Anda di halaman 1dari 13

PEMULIAAN TANAMAN SECARA IN VITRO

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
IPA II SD
Yang dibimbing oleh Yulia Eka Yanti, M. Pd

Ahmad Naim (1586206004)


Fiky Adi Darma (1586206060)
Husnul Khotimah Azis (1586206026)

PROGRAM STUDI SI PGSD


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
OKTOBER 2016

KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum waroohmatullohi wabarokatuh.


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan

segala

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis

dapat menyelesaikan makalah penelitian tentang pemuliaan

tanaman secara in vitro dengan semaksimal mungkin.


Terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah khususnya ibu dosen kami Ibu
Yulia Eka Yanti, M. sehingga makalah ini dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih ada kekurangan.Oleh karena itu, kami menerima segala
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Makalah yang berjudul Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro ini
menjelaskan

mengenai

bagaimana

cara

atau

teknik

dalam

memperbanyak benih tanaman dari sebuah tanaman kecil seperti daun,


batang, dan semua bagian dari tumbuhan. Dengan adanya teknik in vitro
ini, maka kebutuhan tanaman yang semakin meningkat seperti sayur dan
bunga akan dapat terpenuhi dengan baik.
Demikian prakata dari penulis, semoga dengan adanya karya
ilmiah ini, seluruh civitas akademika dan seluruh masyarakat luas dapat
mermanfaatkanya dengan baik.
Wassalaamualikum waroohmatullohi wabarokatuh.

Malang, 9 Oktober 2016


1

Penulis

DAFTARA ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTARA ISI.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................3
1.1

Latar Belakang........................................................................3

1.2

Rumusan Masalah....................................................................3

1.3. Tujuan.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................4
2.1

Pengertian Pemuliaan Tanaman................................................4

2.2

Pengertian Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro.........................4

2.3

Mekanisme Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro........................5

2.4

Manfaat dari Pemuliaan In Vitro...............................................6

BAB III PENUTUP................................................................................8


3.1

Kesimpulan.............................................................................8

3.2

Saran......................................................................................8

DAFTAR RUJUKAN..............................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Permintaan akan produk pertanian terus meningkat baik jumlah

maupun kualitasnya. Pembudidayaan tanaman bahan pangan kini


diterapkan masih dengan cara konvensional secara vegetatif maupun
genaratif.
Di negara maju kini telah mengembangkan teknik untuk
memperbanyak bibit unggul yaitu salah satunya dengan cara teknik in
vitro. In vitro adalah teknik memperbanyak bibit yang mana bbibitan
tersebut memiliki kesamaan ciri dengan tumbuhan yang dikultur.
Salah satu upaya untuk meningkatkanragam genetik tanaman
adalah pemanfaatan kultur invitro melalui keragaman somaklonal yang
dalam hal inidapat dilakukan melalui kultur proptoplast, kultur sel
tunggal maupun kultur kalus.
Karena semakin banyaknya kebutuhan akan bahan makanan
seperti wortel, sayuran, dan tumbuhan lain yang semakin menipis
itulah, maka digunakanlah teknik in vitro, agar pemenuhan akan
kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan baik.

1.2
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Apa pengertian pemuliaan tanaman ?
Apa pengertian pemuliaan tanaman secara in vitro?
Bagaimana mekanisme pemuliaan tanaman secara in vitro?
Apa saja manfaat dari pemuliaan in vitro?

1.3. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui

pengertian pemuliaan tanaman.


pengertian pemuliaan tanaman secara in vitro.
mekanisme pemuliaan tanaman secara in vitro.
manfaat dari pemuliaan in vitro.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Pemuliaan Tanaman


Pemuliaan tanaman adalah memperoleh bibit yang secara

genetis baik dan menyeleksinya, sehingga diperoleh tanaman yang


unggul.1
Pemuliaan
mengubah
suatu

tanaman

adalah

kegiatan

dalam

rangka

untuk

susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk

tujuan.

Pemuliaan

tanaman

kadang-kadang

disamakan

dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk


memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan
penangkaran

adalah

sebagian

penangkaran,

pemuliaan

dari pemuliaan.Selain

berusaha

memperbaiki

melakukan

mutu

genetik

sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat


2.2

Pengertian Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro


Pemuliaan in-vitro adalah kegiatan untuk memperoleh bibit yang

secara genetis baik dan menyeleksinya, sehingga diperoleh tanaman


yang unggul yang dilakukan dengan menggunakan wadah tabung/
gelas yang berisi media buatan (bukan tanah) sebagai media tanam
serta dalam keadaan ruang yang terkontrol dan steril. Hal-hal perlu
diperhatikan dalam pemuliaan in vitro antara lain:
1)
Eksplan,
2)
Media yang digunakan
3)
Kondisi ruangan
4)
Hormon.
5)
Steril

2.3

Mekanisme Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro

1Sumardi, Y. (2009). Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan


teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media

Komponen media yang utama dalam kultur jaringan tanaman


yaitu garam
Komponen

mineral dan gula sebagai sumber karbon dan air.


lain

merupakan

tambahan

organik,

pengatur

pertumbuhan, gel agar. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur


jaringan antara lain Murashige dan Skoog (MS), Linsmaier dan Skoog
(LS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dan
lain-lain. Meskipun beberapa jumlah komposisi dirubah untuk
langkah-langkah kultur jaringan dan spesies tanaman berbeda
paling banyak digunakan dalam kultur jaringan tanaman. Setiap
unsur yang terkandung dalam media mempunyai fungsi bagi
metabolisme tanaman atau proses kultur jaringan. Media yang
digunakan untuk kultur sel adalah dalam bentuk larutan nutrisi,
padat dan cair. Media MS sebagai media fundamental yang
mengandung nutrisi makro anorganik, nutrisi mikro anorganik,
nutrisi Fe, vitamin, organik dan zat pengatur pertumbuhan tanaman
(phytohormon). Phytohormon yang paling banyak digunakan dalam
kultur jaringan tanaman (khususnya media MS) yaitu Auksin dan
Sitokinin.
2) Inisiasi, adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang
akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk
kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
3) Sterilisasi, bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan
menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan
terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4) Multiplikasi, adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar
flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan
gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami
ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang
steril dengan suhu kamar.

5) Pengakaran, adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya


pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan
yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan
setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar
serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.
Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti
berwarna

putih

atau

biru

(disebabkan

jamur)

atau

busuk

(disebabkan bakteri).
6) Aklimatisasi, adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari
ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati
dan

bertahap,

yaitu

dengan

memberikan

sungkup.

Sungkup

digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan


hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan
terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit
mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara
bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

2.4

Manfaat dari Pemuliaan In Vitro


Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan

tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat,
yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan
induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan untuk
memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul
Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan
keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu. Dengan cara

kultur jaringan dapat mengkloning suatu komoditas tanaman dalam


relatif cepat. Manfaat yang dapat diperoleh dari kloning ini cukup
banyak, misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan
yang membutuhkan bibit tanaman dalam jumlah ribuan, maka sudah
dapat

dibayangkan

betapa

mahalnya

biayanya

hanya

untuk

trasnportasi saja. Hal ini dapat diatasi denga usaha kloning melalui
budaya jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol
planlet yang berisi ribuan bibit. Dengan cara ini dapat menghemat
waktu dan biaya yang cukup banyak dalam persiapan pemberangkatan
ataupun transportasinya. Pada ekspor anggrek, misalnya, orang luar
negeri menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk
maupun warnanya.Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha
kloning. Bibit-bibit tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil
budidaya meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya
dipilih dari tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul).
Kultur jaringan tanaman telah dikenal banyak orang sebagai
usaha mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis tanaman
dalam waktu yang relatif lebih singkat dari pada dengan cara
pemuliaan

tanaman

berulang-ulang

yang

sampai

harus

beberapa

dilakukan
generasi.

penanaman
Untuk

secara

mendapatkan

varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara


isolasi protoplas dari dua macam varietas yang difusikan atau dengan
cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam
protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi penggabungan
sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi
hibrid somatik. Cara yang lain adalah dengan menyuntikkan protoplas
dari suatu tanaman ketanaman lain. Contohnya transfer khloroplas dari
tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman
tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan karena tanaman
tembakau menjadi hijau pula. Contoh

lain

adalah keberhasilan

mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas


tanaman tebu hasilnya memuaskan.
Kultur jaringan bukan merupakan suatu ilmu, tetapi suatu teknik
menumbuhkan jaringan/ sel menjadi tanaman utuh yang menggunakan

10

gabungan berbagai disiplin ilmu, kemampuan untuk merakit genetik


tanaman.
a. Kelebihan kultur jaringan antara lain:
1. Waktunya relatif cepat
2. Sifatnya identik dengan induknya
3. Seragam
4. Tidak memerlukan tempat yang luas
5. Mempunyai nilai ekonomis
Kekurangan kultur jaringan antara lain
b. Kelemahan kultur jaringan antara lain
1. Biaya yang dikeluarkan sangat besar
2. Hanya bisa dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang kultur
jaringan
3. Membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi

BAB III

PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Dari bab pembahasan penulis dapat menyimpulkan bahwa


1. Pemuliaan tanaman in-vitro adalah kegiatan untuk memperoleh
bibit yang secara genetis baik dan menyeleksinya, sehingga
diperoleh

tanaman

yang

unggul

yang

dilakukan

dengan

menggunakan wadah tabung/ gelas yang berisi media buatan


(bukan tanah) sebagai media tanam.
2. Pemuliaan tanaman secara in vitro memiliki keunggulan karena
waktu pembibitannya relatif cepat,

sifat tanaman baru identik

dengan induknya, menghasilkan tanaman baru yang seragam,


tidak memerlukan tempat yang luas, serta mempunyai nilai
ekonomis yaang tinggi.
3. Mekanisme pemuliaan tanaman in vitro antara lain: pembuatan
media,

inisiasi,

sterilisasi,

multiplikasi,

pengakaran,

dan

aklimatisasi.
4. Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan
tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif
singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama
persis dengan induknya.
3.2

Saran
Saran penulis kepada pembaca pada khususnya agar mampu

menghargai dan melestarikan tanaman yang hampir punah untuk


dikembangbiakan

sehingga

eksistensi

tanaman

tersebut

dapat

berlangsung sampa anak cucunya bisa merasakan, melihat, dan


memanfaatkannya dengan baik.

11

DAFTAR RUJUKAN
Sumardi, Y. (2009). Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lizawat. 2012. Induksi Kalus Eksplan Daun Durian .Vol 1 No.1 Januari
Maret 2012
Fakultas Pertanian, Jambi :Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai