Anda di halaman 1dari 5

http://www.antaranews.

com/berita/383723/camat-karimunjawa-berharapkemudahan-peroleh-bbm
Jepara (ANTARA News) - Camat Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Nuryanto,
berharap warganya mendapat kemudahan dalam mendapat pasokan bahan
bakar minyak (BBM), karena saat ini stok BBM jenis premium di pengecer sudah
habis.
"Demikian halnya, untuk stok BBM jenis solar mengalami kondisi yang hampir
sama, mengingat para nelayan mulai kesulitan mendapatkan solar," ujarnya, di
Jepara, Jumat.
Ia mengakui, pengecer yang rutin membeli solar maupun premium di Jepara
menggunakan kapal nelayan, enggan melakukan hal serupa karena sebelumnya
ada yang ditangkap Polair, padahal kebutuhan BBM warga Karimunjawa sangat
mendesak menyusul terjadinya gelombang laut yang cukup tinggi.
"Kami perkirakan, stok bensin yang dimiliki masyarakat hanya tersisa di tangki
kendaraannya masing-masing," ujarnya.
Selain masalah BBM, warga Karimunjawa juga mulai kesulitan mendapatkan
elpiji 3 kilogram, karena belum ada pengiriman pasokan.
Terkait permasalahan yang dihadapi warga Karimunjawa, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Jepara siap memberikan rekomendasi untuk
pembelian BBM.
Berdasarkan informasi dari dinas terkait, sekitar 16 orang pengecer BBM sudah
ditunjuk oleh Kecamatan Karimunjawa.
Menurut catatan, alokasi elpiji yang diterima Kecamatan Karimunjawa mencapai
5.000-an tabung lebih per bulan, sedangkan alokasi BBM jenis solar diperkirakan
mencapai 144.000 liter dan premium 59.000 liter per bulan.
Adapun jumlah penduduk di Kecamatan Karimunjawa mencapai 10.200 jiwa
tersebar di lima kepulauan, yakni Pulau Kemojan, Pulai Genting, Pulau Nyamuk,
Pulau Parang, dan Pulau Karimunjawa.

http://ekbis.sindonews.com/read/760236/34/investor-tak-berminat-kelola-spbu-dikarimunjawa-1373609215
Menurut Sholih, ada sejumlah alasan penolakan yang dikemukakan para
investor tersebut. Yakni mulai belum adanya kapal tanker pengangkut BBM
menuju Karimunjawa, hingga minimnya kuota BBM jatah Karimunjawa. Tiap
bulannya, kuota BBM Karimunjawa terdiri dari 144 ribu liter solar dan 65 ribu liter
bensin premium.

Nelayan Berau Butuh SPBU Terapung


http://www.antarakaltim.com/berita/25164/nelayan-berau-butuh-spbu-terapung
Samarinda (ANTARA kaltim) - Kesulitan yang dialami warga di Kabupaten Berau
bukan hanya soal langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menyebabkan
warga seringkali harus mengantre, tapi juga kondisi pelik dimana nelayan sering
kali tidak kebagian BBM pada SPBU yang ada.
Oleh karena itu diharapkan pemerintah memberikan solusi bukan hanya soal
peningkatan pengawasan terhadap penyalahgunaan BBM bersubsidi, namun
diharapkan pula membangun SPBU terapung.
"Bukan hanya pengendara motor yang kesulitan BBM, nelayan juga sangat
kesulitan mendapatkan BBM untuk kapal bermotornya agar bisa berlayar. Ada
dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi. Namun yang juga diharapkan nelayan
selain pengawasan yaitu mereka minta agar pemerintah mendirikan SPBU
terapung yang berada di atas air," kata Rusianto, politikus asal Partai Gerindra.
Nantinya SPBU terapung itu pembangunannya diprioritaskan bagi para nelayan
agar mereka dapat kebagian BBM. Sebab selama ini nelayan setempat seringkali
tidak kebagian BBM selain karena kalah dengan pengguna BBM yang didarat
akibat adanya kekacauan di SPBU yang ada saat ini.
Sementara mengeluhkan BBM, nelayan setempat juga sedang diresahkan
adanya bom ikan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab."Memang hal semacam ini tidak bisa dibiarkan, mereka pun juga meminta
agar tindakan semacam itu dapat ditegur dan ditindak.
Apakah memang pihak SPBU-nya atau kah oknum tertentu. Begitupula soal bom
ikan yang meresahkan, saya rasa dinas terkait diharapkan dapat menindaklanjuti
aduan soal ini," sebut Rusianto.

Selain masalah tersebut, Rusianto yang menyampaikan harapan masyarakat di


Kabupaten Berau agar bantuan-bantuan nyata di bidang perikanan dan tambak
seperti bantuan berupa bibit ikan, baik itu bibit ikan lele, ikan mas serta ikan patin
agar dapat diberikan secepatnya.
"Mereka kesulitan bibit ikan, padahal kolam ikan nya sudah tersedia. Kabarnya
pernah dijanjikan pemerintah, namun belum terealisasi. Di samping itu
pemberian pukat bagi nelayan yang tergabung dalam kelompok nelayan juga
diharapkan dapat menjadi program pemerintah agar dapat disalurkan," ungkap
politikus asal Dapil V Berau, Bontang dan Kutai Timur ini. (Humas DPRD
Kaltim/adv/lia)

Solar untuk Nelayan Harus Diutamakan


http://www.pikiran-rakyat.com/serial-konten/jangan-sampai-berhenti-melautEKONOMI

JAKARTA, (PRLM).- Anggota DPD RI Poppy Dharsono menyatakan, pengadaan bahan bakar
minyak (BBM) solar harus diutamakan buat para nelayan dan angkutan umum di pesisir
pulau. Perekonomian rakyat kecil harus tetap diutamakan.
Mau naik atau tidak, kami ingin rakyat kecil seperti para nelayan di Karimun Jawa bisa
terpenuhi solar untuk perahunya agar bisa melaut guna mencari rejeki, kata Poppy pada
diskusi Kenaikan Harga BBM dan Pengaruhnya di Daerah, di Gedung DPD RI, Rabu
(10/4/13).
Menurut dia, tidak ada kenaikan BBM saja, para nelayan di pulau kecil itu sering kesulitan
mendapatkan solar. Kalau solar sudah tidak ada, maka mereka berhenti melaut,
penghasilan tidak ada. Di sini kita melihat, kem ungkinan adanya kebocoran distribusi,
sehingga rakyat kecil tidak mendapat jatah solar, katanya.
Poppy juga meminta pemerintah untuk menutup berbagai kebocoran distribusi migas. Di
daerah-daerah luar Jawa sering terjadi kelangkaan BBM, ini aneh, karena di sana
permintaan BBM tidak setinggi di Jawa. Kalau langka mestinya ya di Jawa, karena
konsumsinya tinggi. Lha kalau di luar Jawa langka, itu kita curiga, kebocoran atau
penyelundupan BBM masih marak, katanya.(A-109/A-108)***

Oil companies distribute 277m litres of petroleum products

http://sweetcrudereports.com/2015/01/13/oil-companies-distribute-277m-litres-ofpetroleum-products/
13 January 2015, Lagos The Nigeria National Petroleum Corporation, NNPC, Retail
Limited and independent petroleum products marketing companies distributed about 276.90
million litres of various petroleum products in the 36 States and the Federal Capital Territory,
FCT. in September 2014.
According to the NNPC Monthly Petroleum Information for the month of September 2014, the
petroleum products distribution shows a decrease of about 72.47 million litres or 20.74 per cent
when compared with the a total of 349.37 million litres distributed in August 2014.
The report disclosed that independent marketing companies distributed 176.37 million litres,
representing 63.69 per cent of the total, while the NNPC Retail Limited distributed 100.53
million litres, representing 36.31 per cent of the total sales.
Distribution by product shows that Premium Motor Spirit (PMS) had the highest figure of 195.62
million litres (70.65%) of the total reflecting average daily sales of 6.52million litres.
This was followed by Automotive Gas Oil (AGO) with total sales figure of 21.40 million litres
(7.73%) averaging 0.71 million litres per day.
Dual purpose Kerosene (DPK) came third in the petroleum products distribution slate with total
figure 18.23 million litres (6.58%), giving an average daily figure of 0.67 million litres. Low Pour
Fuel (LPFO) and others constituted the remaining part of the distribution.
*Olajide Ojo Vanguard

JEPARA Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jepara Sudiyatno


mengatakan, hasil tangkapan ikan yang diperdagangkan di TPI Ujung Batu
tersebut diakui memang tak semua dihasilkan oleh nelayan Jepara sendiri.
Sebagian merupakan hasil tangkapan nelayan Demak, Pati dan Rembang yang
menangkap ikan di perairan di wilayah Jepara, kata Sudiyatno
kepada MuriaNewCom.

Menurut dia, jika nelayan Jepara sendiri tidak akan mampu menghasilkan
produktifitas tangkapan yang banyak. Sebab dari total nelayan di Jepara yang
mencapai 13 ribu lebih, hanya sedikit nelayan menggunakan kapal dengan
kapasitas 20-30 GT. Sebagian besar hanya menggunakan kapal 10 GT.
Kalau nelayan Jepara sendiri tidak mampu menghasilkan tangkapan yang
melimpah seperti saat ini yang sudah mencapai 2 juta kilogram. Sebab, jumlah
perahu dan kapal nelayan di Jepara ada sekitar 3.500 kapal. Tapi, 75 persen
merupakan perahu kecil dengan kapasitas di bawah 10 GT, ungkap Sudiyatno.
Lebih lanjut dia mengemukakan, keberadaan nelayan luar Jepara yang melakukan
penangkapan ikan di perairan wilayah Jepara tersebut tidak menjadi masalah.
Sebab, nelayan di Jepara sudah memahami jika laut bukan milik warga Jepara
sendiri. Terlebih ada aturan baru, jika laut lepas mulai dari nol mil hingga 12 mill
merupakan wewenang pemerintah provinsi.
Tidak ada masalah. Yang terpenting semua nelayan menggunakan alat menangkap
ikan yang tidak melanggar hukum, imbuhnya. (WAHYU KZ/KHOLISTIONO)
- See more at: http://www.murianews.com/2015/09/04/49971/nelayan-luardaerah-juga-serbu-perairan-jepara.html#sthash.HYyaQXPV.dpuf

Anda mungkin juga menyukai