Anda di halaman 1dari 7

Wiena Arynda, Gambaran Frekuensi Dan Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan

Basah Terhadap Perubahan Suhu Ruangan Gudang Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

GAMBARAN FREKUENSI DAN LAMA WAKTU BUKA-TUTUP PINTU GUDANG


PENYIMPANAN BASAH TERHADAP PERUBAHAN SUHU RUANGAN GUDANG BASAH
DI INSTALASI GIZI RSUD DR. MOEWARDI
Wiena Arynda
(Politeknik Kementerian Kesehatan Jakarta II, Jurusan Gizi)
Email: warynda28@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh survei awal pada gudang basah di Instalasi Gizi
RSUD Dr. Moewardi menunjukkan adanya peningkatan suhu >10oC ketika frekuensi dan
lama waktu buka-tutup pintu di gudang basah terlalu sering dan lama. Pada penelitian ini
peneliti ingin mengetahui gambaran frekuensi dan lama waktu buka-tutup pintu gudang
penyimpanan basah di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi sehingga diperoleh strategi yang
tepat untuk mencegah peningkatkan suhu didalam gudang basah.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study.
Objek penelitian ini di RSUD Dr. Moewardi bagian gudang penyimpanan basah Instalasi Gizi
RSUD Dr. Moewardi.
Dari hasil pengamatan diperoleh frekuensi buka-tutup pintu gudang penyimpanan
basah tertinggi 66 kali dan terendah 24 kali. Sedangkan lama waktu buka-tutup pintu
gudang penyimpanan basah terpanjang selama 2 menit 14 detik. Pencapaian suhu tertinggi
hingga 12.6 oC. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu ruangan gudang
penyimpanan basah di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi adalah frekuensi dan lama waktu
buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah.
Kata Kunci: frekuensi dan lama waktu buka-tutup pintu gudang basah, suhu gudang
basah
Abstract
This research was motivated by the initial survey on the wet warehouse at the
Installation Nutrition Hospital Dr. Moewardi showed an increase in temperature >10C when
the frequency and the duration of opening and closing the door in the barn wet too often and
long. In this study, the researchers wanted to know the description of the frequency and
length of time of opening and closing the barn door wet storage in the Installation Nutrition
Hospital Dr. Moewardi in order to obtain an appropriate strategy to prevent increasing the
temperature inside the barn wet.
This research is descriptive analytic with cross sectional study. The object of this
study at the Hospital Dr. Moewardi wet storage warehouse Installation Nutrition Hospital Dr.
Moewardi.
From the observation obtained by the frequency of opening and closing the barn
door wet storage of the highest 66 times and lowest 24 times. While the length of time of
opening and closing the barn door longest wet storage for 2 minutes 14 seconds.
Achievement of the highest temperature up to 12.6C. Factors that influence the room
temperature changes in the installation of wet storage warehouse Nutrition Hospital Dr.
Moewardi is the frequency and length of time of opening and closing the barn door wet
storage.
Keywords: the frequency and the duration of the open-close barn door wet, damp
warehouse temperature
A. PENDAHULUAN
Dalam suatu perusahaan besar, gudang memiliki arti yang sangat penting bagi
aliran barang dalam perusahaan. Gudang adalah sebuah bangunan atau ruangan yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan semua bahan di pabrik(Warman, 1988).
Fungsi utama pergudangan adalah tempat penyimpanan bahan mentah (raw
material), barang setengah jadi (intermediate goods), maupun tempat penyimpanan

Wiena Arynda, Gambaran Frekuensi Dan Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan
Basah Terhadap Perubahan Suhu Ruangan Gudang Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

produk yang telah jadi (final goods), selain itu juga menjadi tempat barang yang baru
datang(Warman, 1988).
Menurut fungsi utamanya gudang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
gudang basah dan gudang kering.Gudang basah (Cold Storage)merupakan suatu
ruangan yang mana dikhususkan sebagai ruangan untuk menyimpan barang yang
memerlukan suhu dingin. Fungsi dari cold storage sendiri adalah sebagai tempat
penyimpanan produk segar baik itu sayur, buah, daging, ayam, dan lain-lain. Untuk
sayur dan buah suhu berkisar antara 5-10 oC sedangkan untuk daging, ayam dan ikan
suhu berkisar antara -5 (-10) oC.
Selama proses pendinginan di dalam mesin pendingin berlangsung, air dalam
bahan pangan akan membeku sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat
memanfaatkan air tersebut untuk tumbuh. Selain menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, proses pendinginan juga akan menghambat aktivitas enzim bahan
pangan. Seringkali saat akan menyimpan atau mengambil bahan makanan dari dalam
cold storage, tanpa disadari kita sering membuka cold storage dalam waktu yang lama.
Sebuah penelitian di Bangladesh menyatakan bahwa frekuensi membuka-tutup
cold storage yang tinggi akan meningkatkan konsumsi energi refrigerator. Ketika cold
storage dibuka, udara hangat dan lembab dari luar akan bercampur dengan udara
dingin di dalam cold storage. Udara hangat kemudian akan turun suhunya hingga
mencapai suhu refrigerator. Hal ini menyebabkan cold storage membutuhkan energi
ekstra untuk melakukan proses pendinginan. Selama kurun waktu 6 jam, 12 hingga 48
kali membuka dan menutup cold storage akan meningkatkan konsumsi energi sebesar
6.67% hingga 30% dibandingkan dengan kondisi cold storage yang terus ditutup(Khan
MIH, 2014).
Di sisi lain, membiarkan pintu cold storage terbuka dalam waktu yang cukup
lama juga menyebabkan lebih banyak energi yang dikonsumsi oleh cold storage. Ketika
pintu cold storage dibiarkan terbuka selama 10 hingga 40 detik, konsumsi energi dapat
meningkat sebesar 3.3% hingga 20% dibandingkan ketika cold storage dalam kondisi
tertutup. Hal ini disebabkan beban panas yang ditampung oleh ruang pendingin
meningkat seiring dengan meningkatnya transfer panas dan kelembaban(Khan MIH,
2013).
Oleh karena itu, gudang mempunyai peran penting guna mendukung
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, karena pada bagian gudang ini
terjadi proses pengolahan input menjadi output. Untuk mengelola input menjadi output
diperlukan adanya kegiatan operasional pergudangan termasuk meningkatkan tertib
administrasi dan pengawasan yang baik (Warman, 1988).
Berdasarkan survei awal pengamatan pada gudang basah di Instalasi Gizi
RSUD Dr. Moewardi menunjukkan adanya peningkatan suhu >10oC ketika frekuensi
buka tutup pintu di gudang basah terlalu sering selain itu juga karena ada beberapa
petugas selain petugas gudang basah yang berada didalam.Oleh karena itu diperlukan
suatu strategi atau metode yang tepat untuk mencegah peningkatkan suhu didalam
gudang basah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi dan lama
waktu buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah terhadap perubahan suhu ruangan
gudang basah di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi.
B. METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi bagian gudang
penyimpanan basah Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi.Penelitian ini dilaksanakan
selama tiga hari dimulai dari tanggal 25, 29, dan 30September2016 pada jam kerja.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik untuk mengetahui pengaruh
frekuensi buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah terhadap perubahan suhu
ruangan gudang basah di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi dengan pendekatan

Wiena Arynda, Gambaran Frekuensi Dan Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan
Basah Terhadap Perubahan Suhu Ruangan Gudang Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

cross sectional study yaitu pengumpulan data dilakukan secara sekaligus dalam
waktu bersamaan.
3. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi dan form langsung dengan mencatat
yang meliputi :
1) Suhu gudang penyimpanan basahketika melakukan buka-tutup pintu
gudang penyimpanan basah.
2) Frekuensi buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah
3) Lama waktu buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah
b. Analasis Data
Data diproses dan di analisis dengan SPSS dan membandingkan hasil suhu
gudang penyimpanan basahketika melakukan buka-tutup pintu gudang
penyimpanan basah, frekuensi buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah,
dan waktu lama buka-tutup pintu gudang penyimpanan basahdengan standar
yang ditetapkan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi dan teori kemudian di
deskripsikan dalam bentuk tabel dan narasi.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Berikut adalah hasil pengamatan frekuensi buka-tutup pintu gudang penyimpanan
basah Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi selama 3 hari.
Tabel 1
Frekuensi Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan Basah Instalasi Gizi RSUD Dr.
Moewardi(Cool Room A)
Tanggal
Frekuensi (kali)
Hari ke-1 (25 September 2016)
54
Hari ke-2 (29 September 2016)
59
Hari ke-3 (30 September 2016)
66
Rata-rata
60
Tabel 2
Frekuensi Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan Basah Instalasi Gizi RSUD Dr.
Moewardi(Cool Room C)
Tanggal
Frekuensi (kali)
Hari ke-1 (25 September 2016)
31
Hari ke-2 (29 September 2016)
43
Hari ke-3 (30 September 2016)
24
Rata-rata
33
Berdasarkan data frekuensi buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah
Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi menujukkan bahwa pada Cool room A memiliki
rata-rata frekuensi buka-tutup pintu sebanyak60 kali, dengan frekuensi buka-tutup
pintu tertinggi sebesar 66 kali dan terendah 54 kali. Sedangkan pada Cool room C
memiliki rata-rata frekuensi buka-tutup pintu sebanyak33 kali, dengan frekuensi
buka-tutup pintu tertinggi sebesar 43 kali dan terendah 24 kali.
Menurut teori yaitu sebuah penelitian di Bangladesh menyatakan jika
selama kurun waktu 6 jam, 12-48 kali membuka dan menutup cold storage akan
meningkatkan konsumsi energi sebesar 6.67% hingga 30% dibandingkan dengan
kondisi cold storage yang terus ditutup.
Berdasarkan teori tersebut diatas dapat dikatakan bahwa frekuensi bukatutup pintu gudang penyimpanan basah Instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi selama
kurun waktu 6 jam (dari pukul 06.00 sampai 12.00) masuk dalam kategori yang
dapat meningkatkan konsumsi energi hingga sebesar 6.67% sampai 30%. Hal ini

Wiena Arynda, Gambaran Frekuensi Dan Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan
Basah Terhadap Perubahan Suhu Ruangan Gudang Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

karena ketika cool room dibuka, udara hangat dan lembab dari luar akan
bercampur dengan udara dingin di dalam cool room akibatnya suhu didalam cool
room pun dapat meningkat melebihi standar suhu cool room seharusnya. Udara
hangat kemudian akan turun suhunya hingga mencapai suhu cool room. Hal ini
menyebabkan cool room membutuhkan energi ekstra untuk melakukan proses
pendinginan.
2. Berikut adalah hasil pengamatan lama waktu buka-tutup pintu
penyimpanan basah Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi selama 3 hari.

gudang

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan Basah Instalasi Gizi
RSUD Dr. Moewardi (Cool Room A)
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
(25/09/16)
(29/09/16)
(30/09/16)
Kategori
N
%
n
%
n
%
Sesuai (<10 detik)
40
74
41
69
45
68
Tidak Sesuai (10 detik)
14
26
18
31
21
32
Total
54
100
59
100
66
100
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan Basah Instalasi Gizi
RSUD Dr. Moewardi (Cool Room C)
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
(25/09/16)
(29/09/16)
(30/09/16)
Kategori
N
%
n
%
n
%
Sesuai (<10 detik)
19
61
30
70
18
75
Tidak Sesuai (10 detik)
12
39
13
30
6
25
Total
54
100
59
100
66
100
Berdasarkan data distribusi frekuensi lama waktu buka-tutup pintu gudang
penyimpanan basah Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi menujukkan bahwa pada
Cool room Ahari ke-1 yang termasuk kategori sesuai (lama waktu buka-tutup pintu
<10 detik) sebanyak 74% dan tidak sesuai (lama waktu buka-tutup pintu 10 detik)
sebanyak 26%, hari ke-2 yang termasuk kategori sesuai sebanyak 69% dan tidak
sesuai sebanyak 31% dan hari ke-3 yang termasuk kategori sesuai sebanyak 68%
dan tidak sesuai sebanyak 32%. Dengan lama waktu buka-tutup pintu Cool room A
terpanjang selama 2 menit 14 detik pada hari ke-2 dan terpendek selama 1 detik
pada hari ke-1,2, dan 3.
Sedangkan pada Cool room C hari ke-1 yang termasuk kategori sesuai (lama
waktu buka-tutup pintu <10 detik) sebanyak61% dan tidak sesuai (lama waktu bukatutup pintu 10 detik) sebanyak 39%, hari ke-2 yang termasuk kategori sesuai
sebanyak70% dan tidak sesuai sebanyak 30% dan hari ke-3 yang termasuk kategori
sesuai sebanyak75% dan tidak sesuai sebanyak 25%. Dengan lama waktu bukatutup pintu Cool room C terpanjang selama 1 menit 23 detik pada hari ke-2 dan
terpendek selama 1 detik pada hari ke-1,2, dan 3.
Menurut teori yaitu sebuah penelitian di Bangladesh menyatakan ketika pintu
cold storage dibiarkan terbuka selama 10-40 detik, konsumsi energi dapat meningkat
sebesar 3.3% hingga 20% dibandingkan ketika cold storage dalam kondisi tertutup.
Hal ini disebabkan beban panas yang ditampung oleh ruang pendingin meningkat
seiring dengan meningkatnya transfer panas dan kelembaban.
Berdasarkan teori tersebut diatas dapat dikatakan bahwa lama waktu bukatutup pintu gudang penyimpanan basah Instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi masih ada
yang kurang sesuai yang dapat meningkatkan konsumsi energi hingga sebesar 3.3%

Wiena Arynda, Gambaran Frekuensi Dan Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan
Basah Terhadap Perubahan Suhu Ruangan Gudang Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

sampai 20%. Hal ini karena beban panas yang ditampung oleh ruang pendingin
meningkat seiring dengan meningkatnya transfer panas dan kelembabanakibatnya
suhu didalam cool room pun dapat meningkat melebihi standar suhu cool room
seharusnya.
3. Berikut adalah hasil pengamatan suhu gudang penyimpanan basah ketika bukatutup pintu ruangan gudang basah di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi selama 3
hari.
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Suhu Gudang Penyimpanan Basah Ketika Buka-Tutup Pintu Ruangan Gudang
Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr.Moewardi
(Cool Room A)
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
(25/09/16)
(29/09/16)
(30/09/16)
Kategori
N
%
N
%
n
%
Sesuai (5-10oC)
43
80
41
69
45
68
Tidak Sesuai (<5 oC dan >10 oC)
11
20
18
31
21
32
Total 54
100
59
100
66
100
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Suhu Gudang Penyimpanan Basah Ketika Buka-Tutup Pintu Ruangan Gudang
Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr.Moewardi
(Cool Room C)
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
(25/09/16)
(29/09/16)
(30/09/16)
Kategori
N
%
N
%
n
%
Sesuai (5-10oC)
21
68
32
74
15
63
Tidak Sesuai (<5 oC dan >10 oC)
10
32
11
26
9
37
Total
54
100
59
100
66
100
Berdasarkan data distribusi frekuensi suhu gudang penyimpanan basah
ketika buka-tutup pintu ruangan gudang basah di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi
menujukkan bahwa pada Cool room A hari ke-1 yang termasuk kategori sesuai (5 10oC) sebanyak 80% dan tidak sesuai (<5 oC dan >10 oC) sebanyak 20%, hari ke-2 yang
termasuk kategori sesuai sebanyak 69% dan tidak sesuai sebanyak 31% dan hari
ke-3 yang termasuk kategori sesuai sebanyak 68% dan tidak sesuai sebanyak 32%.
Dengan suhu ketika buka-tutup pintuCool room A tertinggi sebesar 11.7 oC pada hari
ke-3.
Sedangkan pada Cool room C hari ke-1 yang termasuk kategori sesuai (510oC) sebanyak68% dan tidak sesuai (<5 oC dan >10 oC) sebanyak 32%, hari ke-2 yang
termasuk kategori sesuai sebanyak74% dan tidak sesuai sebanyak 26% dan hari ke3 yang termasuk kategori sesuai sebanyak63% dan tidak sesuai sebanyak 37%.
Dengan suhu ketika buka-tutup pintuCool room C tertinggi sebesar 12.6 oC pada hari
ke-2.
Ketetapan atau standar suhu gudang penyimpanan basah yang diterapkan
di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi yaitu sebesar 5-10oCuntuk Cool room A dan Cool
room C.
Berdasarkan standar tersebut diatas dapat dikatakan bahwa suhu gudang
penyimpanan basah ketika buka-tutup pintu ruangan gudang basah di Instalasi Gizi
RSUD Dr. Moewardimasih ada yang kurang sesuai (<5oC dan >10oC).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu gudang penyimpanan basah
Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang diperoleh dari gudang
penyimpanan basah Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi selama 3 hari dapat diketahui

Wiena Arynda, Gambaran Frekuensi Dan Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan
Basah Terhadap Perubahan Suhu Ruangan Gudang Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan suhu gudang
penyimpanan basah, yaitu sebagai berikut:
a. Frekuensi buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah
Selama kurun waktu 6 jam (dari pukul 06.00 sampai 12.00) gudang
basah Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi memiliki frekuensi buka-tutup pintu
tertinggi sebanyak 66 kali dan terendah sebanyak 24 kali. Sedangkan menurut
teori frekuensi buka-tutup pintu sebanyak 12-48 kali saja sudah dapat
meningkatkan energi.
Banyaknya frekuensi buka-tutup pintu ini disebabkan karena kurangnya
pengendalian aturan dalam menerima dan mengeluarkan bahan makanan.
Seringkali ditemukan adanya pengeluaran bahan makanan tambahan karena
kurang dari pemesanan (seperti pada bagian persiapan buah), dan terkadang
terjadi penerimaan bahan makanan tambahan karena masih ada yang kurang
atau tertinggal dari supplier.
Seringnya frekuensi buka-tutup pintu gudang basah ini menyebabkan
cool room sering dibuka-tutup, ketika cool room dibuka, udara hangat dan
lembab dari luar akan bercampur dengan udara dingin di dalam cool room
akibatnya suhu didalam cool room pun dapat meningkat melebihi standar suhu
cool room seharusnya.Akibatnya suhu udara hangat yang masuk kemudian
akan turun suhunya hingga mencapai suhu cool room. Hal ini menyebabkan
cool room membutuhkan energi ekstra untuk melakukan proses pendinginan.
Dan peningkatan energi ekstraakan menyebabkan kinerja kompresor
meningkat sehingga konsumsi listrik akan meningkat pula.
Selain itu seringnya frekuensi buka-tutup pintu dapat mempengaruhi
detector suhu gudang, semakin sering pintu gudang dibuka-tutup maka
detector suhu gudang menjadi kurang sensitif. Terbukti pada pengamatan hari
ke-3 di Cool room A, karena seringnya frekuensi buka-tutup pintu gudang,
detector suhu menjadi tidak berfungsi selama 15 menit yang menyebabkan
suhu tidak terdeteksi.
b. Lama waktu buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah
Gudang basah Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi memiliki lama waktu
buka-tutup pintu terpanjang selama 2 menit 14 detik pada pengamatan hari ke2 di cool room A dan 1 menit 23 detik pada pengamatan hari ke-2 di cool room
C. Sedangkan menurut teori lama waktu buka-tutup pintu selama 10-40detik
saja sudah dapat meningkatkan energi.
Lamanya waktu buka-tutup pintu ini disebabkan karena kurangnya
pengendalian aturan orang yang dapat masuk ke dalam gudang basah.
Seringkali ditemukan adanya orang yang masuk selain dari petugas gudang
basah, seperti petugas pengirim barang, pemasak, petugas persiapan bumbu,
lauk, buah, dan petugas Kafe Sehat dimana orang-orang tersebut biasanya
ketika masuk tidak langsung menutup rapat pintu sehingga pintu dibiarkan
lama terbuka yang mengakibatkan suhu gudang menjadi meningkat.
Selain itu lamanya waktu buka-tutup pintu dapat disebabkan karena
proses penimbangan barang karena letak alat timbangan ada diluar gudang,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk keluar masuk yang
mengakibatkan pintu harus lama terbuka.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 hari gudang penyimpanan basah
Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi dapat diketahui bahwa frekuensi buka-tutup pintu
gudang penyimpanan basah tertinggi sebanyak 66 kali dan terendah sebanyak 54 kali
di cool room A dan tertinggi sebanyak 43 kali dan terendah sebanyak 24 kali di cool
room C. Sedangkan lama waktu buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah
terpanjang selama 2 menit 14 detik di cool room A dan 1 menit 23 detik di cool room C.
Secara keseluruhan suhu ruangan gudang penyimpanan basah masih ada yang kurang

Wiena Arynda, Gambaran Frekuensi Dan Lama Waktu Buka-Tutup Pintu Gudang Penyimpanan
Basah Terhadap Perubahan Suhu Ruangan Gudang Basah Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

sesuai dari standar yang ada (5-10oC) baik itu di cool room A maupun di cool room B,
dengan pencapaian suhu tertinggi hingga 11.7 oC di Cool room A pada hari ke-3 dan
12.6 oC di Cool room C pada hari ke-2. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan suhu ruangan gudang penyimpanan basah di Instalasi Gizi RSUD Dr.
Moewardi adalah frekuensi dan lama waktu buka-tutup pintu gudang penyimpanan
basah.
E. SARAN
Perlunya peningkatan pengendalian aturan menerima dan mengeluarkan
bahan makanan seperti adanya batas waktu untuk pengambilan bahan makanan
tambahan, pengendalian aturan orang yang dapat masuk ke dalam gudang
penyimpanan basah, dan perubahan perilaku petugas gudang basah dalam menimbang
bahan makanan.
Untuk penelitian selanjutnya bisa dilanjutkan dengan meneliti tentang
pengaruh frekuensi dan lama waktu buka-tutup pintu gudang penyimpanan basah
terhadap peningkatan suhu ruangan gudang penyimpanan basah.
F. DAFTAR PUSTAKA
Edith Sumedi, SKM, M.Sc. 2012.Perencanaan dan Evaluasi Sarana dan Peralatan
Penyelenggaraan Makanan. Jakarta : Poltekkes Kemenkes Jakarta II,
2012..
Faith. 2013. Cold Storage. [Online] April 2013. [Dikutip: 28 September 2016.]
http://www.faithteknika.com/2013/04/cold-storage.html.
Khan MIH, Afroz HMM. 2014.An experimental investigation of door opening effect on
household refrigerator. Bangladesh : Asian Journal of Applied Sciences,
2014. 7(2): 79-87.
Khan MIH, Afroz HMM, Rohoman MA, Faruk M, Salim M. 2013.Effect of Different
Operating Variables on Energy Consumption of Household Refrigerator.
Bangladesh : International Journal of Energy Engineering, 2013. 3(4): 144150.
Nana, Aia. 2012. Makalah Cold Storage. Scribd. [Online] 29 Maret 2012. [Dikutip: 28
September 2016.] https://www.scribd.com/doc/87134945/Makalah-ColdStorage.
Ossiris, Sir. 2011. Penyimpanan Bahan Pangan Suhu Rendah (Pendinginan dan
Pembekuan). [Online] 1 Oktober 2011. [Dikutip: 28 September 2016.]
https://lordbroken.wordpress.com/2011/10/01/penyimpanan-bahan-pangansuhu-rendah-pendinginan-pembekuan/.
Warman, John. 1988.Manajemen Pergudangan. Jakarta : Lembaga Pendidikan dan
Pembinaan, Pustaka Sinar Harapan, 1988. Seri Manajemen No 57.

Anda mungkin juga menyukai