DAFTRAR ISI......................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan............................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Definisi Hukum.............................................................................................4
2.2 Transaksi konsumen dan Hukum...............................................................7
2.3 Bentuk-bentuk badan usaha berbadan hukum.......................................... 10
BAB 3 KESIMPULAN.......................................................................................18
3.1 Kesimpulan....................................................................................................18
Daftar Pustaka.....................................................................................................19
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen yang telah membimbing saya menulis
dan menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini saya membahas tentang pengatar umum hukum bisnis" Karena
seperti kita ketahui bersama bahwa dalam melakukan sutu kegiatan bisnis haruslah
diperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam hukum yang berlaku dalam suatu negara.
Maka dibuatlah makalah ini untuk menjelaskan tentang hukum hukum yang berlaku
dalam dunia bisnis.
Saya menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna . saya hanya berharap
bahwa makalah ini dapat menjadi bacaan yang baik dan bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke
berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu
pilar penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan.
Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena
hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib,
aman sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis
tersebut, Maka dari itu penting untuk kita mengetahui dari mana saja sumber hukum
bisnis itu, apa saja ruang lingkup hukum itu beserta aspek nya dan bagaimana cara kita
menjadi seorang yang menggeluti dunia bisnis sesuai dengan hukum bisnis dan apa saja
fungsi dari hukum bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaiman ddefinisi hukum,kaidah hukum, norma hukum?
2. Bagaimana transaksi konsumen menurut hukum?
3. Apa saja bentuk bentuk-bentuk badan usaha berbadan hukum?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui ddefinisi hukum, kaidah hukum,dan norma hukkum
2. Mengetahui transaksi konsumen,hukum konsumen,dan hukum perlindungan
konsumen
3
3. Mengetahui bentuk bentuk badan usaha berbadan hukum dan tidak berbadan
hukum
BAB 2
PEMBAHASAN
Tullius
Cicerco
(Romawi)
dalam
De
Legibus:
Hukum adalah akal tertinggi yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia untuk
menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.
- Hugo Grotius (Hugo de Grot) dalam De Jure Belli Pacis (Hukum Perang dan
Damai),
1625:
Hukum adalah aturan tentang tindakan moral yang mewajibkan apa yang benar.
- J.C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH mengatakan bahwa :
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah
laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib.
- Thomas Hobbes dalam Leviathan, 1651:
Hukum adalah perintah-perintah dari orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah
dan memaksakan perintahnya kepada orang lain.
- Rudolf von Jhering dalam Der Zweck Im Recht 1877-1882:
Hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa yang berlaku dalam suatu Negara
Hukum objektif ialah hukum yang berlaku umum di suatu negara tertentu.
Hukum subjektif ialah hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi
seseorang.
Hukum konkrit ialah hukum yang sudah diterapkan di suatu kasus atau
perkara.
Hukum abstrak ialah hukum yang masih hanya berupa UU yang belum
diterapkan pada suatu perkara.
Indonesia
mengikuti
style
hukum
Eropa.
Unifikasi
adalah
Secara formil,
o UU : dibuat presiden dan disetujui oleh DPR.
o Kebiasaan : kebiasaan yang ada di masyarakat yang dijadikan landasan.
o Yurisprudensi : keputusan hakim terdahulu yang dijadikan landasan suatu perkara.
o Traktat : perjanjian yang telah disetujui yang dijadikan landasan suatu perkara.
o Doktrin : pendapat sarjana terkemuka yang dijadikan landasan suatu perkara.
2.2.1
sumber utama informasi suatu barang/jasa diperoleh dari pengusaha atau produsen.
Karena produsen yang lebih mengetahui barang buatannya sendiri. Selain itu juga
informasinya dapat diperoleh dari organisasi-organisasi konsumen dan pemerintah.
b. Tahap transaksi konsumen
Pada tahap ini, konsumen sudah melakukan transaksi dan barang pun sudah
didapatkan dan dirasakan manfaatnya. Jika transaksi tunai mungkin tidak
menimbulkan masalah yang berkepanjangan, berbeda halnya jika transaksi dengan
kredit, biasanya konsumen tidak memperhatikan atau tidak memahami perjanjian
yang disetujuinya. Umumnya, perjanjian sudah disediakan pengusaha yang sifatnya
baku atau biasa juga disebut klausula baku atau kontrak standar. Pengusaha sudah
menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi konsumen jika ingin memiliki
barang/jasa tertentu. Jika disetujui maka konsumen menandatanganinya, jika tidak
maka konsumen dapat meninggalkannya (take it or leave it). Maka dari itu dari
perjanjian ini tidak ada proses tawar-menawar dan memberatkan satu pihak yakni
konsumen.
c. Tahap purna-transaksi konsumen
Pada tahap ini, konsumen dapat menilai manfaat dari barang yang diperolehnya.
Jika konsumen merasa puas maka akan menyebabkan konsumen menjadi setia dan
tidak beralih ke merek lain, sehingga perusahaan dapat mempertahankan
langganannya.
2.2.3
sama lain berkaitan dengan barang dan atau jasa konsumen, di dalam pergaulan hidup.
Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan
keselamatan konsumen, serta kepastian hukum.
2.2.4
Kepentingan-kepentingan konsumen
11
2.2.5
2.3 Bentuk-bentuk badan usaha berbadan hukum dan tidak berbadan hukum
Unsur-unsur perusahaan :
12
Contoh perusahaan yang berbadan hukum : BUMN, Koperasi, PT, dan lainnya.
Contoh perusahaan yang tidak berbadan hukum : Firma,CV, Perserikatan Dagang.
Perusahaan Perseorangan/Dagang
Merupakan usaha pribadi yg memikul resiko secara pribadi pula atau perseorangan.
Perusahaan dagang merupakan bentuk peralihan antara bentuk partnership dan dapat
pula di mungkinkan sebagai one man corporation atau een manszaak.
Persekutuan Perdata
Adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang diperoleh karenanya. Ketentuan mengenai persekutuan perdata diatur
dalam buku III, bab 8 pasal 1618 sampai dengan 1623 KUHPerdata.
Ciri dari persekutuan perdata:
13
Ada pendapatan.
Ada pembagian keuntungan.
Ada perjanjian antara 2 orang atau lebih.
Firma
Perseroan firma diatur dalam KUHDagang Pasal 16 sampai dengan Pasal 35. Perseroan
Firma merupakan suatu maatschaap (persekutuan perdata) khusus seperti yang
ditetapkan oleh
PT
Pengaturan Perseroan Terbatas (PT) dalam Undang Undang Nomor 1 tahun 1995
adalah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam Undang-Undang (Pasal 1 ayat 1 UUPT).
Perseroan modal PT yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham
Tanggung jawab pemegang saham yang luasnya hanya terbats pada nilai nominal semua
saham yang dimilikinya.
Nama PT: diatur dalam PP No. 26 Tahun 1998 tentang Pemakaian Nama PT. Pemakaian
nama perusahaan tersebut harus diajukan pada Menteri Kehakiman guna mendapatkan
persetujuan (diajukan bersama-sama atau terpisah dgn permohonan pengesahan akta
pendirian atau permohonan akta perubahan AD.
Pendirian PT
Harus dgn akta notaris berbahasa Indonesia.
Akta pendirian perseroan tersebut memuat AD dan keterangan lain sekurang-kurangnya:
Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan
kewarganegaraaan pendiri
Susuanan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan dan kewarganegaraan
anggota direksi dan komisaris yang pertama kali diangkat
Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham dan
nilai nominal atau nilai yang diperjanjikan dari saham yang telah ditempatkan dan
disetor pada saat pendirian.
UUPT mewajibkan setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat
perseroan didirikan.
15
Anggaran Dasar perseroan yang dimuat dalam akta pendirian perseroan sekurangkurangnya memuat:
a. Nama dan kedudukan perseroan
b. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan yang sesuai dengan perat.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Per.uu.an yg berlaku
Jangka waktu pendirian perseroan
Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor
Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham bila ada
Susunan, jumlah dan nama direksi dan komisaris
Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS
Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota
16
Modal yang disetor: modal perseroan yang berupa sejumlah uang tunai atau bentuk
lainnya yang diserahkan para pendiri kepada kas perseroan. UUPT menentukan bahwa
setiap penempatan modal tersebut harus telah disetor paling sedikit 50% dari nominal
setiap saham yang dikeluarkan
Organ PT :
RUPS
Memegang kekuasan tertinggi dalam perseroan dan memgang segala wewenang yang
tidak diserahkan kepada direksi dan komisaris
Wewenang RUPS:
Mengubah Anggaran Dasar.
Membeli kembali saham yang telah dikeluarkan kecuali RUPS
menyerahkan kembali kepada organ lain, yakni direksi atau komisaris.
Menambah modal perseroan, kecuali RUPS menyerahkannya kepada
komisaris.
Mengurangi modal perseroan.
Memberikan persetujuan Laporan tahunan dan Pengesahan Laporan
Keuangan atau Perhitungan Tahunan.
Menggunakan laba bersih, termasuk penentuan jumlah yang disihkan
untuk cadangan.
Memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan
perseroan dari direksi dan atau komisaris.
Mengangkat anggota direksi.
Menetapkan pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi dn besar
serta jenis penghasilan direksi, kecuali jika dilimpahkan kepada komisaris.
Memberikan persetujuan untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan utang
seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan
Memberikan keputusan untuk mengajukan permohonan pernyataan
kepailitan kepada Pengadilan Negeri.
Sewaktu-waktu memberhentikan anggota direksi dengan menyebutkan
alasannya.
Mengangkat komisaris
Memberhentikan komisaris secara tetap atau sementara
Menyetujui rancangan penggabungan dan peleburan perseroan
Memberikan persetujuan pengambilalihan
Memberikan keputusan pembubaran perseroan
Menerima pertanggungan jawab likuidator atau likuidasi yang dilakukannya.
17
Bentuk-bentuk RUPS:
a. RUPS tahunan, dilakukan untuk bertujuan untuk memberikan penilaian dan
pengambilan keputusan atas laporan direksi mengenai kegiatan PT dan hasil-hasilnya
pada tahun lalu dan rencana kegiatan tahun berikutnya. Minimal dihadiri +1
pemegang saham.
b. RUPS untuk membuat perubahan anggaran dasar, minimal dihadiri 2/3 pemegang
saham.
c. RUPS untuk melakukan penggabungan/pembubaran/take over dihadiri minimal .
pemegang saham.
Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan
perseroan serta mewakili baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan AD
Direksi memiliki weweang ganda yakni melaksanakan pengurusan dan perwakilan
perseroan.
Kewenangan pengurusan meliputi semua perbuatan hukum yang tercakup dalam
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan yang telah ditentukan AD
Pengangkatan direksi untuk pertama kalinya tidaklah memalui RUPS tetapi dengan
mencantumkan susunan dan nama direksi dalam akta pendirian perseroan. Kemudian
untuk pengangkatan selanjutnya harus oleh RUPS. Anggota direksi diangkat untuk
jangka waktu tertentu dengan kemungkinan untuk diangkat kembali
Masa tugas direksi: sangat tergantung pada pengaturan akte pendirian atau AD
perseroan ybs. Bila RUPS memberhentikan direksi atau anggota direksi sebelum masa
tugasnya berakhir maka pemberhentian tersebut harus disertai alasannya.
Komisaris
Komisaris: organ perseroan yang bertugas untuk melakukan pengawasan secra umum
dan khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan.
Kewenangan komisaris:
18
Berdasarkan alasan tertantu dapat memberhentikan direksi untuk sementara waktu dari
jabatannya
Apabila direksi tidak ada atau berhalangan karena suatu sebab, komisaris dapat
bertindak sebagai pengurus
Pengangkatan dan masa tugas komisaris
Pengangkatan pertama kalinya dengan mencantumkan susunan dan nama komisaris
dalam akta pendirian perseroan ybs sedangkan selanjutnya harus oleh RUPS. Mengenai
jumlah sangat tergantung pada kepetingan atau kebutuhan perseroan ybs. Komisaris
diangkat untuk jangka waktu tertentu dengan kemungkinan diangkat kembali
Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai keuntungan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan
kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Pengaturannya terdapat dalam UU No. 28
Tahun 2004.
Organ Yayasan:
Ketua pendiri yayasan
Pengurus yayasan
Pengawas yayasan
Koperasi
Koperasi diatur dalam suatu perundang-undangan terdiri dengan Stb. 1927 No. 91,
kemudian Stb. 1949 No. 179 pada jaman Nederland Indie. Sesudah Indonesia merdeka
digunakan UU Koperasi tahun 1958 No. 79 yang kemudian diganti dengan UU
Koperasi No. 14 tahun 1965 dan selanjutnya pada tahun1967 diganti dengan UU
Koperasi No. 12 tahun 1967, dan terakhir dengan UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Koperasi.
19
Organ Koperasi :
Rapat Anggota Koperasi
Pengurus Koperasi
Anggota Koperasi
20
BAB 3
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Hukum bisnis yaitu suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang tata cara
pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry atau keuangan yang dihubungkan
dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para
entrepreneur dalam resiko tertentu dengan usaha tertentu untuk mendapatkan
keuntungan tertentu.
Dalam kegiatan-kegiatan bisnis, hukum jelas diperlukan demi kepentingan Para pihak
Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar,
sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum). Dan hukum bisnis tersebut
harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan
koridor hukum dan tidak mempraktikkan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas
(monopoli dan persaingan usaha tidak sehat).
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/16045398/Hukum-Bisnis
22