2.1.1 penyakit blas (blast) a. Nama pathogen Penyakit blas yang menyerang tanaman padi adalah jamur Pyricularia oryzae Cav. Jamur ini dulu dikenal dengan P. grisae (Cke) Sacc [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. b. Morfologi pathogen Secara morfologi, cendawan P. grisea mempunyai konidia berbentuk bulat, lonjong, tembus cahaya, dan bersekat dua (3 ruangan) (Ou, 1985). c. Gejala penyakit Penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan produksi yang serius selama periode kondisi cuaca yang menguntungkan bagi pertumbuhan blas. Penyakit ini dapat disebut blas daun, rottrn neck, atau blast panicle. Jamur menghasilkan bercak atau lesion pada daun, sekat bangkai (buku), panicle (malai), dan collar (lembaran) daun bendera [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. d. Mekanisme infeksi Penyakit blas dapat menyerang semua bagian tanaman padi dari pesemaian, stadia vegetatif, dan stadia generatif dengan menyerang leher dan cabang malai. Pada varietas yang rentan dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan cendawan blas dapat menyebabkan petani gagal panen atau puso [ CITATION San09 \l 1033 ]. e. Siklus hidup Penularan pathogen dengan perantara konidium yang dipencarkan oleh angin. Konidium dibentuk dan dipencarkan di waktu malam, meskipun sering dipencarkan siang hari sehabis turun hujan. Konidium dilepaskan ketika kelembaban nisbi udara tinggi dari 90%. Pelepasan terjadi secara eksplosif, karena pecahnya sel kecil dibawah konidium sebagai akibat dari pengaruh tekanan osmotic [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. f. Penyebaran penyakit Perbanyakkan penyakit blas dengan cepat terjadi di spora, daun dan malai, yang selanjutnya memasuki jaringan, dan memakan waktu beberapa hari, lesio atau gejala mulai tampak. Kebanyakkan penetrasi terjadi secara langsung dengan menembus kutikula, meskipun jamur dapat penetrasi melalui mulut kulit. Permukaan atas daun dan daun yang lebih muda lebih mudah dopenetrasi [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. g. Pengendalian Ada beberapa cara pengendalian yang dapat dilakukan untuk menenkan perkembangan penyakit blas, yaitu: Ketahanan varietas tanaman Dalam beberapa situasi, penyakit blas dapat dikendalikan melalui penggunaan keragaman varietas dengan level ketahanan yang berbeda-beda dan memodifikasi praktik budidaya. Pengelolaan tanaman Aplikasi terpisah nitrogen berdasarkan atas kebutuhan actual tanaman telah direkomendasi untuk menurunkan intensitas penyakit. Pengendalian secara kimiawi Banyaknya fungisida yang dikembangkan untuk mengendalikan penyakit blas. Fungisida sistemik sering digunakan untuk mengendalikan penyakit blas, tetapi penggunan fungisida yang meluas tidak dianjurkan karena tanaman padi dapat tahan dari patoge [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. 2.1.1 penyakit hawar Upih daun dan busuk batang (Sheath Blight and Stem Rot) a. Nama pathogen penyakit hawar Upih daun dan busuk batang yang menyerang tanaman padi disebabkan oleh jamur Rhizoctinia solani Kuhn (Stadium anomorf), atau disebut Thanatephorus ccucumeric (Frank) Donk (stadium telemorf) [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. b. Morfologi pathogen Benang miselum mempunyai lebar 6-10 um, dengan percabangan yang membentuk sudut runcing, pada titik perkecabangan terdapat lekukkan dan sekat. Selanjunya jamur berbentuk hifa bersel pendek, mempunyai banyak perkecabangan yang membentuk siku- siku. Sebagaian dari benang ini membentuk benang tebal dan pendek. Jamur membentuk sklerotium yang bentuknya tidak teratur. Badan ini berwarna coklat atau cokelat kehitaman [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. c. Gejala penyakit Gejala penyakit hawar upih daun dan busuk batang biasanya berkembang bercak pada upih daun sebelah bawah dekat garis air, ketika tanaman anakan atau awal perpanjangan buku (rerata 10-15 hari setelah pengairan). Bercak dapat besar, bentuk tidak teratur, dapat juga berbentuk jorong, dengan tepi kemerahan. Pada batang padi bercak mempunyai ukuran lbih kecil. Dalam keadaan lembab bercak tumbuh benang putih atau coklat muda [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. d. Mekanisme infeksi Sisa tanaman atau sclerotia yang membusuk pada permukaan menyediakan sumber inoculum yang menyerang dan menginfeksi upih daun sebelah bawah tanaman padi dan infeksi terjadi pada garis air. Miselium tumbuh ke atas upih daun, membentuk struktur infeksi dan menyebabkan bercak baru, infeksi dapat menyebar ke helaian daun [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. e. Siklus hidup Perkecambahan sklerotia dan infeksi awal ketika pathogen kontak dengan tanaman padi. Jamur mempenetrasi melalui kutikula atau celah stomata. Infection pag dibentuk dari setiap tabung apresorium dari bantal infeksi. Misellium tumbuh dari permukaan bagian luar upih daun melewati melewati tepi upih daun dan akhirnya melalui permukaan bagian dalam. Bercak utama dibentuk sedangkan miselium tumbyh cepat padapermukaan jaringan tanaman dan bagian dalamnya. Jamur berkembang kearah atas dan secara lateral menginisiasi pembentukan bercak ke dua [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. f. Penyebaran penyakit Perubahan lintang dan keberagaman suhu, curah hujan dan variable iklim lainnya ditemukan cenderung mempengaruhi penyakit. Hawar upih daun ditemukan menyebabkan penyakit yang parah pada kosebtrasi CO2 meningkat. Area dibawah kurve perkembangan intensitas penyakit dan persentase penyakit anakan padi berkoerasi secara positif dengan kepadatan inoculum awal pathogen. Selanjutnya hasil padi secara linier berkorelasi negative dengan intensitas penyakit dan persentase anakan infeksi [ CITATION Sud131 \l 1033 ]. g. Pengendalian Jarak dan ruang tanaman sebaiknya optimum menhindari tanaman bersentuhan. Aplikasi pupuk Nitrogen yang direkomendasikan di lapang apabila jumlah inoculum diketahui tinggi. Sanitasi khususnya