LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) perawatan pada pasien dengan Benigna Prostat Hiperplasi di
Ruang 21 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, telah diperiksa dan disetujui oleh
Pembimbing Ruang 21
Pembimbing Institusi
(.....................................................)
(.....................................................)
Kepala Ruang 21
(.....................................................)
Sasaran
Tempat
: Ruang 21
Waktu
: 30 menit
Hari, tanggal
Penyuluhan
A. Latar Belakang
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau biasanya sering disebut dengan
pembesaran prostat jinak adalah suatu pembesaran yang terjadi pada kelenjar prostat
yang disebakan oleh bertambahnya sel-sel glanduler dan interstitial sehingga
menyebabkan pembatasan pada pengeluaran urine. Penyakit ini sering terjadi pada
saluran kemih pria, kejadiannya akan
diketahui
secara
pasti,
namun
kemungkinan
berhubungan
dengan
secara perlahan-lahan sehingga perubahannya juga terjadi secara perlahan. Apabila hal ini
tidak segera ditangani maka keadaannya akan semakin parah dan dapat menyebabkan
disfungsi pada saluran kemih bagian atas.
Penyakit ini memang sering diabaikan oleh masyarakat karena gejala yang
kurang dipahami oleh masyarakat. Namun apabila penyakit ini dibiarkan maka bisa
terjadi kanker prostat. Gejala dari penyakit ini adalah nyeri saat BAK, sering miksi
namun hanya keluar sedikit bahkan hanya keluar dengan menetes, maka akn lebih baik
jika segera periksa ke medis.
Dari data di atas, kami dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang program
studi DIII-Keperawatan Malang tertarik untuk melakukan penyuluhan mengenai Benigna
Prostat Hiperplasia di Ruang 21 RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
B. Analisis Situasi
1. Peserta penyuluhan
Pasien dan keluarga pasien di ruangan 21 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2. Penyuluhan
Mampu menyampaikan tentang Benigna Prostat Hiperplasia
Mampu menguasai peserta penyuluhan untuk memusatkan perhatian pada
penyuluh dan materi penyuluhan
3. Ruangan
Ruang 21 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
C. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pada pasien dan keluarga pasien, petugas,
atau pengunjung di Ruang 21 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, dapat memahami dan
mengetahui tentang Benigna Prostat Hiperplasia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian Benigna Prostat Hiperplasia
b. Mengetahui penyebab terjadinya Benigna Prostat Hiperplasia
c. Mengetahui tanda dan gejala Benigna Prostat Hiperplasia
d. Mengetahui komplikasi Benigna Prostat Hiperplasia
e. Mengetahui penatalaksanaan Benigna Prostat Hiperplasia
f. Mengetahui cara pencegahan Benigna Prostat Hiperplasia
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Keluarga
1. Memberi salam
1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarkan
3. Bina hubungan saling
percaya
Pelaksanaan Menjelaskan
1. Mendengarkan
Metode
Waktu
Ceramah 2 menit
Ceramah 15 menit
1. Pengertian
Prostat Hiperplasia
2. Penyebab
terjadinya
Benigna
yang
belum
dimengerti
Prostat
Hiperplasia
3. Tanda
dan
gejala
Benigna
Prostat
Hiperplasia
4. Komplikasi
Benigna
Prostat Hiperplasia
5. Penatalaksanaan
Benigna
Prostat
Hiperplasia
6. Pencegahan
Benigna
Penutup
Prostat Hiperplasia
1. Memberikan
1. Menjawab
Tanya
pertanyaan
2. Menarik
pertanyaan
2. Menjawab salam
jawab
3 menit
Kesimpulan
3. Menutup
penyuluhan/ salam
F.
Media
a. LCD
b. Proyektor
c. Laptop
d. Leaflet
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
H. Karakteristik Evaluasi Penyuluhan
1. Kriteria Evaluasi Struktur
- Membuat SAP
- Menyusun Organisasi Penyuluhan
a. Moderator:
Tugas Moderator:
- Orang yang menjalankan jalannya penyuluhan
- Mengendalikan jalannya penyuluhan dan diskusi
- Mengawal dan mengawasi jalannya diskusi agar berjalan sesuai dengan topik
b. Pemateri
Tugas Pemateri
Fasilitator
Orang yang mengondisikn audiens
Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
Memotivasi peserta untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas
d. Observer
- Orang yang menilai jalannya acara
- Mencatat nama dan jumlah peserta serta menempatkan diri, sehingga
-
MATERI PENYULUHAN
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA
keluhan iritasi dan hematuria. Selain itu, stasis urin dalam vesika urinaria
menjadikan media pertumbuhan mikroorganisme, yang dapat menyebabkan sistitis
dan bila terjadi refluks menyebabkan pyelonefritis (Sjamsuhidajat, 2005).
Ketika BPH semakin bertambah parah, komplikasi yang sering ditemukan
berupa obstruksi total urinarius setelah pasien mengalami infeksi atau obstruksi
total yang temporer ketika pasien menggunakan preparat dekongestan, penenang
(trankuilizer), alkohol, preparat antidepresan, atau antikolinergik.
Komplikasi lain meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
Infeksi
Hidronefrosis, insufisisensi renal, dan jika tidak diatasi, maka terjadi gagal ginjal
Batu kemih
Perdarahan
Syok
2) Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah, nadi dan suhu. Nadi
dapat meningkat pada keadaan kesakitan pada retensi urin akut,
dehidrasi sampai syok pada retensi urin serta urosepsis sampai syok septik.
Pemeriksaan
abdomen
dilakukan
dengan
tehnik
bimanual
untuk
4) Pemeriksaan Uroflowmetri
Salah satu gejala dari BPH adalah melemahnya pancaran urin. Secara
obyektif pancaran urin dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan
penilaian :
a). Flow rate maksimal 15 ml / dtk
= non obstruktif.
= obstruktif.
Penatalaksanaan
Modalitas terapi BPH adalah :
1). Observasi
Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 6 bulan kemudian setiap
tahun tergantung keadaan klien
2). Medikamentosa
Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang, dan
berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan
berasal
dari:
5. Berat badan ideal dengan cara pengukuran TB-100= BB ideal atau BB(kg):TB(m) 2
Pada obesitas atau berat badan berlebih, lakukan diit sehat. Karena, sebagian besar
pada orang dengan obesitas maka hormon laki-laki akan berkurang secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Purnomo. 2000. Dasar-Dasar Urologi, Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam
Terbitan (KTD): Jakarta.
Long, Barbara C. 2006. Perawatan Medikal Bedah. Volume 1. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung.
Soeparman. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. FKUI: Jakarta
Hardjowidjoto, S. 2000. Benigna Prostat Hiperplasi. Airlangga University Press: Surabaya
Schwartz, dkk, 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G. Tom Shires dkk, EGC:
Jakarta.
McPhee, S.J.& Ganong, W.F.2006.Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran
Klinis,Ed.5.Terjemahan oleh B.U. Pendit.2011.Jakarta: Kedokteran EGC.
Kowalak, J.P., Welsh, W., & Mayer, B.2003.Buku Ajar Patofisiologi.Terjemahan oleh
A.Hartono.2011.Jakarta: Kedokteran EGC.
Corwin,
E.J.
2008.
Buku
Saku
Patofisiologi,
Ed.
3.
Terjemahan
oleh
N.B.