Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.

P P2002 Ab100 2 JAM


POST PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA
DI POLINDES PANTI HUSODO
DS. PENIWEN - KROMENGAN
21 FEBRUARI 2010
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan Semester III

Oleh :
GESTI PRAJAWATI
08.2.018

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN RS DR. SOEPRAOEN
MALANG
2010

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

: Asuhan Kebidanan Pada Ny. P P2002 Ab100 2 Jam Post Partum


Spontan Belakang Kepala di Polindes Panti Husodo Ds. Peniwen
Kromengan 21 Februari 2010

Nama

: Gesti Prajawati

NIM

: 08.2.018

Mahasiswa,

GESTI PRAJAWATI
08.2.018
Menyetujui,
Pembimbing Institusi

RANI SAFITRI,SST

Pembimbing Klinik

ENDANG MANGESTI R,Amd Keb

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Pada Ny.
P P2002 Ab100 2 Jam Post Partum Spontan Belakang Kepala di Polindes Panti
Husodo Ds. Peniwen Kromengan 21 Februari 2010.
Penulis menyadari bahwa penulisan Asuhan Kebidanan in itidak mungkin
dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak , untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.

dr. Chaidir Karnanda, selaku Direktur Poltekkes dr. Soepraoen Malang.

2.

drg. Anitarini, selaku Kepala Puskesmas Kromengan Malang.

3.

dr. R. Prabowo, Sp.OG selaku Kepala Prodi Kebidanan Poltekkes dr.


Soepraoen Malang.

4.

Rani Safitri, SST selaku Pembimbing Institusi Poltekkes dr. Soepraoen


Malang.

5.

Endang Mangesti Rahayu, Amd. Keb selaku Pembimbing Klinik di


Puskesmas Kromengan Malang.

6.

Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil.

7.

Serta teman-teman yang banyak membantu terselesaikannya asuhan


kebidanan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan asuhan

kebidanan ini karena keterbatasan kemampuan dan waktu. Untuk itu mohon
masukan serta saran yang membangun demi perbaikan penulisan berikutnya dan
semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 24 Februari 2010

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas atau peurperium adalah masa yang dimulainya setelah partus
atau persalinan normal selesai dan berakhir selama kira-kira 6-8 minggu akan
tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali semula dalam waktu 3 bulan.
Masa nifas dengan riwayat episiotomi potensial terjadi infeksi nifas dan angka
kematian terbesar di Indonesia sering disebabkan oleh infeksi
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa bagi ibu dan bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi
pada kehamilan dan persalinan, 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24
jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3
kematian terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian BBL
terjadi waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan
pada ibu dan bayi dalam masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.
Sedangkan di Kec. Kromengan pada tahun 2009 ditemukan 3 kasus kematian
ibu masa nifas dari 96 kelahiran hidup.

(Sarwono, 2002)

Pada masa nifas terjadi banyak perubahan fisiologis dan perubahan


psikologis. Setelah ibu bersalin ibu belum bisa melakukan apa-apa, dan
disitulah peran seorang tenaga kesehatan untuk memberikan KIE kepada ibu
agar ibu merasa lebih tenang dan nyaman
Semua aspek perawatan post natal dimaksudkan agar pada saat keluar dari
rumah sakit, ibu berada dalam keadaan sehat dengan anak yang sehat dan
mengetahui cara merawat anaknya. Tujuan ini akan tercapai jika ibu mendapat
cukup istirahat, sehingga tubuh dan pikirannya dapat pulih kembali setelah
menjalani berbagai tugas fisik serta emosional selama hamil dan bersalin.
Dalam melaksanakan pemberian ASI secara memuaskan, menggantikan
pakaian, memberikan susu, dan membujuk bayinya ketika rewel atau
menangis.
(Helen Farrel, 2001)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan Pada Ny. P P2002 Ab100
2 Jam Post Partum Spontan Belakang Kepala di Polindes Panti Husodo
Ds. Peniwen Kromengan 21 Februari 2010.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada post natal diharapkan :
1.

Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada ibu post partum

2.

Mahasiswa mampu mengidentifikasikan masalah-masalah yang


terjadi pada ibu post partum

3.

Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada ibu post


partum.

4.

Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera

5.

Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan yang akan


diberikan

6.

Mahasiwa mampu melaksanakan tindakan yang telah direncanakan

7.

Mahasiswa dapat menilai kembali/ mengevaluasi tindakan yang


telah diberikan

8.

Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara


menyeluruh.

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami tentang post partum normal
2. Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan post partum
3. Mengevaluasi institusi dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standart pelayanan operasional yang telah ditetapkan.
1.4 Metode Penulisan
Teknik pengumpulan data diperoleh dari
a. Studi kasus
Dengan melihat dan mempelajari kasus dari rekan medis di rumah sakit

b. Studi kepustakaan
Dengan

membaca

dan

mempelajari

buku-buku

referensi

yang

berhubungan dengan masalah yang ditulis. Tujuannya agar mendapat data


dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah
c. Observasi
Dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada klien dan keluarga
tenaga kesehatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah
kesehatan Ibu. Tujuannya untuk memperoleeh data secara langsung dari
sumber data.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 5 bab, yaitu :
BAB I

: PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan
sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN TEORI
Isi

berupa

cuplikan/rujukan

teori,

konsep-konsep

yang

memiliki relevansi dengan asuhan kebidanan yang diberikan


beserta konsep teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus
yang dihadapi.
BAB III

: TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian dat, Identifikasi diagnosa/masalah,
Identifikasi masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera,
Intervensi, Implementasi, Evaluasi.

BAB IV

: PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan
kasus dan praktek di lapangan.

BAB V

: PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Nifas


2.1.1 Pengertian
Nifas (puerperium) adalah masa pulih, mulai dari persalinan sampai
alat kandungan kembali seperti pra-hamil.
(Rustam Mochtar, 1998)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan hamil,
beralngsung kira-kira 6 minggu
(Reproduksi Wanita, 2000)
Nifas (puerperium) yaitu kala yang berlangsung 6 minggu atau 42
hari post partum. merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya
alat kandungan pada keadaan yang normal
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)
Nifas (puerperium) masa mulai setelah partus selesai, dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan
(Sarwono)
2.1.2

Macam-macam Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode
1.

Puerperium dini
Yaitu masa kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan

2.

Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lainnya 6-8
minggu

3.

Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sempurna bila berminggu-minggu,
bulanan bahkan sampai tahunan.
(Rustam Mochtar, 1998)

2.1.3 Fisiologis Nifas


Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan fisiologis dan
bersifat karakteristik dalam masa nifas dan memberi ciri adanya
masa nifas.
Perubahan-perubahan fisiologis tersebut yaitu :
1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan mengeluarkan lochea
3. Laktasi atau pengeluaran ASI
4. Perubahan sisitem tubuh lainnya
5. Perubahan psikis
2.2 Proses Nifas
1.

Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan kembalinya alat
kandungan atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi dilahirkan,
sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil

2.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada alat kandungan


a.

Uterus
Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali sebelum hamil
Tinggi fudus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
Involusi
bayi baru lahir
uri lahir

Tinggi fundus uteri


setinggi pusat
jari bawah pusat

Berat uterus
1000 gram
750 gram

1 minggu

pertengahan pusat simphisis

500 gram

2 minggu

tidak teraba di atas simphisis

350 gram

6 minggu

bertambah kecil

50 gram

8 minggu
b.

sebesar normal

30 gram

Bekas implantasi placenta


Perubahan endometrium tempat bekas implantasi placenta adalah
timbulnya

trombosis, degonerasi dan nekarasi. Hari pertama

endometrium 2,5 mm dengan permukaan kasar. Ada pula bekas


implantasi plasenta adalah :
Akhir persalinan : 1,27 cm
Akhir minggu I

: 7,6 cm

Akhir minggu II : 5 cm
Akhir minggu III : 2,5 cm
c.

Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan


sembuh dalam 6-8 hari

d.

Rasa sakit yang disebut after pains (merion atau mulesmules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan, perlu diberi pengertian pada ibu mengenai hal ini dan
bila terlalu menggangu dapat diberikan obat-obat anti sakit atau anti
mules

e.

Dalam proses incvolusi akan terjadi pengeluaran lochealochea adalah cairan atau secret yang berasal dari vacum uteri dan
vagina dalam masa nifas.
Jenis-jenis lochea adalah
1)

Lochea rubra (cruenta)


Selama 2 hari post partum berisi darah segar, sisa-sisa selaput
kelubang sel-sel desidua serta vernix caseosa

2)

Lochea sanguilenta
Terjadi pada hari ke 3-7 post partum, berwarna kuning kecoklatan
berisi darah dan lendir

3)

Lochea serosa
Pada hari ke 7-14 post partum yang berwarna kuning dan cairan
tidak berdarah lagi

4)

Lochea alba

Cairan yang berwarna putih setelah 2 minggu


f.

Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak mengganga seperti cacing
berwarna merah kecoklatan kehitaman, konsisiten lunak, kadang
terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir tangan masih kedalam
rongga rahim. Setelah 2 jam post partum dapat di lalui dan jari dan
setelah 7 hari post partum serviks terbuka 1 jari

g.

Ligamen-ligamen
Ligamen fascia dan diafragma pelviks yang meregang pada waktu
partus, setelah baayi lahir secara berangsur-angsur menciut dan pulih
kembali dengan dibantu latihan-latihan tertetnu (senam nifas) mulai
hari ke 2 post partum

h.

Saluran kencing
Pada masa nifas kandung kencing kurang sensitif dan
kapasitasnya bertambah sehingga setelah kencing tertinggal urine
residual. Ureter pelviks renalis yang mengalami renalis dilatasi
kembali ke keadaan ssebelum hamil mulai 2-8 minggu setelah
kelahiran

3.

Laktasi
Setelah

persalinan

pengaruh

penekanan

dari

estrogen

dan

progesteron terhadap hipofisis tulang, maka timbul pengaruh hormonhormon hipofisis kembali antara lain lactogenic hormone
(Sarwono, 2002)
Payudara yang telah dipersiapkan pada masa hamil akan
memproduksi ASI refleks
Faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi
a.

Faktor anatomis
Apabila jumlah lobus dalam payudara berkurang akan mempengaruhi
jumlah produksi air susu

b.

Faktor fisiologis
Jika terjadi gangguan pada hormon prolaktin akan menghambat
produksi air susu

c.

Nutrisi ibu
Makan dan minum mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI yang
dihasilkan. Apabila nutrisi ibu berkurang maka ASI dihasilkan akan
turun kualitas dan kuantitasnya

d.

Faktor istirahat
Istirahat diperlukan untuk Parlemen-parlemen sel jaringan dalam
tubuh, agar dapat giat kembali setelah kelelahan tulang

e.

Faktor hisap anak


Isapan anak akan mempengaruhi kontraksi mioipitel payudara untuk
menghasilkan atau mengeluarkan ASI. Jika hisapan berkurang maka
produksi pengeluaran ASI pun berkurang

f.

Gangguan psikologis dapat menyebabkan berkurangnya


produksi ASI laktasi memerlukan keterangan, perasaan aman. Karena
kecemasan,

kesedihan

yang

akan

menyebabkan

ketegangan

-ketegangan
2.3 Hal-hal yang Terjadi pada Masa Nifas
a.

Suhu badan
Bisa engorgement terjadi dari ke 3-4 masa nifas sebagai akibat kenaikan
suhu badan disebut sebagai milk ferer dan bersifat fisiologis

b.

Rasa nyeri setelah partus


Pada masa nifas uterus cenderung berkontraksi secara baik, Madang cukup
berat sehingga perlu anatgenik. Berlangsung dalam beberapa hari terutama
pada multipara, diperkirakan karena pengeluaran oksitosin

c.

Urine
Antara hari ke 2-5 terjadi dierutis disebabkan karena rangsangan untuk
retensi cairan akibat hyper estrogenmia oleh kehamilan dan tidak adanya
peningkatan tekanan pada vena bagian bawah tubuh. Terkadang ditemukan
sejumlah gula dalam urine pada minggu pertama masa nifas.

d.

Darah
Terjadi lekasitosis mencapai 30.000 mil, pada hari ke 1 post partum Hb:
HCL dan entrosit jumlahnya berfluktuasi 1 minggu terakhir post partum
volume daarah kembali mendekati keadaan normal seperti pada waktu
tidak hamil

e.

Penurunan berat badan


Penurunan berat badan rata-rata 6 kg akibat pengosongan isi uterus dan
perdarahan yang normal. Di samping itu juga terjadi kenaikan berat badan
selama masa nifas 2,5 kg. Penurunan berat badan juga diakibatkan oleh
hilangnya cairan terutama melalui urine

f.

Aspek psikososial
1.

Phase Thaking in
Berlangsung 1-2 hari, perhatian ibu terutama pada dirinya masih pasif
tergantung pada orang lain. Ibu menginginkan kontak dengan bayinya
bukan berarti tidak memperhatikan

2.

Phase Thaking hold


Perhatian terhadap kemampuan fungsi tubuhnya misalnya : bayi BAB
atau BAK, melakukan berbagai aktivitas : duduk, jalan-jalan, ingin
belajar perawatan diri sendiri dan bayinya, sering timbul rasa kurang
percaya diri

3.

Phase Letting go
Terjadinya peningkatan kemandirian dalam perawatan diri dan
bayinya, merasa bayi terpisah dari dirinya.

2.4 Kebutuhan Dalam Masa Nifas


a.

Fisik
Istirahat, makanan yang bergizi, udara segar, lingkungan yang bersih

b.

Psikologis
Distrese waktu persalinan segera distabilkan dengan sikap bidan atau
keluarga yang menunjukkan rasa simpati, mengakui, menghargai sebagai
mana adanya

c.

d.

Sosial
1.

Menemani ibu apabila kelihatan kesepian

2.

Ikut menyayangi anaknya

3.

Menanggapi bila memperhatikan kebanggaannya

4.

Menghibur bila kelihatan sedih

Pendidikan atau KIE


Terutama kepada ibu-ibu yang belum pengalaman mempunyai anak atau
merawat anak

2.5 Perawatan Masa Puerperium


1.

Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring-miring ke
kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli. Pada hari ke dua diperbolehkan duduk, hari ke tiga
jalan-jalan dan hari ke empat atau ke lima sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
2.

Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya
makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayursayuran dan buah-buahan

3.

Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, kadangkadang mengalami kesulitan kencing karena sfing terutera ditekan oleh
kepala janin dan epasme oleh iritasi. Sphinchter dini selama persalinan
juga oleh karena adanya oedem kandung kemih, penuh dan wanita
sulit kencing, sebaiknya dilakukan katerisasi

4.

Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3 - 4 hari pasca persalinan. Bila
masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi. Apabila berak keras
dapat diberikan obat laksans peroral atau per ektal. Jika masih belum
bisa dilakukan

5.

Perawatan payudara
Perawatan mammae telah ditemui wanita hamil supaya puting
susu lemas, tidak keras, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara
1. Pembalutan mammae sampai tertentu
2. Pemberian obat estrogen untuk supresi lit seperti tablet lynoral dan
panlodel
3. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat
baik untuk kesehatan bayinya

6.

Cuti hamil dan bersalin


Menurut undang-undang bagi wanita pekerja berhak mengambil
cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 11/2 bulan sebelum
bersalin ditambah 11/2 bulan setelah bersalin

2.6 Frekuensi kunjungan nifas dan tujuan


Kunjungan
Waktu
1
6-8 jam setelah
persalinan

Tujuan
Mencegah

perdarahan

masa nifas karena atonia uteri


Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan rujuk jika
perdarahan berlanjut
Memberikan

konseling

pada ibu atau salah satu anggota keluarga


bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri
Pemberian ASI awal
Melakukan
antara ibu dan bayi baru lahir

hubungan

Menjaga batin tetap sehat


dengan cara mencegah hipotermia
Jika

petugas

kesehatan

menolong persalinan, ia harus tinggal


bersama ibu dan bayi baru lahir untuk 2
jam
2

pertama

setelah

kelahiran

atau

6 hari setelah

sampai dan bayi dalam keadaan stabil


Memastikan
involusi

persalinan

uterus

berjalan

normal,

uterus

terkontraksi, fundus dibawah limbilikus,


tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau
Menilai

adanya

tanda-

tanda demam, infrksi, atau perdarahan


abnormal
Memastikan ibu cukup
makan, cairan dan istirahat
Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
Memberikan

konseling

pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali


pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
3

2 minggu

merawat bayi sehari-hari


Memastikan

setelah

uterus

persalinan

terkontraksi, fundus dibawah limbilikus,

berjalan

normal,

involusi
uterus

tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada


bau
Menilai

adanya

tanda-

tanda demam, infrksi, atau perdarahan


abnormal
Memastikan ibu cukup

makan, cairan dan istirahat


Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
Memberikan

konseling

pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali


pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
4

6 minggu

merawat bayi sehari-hari


Menanyakan

setelah

tentang penyulit-penyulit yang ia atau

persalinan

bayi alami
Memberikan

pada

ibu

konseling

untuk KIE secara dini


2.7 Infeksi Nifas
1. Definisi
Bermacam-macam jalan kuman masuk kedalam alat kandungan, seperti
estrogen (kuman datang dari luar) antrogen (kuman masuk dari tempat lain
dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang
terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang
sebenarnya tidak patogen (sebagai penghuni hormon jalan lahir)
2. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
1. Streptococcus haemolicitus aerob
Masuk secara ektogen (datang dari luar)
2. Staphylococcus aereus
Masuk secara esogen

3. Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih atau rektum
Cara terjadinya infeksi
1. Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan
dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah
ada ke dalam rongga rahim
2. Alat-alat yang tidak suci hama
3. Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infrksi
kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong
dan pembantunnya atau orang lain
4. Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi
penting kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban
5. Infeksi intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada
waktu berlangsungnya persalinan infeksi intra partum biasanya
terjadi paada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah
dan beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam.
3. Predisposisi
Faktor predisposisi yang terpenting pada infeksi nifas adalah :
a. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti
perdarahan banyak, pre-eklampsia, juga infeksi lain, seperti pre
umonia, penyakit jantung dan sebagainnya
b. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama
c. Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir
d. Tertinggalnya sisa placenta, selaput ketuban dan bekuan darah
4. Frekuensi
Secara proporsional angka infeksi menurut jenis infeksi adalah :
1. Infeksi jalan lahir 25-55% dari infeksi
2. Infeksi saluran kencing 30-60% dari kasus infeksi
3. Infeksi pada mamina 5-10% dari kasus infeksi
4. Infeksi campuran 2-5% dari kasus infeksi

5. Klasifikasi
a. Infeksi terbatas lokalisasinya pada perinsum, vulva, serviks dan
endomertium
b. Infeksi yang menyebar ketempat lain melalui pembuluh darah vena,
pembuluh limfe, daan endometrium
6. Pencegahan infeksi
1. Selama kehamilan
Anemia merupakan predisposia untuk infeksi nifas, harus diusahakan
memperbaikinya keadaan gizi juga merupakan faktor penting
karenanya diet yang baik harus diperhatikan. Dan koitus pada hamil
tua sebaiknya di larang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban
dan terjadinya infeksi.
2. Selama persalinan
Membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan
lahir , menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan
persalinan dengan trauma sedikit mungkin, mencegah terjadinya
pendarahan banyak. Demikian pula petugas dalam kamar bersalin
harus menutup hidung dan mulut dengan masker, yang menderita
infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bermun, alatalat, kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Periksa
dalam dilakukan jika ada indikasi perdarahan yang banyak harus
dicegah bila terjadi darha yang kurang harus segera di ganti dengan
tranfusi darah.
3. Selama nifas
Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai terkena infeksi.
Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya ditolasi dalam ruangan
khusus, tidak tercampur dengan ibu yang sehat

7. Pengobatan infeksi nifas


1. Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dari sekrut vagina,
luka operasi, dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan
antibiotika yang tepat dalam pengobatan
2. Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat
3. Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan
antibiotika

spektrum

luas

(brood

spektrum)

menunggu

hasil

laboratorium
4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau
tranfusi darah diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi
yang dijumpai.
Konsep Manajemen Kebidanan Varney
I. PENGKAJIAN
Tanggal

: Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien

Jam

: Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien

a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama

: Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan


menghindari terjadinya kekeliruan
(Cristina, 2000: 41)

Umur

: Untuk menegtahui keadaan apakah itu termasuk usia


diatas

35 tahun, bila usia ibu lebih dari 35 tahun kita

dapat memberi KIE pada ibu untuk tidak hamil lagi atau
untuk melakukan KB yang jangka waktunya lama
(IUD/implan) atau MOW.
(Pudiknakes, 2000:143)
Agama

: Ditanyakan
pengaruhnya

untuk
terhadap

mengtahui
kebiasaan

kemungkinan
pasien

terhadap

asuhan yang diberikan. Dengan diktehuinya agama


pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan
di dalam melaksanakan asuhan kebdianan.

(Depkes RI, 2002 : 14)


Suku bangsa : Untuk mengtahui dari suku mana ibu berasal dan
memudahkan dalam memberikan komunikasi antara
petugas kesehatan dan ibu untuk mengadakan persiapan
dan agar nasehat kita nanti dapat diterima dan
dimengerti oleh ibu/keluarga.
Pendidikan

: Tingkat penyampaian komunikasi yang diberikan


tergantung pada

tingkat penegtahuiian, dan sebagai

dasar dalam memberikan asuhan dengan hal ini sangat


mempengaruhi keefektifan dalam memberikan asuhan
kepada klien.
Pekerjaan

: Untuk menegtahui bagaimana taraf hidup dan sosial


ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu/suami dapat
mempengaruhi kesehatan klien atau tidak.

Penghasilan

: Untuk mengetahui status ekonomi penderita dan


mengetahui pada kebiasaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan klien.

Alamat

: Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai


apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.

2. Alasan Datang
Ibu datang ke rumah skait dirujuk atau datang sendiri dengan alasanalasan tertentu misal ibu kenceng-kenceng dan keluar cairan lendir dari
jalan lahirnya.
3. Keluhan utama
Apa saja yang dikeluhkan ibu pada saat dilakukan pengkajian misal,
nyeri di daerah luka episiotomi.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti : jantung, darah
tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernah kah ibu menderita kanker

ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirwat di


rumah sakit atau tidak.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan
seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu
sedang menderita kanker ataupun tumor.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :
a.

Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama


penyakit menular seperti TBC, hepatitis

b.

Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelamin


pembekuan darah, jiwa, asma.

c.

Riwayat

kehamilan

kembar.

Faktor

yang

meningkatkan

kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur


wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena
hal ini bisa menurunkan pada ibu.
(Manuaba, 2000 : 265)
7. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan ibu yang ke berapa, waktu hamil yang lalu
usia kehamilannya berapa, ditolong oleh soapa, ada penyulit apa tidak,
anak yang dilahirkan jenis kelamin apa, berat bayi waktu lahir berapa,
hidup atau mati, bila hidup sekarang umur berapa, saat nifas lamanya
berapa hari, menyusui apa tidak, adakah masalah lainnya.
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Ini merupakan kehamilan pertama ibu.
a.Riwayat antenatal care
Ditanyakan keluhan, berapa kali ibu periksa hamil, dimana ibu
periksa hamil dan waktu hamil diberi apa saja waktu ibu hamil
trimester pertama, kedua, dan ketiga.
b. Riwayat Natal

Ditanyakan ibu melahirkan dimana, ditolong oleh siapa, bagaimana


caranya serta penyulit yang dialami sewaktu melahirkan, kemudian
ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan bayi yang dilahirkan
serta panjang bayi yang dilahirkan.
c.Riwayat Post Natal
Ditanyakan ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa
banyak, kontraksi uterus baik atau tidak (bila kontraksi baik, uterus
bulat dan mengeras) ASI sudah keluar atau belum, ada luka jahitan
pada jalan lahir atau tidak.
9. Riwayat perkawinan
Meliputi berapa kali menikah, berapa lama dan usia pertama kali ibu
menikah dan apakah ibu berganti-ganti pasangan atau tidaak (apakah ibu
memiliki resiko dalaam IMS atau tidak)
10. Riwayat haid
Ditanyakan mengenai :
a.

Menarche adalah terjadi hadi yang pertama kali, menarche terjadi


pada usia pubertas yaitu sekitar 12-16 tahun

b.

Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang
normal/ dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi silus ini bisa
maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid
yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari

c.

Lamanya haid biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti
darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita
biasanya lama haid ini tetap

d.

Keluhan yang dirasakan

e.

Keputihan, warnanya , bau, gatal/tidak


(Sarwono, 2007:103)

11. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu ikut KB/tidak, apa macamnya, ada
keluhan/tidak, setelah persalinan rencanannya ibu menggunakan KB apa

12. Pola kebiasaan sehari-hari


Sangat penting ditanyakan untuk mengetahui pola nutrisi, eliminasi,
istirahat, aktivitas, personal hygiene, rekreasi dan kebiasaan yang
dilakukan ibu selama dirumah maupun di rumah sakit
13. Riwayat psikisosial dan budaya
a.Data psikologi
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kelahiran
bayinya
b. Data sosial
Untuk mengetahui ibu tinggal bersama siapa, bagaimana hubungan
ibu dengan keluarga serta masyarakat sekitar
c.Data budaya
Untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibui dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan
berobat dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu
14. Pola spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu
b. Data Obyektif
1.

Pemeriksaan umum
Keadaan umum

: baik/cukup

Kesadaran

: composmentis/ simnolen/ koma

Tanda-tanda vital

: dalam batas normal

Tekanan darah

: 90/60-140/90 mmHg

Nadi

: 60-80 x/mnt (Pusdiknakes)

Suhu

: 36,1-31,6oC (Doengos, 2001:43)

Pernafasan

: 16-24 x/mnt (Doenges, 2001:43)

2.
a.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Rambut

: bersih, warna hitam, tidak mudah rontok

Kepala

: tidak ada benjolan, bentuk normal

Wajah

: tidak pucat, tidak ada cloasma, tidak. ada oedema.

Mata

: Sklera tidak kuning/ikterus, konjungtiva tidak anemis,

Telinga

: bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada serumen,


pendengaran baik.

Hidung

: simetris, bersih, tidak ada polip

Mulut

: bibir tidak pucat, bibir tidak pecah-pecah, tidak stomatitis,


lidah bersih, gigi berlubang, tidak ada caries gigi.

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada


pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.

Dada

: Simetris, ada hiperpigmentasi areola mamae, payudara


tegang, puting susu menonjol.

Abdomen

: tidak ada pembesaran abnormal, tidak ada bekas


luka operasi.

Genetalia

: bersih, tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak


oedema, terdapat luka episiotomi, tidak ada tanda infeksi,
luka episotomi bersih, keluar lochea rubra.

Anus

: bersih, tidak hemoroid.

Ekstremitas
Atas

: simetris, pergerakan bebas, tidak ada oedema

Bawah

: simetris, pergerakan bebas, ada oedema/tidak ada oedema,


tidak ada varises

Integumen : bersih
b.

Palpasi
Kepala

: tidak teraba benjolan yang abnormal

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tipoid, tidak teraba


pembesaran vena jugularis, tidak teraba pembesaran
kelenjar limfe.

Payudara

: teraba bejonlan abnormal, tidak ada nyeri tekan, Asi sudah


keluar

Abdomen

: TFU 2 jari bawah pusat, tidak ada luka bekas operasi

Genetalia

: tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas :

Atas

: tidak teraba oedema

Bawah

: tidak teraba oedema

Integumen : turgor kulit baik


c.

d.

Auskultasi
Dada

: tidak terdengar ronchi, tidak terdengar wheezing

abdomen

: tidak terdengar bising usus, tidak kembung

Perkusi
reflek patella baik

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH


Diagnosa yang ditentukan harus berdasarkan data subyektif dan data obyektif
yang ditemukan apda ibu.
Dx

: Ny. ... P.... Ab ... Post Partum normal hari pertama

Ds

: Data berasal dari klien atau pasien yang mendukung diagnosa ibu

Do

: Data berasal dari hasil pemeriksaan yang mendukung diagnosa

III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Masalah /diagnosa potensial apa saja yang mungkin terjadi
Identifikasi diagnosa yang diambil yang didukung oleh data subyektif.
IV.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Menentukan tindakan apa yang harus diambil yang didukung oleh data
subyektif.
V. INTERVENSI
Dx : Ny. ...... P ........ Ab ......... Post partum normal hari ke .......
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan masa nifas berjalan
normal tanpa adanya komplikasi, proses involusi berjalan dengan
baik dan proses laktasi berjalan dengan baik.
Kriteria hasil :

Keadaan umum

: baik

Kesadaran

: komposmentis

Suhu normal

: 36,5o 37,5oC

Tekanan darah

: (110/70 120/80 mmHg)

Nadi normal

: (60 90x/menit)

Pernafasan

: (16 24x/menit)

Kontraksi uterus baik/keras

Proses involusi uteri dapt berjalan dengan normal


Setelah persalinan

: 2 jari dibawah pusat

Hari ke 5

: 7 cm diatas simpisis

Hari ke -17

: tidak teraba diatas simpisis

Jenis Lochea
Lochea rubra
Keluar pada hari 1-3, berwarna merah kehitaman, terdiri dari sel desidua,
vernik : kaslosa, rambut lanugo
Lochea sanguilenta
Keluar pada hari ke 3-7, berwarna kuning berisi darah dan lendir
Lochea serosa
Keluar hari ke 7- 14, berwarna kuning cairan tiak berdarah lagi
Lochea alba
Keluar pada hari 14 selanjutnya berwarna putih

Proses laktasi berjalan dengan baik

Ibu dapat segera meneteki bayinya

Tidak ada pembengkaan

Pengeluaran ASI cukup

Intervensi :
1.

Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu


R/ Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga dapat
membina rasa saling percaya antara ibu dan keluarga serta petugas
kesehatan sehingga hasil yang diperoleh maksimal.

2.

Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu


R/ Agar Ibu mengerti tentang keadaan dirinya dan bisa lebih kooperatif.

3.

Sarankan pada Ibu untuk makan makanan yang


bergizi dan seimbang tentutama yang tinggi protein
R/ untuk pemulihan tenaga ibu dan untuk mempercepat penyembuhan
luka.

4.

Sarankan pada Ibu untuk menjaga kebersihan


dirinya
R/ Higiene yang buruk memungkinkan bakteri/kuman ke dalam tubuh
yang memungkinkan terjadinya infeksi

5.

Ajarkan pada ibu perawatan payudara


R/ perawatan payudara dapat memperlancar ASI

6.

Sarankan pada Ibu untuk kontrol kembali 1


bulan lagi
R/ untuk mengetahui perkembangan keadaan ibu dan luka jahitan

7.

Anjurkan

pada

ibu

untuk

segera

mengimunisasikan bayinya
R/ agar bayi mendapat kekebalan sejak dini
VI. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengna intervensi yang telah dibuat. Rencana menyeluruh
seperti yang diuraikan diatas secara efisien dan aman
VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keefektifan dan keberhasilan dari
asuhan yang diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. P P2002 Ab100 2 JAM
POST PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA
DI POLINDES PANTI HUSODO
DS. PENIWEN KROMENGAN

I.

PENGKAJIAN
Tanggal : 21 Februari 2010
Jam

: 20.30

A. Data Subyektif
1.

Biodata
Nama

: Ny. P

Nama Suami : Tn. S

Umur

: 33 tahun

Umur

: 38 tahun

Agama

: Kristen

Agama

: Kristen

Suku

: Jawa

Suku

: Jawa

Pendidikan : SMP

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Peniwen 2/1

Penghasilan

: Rp 1.250.000,-

Kromengan
2.

Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri di sekitar daerah luka jahitan.

3.

Riwayat Kesehatan yang Lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun (kencing
manis, darah tinggi), riwayat perdarahan, nyeri ulu hati, sakit kepala
terus menerus.

4.

Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit kencing


manis, darah tinggi, perdarahan, sakit kepala terus menerus, nyeri ulu
hati, wajah / tangan bengkak, demam, maupun sakit pada payudara.

5.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
kencing manis, darah tinggi, riwayat perdarahan, penyakit jantung
maupun riwayat kembar.

6.

Riwayat Perkawinan
Menikah

: 1x

Lama menikah

: 11 tahun

Usia pertama menikah : 22 tahun


7.

Riwayat Haid
Menarche

: 15 tahun

Siklus

: 30 hari, teratur

Lamanya

: 3-4 hari

Banyaknya

: hari ke 1 s/d 2 ganti 3 pembalut, hari ke 3 s/d 4


ganti 2 pembalut

Dismenorhea

:-

Fluor Albus

: 1 minggu sebelum haid, warna jernih, tidak berbau

HPHT

: 10 Mei 2009

8.

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan


Nifas Sekarang
- Kehamilan
TM I : Ibu mengalami mual muntah sampai usia kehamilan 3
bulan. Periksa di bidan 3x mendapatkan tambahan
mulvitamin dan tablet tambah darah, dihabiskan oleh ibu.
Mendapat penyuluhan tentang gizi seimbang.
TM II : Ibu periksa di bidan 4x dan mengeluh sakit pinggang,
mendapat tambahan multivitamin.

TM III : Periksa di bidan 5x setiap 2 minggu sekali. Ibu mendapat


penyuluhan mengenai persalinan dan suntik TT 1x.
- Persalinan
Bayi lahir normal tanggal 21 Februari 2010 jam 18.30 di BPS,
jenis kelamin laki-laki, BBL 3800 gram, PBL 51 cm. Ibu mendapat
jahitan jalan lahir, robekan spontan.
- Nifas
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan dan saat ini ibu sedang
mengeluarkan darah. Sampai 2 jam setelah melahirkan, ASI belum
keluar.
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
N
o

Suami

Kehamilan
Hamil
UK

Penolong

Persalinan
Cara

Temp

Sex

ke
1

9 bl

Bidan

Normal

at
BPS

2 mg

Dokter

Curret

RS

Anak
BBL Mati

Hidup

Lama

4000

Umur
10 th

30 hr

Nifas
Menyusui
-

10. Riwayat KB
Setelah melahirkan anak pertama ibu menggunakan spiral selama 8
tahun. Berhenti 2 tahun kemudian hamil ketiga. Selama memakai
spiral ibu mengatakan sering mengalami perdarahan di awal
pemakaian. Setelah melahirkan ini ibu berencana melakukan steril.
11.

Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola
1. Nutrisi

Saat Hamil
Setelah melahirkan
Ibu makan 3x/hari dengan Ibu makan 1x dengan
komposisi 1 piring nasi, komposisi 1 piring nasi,
sayur, lauk (tahu,tempe), sayur, telur goreng, dan
dan kadang buah (biasanya pisang. Ibu makan dihabispisang). Ibu biasa minum 1 kan. Minum 2 gelas air
gelas susu di pagi hari.

2. Eliminasi

putih.

BAB 1x/hari konsistensi Ibu belum BAB sampai 2


lunak dan bau khas feses.
BAK

5-6x/hari

jam setelah melahirkan.

warna BAK 1x warna kuning

Ket

kuning jernih.
3. Istirahat

jernih, tidak ada keluhan.

Tidur siang + 2 jam (13.00- Ibu tampak lelah dan hanya


15.00)

berbaring di tempat tidur.

Tidur malam + 7 jam


(22.00-05.00)
4. Aktivitas

Ibu

biasa

mengerjakan Aktivitas ibu seperti makan

pekerjaan rumah
sendiri

kadang

tangga dan

kamar

mandi

dibantu dibantu suami dan orang

keluarga.
5. Kebersihan

ke

tua.

Ibu mandi 2x/hari, gosok Ibu hanya diseka dengan


gigi 2x/hari, ganti pakaian air hangat dan telah ganti
2x/hari.

12.

baju.

Data Psikososial Spiritual


Psikologis

: Ibu mengatakan senang dan sangat bersyukur atas


kelahiran bayinya.

Sosial

- Hubungan ibu dengan suami dan orang tua baik terbukti selama
persalinan suami menunggu ibu dan orang tua datang untuk memberi
motivasi.
- Hubungan ibu dengan tetangga baik tebukti banyak tetangga yang
datang menjenguk.
Spiritual

: Ibu langsung mengucap syukur ketika bayi lahir

B. Data Obyektif
1.

Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum

: lemah

- Kesadaran

: composmentis

- TTV

: TD : 120/80 mmHg
N : 88x / menit
S

: 36,50C

Rr : 24x / menit
2.

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Kepala

: bentuk bulat, bersih, rambut tidak mudah rontok

Muka

: tampak lelah, tidak pucat, tidak oedem, menyeringai


bila nyeri

Mata

: simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih

Hidung

: bersih, tidak ada sekret

Mulut

: bibir tidak pucat, tidak kering, lidah tidak kotor, tidak


ada caries gigi.

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, dan vena


jugularis.

Dada

: tidak ada pembesaran abnormal, tidak ada retraksi


dinding dada

Payudara

: bersih, puting susu tenggelam, hiperpigmentasi areola

Perut

: tidak ada pembesaran abnormal, perut tampak


mengendur

Genetalia

: tampak luka jahitan yang bersih, pengeluaran lochea


rubra, perdarahan + 50 cc

Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises


Palpasi
Payudara

: payudara konsistensi lunak, tidak ada nyeri tekan,


kolostrum belum keluar

Perut

: TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, diastasis


rektus abdominalis (-)

Genetalia

: tidak ada nyeri tekan pada vulva, labia mayora,


maupun labia minora.

Ekstermitas : turgor kulit kembali < 2 detik, tanda human (-)


Auskultasi
Dada

: ronchi (-), wheezing (-)

Perkusi
Reflek patella +/+
Abdomen

: pemeriksaan CVAT (-)

II.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH


Dx

: P2002 Ab100 2 Jam Post Partum Spontan Belakang Kepala

Ds

: Ibu mengatakan melhirkan 2 jam yang lalu, jenis kelamin lakilaki, BBl 3800 gram, PBL 51 cm

Do

: - TFU 2 jari bawah pusat


- Kontraksi uterus baik
- Pengeluaran lochea rubra
- Perdarahan + 50 cc
- Tampak luka jahitan yang masih lembab

Masalah :
1.

Gangguan nyaman nyeri sehubungan


dengan nyeri luka jahitan
Ds

: Ibu mengatakan nyeri di sekitar daerah luka jahitan

Do

: - Tampak luka jahitan yang masih lembab


- K/U ibu lemah
- Ibu menyeringai bila nyeri

2. Gangguan pengeluaran ASI


Ds

: Ibu mengatakan belum bisa mengeluarkan ASI

Do

: - puting susu tenggelam


- palpasi payudara : kolostrum belum keluar

III.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


-

IV.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-

V.

INTERVENSI
Dx

: P2002 Ab100 2 Jam Post Partum Spontan Belakang Kepala

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan masa nifas


berjalan normal tanpa ada komplikasi.

Kriteria Hasil

: - K/U baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV

: TD : 90/60 140/90
N : 60 90x/menit
S : 36,5 37,50C
Rr : 16 24x/menit

- Kontraksi uterus baik


- Proses involusi berjalan normal
- Pengeluaran lochea sesuai hari
- Proses laktasi berjalan baik
- Ibu mengerti dengan penjelasan petugas
Intervensi
1.

Bina hubungan baik dengan ibu


R/ Mempermudah dalam melaksanakan pengkajian dan tindakan

2.

Periksa

TTV, TFU,

kontraksi,

dan

perdarahan
R/ TTV dan TFU digunakan sebagai parameter deteksi dini komplikasi,
kontraksi dan perdarahan digunakan sebagai parameter involusi uterus.
3.

Beritahu ibu hasil pemeriksaan


R/ Mempermudah dalam pemberian tindakan terhadap klien

4.

Jelaskan tanda-tanda bahaya selama post


partum
R/ Deteksi dini komplikasi pada klien membantu menentukan tindakan
selanjutnya.

Masalah :
1.

Gangguan nyaman
nyeri sehubungan dengan nyeri luka jahitan
Tujuan : Nyeri yang dirasakan ibu berkurang
KH

: - Ibu dapat beradaptasi dengan nyerinya


- Ibu mengerti penjelasan petugas

1.

Jelaskan penyebab nyeri yang dirasakan


klien
R/ Mempermudah dalam pemberian tindakan terhadap masalah yang
dialami klien

2.

Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi


R/ Perhatian klien tidak terus terfokus pada nyeri yang dialaminya.

3.

Ajarkan ibu mobilisasi bertahap


R/ Imobilisasi dapat menyebabkan tromboplebitis dan tromboemboli

4.

Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri


dan ajari ibu cara cebok yang benar
R/ Kebersihan diri salah satu faktor yang harus diperhatikan selama
masa nifas

2. Gangguan pengeluaran ASI


Tujuan

: Proses laktasi berjalan dengan baik

KH

: - Puting susu ibu menonjol


- Produksi ASI lancar
- Ibu melakukan saran yang diberikan petugas

Intervensi

1.

Sarankan ibu mempertahankan nutrisi


yang telah didapatnya
R/ Gizi seimbang merupakan faktor penentu keberhasilan produksi
ASI

2.

Ajarkan

ibu

perawatan

payudara

khususnya untuk puting susu yang tenggelam


R/ Memperlancar ASI dan dapat mencegah tersumbatnya saluran
susu
3.

Minta

ibu

memberikan

tambahan dengan sendok selama ASI belum keluar


R/ Alat bantu pemenuhan gizi bayi baru lahir
VI.

IMPLEMENTASI

bayi

susu

Tanggal : 21 Februari 2010


Jam

: 20.45

Dx

: P2002 Ab100 2 Jam Post Partum Spontan Belakang Kepala

1.

Menyapa ibu dan


menanyakan bagaimana kondisinya saat ini

2.

Memeriksa

TTV,

TFU, kontraksi, dan perdarahan


3.

Menjelaskan pada
ibu bahwa TTVnya normal, kontraksinya baik, dan perdarahannya + 50
cc

4.

Menjelaskan pada
ibu tanda-tanda bahaya nifas seperti perdarahan yang berlebihan,
bengkak pada wajah, kaki, dan tangan, serta pusing terus menerus.
Meminta ibu segera menghubungi petugas bila mengalami hal tersebut.

Masalah :
1.

Gangguan nyaman nyeri sehubungan dengan nyeri luka jahitan


1.

Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri yang dirasakan ibu


karena adanya robekan jalan lahir dan putusnya jaringan.

2.

Menganjurkan ibu untuk kompres dingin atau hangat untuk


mengurangi rasa nyeri

3.

Mengajarkan ibu mobilisasi bertahap mulai dari miring kiri,


miring kanan, duduk, hingga berjalan.

4.

Mengajarkan ibu bahwa cebok yang benar mulai dari depan


(vulva, vagina) ke arah belakang (anus) dan minta ibu untuk mandi
2x sehari tanpa perlu khawatir dengan luka jahitannya.

2.

Gangguan pengeluaran ASI


1. Menyarankan ibu tetap makan makanan yang rendah lemak namun
tinggi protein dan tinggi kalori seperti daging, ikanlaut, tahu,
tempe.

2. Mengajarkan ibu perawatan payudara mulai dari mengompres,


membersihakn, memijat / mengurut payudara hingga mengurut
puting susu keluar supaya menonjol.
3. Memninta

ibu

memberikan

bayi

susu

tambahan

dengan

menggunakan sendok bukan dot selama ASI belum keluar.


VII.

EVALUASI
Tanggal : 21 Februari 2010
Jam

: 21.00

Dx

: P2002 Ab100 2 Jam Post Partum Spontan Belakang Kepala

: Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan petugas mengenai


cara menjaga kebersihan diri, cara cebok yang benar dan tanda
bahaya post partum.

: Ibu memperhatikan dengan seksama dan dapat mengulangi


penjelasan petugas

: Ny. P P2002 Ab100 telah memperoleh KIE dan pelayanan


kesehatan

: Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kondisinya

Masalah :
1. Gangguan nyaman nyeri sehubungan dengan nyeri luka jahitan
S

: Ibu mengatakan mengerti darimana penyebab nyerinya berasal


dan tahu apa yang harus dlakukan

O : Ibu dapat mengulang penjelasan petugas


A : Ibu mampu berdaptasi dengan nyerinya
P

: Anjurkan ibu untuk meobilisasi dini

2. Gangguan pengeluaran ASI


S

: Ibu mengatakan akan melakukan perawan payudara supaya ASi


dapat keluar dan puting menonjol

O : Ibu dapat mengulangi penjelasan petugas kesehatan


A : Ibu telah mendapat KIE tentang perawatan payudara
P

: Minta ibu melakukan perawatan payudara setiap sebelum mandi

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulis dalam meninjau ada tidaknya


kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus yang ada di lapangan.
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. P P2002 Ab100 2 Jam Post
Partum Spontan Belakang Kepala, maka penulis dapatkan :
1.

Pada pengkajian terdapat kesenjangan yaitu tidak dilakukan pemeriksaan


fisik secara keseluruhan namun hanya pada bagian-bagian tertentu saja.
Sedangkan menurut teori harus dilakukan secara keseluruhan head to toe. Hal
ini dikarenakan keterbatasan penulis dan waktu sehingga penulis tidak
maksimal untuk melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan.

2.

Pada identifikasi diagnosa dan masalah tidak terdapat kesenjangan karena


sama antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus dan masalah yang timbul
mengenai gangguan nyaman nyeri dan gangguan pengeluaran ASI

3.

Pada identifikasi masalah potensial tidak muncul pada kasus karena hal ini
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien saat itu.

4.

Pada identifikasi kebutuhan segera juga tidak muncul karena tidak terdapat
masalah yang potensial terjadi pada klien.

5.

Pada intervensi tidak terdapat kesenjangan karena intervensi yang


diberikan sesuai dengan kondisi

6.

Pada implementasi juga tidak terdapat kesenjangan karena implementasi


yang dilakukan telah sesuai dengan intervensi.

7.

Pada evaluasi tidak terdapat kesenjangan karena evaluasi diperoleh dengan


mengacu pada kriteria hasil di intervensi.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Pada Ny.P P2002 Ab100 2 Jam Post
Partum Spontan Belakang Kepala, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah :
1. Pada pengkajian data, asuhan yang diberikan sudah komprehensif untuk
menegakkan diagnosa.
2. Pada identifikasi diagnosa / masalah asuhan yang diberikan sudah sesuai
dan dapat menegakkan diagnosa.
3. Pada identifikasi masalah potensial juga telah dilakukan dan disesuaikan
dengan diagnosa yang telah ditegakkan.
4. Pada identifikasi kebutuhan segera asuhan yang diberikan sudah sesuai
dan mengacu pada masalah potensial.
5. Pada intervensi atau rencana tindakan, asuhan yang diberikan sudah
komprehensif dan menyeluruh sesuai dengan teori dan praktek

6. Pada implementasi, intervensi dilakukan sesuai dengan kondisi klien.


7. Pada evaluasi, evaluasi yang didapat sesuai dengan yang diharapkan.
Data yang diperoleh dari ashuan kebidanan ini berasal dari hasil
wawancara, praktek langsung, dan studi dokumen.
5.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan agar selalu memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan berkualitas kepada klien.
2. Bagi ibu nifas supaya tetap memperhatikan kondisi dirinya sehingga bila
ada tanda-tanda komplikasi dapat segera ditangani.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Roestam, 2002. Dasar-dasar Keperawatan Maternal, Edisi 6 : Jakarta.


Manuaba, 2000. Ilmu Kebidnaan, Penyakit Kadungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta
Mochtar, Roestam. 2000. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. EGC : Jakarta
Saifudin. Bari Abdul. 2002. Buku Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
Jakarta : YBPSP
Saifudin. Bari Abdul. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : YBPSP.
Wiknjosastro, Hanifah. 2005. Ilmu Kandungan. Yakarta : YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai