Anda di halaman 1dari 30

TUGAS AKEB V

SATUAN ACRA PENYULUHAN


TENTANG BIDAN SIAGA

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Anggun Diah
Herin Setyaning R
Rubi Yunita sari
Sinta Yanawati
Sulistiawati
Khorotul

(0504.52)
(0504.65)
(0504.88)
(0504.89)
(0504.90)
(0302.48)

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA


MALANG
2007

KATA PENGANTAR
Bidan mempunyai tugas penting dalam memberi bimbingan, asuhan, dan
penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan
tanggung jawab serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi. Bidan
dan bidang prakteknya telah diakui oleh internasional confederation of midwife
(ICM) 1972 dan Internasional Federation Of Gynecologist tahun 1973 WHO dan
badan lainnya.
Sebagai anggota profesi bidan mempunyai ciri khas yang khusus sebagai
pelayan profesional yang notabene merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Tentu harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan
lanjutan. Pelatihan dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.

Malang, 1 April 2007

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia angka kematian ibu melahirkan masih tinggi, setiap tahun
ada 18.000 20.000 ibu yang meninggal akibat melahirkan, atau 2 orang
meninggal setiap jam. Faktor penyebabnya ada yang bersifat langsung / klinis
maupun tidak langsung seperti faktor sosial, budaya, dll.
Kehamilan bukan hanya menjadi tanggung jawab wanita tetapi
sebenarnya tanggung jawab wanita. Merupakan tanggung jawab semua
komponen masyarakat. Karena secara sosiologis bayi yang akan dilahirkan
akan menjadi anggota masyarakat.
Dulu menolong persalinan dilakukan oleh dukun beranak, tapi sekarang
sudah digantikan oleh bidan. Ada keterbatasan-keterbatasan bila persalinan
dibantu oleh dukun, dengan pendidikan yang dimulai oleh bidan hal itu dapat
diatasi.
Pemerintah

Indonesia

(departemen

kesehatan,

kementrian

pemberdayaan penempatan dan BKKBN) bekerjasama dengan pemerintah


Amerika Serikat meluncurkan program popular seperti Suami Siaga, Bidan
Siaga, dan warga siaga.
Peranan bidan dalam Sistem Kesehatan Nasional
Peranan bidan dalam masyarakat sebagai tenaga terlatih pada sistem
kesehatan nasional adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan sebagai tenaga terlatih
2. Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana
4. Memberikan pedidikan dukun beranak
5. Meningkatkan sistem rujukan

1. Memberikan pelayanan dengan tenaga terlatih


Di Indonesia persalinan dukun sebesar 75 % sampai 80 %
terutama di daerah pedesaan. Pertolongan persalinan oleh dukun
menimbulkan berbagai masalah dan penyebab utama tingginya angka
kematian dan kesakitan ibu dan perinatal. Dapat dipahami bahwa dukun
tidak dapat mengetahui tanda-tanda bahaya perjalanan persalinan. Akibat
pertolongan persaluan yang tidak adequate dapat terjadi :
a. Persalinan kasep
b. Kematian janin dalam rahim
c. Ruptur uteri
d. Perdarahan akibat pertolonga salah, robekan jalan lahir, retensio
plasenta, plasenta rest
e. Infeksi berat
f. Janin (bayi) mengalami asfiksia, infeksi, trauma persalinan
Gambaran penyebab kematian ibu dan neonatus dijabarkan sebagai
berikut :
Penyebab kematian ibu :

Perdarahan

: 30 - 35 %

Infeksi

: 20 25 %

Gestosis

: 14 17 %

Lain-lain

:5%

Penyebab kematian perinatal :

Asfiksia neonatorum

: 50 60 %

BBLR

: 25 30 %

Infeksi

: 25 30 %

Trauma Persalinan

: 5 10 %

Memperhatikan angka kematian ibu dan perinatal dapat dikemukakan


bahwa sebagian besar terjadi pada saat pertolongan dan kematian ibu dan
perinatal masih dapat dicegah. Bidan memegang peranan penting untuk
meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan bermutu di tengah
masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang diperlukan bidan :


1. Meningkatkan upaya pengawasan ibu hamil
2. Meningkatkan gizi ibu hamil dan ibu menyusui
3. Meningkatkan penerimaan gerakan KB
4. Meningkatkan kesehatan lingkungan
5. Meningkatkan serum rujukan
6. Meningkatkan penerimaan imunisasi ibu hamil dan bayi
Selain itu bidan juga melakukan pengawasan kehamilan dan menetapkan :
1. Kehamilan, persalinan, dan post partum dengan resiko tinggi
2. Kehamilan, persalinan, dan post partum yang meragukan
3. Kehamilan, persalinan, dan post partum dengan resiko rendah
Berdasarkan penggolongan maka sikap yang dapat dilakukan bidan adalah
meningkatkan pengawasan hamil, persalinan, post partum, dan melakukan
rujukan sehingga mendapat pertolongan yang adekuat
2. Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan masyarakat memegang peranan yang penting meliputi :

Pentingnya arti pengawasan hamil

Mengajarkan tentang makanan yang berpedoman pada empat sehat


dan lima sempurna

Pentingnya arti imunisasi tetanus toksoid ibu hamil

Pentingnya arti pelaksanaan keluarga berencana

Mengarahkan kemana persalinan dilakukan untuk mendapatkan well


born baby

Pengawasan post partum dan persiapan untuk merawat bayi dan


menyusui

Pentingnya arti memberikan ASI selama 2 tahun dan rawat gabung

Pendidikan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan pada waktu :

Pengawasan hamil di Puskesmas atau pondek ersalin desa dan praktek


bidan swasta

Saat menyelenggarakan posyandu

Melakukan pertemuan berkala atau kursus pada PKK (Pendidikan


Kesejahteraan Keluarga)

Pada saat memberikan penyuluhan khusus

Pada saat melakukan kunjungan rumah

Tujuan pendidikan kesehatan masyarakat ini adalah untuk :


1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
2. Mengarahkan masyarakat memilih tenaga kesehatan terlatih
3. Meningkatkan pengertian masyarakat tentang imunisasi, keluarga
berencana, dan gizi sehingga mengurangi ibu hamil dan anemia
3. Meningkatkan Upaya Penerimaan Gerakan Keluarga Berencana
Pembangunan ekonomi diselenggarakan pemerintah bersama
masyarakat diikuti program dan gerakan keluarga berencana, sehingga
diharapkan

kesejahteraan

makin

cepat

tercapai.

Demikianlah

pembangunan bangsa Indonesia pada pembangunan keluarga yang pada


gilirannya meningkatkan sumber daya manusia. Dalam pelaksanaan
gerakan keluarga berencana bidan dapat mengambil bagian penting
a. Memberikan KIE dan motivasi

Mengapa mengikuti gerakan KB

Kapan waktu yang tepat ber KB

Metode apa yang dipakai sesuai dengan waktu, post partum, post
abortus, interval, pada remaja, mereka yang berumur di atas 35
tahun

Dimana dapat menerima pelayanan KB

b. Memberikan pelayanan dan pemeriksaan peserta KB


Keadaan bidan di tengah masyarakat dapat memberikan pelayanan KB
dalam bentuk :

Metode sederhana khususnya kondom

Metode hormonal : pil, suntikan, susuk

Metode mekanis pemasangan IUD

Melakukan pengawasan peserta

Yang menginginkan pelayanan kontap dapat merujuk ke


Puskesmas atau RSU

4. Meningkatkan Sistem Rujukan


Salah satu kelemahan pelayanan pelaksanaan rujukan yang kurang
cepat dan tepat. Rujukan bukanlah berarti suatu kekurangan, tetapi satu
tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kepentingan masyarakat.
Kelancaran rujukan dapat menjadi faktor yang menentukan untuk
menurunkan angka kematianibu dan perinatal. Tindakan rujukan
ditujukan pada mereka yang tergolong dalam resiko tinggi (lihat
kehamilan dan janin dengan risiko tinggi). Dengan demikian, rujukan
menjadi harapan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu.
1.2 Rumusan Masalah

Apa definisi dan filosofi bidan itu ?

