuat untuk memotong atau menggiling
makanan. Hewan-hewan ini memiliki kemampuan beradaptasi di suatu daerah sangat baik,
mampu bertahan hidup di dalam berbagai habitat mulai dari daerah dingin sampai panas,
serta daerah yang tandus hingga hutan belantara.
Menurut sejarah geologi, perkembangan evolusi anjing terjadi sejak 60 juta tahun
silam, ketika zaman Paleocene, zaman Oligocene, zaman Miocene, dan zaman Pliocene. Pada
zaman Paleocene, terdapat dua spesies hewan yaitu miacis dan cynodictis. Miacis adalah
hewan kecil dengan badan dan ekor panjang, serta kaki pendek. Hewan tersebut merupakan
nenek moyang anjing, racoon, beruang, musang, hyena (anjing hutan) dan kucing. Miacis
memiliki gigi khas bangsa karnivora dan berjalan seperti beruang. Otaknya kecil, tetapi lebih
besar dari bangsa karnivora seperti creodont yang menghilang 20 juta tahun silam. Creodont
adalah sejenis hewan pemakan daging yang ukurannya sedikit lebih besar dari tikus.
Sementara cynodictis memiliki tubuh yang lebih kecil dan langsing. Yang menonjol dari
binatang ini adalah kelengkapan giginya yang berjumlah 42 buah. Keturunan miacis dan
cynodictis yang masih hidup hingga sekarang adalah musang. Oleh karena itu, musang kerap
dijuluki fosil hidup, Kendati sudah berevolusi selama 40 juta tahun, musang tidak mengalami
perubahan.

Gambar 2.1 Fosil miacidae


Ketika zaman Oligocene (kira-kira 35 juta tahun yang lalu), cynodictis tetap berbentuk
hewan dengan badan panjang dan kaki pendek. Adapun miacis berkembang menjadi berbagai
turunan anjing. Zaman Miocene yang terjadi sekitar 20 juta tahun yang lalu merupakan
permulaan evolusi anjing yang sesungguhnya, keluarga pertama Canidae. Hal itu dibuktikan
dengan adanya hewan mirip anjing. Hewan itu disebut mesocyon, memiliki rahang lebih kecil
dibandingkan rahang anjing saat ini. Pada akhir zaman Miocene, cynodictis mengalami

evolusi dan melahirkan cynodesmus. Kemudian cynodesmus berkembang menjadi weasel


dan racoon. Pada akhirnya, cynodesmus juga berkembang menjadi tomarctus, bangsa anjing
dengan rahang besar yang panjang dan otak besar. Sosoknya sudah mirip anjing modern dan
dianggap nenek moyang keluarga Canidae.
Akhirnya, pada zaman Pliocene, bentuk anjing sudah seperti yang ada saat ini. Zaman
ini terjadi pada 5-7 tahun silam. Hewan-hewan ini sudah berjalan dengan empat kaki. Salah
satu jarinya pun mengalami perubahan taji. Pada saat periode ini, ditemukan etruscan.
Menurut hasil penelitian, etruscan merupakan nenek moyang langsung dari anjing dan
serigala.
Fosil

anjing

tertua

adalah

dua

tulang kranium dari Rusia dan rahang

bawah dari Jerman asal 13.000 sampai 17.000 tahun yang lalu. Kemungkinan besar leluhur
fosil anjing tertua adalah serigala besar kawasan Holarktik utara Canis lupus lupus. Fosil
anjing yang lebih kecil berasal dari gua-gua peninggalan kebudayaan Natufia asal zaman
Mesolitik. Fosil diperkirakan berasal dari 12.000 tahun yang lalu dan merupakan keturunan
serigala Asia barat daya Canis lupus arabs yang berukuran tubuh sedang. Dari lukisan dinding
gua dan sisa-sisa tulang asal 14.000 tahun yang lalu, anjing sudah menyebar dari Afrika
Utara sampai Eurasia dan Amerika Utara. Orang zaman kuno di Eropa sudah menghargai
anjing sebagai sahabat sejati. Di Svaerdborg, Denmark terdapat kuburan anjing yang
berdampingan dengan makam orang dari zaman Mesolitik.
Analisis DNA yang dilakukan selama ini menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Vil,
Savolainen, dan rekan menyimpulkan bahwa anjing merupakan percabangan dari serigala
yang terjadi sekitar 75.000 sampai 135.000 tahun yang lalu. Analisis lanjut yang dilakukan
Savolainen et al. menunjukkan bahwa semua populasi anjing berasal dari sumber gen (gene
pool) tunggal bersama-sama dengan serigala. Verginelli et al. justru mengusulkan agar saat
terjadinya percabangan anjing dari serigala perlu dikaji kembali. Alasannya, umur geologis
dari fosil yang lebih muda sering ditaksir terlalu tinggi menurut pengukuran jam molekuler
yang kurang akurat. Sebagai jalan tengah yang cocok dengan bukti-bukti arkeologis,
percabangan anjing dan serigala kemungkinan besar terjadi sekitar 15.000 tahun yang lalu.
Verginelli meneliti bukti-bukti DNA dari 5 fosil prasejarah Canidae yang menurut
metode pengukuran karbon berasal dari 15.000 sampai 3.000 tahun yang lalu, 341 ekor
serigala dari beberapa populasi di seluruh dunia, dan 547 anjing ras murni. Hasil penelitian
menunjukkan leluhur anjing berasal dari berbagai kawanan yang terpisah, dan
5

atau interbreed (saling kawin) dengan anjing purba dan serigala di berbagai tempat yang
tersebar di seluruh dunia.
Tabel 2.1 Lokasi penemuan fosil spesimen anjing
Tahun BP
(Sebelum

Lokasi

Penemuan

Sekarang)
16.945

Eliseevich-I
site,

Pada tahun 2002, sebuah penelitian menemukan fosil

Bryansk dua tulang tengkorang Canid yang ditemukan terkubur

Region,

beberapa meter dari tanah. Fosil tersebut disebut

Russian

Plain, sebagai tulang dari "Ice Age Dogs" atau "Anjing

Russia

Zaman Es". Penanggalan karbon memperkirakan


tahun antara 16,945-13,905 sebelum sekarang. Pada
tahun 2013, diadakan penelitian terhadap salah satu
dari tulang tengkorak ini dan ditemukan bahwa
pengurutan DNA diidentifikasi sebagai Canis lupus

16.700

Kniegortte,

familiaris.
Pecahan Os maxillae beserta gigi.

15.770

Germany
Oelknitz,

Os phalanges, Metapodia, dan sebagian Os humerus

Germany

dan Os tibia bagian distal.

15.770

Teufelsbrucke,

Pecahan

15.500

Germany
Montespan,

phalanges.
1 Os atlas, 1 Os femur, dan 1 Baculum.

15.200

France
Hauterive-

Os metatarsal, dua gigi, dan Os phalanges.

metapodia

bagian

proximal

dan

Os

Champrveyres
14.999

, Switzerland
Le
Closeau, 7 pecahan termasuk Os mandibulae, Os metacarpale,

14.708

France
Bonn-

Metapodial, dan Os phalanges.


Os mandibulae.

Oberkassel,
13.000
12.900

Germany
Palegawra, Iraq Os mandibulae.
Ushki
I, Skeleton lengkap.

Kamchatka,
12.790

Russia
Nanzhuangtou,

12.500

China
Kartstein cave, Tengkorak anjing kuno.

31 pecahan termasuk Os mandibulae lengkap.

Mechernich,
12.450
12.000

Germany
Yakutia, Siberia
Ain

Mayat yang telah termumifikasi. Analisis DNA

menyatakan mumi sebagai anjing kuno.


Mallaha Dentes caninus, Os mandibulae, dan skeleton dari

(Eynan)

and serigala atau anjing yang terkubur bersama manusia

HaYonim

dari budaya Natufian.

9.000

terrace, Israel
Jiahu
site, 11 skeleton anjing.

8.000

China
Svaerdborg site, Tiga jenis skeleton anjing berbeda.

7.425

Denmark
Baikal region, Skeleton anjing.
Russia, Central
Asia

Dibandingkan dengan subspesies serigala yang lain, Serigala India diperkirakan


banyak berperan menghasilkan berbagai jenis anjing. Sekaligus nenek moyang berbagai jenis
anjing liar yang sekarang bisa ditemukan di berbagai tempat dunia seperti dingo dan anjing
paria. Serigala India juga mungkin kawin dengan keturunan Serigala Eropa dan menghasilkan
anjing ras Mastiff. Selanjutnya dari Mastiff berkembang berbagai jenis anjing ras seperti Pug,
Saint Bernard, dan Bloodhound.Tibetan Mastiff juga merupakan keturunan Mastiff yang
paling kuno. Serigala Eropa berperan dalam menghasilkan anjing ras Spitz, sebagian besar
terrier, dan berbagai jenis anjing gembala yang ada sekarang. Serigala China kemungkinan
besar merupakan nenek moyang anjing Peking dan toy Spaniel. Tapi mungkin saja keturunan
serigala China dan serigala Eropa saling kawin selama berabad-abad yang lalu dan
menghasilkan berbagai jenis anjing mini asal Asia. Serigala spesies Canis lupus lycaon
merupakan nenek moyang langsung bagi sebagian besar (atau semua) anjing penarik kereta
salju (sled dog) yang hidup di Amerika Utara. Interbreeding antara anjing yang hidup di
kawasan Arktik dengan serigala masih berlangsung. Keturunan yang dihasilkan sangat
disukai manusia, karena mempunyai ciri fisik mirip serigala yang mampu bertahan di alam

kutub yang ganas. Peranakan anjing-serigala juga sering tidak disengaja, karena kebetulan
anjing dan serigala hidup di lingkungan yang sama.

2. 2 Sejarah Domestikasi Anjing


Sebelum menjadi teman manusia, anjing adalah binatang liar yang hidup berburu
dengan cara berkelompok. Hewan ini mempunyai gerak yang cepat dalam memburu
mangsanya. Manusia pun masih hidup primitif dengan berburu binatang untuk dijadikan
makanan. Sekitar 45.000 tahun yang lalu serigala masih hidup liar di alam bebas tanpa ada
interaksi dengan manusia. Pada saat itu mereka masih mencari makanan dengan berburu.
Serigala berburu menggunakan insting, indera penciuman, dan indera pendengaran. Manusia
dan serigala sama sama hidup nomaden untuk mencari makan. Seiringnya waktu, serigala
pun mulai kesulitan mencari makanan karena persaingan dengan manusia. Satu-satunya jalan
adalah serigala harus mendekati rumah manusia. Serigala-serigala liar itu sadar untuk
memperoleh makanan hanya bisa mengandalkan dari sisa-sisa tulang yang dibuang manusia.
Oleh karena itu, serigala selalu mengikuti setiap perpindahan manusia dari satu tempat ke
tempat lain. Sejak itulah, anjing dan manusia mulai saling berinteraks. Namun, hal ini belum
disebut domestikasi karena habitat anjing masih terpisah dengan manusia.
Domestikasi adalah menjinakkan hewan liar di tempat yang kondisinya berbeda
dengan habitat alaminya. Proses domestikasi atau penjinakan dari anjing sendiri berlangsung
sejak 10.000-15.000 tahun silam. Domestikasi serigala bermula saat manusia merawat anakanak serigala yang ditinggal mati oleh induknya. Anak-anak serigala pun tumbuh dengan
kasih sayang manusia dan hidup secara berdampingan dengan manusia. Domestikasi serigala
dalam waktu yang lama mengakibatkan perubahan bentuk tubuh serigala dan berkurangnya
naluri hewan liar yang dimilikinya.
Anjing dapat membantu berburu mangsa karena mampu bergerak cepat dan
penciumannya tajam. Kehadirannya ternyata bisa diandalkan untuk menjaga manusia.
Manusia mulai kesulitan makanan dari tumbuhan pada zama Neolithic yang terjadi 8.000
tahun silam. Mereka kemudian belajar bercocok tanam dan memelihara sapi, kambing, serta
domba. Peran anjing pada saat itu sangat dibutuhkan untuk menjaga sekaligus penggiring
ternak ketika masuk ke kandang. Anjing yang dahulu diandalkan sebagai pemburu mangsa
berubah menjad penggembala ternak (herding dog) yang tangkas dan pintar.
Menurut dugaan para ahli, manusia dan anjing saling berinteraksi melalui serangkaian

sejarah panjang sejak 30.000-60.000 tahun silam. Salah satu bukti dengan ditemukan relief di
dinding sebuah piramid di Mesir yang menggambarkan anjing sudah hidup bersama dengan
manusia. Ahli sejarah menyebut anjing tersebut dengan nama khufu dog karena pada zaman
itu kerajaan mesir diperintah oleh raja Khufu lebih dikenal Cheops yang hidup pada 3.730
tahun SM. Saat itu, anjing dimanfaatkan untuk berburu rusa. Daya tahan dan kekuatan anjing
memang sangat dibutuhkan manusia, terutama untuk membantu tugas sehari-hari. Penduduk
di kutub utara memakai jasa anjing sebagai penarik kereta sejak 16 abad silam. Anjing yang
dipilih memiliki kaki kuat dan berdaya tahan tinggi untuk melakukan perjalanan di
Greenland. Di beberapa negara Eropa, seperti Belgia dan Belanda selama abad ke-20, telah
memanfaatkan anjing sebagai pengangkut barang, seperti hasil kebun, kayu, atau batu. Di
Cina dan Tibet, beberapa anjing ditemukan sebagai binatang peliharaan dan penjaga kuil,
seperti pekingese, japanese chin, dan shih tzu.
Anjing juga diperbantukan dalam peperangan. Hal itu telah dilakukan Raja Henry
VIII dari Inggris yang menggunakan old english mastid sebagai anjing perang sejak 2.200
SM. Hewan ini digunakan sebagai pengangkut amunisi saat peperangan karena memiliki
kekuatan yang baik. Sementara bangsa Romawi memanfaatkan rottweiler sebagai penjaga
markas sekaligus membantu perang. Perancis adalah negara yang berhasil melatih dan
mempekerjakan anjing sebagai pasukan perang dunia I. Sukses itu disusul Jerman dan Rusia
yang mengerahkan pasukan anjing dengan sebutan dogs of war.
2. 3 Klasifikasi Anjing

Gambar 2.2 Taxonomi Anjing

2. 3.1 Klasifikasi Anjing menurut FCI


FCI (Federation Cynologque Internationale) adalah otoritas Kinologi Internasional
terbesar di dunia, didirikan pada tahun 1911 dan berpusat di Thuin, Belgia dan beranggotakan
83 negara. FCI melakukan klasifikasi anjing ke dalam 9 grup besar yang didasarkan pada
peran sosial dan tradisional anjing pada masa agrikultur, yaitu masa dimana anjing tumbuh
dan berkembang di dalam berbagai trah/ras (breed) dengan fungsi-fungsi khas yang unik.

Gambar 2.3 Grup Dalam Klasifikasi Anjing Menurut FCI

10

2. 3.1 Klasifikasi Anjing menurut Ukuran


Berdasarkan

bobotnya

(diukur

berdasarkan

berat

badan

anjing),

anjing

diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok yaitu kelompok yaitu small/kecil (1-10 kg),


Medium/sedang (10-25 kg), Large/besar (25-50 kg) dan Giant/Raksasa (diatas 50 kg).
Klasifikasi ini dijadikan pedoman oleh produsen busana atau perlengkapan pemeliharaan
anjing yang memasarkan produknya secara spesifik untuk anjing dengan bobot-bobot
tertentu.

Gambar 2.4 Klasifikasi Anjing menurut Bobot

11

Gambar 2.5 Klasifikasi Anjing menurut Bobot

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapula kesimpulan dari karya tulis ini adalah :
1. Berbagai teori sejarah anjing digali dan dikembangkan para peneliti untuk
mengungkap asal-usulnya, termasuk menduga nenek moyang anjing adalah serigala.
Menurut hasil penelitian, etruscan merupakan nenek moyang langsung dari anjing dan
serigala.
2. Interaksi awal dari anjing dan manusia diawali dengan kesulitan serigala dalam
mencari makan, sehingga menjadi dependan terhadap manusia. Domestikasi dimulai
pada saat manusia merawat anak-anak serigala yang ditinggal mati induknya sehingga
anakan tersebut tumbuh besar dan hidup berdampingan bersama manusia.
3. Federation Cynoluqgue Internationale melakukan klasifikasi anjing ke dalam 9 grup
besar yang didasarkan pada peran sosial dan tradisional anjing dengan fungsi-fungsi
khas yang unik. Sedangkan klasifikasi berdasarkan ukuran (berat badan), anjing
diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok yaitu small/kecil (1-10 kg), Medium/sedang
(10-25 kg), Large/besar (25-50 kg) dan Giant/Raksasa (diatas 50 kg).
3.2 Saran
Disarankan pembaca dan penulis agar bisa mengetahui dan memahami lebih lanjut
mengenai mekanisme evolusi dari anjing.

13

DAFTAR PUSTAKA

Karmana, Oman. 2007. Biologi. PT. Grafindo Media Pratama : Jakarta


Budiana. 2006. Anjing. Penebar Swadaya : Jakarta
Wikipedia. 2016. Origin of The Domestic Dog. Diakses 29 September 2016 pukul
15.00 WITA, dari

https://en.wikipedia.org/wiki/Origin_of_the_domestic_dog#Dog_evolution
Wikipedia. 2016. Anjing. Diakses 29 September 2016 pukul 19.00 WITA, dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Anjing
E-journal. 2016. Anjing dan Dog Shelter. Diakses 30 September 2016 pukul 12.00
WITA, dari http://e-journal.uajy.ac.id/2072/3/2TA10349.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai