Mastitis
Mastitis
"Asal kuman pastinya dari kontak langsung antara puting dengan dunia
luar, baik itu dari mulut bayi atau mulut suaminya, apalagi pada
orang dengan kesehatan mulut rendah seperti mulut dari pengisap
rokok," tutur dokter spesialis bedah onkologi ini.
Jenis terakhir ialah mastitis supurativa. Mastitis jenis ini ialah
yang paling sering ditemui. Mirip dengan jenis sebelumnya, mastitis
jenis ini juga disebabkan kuman staphylococcus. Selain itu bisa juga
disebabkan oleh jamur, kuman TBC, bahkan sifilis.
Infeksi kuman TBC memerlukan penanganan yang ekstra intensif. Bila
penanganan tidak tuntas, bukan mustahil langkah
mastektomi/pengangkatan payudara harus dilakukan. "Kelainan di
kelenjar dan saluran payudara bisa menyebar tak terkendali dan
bahkan bisa berulang kejadiannya bila penanganan tidak tuntas,"
tegas dokter kelahiran Yogyakarta ini.
Beda dengan kanker
-----------------------Pada dasarnya gejala yang timbul akibat mastitis ialah timbulnya
benjolan di payudara. Benjolan/penebalan ini berwarna merah, juga
terasa panas dan nyeri. Nyeri yang timbul ialah berupa rasa 'nyutnyut' di daerah payudara, apalagi bila benjolan ini sebagai bisul
yang pecah, maka penampilannya jadi mengerikan selain nyeri yang
menyertainya.
Rasa nyeri inilah yang merupakan perbedaan mendasar antara mastitis
dan kanker payudara. Pada kanker payudara, pada awalnya pengidap
tidak akan merasa nyeri sama sekali, melainkan hanya timbul
benjolan.
Benjolan yang ada pada mastitis bukan seperti kanker yang bentuknya
keras, melainkan berupa penebalan yang berisi cairan. Radang
biasanya menyerang salah satu payudara saja, tapi tidak menutup
kemungkinan bisa menyebar hingga kedua payudara terinfeksi.
Pada beberapa kondisi, mastitis bisa menyebabkan keluarnya cairan
dari daerah puting, cairan ini berwarna putih kekuningan serupa
nanah. Lain dengan kanker payudara dimana cairan yang keluar dari
puting biasanya merah atau kuning kecoklatan seperti noda darah.
Terkadang perasaan seperti puting tertarik juga dialami pengidap.
"Orang terkadang over estimate terhadap mastitis, padahal ini
merupakan kasus jinak yang bisa diatasi, justru bila tidak dirasa
nyeri itulah yang wajib diwaspadai," ujar dokter yang hobi melukis
ini.
Dilihat dari penyebabnya, mastitis tidak dipengaruhi oleh faktor
keturunan, melainkan lebih kepada faktor hormonal dan infeksi. Lain
dengan kanker payudara yang dipengaruhi faktor hormonal bahkan
faktor keturunan.
Pada mastitis yang disebabkan infeksi kuman, terkadang berkembang
menjadi suatu abses/ kumpulan nanah dalam rongga baru di jaringan
kelenjar payudara. Nanah ini terbentuk dari kumpulan bakteri,
jaringan, dan leukosit baik yang mati ataupun yang hidup. Bahayanya,
nanah ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain hingga menyebabkan rasa
meriang/demam tinggi dan menggigil, keringat banyak, turunnya daya
tahan tubuh, bahkan hingga menurunnya kesadaran.
Kalau sudah begini, mau tak mau harus dilakukan penanganan dokter
secara seksama. Setelah dilakukan diagnosa, dokter bisa menentukan
langkah penyembuhan yang tepat, baik dengan pemberian antibiotik
saja atau harus dilakukan tindakan operasi.