Bagaimanakah peran fungsi dan kompetensi bidan ?

Apa definisi bidan siaga itu ?

Apa penghargaan bidan siaga ?

Bagaimana peran Bidan di posyandu pedesaan ?

Bagaimana unsur peningkatan kualitas dan proses pelayanan bidan siaga ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang pengertian serta
peranan bidan siaga
b. Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
bidan siaga
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang peranan bidan siaga di suatu
desa / masyarakat

SATUAN ACARA PENYULUHAN


I.

Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan umum
1. Masyarakat mengetahui pengertian, fungsi dan peran bidan siaga
2. Masyarakat khususnya ibu hamil / bersalin memilih bersalin di
tenaga kesehatan khususnya bidan siaga
3. Masyarakat ikut serta dalam mensukseskan program bidan siaga
seperti dosolin / tabulin, donor dan transportasi
b. Tujuan khusus
1. Ibu hamil rutin memeriksakan kehamilannya dibidan / tenaga
kesehatan agar ibu dengan faktor resiko bisa terdeteksi
2. Masyarakat dapat bekerjasama segera dengan bidan siaga
3. Masyarakat / ibu mengerti tentang maksud dan tujuan diadakan
bidan siaga

II.

Materi Penyuluhan
(terlampir)

III. Metode Penyuluhan


a. Penyuluhan
b. Tanya jawab
IV.

Media
-

Poster

Lembar balik

V.

Kegiatan Penyuluhan

No

Pembahasan

Waktu

Bahasan

Pembukaan

5 menit

Mengapa audiens

Pembahasan

20 menit

Memperkenalkan diri
Memperkenalkan bidan siaga
pada audien
Peran dan tanggung jawab bidan

Keterangan
Moderator
Advocator

No

Pembahasan

Waktu

Bahasan

Keterangan

siaga
Tabulin, transportasi dan donor
3

Tanya jawab

10 menit

darah
Respon / tanggapan audiens

Audiens

berupa pertanyaan terhadap


4

Penutup

5 menit

premateri
Ucapan terima kasih dan
pembacaan kesimpulan

Moderator

BAB II
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi dan Filosofi Bidan
1.1 Definisi Bidan
Seorang perempuan yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan tang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai
standar yang berlaku
Untuk melakukan praktek yang bersangkutan harus mempunyai
kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktik (IBI)
Bidan diakui sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab
dan akuntabel, bermitra dengan perempuan, praktik berdasarkan bukti
Bidan adalah seorang wanita yang mengikuti pendidikan kebidanan
yang diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan peneididkan
tersebut dan lulus ujian yang ditentukan, serta memperoleh ijazh yang
terdaftar sebagai persyaratan utama untuk melakukan praktel sesuai
dengan profesi
Bidan adalah profesi yang khusus, orang pertama yang melakukan
penyelematan kelahiran sehingga ibu dan bayi lahir dengan selamat.
Tugas yang diemban oleh Bidan, berguna untuk kesejahteraan
manusia. Dengan demikian pengertian masyarakat ada kelahiran pasti
ada bidan
Bidan juga dinamanakn midwife atau pendamping istri. Kata bidan
berasal dari bahasa sangsakerta yaitu wirdhan yang artinya wanita
bijaksana, namun ada pula yang mengatakan bahwa bidan dukun yang
terdidik
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan
kebidanan yang diakui dan mendapatkan lisensi untuk melaksanakan
praktek kebidanan.
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi diseluruh dunia.

Pengertian bidan dan bdang prakteknya secara internasional telah diakui


oleh Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 dan Internasional
Federation of Internasional Gynecologist and Obstetrian (FIGO) tahun
1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1990 pada pertemuan Dewan
di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian
disyahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992) secara lengkap pengertian
bidan adala seseorang yang menyelesaikan program pendidikan bidan
yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin
untuk menjalankan praktek kebidanan. Dia harus mampu memberikan
supervise, asuhan, dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada
wanita selama masa hamil, persalinan, masa persalinan mempimpin
pesalinan.
1.2 Filosofi
a. Bidan yakin bahwa kelahiran dan persalinan, proses alamiah (normal)
dan bukan proses patologism tetapi kondisi normal dapat menjadi
kondisi patologis (abnormal)
b. Bidan yakin

bahwa setiap perempuan

berkepribadian

untuk

mempunyai hak mengendalikan kebutuhan dirinya sendiri, patut


dihormati.
c. Bidan yakin bahwa tugas utama bidan dalam asuhan : mengupayakan
kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir konseling dan
pendidikan kesehatan
d. Bidan yakin bahwa perempuan hak memilih dan memutuskan tentgan
kesehatannya, kepada siapa dan dimana dia akan mendapatkan
pelayanan kesehatan.
e. Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan
f. Bidan mendukung dan menghargai proses fisiologis, interensi dan
penggunaan teknologi atas indikasi dan bidan dapat merupakan
praktisi mandiri, berkolaborasi dan merujuk bila dibuutkan (diluar
kompetensi)
g. Membangun kemitraan dengan profesi lain dan masyarakat setempat
upaya pemberdayaan perempuan, membantu perempuan dalam

pelayanan

kesehatan

reproduksi,

memberikan

dukungan

dan

bimbingan berkesinambungan sepanjang siklus hidup reproduksi


perempuan (IBI, 2003)
1.3 Peran, fungsi, dan Kompetensi
1. Peran sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu :
1) Tugas mandiri
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan yang diberikan
o Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
asuhan klien
o Menentukan diagnosa
o Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang
dihadapai
o Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun
o Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
o Membuat rencana tindak lanjut kegiatan / tindakan
o Membuat catatan dan pelaporan kegiatan / tindakan
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita
pra nikah dengan melibatkan klien

Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan


wanita dalam masa pra nikah

Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar

Menyusun rencana tindakan / layanan sebagai prioritas


dasar bersama klien

Melaksanakan tindakan / layanan sesuai dengan rencana

Mengevaluasi hasil tindakan / layanan yang telah


diberikan bersama klien

Membuat rencana tindak lanjut tindakan / layanan


bersama klien

Membuat catatan dan pelaporan asuhan kebidanan

c. Memberikan asuhan kebidanan selama kehamilan normal

Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan


normal

Menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan kesehatan


klien

Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai


dengan prioritas masalah

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana


yang disusun

Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama


klien

Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama


klien

Membuat pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang


telah diberikan

d. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa


persalinan dengan melibatkan klien / keluarga

Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan ada klien dalam


masa persalinan

Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan


masa persalinan

Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai


dengan prioritas masalah

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana


yang disusun

Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan

Membuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan


tersaing dengan prioritas

Membuat asuhan kebidanan

e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir :

Mengkaji status kesehatan bayi lahir dengan melibatkan


keluarga

Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan


pada bayi lahir

Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana


yang dibuat

Mengevaluasi asuhan kebidanan yang ditelaah diberikan

Membuat rencana tindak lanjut

Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang


telah diberikan

f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas


dengan melibatkan keluarga klien / keluarga.

Memberikan kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas

Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan


pada masa nifas

Menyusun

rencana

asuhan

kebidanan

berdasarkan

prioritas masalah

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah


diberikan

Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama


klien

g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang


membutuhkan pelayanan keluarga berencana

Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada


pus/wus

Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan

Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah


bersama klien

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah


diberikan

Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien

Membuat pencatatan dan laporan

h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem


reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan
menopause

Mengkaji

status

kesehatan

dan

kebutuhan

asuhan

kebidanan

Menentukan diagnosa, prognosa, priorotas dan kebutuhan


asuhan

Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah


bersama klien

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang


telah diberikan

i.

Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan


melibatkan keluarga

Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan


tumbuh kembang bayi / balita

Menentukan diagnosa dan prioritas masalah

Menyusun rencana asuhan dengan rencana

Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah

Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan

Membuat rencana tindak lanjut

Membuat catatan dan laporan asuhan

2) Tugas Kolaborasi / Kerjasama

a. Menerapan manajemen kebidanan pada setiap asuhan


kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga

Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan


keadaan kgawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi

Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas kegawatan


yang memerlukan tindakan kolaborasi

Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan


dan hasil kolaborasi serta kerjasama dengan klien

Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dengan


melibatkan klien

Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan

Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien

Membuat pencatatan dan pelaporan

b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hail dengan resiko


tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi

Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan


keadaan kegawatdarutatan yang memerlukan pertolongan
pertama dan tindakan kolaborasi

Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas sesuai


dengan faktor resio dan keadaan kegawatdaruratan pada
kasus resiko tinggi

Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan


pertama sesuai prioritas

Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil


resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas

Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan


pertama

Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien

Membuat catatan dan laporan

c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa


persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang
memerlukan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga

Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanna pada ibu dala masa


persalinan

dengan

resiko

tinggi

bdan

keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama


dengan tindakan kolaborasi

Menentukan diagnose, prognose, dan prioritas sesuai


dengan faktor resiko dan keadaan kegawatan

Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam


masa persalinan dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama sesuai dengan prioritas

Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa


persalinan dengan risti dan memberikan pertologan
pertama sesuai prioritas

Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan


pertama pada ibu hamil dengan risti

Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien / keluarga

Membuat catatan dan laporan

d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas


dengan risti dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga.

Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas


dengan

risti

memerlukan

dan

keadaan

pertolongan

kegawatdaruratan

pertama

dengan

yang

tindakan

kolaborasi

Menentukan diagnose, prognose, dan prioritas sesuai


dengan faktor resiko dan keadaan kegawatdarutan

Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam


masa nifas dengan risti dan pertolongan pertama sesuai
prioritas

Melaksanakan

asuhan

kebidanan

dengan

risti

dan

memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas

Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan


pertama

Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien / keluarga

Membuat catatan dan laporan

e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan


risti dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan
yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada BBL dengan


resiko tinggi dan kegawatrauratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi

Menentukan diagnose, prognose dan prioritas sesuai


dengan faktor resiko dan keadaan kegawatdaruratan

Menyusun rencana asuhan kebidanan pada BBL dengan


resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai
prioritas

Melaksanakan asuhan kebidanan pada BBL dengan resiko


tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai
prioritas

Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang


telah diberikan

Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien / keluarga

Membuat catatan dan laporan

f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko


tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan

yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan


keluarga

Mengkaji kebutuhan asuhan balita dengan resiko tinggi


dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi

Menentukan diagnose, prognose, dan prioritas sesuai


dengan faktor resiko dan kegawatdaruratan

Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan


resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai
prioritas

Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko


tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai
prioritas

Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang


telah diberikan

Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien / keluarga

Membuat catatan dan laporan

3) Tugas ketergantungan / merujuk :


a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan
keluarga

Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan


tindakan

diluar

lingkup

kewenangan

bidan

dan

memerlukan rujukan

Menentukan diagnose, prognose, dan prioritas serta


sumber-sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervenes
lebih lanjut, bersama klien / keluarga

Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut


pada petugas / institusi pelayanan kesehatan yang
berwenang dengan dokumentasi yang lengkap

Membuat

pencatatan

dan

pelaporan

mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi

serta

b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan


pada hamil dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan

Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi


dan rujukan

Menentukan diagnose, prognose dan prioritas

Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang


memerlukan rujukan

Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan


rujukan

Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut


pada petugas / institusi pelayanan kesehatan yang
berwenang

Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan


seluruh kejadian dan intervensi

c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan


pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan
melibatkan klien dan keluarga

Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdaruratan pada ibu


dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan

Menentukan diagnose, prognose dan prioritas

Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang


memerlukan rujukan

Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut


pada petugas / institusi pelayanan kesehatan yang
berwenang

Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan


seluruh kejadian dan intervensi yang sudah diberikan

d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan


pada

masa

nifas

dengan

penyulit

tertentu

kegawatdarurtan dengan melibatkan klien dan keluarga

dengan

Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdarutan pada ibu


dalam masa nifas yang memerlukan konsultasi dan
rujukan

Menentukan diagnosa, prognose dan prioritas masalah

Memberikan petrolongan pertama pada kasus yang


memerlukan rujukan

Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut


pada

petugas/institusi

pelayanan

kesehatan

yang

berwenang

Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan


seluruh kejadian dan intervesi yang sudah diberikan

e. Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan


tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga

Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdaruratan pada


BBL yang memerlukan konsultasi dan rujukan

Menentukan diagnose, prognose, dan prioritas masalah

Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang


memerlukan rujukan dan memberikan asuhan kebidanan
pada bayi lahir dengan tindakan

Megirim klien pada institusi pelayanan kesehatan yang


berwenang

Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan

f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan kelainan


tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga
2. Bidan Siaga
2.1 Definisi
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah menyelesaikan
pendidikannya dan memperoleh kualifikasi serta diberi izin untuk

menjalankan praktek kebidanan yang sesuai standart, yang siap


melayani masyarakat selama 24 jam
Bidan siaga adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan
pendidikannya dan mempunyai kualitas serta keterampilan yang lebih
dan mempunyai waktu untuk melayani masyarakat selama 24 jam
serta mempunyai fasilitas yang memadai.
2.2 Penghargaan pada Bidan Siaga
Penghargaan Bidan Siaga diberikan kepada bidan desa yang telah
memberikan pelayanan luar biasa kepada masyarakat, khususnya dalam
hal pelayanan selama kehamilan, persalinan dan masa nifas serta
penggerakan masyarakat. Untuk membentuk sistem transportasi, donor
darah dan tabungan bersalin untuk mengatasi kegawatdaruratan saat
persalinan
Dulu menolong persalinan ditolong oleh dukun beranak, tapi
sekarang peran itu sudah digantikan oleh bidan. Ada keterbatasanketerbatasan dimiliki oleh bidan, hal itu dapat diatasi. Selain itu terdapat
juga alat-alat yang diperlukan untuk membantu persalinan.
2.3 Bidan di Posyandu Pedesaan
Kendala yang memberatkan upaya memberikan pelayanan bermutu
dan menyeluruh dipengaruhi oleh situasi geografis negara dengan
keperluan yang terbentang luas, dan keadaan sosial, yaitu pendidikan
yang rendah, ekonomi lemah sehingga masyarakat berorientasi pada
pertolongan dukun. Pertolongan dukun di Indonesia masih dominan
sehingga tidaklah menyalahkan terjadi penyulit yang dapat diikuti
kematian ibu dan perinatal yang tinggi.
Sesuai dengan fungsinya, bidan desa bekerjasama dengan
masyarakat untuk membuat pondok bersalin desa (Polindes). Bidan desa
sangat erat hubungannya dengan puskesmas. Posyandu merupakan
perpaduan antara aktivitas masyarakat dan tenaga kesehatan. Dalam
pelaksanaannya,

Posyandu

Kesejahteraan Keluarga)
1. Pendidikan

bekerjasama

dengan

PKK

(Program

a. Pendidikan kepada masyarakat


o Kesehatan keluarga dan program keluarga berencana
o yKesehatan lingkungan
o Pentingnya melakukan pengawasan antenatal
o Pentingnya persalinan dengan tenaga terlatih
o Pentingnya imunisasi balita dan ibu hamil
o Pendidikan tentang payudara dan ASI
o Kesehatan reproduksi remaja dan lansia
b. Pendidikan kepada dukun beranak
o Penyaringan hamil dengan resiko tinggi, resiko rendah, dan
resiko meragukan
o Ikut serta membantu pelaksanaan gerakan KB
o Sterilitas saat pemotongan tali pusat
o Resusitasi neonatus yang baik
o Menetapkan untuk melakukan rujukan
o Membantu masyarakat untuk mengikuti program pemerintah
dalam pelaksanaan Posyandu
2. Pelayanan kepada masyarakat
o Melakukan pemeriksaan hamil dengan menetapkan kehamilan
dengan resiko rendah, resiko tinggi, dan meragukan
o Pertolongan persalinan pada kehamilan resiko rendah
o Mempergunakan partograf WHO dalam pertolongan persalinan
o Melakukan vaksinasi ibu hamil dan balita
o Melakukan rujukan hamil risiko tinggi, persalinan pada garis
waspada, neonatus dengan resiko tinggi
o Melakukan kunjungan rumah ibu setelah bersalin, pemeliharaan
kesehatan keluarga, pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi,
memberikan nasehat makanan ibu dan bayi, memperhatikan
kesehatan lingkungan
o Pengawasan dukun beranak
o Pengawasan tumbuh kembang balita

o Pengawasan terhadap peran serta masyarakat


3. Pencatatan dan pelaporan
o Pencatatan ibu hamil, balita, PUS
o Evaluasi keikutsertaan masyarakat dalam Posyandu
o Pencataan kesehatan balita dan kesehatan sekolah
o Merencanakan berbagai kegiatan kesehatan
o Imunsiasi
o Pemetaan wilayah
2.4 Unsur Peningkatan Kualitas dan Akses Pelayanan Bidan Siaga
Ada berbagai kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat dan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan askes pelayanan kesehatan
ibu dan bayi. Dalam Desa Siaga warga mendorong agar setiap persalinan
didampingi oleh seorang tenaga kesehatan yang terampil. Dalam hal ini,
warga siaga akan :
a. Mencatat ibu hamil dilingkungannya
Sistem pencatatan dan pemberian tanda yang dikembangkan oleh
warga

untuk

memberikan

informasi

kepada

warga

tentang

keberadaan dan kondisi ibu hamil di lingkungan mereka, disebut


dengan sistem notifikasi (penadaan). Bentuk notifikasi yang dipilih
bisa bermacam-macam tergantung kreatifitas dan kemampuan warga.
Pencatatan bisa dilakukan oleh warga dalam buku catatan. Pencatatan
bisa dilakukan oleh warga dalam buku catatan ibu hamil yang
dipegang dan diisi oleh fasilitator dan dikomunikasikan kepada
pengurus siaga bidan dan warga
Misalnya penandaan rumah :
Materi / bahan sederhana sesuai sumber dana di desa kertas
karton dan plastic
Bumil normal segitiga hijau
Bumil risti segitiga merah
Balita BGM lingkaran merah
b. Mempersiapkan tabungan untuk ibu bersalin dan kegawatdaruratan

Tabungan ibu bersalin (tabulin)


Tabulin adalah upaya menyisihkan uang atau barang berharga oleh
ibu haul yang disimpan oleh bidan desa atau pihak yang ditunjuk
oleh masyarakat sewaktu-waktu dapat diambil dan digunakan
untuk biaya persalinan bisa juga dihimpun oleh kader tiap dusun.
Biasanya hanya persalinan fisiologis sebesar Rp. 350.000,ditabung dalam 9 bulan dengan nilai berfariasi.
Dana sosial bersalin (Dasolin)
Daran sosial bersalin adalah upaya untuk mengumpulkan uang
dari anggota masyarakat sebagai dana bantuan bagi ibu bersalin
yang kurang mampu. Masyarakat akan menunjuk pengurus
dasolin yang bertugas untuk mengelola dasolin. Ini juga bisa
dilakukan oleh kader
c. Mempersiapkan calon pendonor darah
Sistem donor darah pemerintah penatra untuk menjamin ketersediaan
darah yang dikelola oleh masyarakat. Upaya ini membentuk
kelompok penyedia darah bagi PMI agar ada ketersediaan darah yang
dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Ini juga digunakan untuk
menyiapkan pendonor darah untuk bersalin yang mengalami
perdarahan. Pemeriksaan golongan darah tiap ibu hamil dan calon
pendonor yang dilakukan di desa. Calon pendonor mendatangani
surat pernyataan bersedia mendonorkan darahnya bila dibutuhkan
sewaktu-waktu
d. Mempersiapkan

transportasi

menuju

tempat

persalinan

dan

penanganan kegawatdaruratan
Kegiatan ini mengupayakan saran transportasi untuk mengantar ibu
hamil yang bersalin terutama jika si ibu mengalami komplikasi yang
memerlukan penanganan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayi ini
bisa digunakan sebagai investarisasi masyarakat sebagai ambulance
desa. Tetapi harus memiliki persetujuan pemilik kendaraan serta
kegiatan ini harus disosialisasikan kepada masyarakat

2.5 Kebidanan Sebagai Profesi


Profesi bidan
Keberadaan bidan di Indonesia sangat diperlukan untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan janinnya. Pelayanan kebidanan
berada di mana-mana dan kapan saja selama ada proses reproduksi
wanita.
Dari berbagai pengertian bidan dapat disimpulkan bahwa bidan
adalah profesi yang khusus, dinyatakan suatu pengertian bahwa bidan
adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga
ibu dan bayinya lahir dengan selamat.
Ciri-ciri bidan sebagai profesi adalah
1) Mengembangkan pelayanan yang unik
2) Anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan
3) Memiliki pengetahuan ilmiah
4) Menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik
5) Anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan
profesinya
6) Wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan
7) Memiliki organisasi profesi yang selalu meningkatkan kualitas
pelayanan
2.6 Profesionalisme Bidan
Secara populer seseorang bekerja dibidang apapun sering predikat
profesional pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya, biarpun
keterampilan atau kecakapan tersebut produk dari fungsi minat dan
belajar dari kebiasaan
Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dari jenis
pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan tertentu
(magang, keterlibatan langsung dengan situasi kerja dilingkungannya dan
keterampilan kerja sebagai warisan orang tuanya atau pendahuluannya).
Seorang pekerja profesional perlu dibedakan

dari seorang teknisi

keduanya (pekerja profesional dan teknik) dapat saja terampil dalam


untuk kerja (misalnya : menguasai teknik kerja yang sama dapat

memecahkan masalah-masalah teknis dalam biang kerjanya) tetapi


seorang pekerja perofesional dituntut menguasai visi yang mendasari
keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta
memperkembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni, 1980)
CV. Good menjelaskan bahwa jenis pekerjaan profesional
memiliki ciri-ciri tertentu yaitu memerlukan persiapan atau pendidikan
khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan pra jabatan yang
relevan), kecakapan seorang peerja profesional dituntut memenuhi
persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwenang (misalnya :
organisasi profesional, konsursium, dan pemerintah) dan jabatan tersebut
mendapat pengakuan dari masyarakat dan atau negara
Dari kesimpulan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa bidan
tergolong

jabatan

profesional

karena

memenuhi

ketiga

macam

persyaratan diatas. Secara


Jabatan Profesional Bidan
Persyaratan dari bidan sebagai jabatan profesionalisme telah dimiliki
oleh bidan. Persyaratan tersebut adalah :
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau
spesialis
2. Melalui jaringan pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga
profesional
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai kewenangan yang disahkan oleh pemerintah
5. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
6. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur
7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
8. Memiliki kode etik bidan
9. Memiliki etika kebidanan
10. Memiliki standard pelayanan
11. Memiliki standar praktik

12. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan


profesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan
13. Memiliki

standar

pendidikan

berkelanjutan

sebagai

wahana

pengembangan kompetensi
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP.
Manuaba Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.
www.balipost.co.id
www.dinkespurwarejo.go.id

Anda mungkin juga menyukai