Anda di halaman 1dari 3

Kemampuan daya tampung planet bumi untuk menyediakan bahan - bahan

pangan sangatlah terbatas, karena di dalam proses produksi tidak digunakan


teknologi yang maju. Para ahli dalam memperkirakan kapasitas daya tampung
planet bumi untuk menyediakan bahan makan hanya cukup untuk 20 juta orang,
apabila dengan cara bercocok tanam yang belum modern. Teknologi pertanian
yang modern itu dapat memberikan daya dukung alam yang lebih besar dari 250
kali pada waktu ini, karena diperkirakannya jumlah penduduk dunia saat ini lebih
dari lima miliar orang. Di sektor pertanian, faktor yang sangat penting pada proses
produksi tanaman pangan adalah perlindungan tanaman terhadap serangan hama,
karena itu serangan hama sering menyerang secara tiba tiba sehingga dapat
menggagalkan hasil panen dan merusak hasil secara kualitas dan kuantitas. Salah
satu teknik pengendalian serangan hama yang sering digunakan oleh para petani
adalah dengan menggunakan bahan bahan kimia (insektisida), pengendalian
hama ini kurang efektif dan efisien karena dapat menimbulkan fenomena
kekebalan (resistensi) hama, dan mendorong terjadinya resurgensi, terbunuhnya
musuh alami dan jasad non target, serta dapat menyebabkan terjadinya ledakan
populasi hama sekunder. Penemuan insektisida yang terbaru selalu diiringi dengan
timbulnya masalah resistensi terhadap insektisida tertentu atau bahkan sering
menyebabkan resistensi silang (cross resistancy), dengan penemuan penemuan
baru para ahli berharap untuk menemukan teknik pengendalian hama yang lebih
baik, efektif, dan efisien.
Teknik nuklir adalah teknik yang memanfaatkan radioisotop untuk
memecahkan masalah litbang karena memiliki sifat kimiawi dan sifat fisis yang
sama dengan zat kimia biasa namun mempunyai kelebihan sifat fisis
memancarkan sinar radioaktif (Lannunziata, 1980). Teknik ini di dalam sektor
pertanian merupakan salah satu teknik yang modern dan potensial. Sinar
radioaktif seperti sinar gamma, n, dan x bermanfaat untuk mengendalian hama
yaitu dapat digunakan untuk membunuh secara langsung (direct killing) dikenal
sebagai teknik disinfestasi radiasi dan membunuh secara tidak langsung (indirect
illing) yang dikenal dengan Teknik Serangga Mandul (TSM), yaitu cara
pengendalian hama yang relatif baru, potensial, dan kompatibel dengan cara yang
lain. Cara ini meliputi iradiasi koloni serangga di laboratorium dengan sinar , n
atau x, kemudian dalam selang waktu yang tetap akan dilepas di lapang sehingga
tingkat kebolehjadian perkawinan antara serangga mandul dan serangga fertil
makin menjadi bertambah besar dari generasi pertama ke generasi berikutnya
akibat makin menurunnya persentase fertilitas populasi serangga di lapang.
Pengaruh penglepasan serangga mandul (dengan rasio 9:1 terhadap serangga
jantan alami dan potensi reproduksi setiap ekor serangga betina induk pada tiap
generasi menghasilkan keturunan 5 ekor serangga betina) terhadap model
penurunan populasi serangga didiskusikan secara konseptual. populasi serangga
didiskusikan secara konseptual. Metode pendekatan pengendalian hama yang

lebih baik adalah pendekatan pengendalian serangan hama berbasis kawasan yang
luas (area wide control). Cara ini lebih efektif dan efisien karena sasaran
pengendalian ini berpusat pada perkembangan total populasi pada kawasan
tersebut.
Teknik Serangga Mandul (TSM) ini sangat efektif, efisien dan kompatibel
untuk diterapkan pada metode pendekatan pengendalian serangan hama yang
berbasis kawasan yang luas, karena sasaran TSM ditujukan untuk pengendalian
total populasi hama dalam kawasan yang luas. Cara ini meliputi pemeliharaan
massal serangga hama yang menjadi sasaran pengendalian, kemandulan yang
terinduksi oleh ionisasi radiasi dan pelepasan jumlah serangga hama dalam jumlah
yang cukup banyak untuk mendapatkan perbandingan yang tinggi antara serangga
mandul yang dilepas dan populasi serangga alam. Perkawinan serangga sebagian
besar terjadi antara serangga jantan mandul dengan serangga betina alam sehingga
potensi penampilan reproduksi serangga alam berkurang secara proporsional
(Knipling, 1974).
Metode TSM ini dalam proses pelaksanaannya memerlukan beragam
penelitian yang meliputi biologi dasar, ekologi lapang, estimasi jumlah serangga
di lapang untuk tiap tiap musim, efektivitas metoda sampling populasi sebelum
selama dan setelah pengendalian dilakukan, orientasi dosis radiasi yang
menyebabkan kemandulan, daya saing kawin serangga mandul, metoda mass
rearing yang ekonomis, metodologi pelepasan serangga mandul, transportasi
serangga jarak jauh, pemencaran dan perilaku kawin serangga mandul di lapang,
organisasi pelaksana dan personalia di lapang. Kegiatan diatas adalah kegiatan
yang penting sebelum melakukan program pengendalian hama dengan cara TSM.
Metode TSM ini dalam percobaan di lapang telah dapat dibuktikan melalui
keberhasilan program eradikasi lalat ternak Cochliomyia hominivorax Coquerel di
pulau Curacao di selat Caribia Amerika Serikat pada tahun 1958 -1959. Biaya
yang diperlukan untuk program eradikasi tersebut sebesar US $ 10 juta atau
sekitar Rp. 129 Miliar dan dampak keberhasilan dari program tersebut adalah
penghematan biaya pengendalian sebesar US $ 140 juta atau Rp. 1,8 Triliun.

DAFTAR PUSTAKA
-

Sutrino, S., 2006. Prinsip Dasar Penerapan Teknik Serangga


Mandul Untuk Pengendalian Hama Pada Kawasan Yang
Luas.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=81775&val=4544. Diakses pada tanggal 3 2016.
12:00

LANNUNZIATA, M. F., and LEGG, J.O. 1980. Isotopes and


Radiation in Agricultural Sciences, Vol. I Soil - Plant - Water
Relationships, Academic Press, London Orlando, San Diego,
San.

KNIPLING, E. 1970. Suppression of Pest Lepidoptera by


releasing partially sterile males A. theoretical appraisal,
Bio. Science (20) P- 465 - 470

Anda mungkin juga menyukai