Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ILMU ALAM DASAR (IAD)


LINGKUNGAN GLOBAL DAN PERMASALAHANNYA

Disusun oleh:

Afindiary
Angga Dwi
Taufan
Hana Qodzari Mayaningrum

KELOMPOK 8
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
2012/2013
ILMU KOMUNIKASI
KELAS A
1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.

Wb.

Penyusun memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas segala rahmat dan karunia-Nya lah makalah Ilmu Alamiah Dasar
yang berjudul Lingkungan gLoba dan permasalahannya ini dapat diselesaikan
tepat waktu, walaupun masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahannya.Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan penyusun..Namun
demikian, penyusun masih sangat mengharapkan semoga makalah ini dapat
dijadikan sebagai penunjang dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan
dengan Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak,khususnya dosen dan mahasiswa.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas segala kritik dan saran
yang diberikan.
Wassalamualaikum Wr.

Wb.
Surakarta,20-09-2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
..........................................................................................2

DAFTAR ISI
.........................................................................................3

BAB I.
PENDAHULUAN .......................................................................................4

A.Latar Belakang
................................................................................4
B.Rumusan Masalah
................................................................................4
C.Batasan Masalah
................................................................................4
D.Tujuan Penulisan
................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN


................................................................................5

BAB III. PENUTUP


..............................................................................24

A.Kesimpulan
..............................................................................25
B.Saran
..............................................................................26
3

DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................27

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pencemaran terjadi pada saat senyawaan-senyawaan yang
dihasilkan dari kegiatan manusia ditambahkan kelingkungan,
menyebabkan perubahan yang buruk terhadap kekhasan fisik, kimia,
biologis dan estesis.
Tentu saja, semua makhluk hidup bukan manusia juga menghasilkan
limbah yang dilepaskan kelingkungan, namun pada umumnya dianggap
bagian dari sistem alamiah, apakah mereka memiliki pengaruh buruk atau
tidak. Pencemaran biasanya dianggap sebagai hasil dari tindakan
manusia. Dengan demikian, proses-proses alamiah dapat terjadi dalam
lingkungan alamiah yang sangat mirip dengan proses-proses yang terjadi
karena pencemar.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa sajakah dampak polusi udara bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup di bumi?
Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara?

C. BATASAN MASALAH
4

Karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis, maka


dalam makalah ini penulis membatasi masalah yang dibahas, yaitu hanya
mengenai pencemaran udara, dampak-dampak negatifnya, serta
pencegahannya.

D. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Mengetahui dampak polusi udara bagi kelangsungan hidup makhluk


hidup di bumi.

Menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya,
polutan (unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang
dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara
(lingkungan).Pencemaran dapat terjadi dimana-mana.
Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruangruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut
sebagai pencemaran dalam ruang .
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
A. Sumber Polusi Udara
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
5

Pembentukan ozon dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks
global dan hubungannya dengan [pemanasan global yg mempengaruhi;
Kegiatan manusia

Transportasi

Industri

Pembangkit listrik

Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator]dengan berbagai jenis bahan


bakar
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami

Gunung berapi

Rawa-rawa

Kebakaran hutan

Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-sumber lain

Transportasi amonia

Kebocoran tangki klor

Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah

Uap pelarut organic

B. Jenis-jenis pencemar

Karbon monoksida

Oksida nitrogen

1. Pencemaran Udara Primer

Pencemaran di udara berada dalam bentuk yang hampir tidak


berubah, seperti pada saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari
suatu proses tertentu.
Digolongkan menjadi lima kelompok,yaitu:

a. Carbon monoksida (CO)


Carbon Monoksida adalah suatu komponen gas yang tidak
berwarna, tidak mempunyai rasa.Carbon Monoksida terbentuk
melalui proses pembakaran tidak sempurna terhadap Carbon
atau komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi
Carbon Dioksida terurai menjadi Carbon Monoksida dan atom
oksigen.Sumber Carbon Monoksida yang paling banyak adalah
transportasi yang menggunakan bensin sebagai bahan
bakarnya.Sumber CO yang kedua terbanyak adalah
pembakaran hasil-hasil pertanian(sampah, sisa-siasa kayu di
hutan).Sumber CO yang ketiga adalah industri besi dan baja.
b. Nitrogen Oksida (Nox)
Nitrogen oksida adalah kelompok gas di atmosfer, terdiri dari
gas nitrit oksida (NO2).NO merupakan gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau, sebaliknya NO2 mempunyai warna
coklat kemerahan dan berbau menyengat.Gas Nox di udara
terutama berasal dari buangan hasil pembakaran yang keluar
dari generator pembangkit listrik stationer atau mesin-mesin
yang mengggunakan bahan bakar gas alam, kebakaran hutan,
pembakaran sampah padat, pembakaran sampah pertanian.
c. Hidrocarbon (HC)
Komponen Hidrocarbon hanya terdiri dari unsur Hidrogen dan
Carbon.Pembakaran tidak sempurna dalam mesin mobil,
pengisian bensin kedalam tanki bensin kendaraan, selalu
terjadi penguapan.HC dapat berupa gas, cair dan padat.
d. Sulfur oksida (SOx)
Sox terutama disebabkan oleh 2 komponen gas yang tidak
berwarna, yaitu Sulfur Dioksida (SO2) dan Sulfur Trioksida
(SO3).SO2 mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak
terbakar di udara, sedangkan SO3 merupakan komponen yang
tidak reaktif.SO2 bila bereaksi dengan uap air akan
membentuk asam silfat yang akan merusak permukaan logam
(rel kereta api, kendaraan, pagar halaman rumah), merusak
batu-batuan (granit, pualam), Berubah warna benda dan
benda menjadi rapuh (plastik, karet, kertas), Sox
mengakibatkan iritasi pada system pernapasan.

Pencemaran Udara Sekunder

Yaitu semua pencemaran udara yang sudah berubah karena reaksi


tertentu antara dua atau lebih polutan. Umumnya polutan sekunder
tersebut merupakan hasil antara polutan primer dengan polutan lain yang
ada di udara.
Misalnya Ozon (O), yang terjadi antara molekul-molekul
Hidricarbon (HC) yang ada di udara dengan Nitrogen oksida (Nox) melalui
pengaruh sinar ultraviolet dari matahari.

2. Macam-macam Polutan Udara


a. Oksida karbon yaitu CO dan CO2.
b. Polutan yang berupa oksida belerang yaitu SO2 dan SO3
c. Polutan yang berupa oksida Nitrogen, terutama NO2
d. Sinar dan subtansi radioaktif baik yang bersumber secara alami
dari kerak bumi maupun dari hasil emisi instalasi radioaktif,
merupakan polutan yang berbahaya karena dapat menimbulkan
gangguan pada sel dan organ tubuh lainnya yaitu berbentuk
penyakit kangker dan mutasi sel.
e. Pencemaran suara timbul bila dalam lingkungan terdapat suara
yang memiliki kekuatan lebih dari daya tahan manusia terhadap
suara yaitu 85 desibel
f. Polutan panas, bersumber dari semua bentuk pembakaran dan
panas matahari yang terperangkap bangunan kota.

Bentuk-bentuk zat pencemar yang sering terdapat


dalam atmosfer.
1. Gas
: Keadaan gas dari cair atau keadaan padatan.
2. Embun
: Tetesan cairan yang sangat halus yang tersuspensi di udara.
3. Uap
: Keadaan gas dari zat padat volatile atau cairan.
4. Awan
: Uap yang dibentuk pada tempat yang tinggi.
5. Kabut
: Awan yang terdapat diketinggian yang rendah.
6. Debu
: Padatan yang tersuspensi dalam udara yang dihasilkan dari
pemecahan bahan.
7. "size"
: Partikel-partikel debu atau garam yang tersuspensi dalam
tetes air.
8. Asap
: Padatan dalam gas yang berasal dari pembakaran
tidak sempurna.

C. FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN UDARA


9

1. Kecepatan kendaraan.
Arus lalu lintas kendaraan bermotor dengan kecepatan rata-rata
rendah akan menyebabkan pengingkatan konsentrasi terutama partikel
karbon dioksida (CO) dan Hidrokarbon (HC) yang lebih berbahaya
mengganggu kesehatan daripada dengan kecepatan tinggi, dimana juga
akan memproduksi lebih banyak emisi gas buang yang mengandung
Nitrogen Oksid (NOx)
2. Usia kendaraan yang lama
Mesin kurang berfungsi/sempurna akibat pemeliharaan dan suku
cadang kendaraan yang terbatas/tidak diproduksi lagi.
3. Kondisi lalu lintas
Volume lalu lintas yang cenderung tinggi memberikan andil terbesar
pencemaran udara
4. Kondisi atmosfir
Perubahan iklim atmosfir seperti menimbulkan panas global, efek
rumah kaca, dll.

D. DAMPAK PENCEMARAN UDARA


Dampak terhadap kesehatan

10

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat
pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagaitoksik dan karsinogenik.
Memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan
kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada
tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah
di tahun 2015.

Dampak terhadap tanaman

11

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik
hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses
fotosintesis.

Hujan asam

12

Dari gambar diketahui bahwa ada beberapa gas yang dihasilkan oleh kendaraan dan pabrik.
Gas tersebut akan naik ke lapisan atmosfir bumi dan berkeliaran di udara. Ketika awan hujan
terbentuk, maka secara tidak langsung air hujan akan berikatan dengan zat polutandari kendaraan
pabrik tersebut.

Gas-gas ini akan membentuk senyawa H2SO4 dan HNO3 yang bersifat asam. Ketika
air hujan turun, maka air yang turun adalah air dengan pH yang kurang dari 7. Hal ini dapat
menyebabkan ikan di danau, sungai, dll mati. Dapat juga menyebabkan pohon-pohon mati,
bangunan menjadi rusak terkelupas, cat mobil menjadi terkelupas dan lain-lain. Hujan asam
ini juga dapat termasuk kedalam pencemaran air.
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti
SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi


kualitas air tanah dan air permukaan

Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca


13

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan
bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena
pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub

Perubahan iklim regional dan global

Perubahan siklus hidup flora dan fauna

14

Kerusakan lapisan ozon


Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung
alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang
mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul
ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

E. Pencegahan Pencemaran Udara


a. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang banyak
mengeluarkan asap serta gas-gas polutan lainnya, serta menggagalkan
pemakaian bahan bakar yang tidak mencemarkan lingkungan.
b. Melakukan pengolahan asap sebelum dilepas keudara, misalnya dengan
memasang saringan atau bahan penyerap polutan. Gas buangan atau asap
dialirkan kedalam air atau larutan penyakit sebelum dibebaskan ke atmosfer .
untuk mencegah terjadinya pencemaran panas, gas yang akan dibuang ke udara
diturunkan dahulu suhunya. Sedangkan untuk sumber pencemaran yang
bergerak, yaitu mobil juga perlu memiliki saringan partikel atau gas-gas lainnya.
c. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi hingga asap dapat menembus
lapisan inverse thermal agar tidak menambah polutan yang terperangkap di atas
kota atau di atas daerah pemukiman.
d. Memilih system transformasi yang efisien dan tidak menimbulkan banyak
polutan. Misalnya menggunakan bensin tanpa Pb, menciptakan mesin mobil
yang hemat bensin atau mengurangi angkutan pribadi dan menambah angkutan
umum.
e. Memperbanyak penghijauan dan taman-taman dalam kota, agar banyak lebih
banyak CO2 yang diserap tumbuhan untuk proses fotosintesis. Penghijauan juga
bermanfaat uantuk menambah kadar oksigen. Selain itu tumbuhan dapat
bermanfaat pula sebagai penahan debu dan partikel lainnya. Bila dalam udara
terdapat bahan pencemar yang berbahaya atau kadar tinggi, maka efeknya
dapat dilihat lebih dahulu pada tumbuhan, sehingga tumbuhan tersebut
merupakan indicator pencemaran.
f. Mendorong terlaksananya peraturan pencegahan pencemaran serta
pelaksanaan sanksi bagi para pelanggar aturan.

15

Krisis biodiversitas
Keanekaragaman hayati disebut juga Biodiversitas. Keanekaragaman
atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi akibat adanya
perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifatsifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat
terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup.
Biologi konservasi adalah ilmu yang berorientasi pada tujuan yang
mencari penyelesaian untuk menghadapi krisis keanekaragaman biologis
(biodiversity crisis), yaitu penurunanan yang sangat cepat dalam
keanekaragaman kehidupan bumi saat ini.
Diseluruh biosfer, aktivitas manusia mengubah struktur trofik, aliran
energi, siklus bahan kimia, dan gangguan alamiah. Jumlah permukan
lahan yang diubah oleh manusia mendekati 50%, dan kita menggunakan
lebih dari separuh air tawar permukaan yang dapat digunakan. Persediaan
ikan yang banyak di laut menjadi semakin menipis oleh penangkapan ikan
yang berlebihan dan beberapa daerah yang paling produktif dan yang
paling beranekaragam, seperti terumbu karang dan muara mengalami
cekaman yang sangat hebat.
Ancaman utama terhadap biodiversitas
Hal-hal yang menjadi ancaman terhadap biodiversitas, diantaranya
kerusakan habitat, eksploitasi berlebihan dan kompetisi oleh spesies
eksotik.
Perusakan habitat oleh manusia secara besar-besaran disebabkan oleh
pertanian, pengembangan perkotaan, kehutanan, pertambangan dan
polusi lingkungan. Siklus hidrologi dan kimia alami terganggu oleh
pembukaan lahan yang menyebabkan milyaran ton tanah subur
mengalami erosi dan hanyut ke dalam sungai, danau, dan laut setiap
tahun, sehingga sungai, danau, dan perairan pesisir pantai menjadi
dangkal, dimana potensi dan kejadian banjir semakin sering terjadi dalam
skala yang semakin meningkat.
Urutan nomor dua setelah hilangnya habitat sebagai penyebab penting
krisis biodiversitas adalah kompetisi spesies eksotik (spesies yang tidak
asli) dengan spesies asli. Spesies eksotik dimasukkan dengan berbagai
cara. Orang-orang secara tidak sengaja membawa biji atau serangga
bersama dengan mereka ketika mereka berkelilling dunia, dan banyak
tumbuhan dan hewan asing yang telah dimasukkan secara sengaja untuk
16

tujuan pertanian atau hiasan. Sebagian besar spesies yang dipindahkan


tidak berhasil bertahan hidup diluar daerah hidupnya yang normal, tetapi
banyak contoh spesies yang dipindahkan dapat bertahan hidup. Banyak
spesies eksotik yang dapat bertahan hidup tersebut mempunyai dampak
pada ekosistem yang ada saat ini, tetapi beberapa spesies tersebut
berperan penting dalam kommunitas barunya. Umumnya melalui
pemangsaan terhadap spesies asli atau kompetisi untuk mendapatkan
sumber daya. Contohnya perpindahan semut api kearah utara, yang
secara tidak sengaja dimasukkan ke wilayah bagian selatan amerika
serikat dari brazilia pada tahun 1918. penggantian oleh spesies yang
diintroduksikan, dianggap bertanggung jawab paling tidak sebagian
terhadap 68% dari daftar spesies yang punah, terancam, rentan, dan
langka yang diterbitkan oleh IUCN.
Ancaman lain yang berarti terhadap biodiversitas seperti eksploitasi
secara berlebihan pada kehidupan liar, merupakan permasalahan
gabungan antara penyusutan habitat dan spesies eksotik. Spesies hewan
yang jumlahnya telah menurun secara drastis melalui penangkapan
komersial atau perburuan yang berlebihan, meliputi paus, bison amerika,
kura-kura galapagos dan banyak jenis ikan lainnya. Teknik penangkapan
ikan modern telah mengurangi populasi ikan cod, herring, makarel dan
banyak spesies penting lainnya sampai ke tingkat yang tidak dapat
menopang eksploitasi manusia selanjuutnya. Selain spesies yang diburu,
banyak organisme lain terbunuh oleh metode penangkapan yang
digunakan. Contohnya lumba-lumba, kura-kura laut tertangkap dalam
jaring ikan dan tak terhitung jumlah invertebrata yang terbunuh oleh
pukat harimau di laut. Perdagangan yang semakin meluas, seringkali ilegal
dari organisme liar (seperti burung, anggrek dan kaktus langka) dan
produk satwa liar (yang meliputi kulit mamalia, bulu burung, dan tanduk
badak, dan empedu beruang) juga mengancam banyak spesies.
Fragmentasi habitat

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa fragmentasi merupakan


penyebab utama hilangnya sejumlah besar spesies.
Dampak fragmentasi pada spesies :
Pengurangan jumlah individu
Pengurangan ukuran populasi karena individu terbatas pada fragmen
kecil
Isolasi spasial populasi sisa
Dampak genetik dari fragmentasi adalah :
Kehilangan diversitas genetik
Perubahan dalam struktur antarpopulasi
Peningkatan kawin kerabat (inbreeding)
17

Dalam populasi kecil kekuatan yang berpengaruh pada diversitas genetik


adalah apa yang dinamakan damparan genetik (genetic drift).
Dalam populasi ukuran besar pada setiap generasi maka kemungkinan
untuk mendapatkan sampel gen yang cukup dari generasi sebelumnya
adalah besar. Bila populasi kecil (hanya beberapa induk untuk memulai
generasi berikutnya) sampel gen kemungkinan besar menyimpang dari
frekuensi gen (macam gen) dari generasi sebelumnya. Bila populasi kecil
ini berlanjut setiap generasi, maka ada kemungkinan maka populasi
tersebut akan menjadi homozigot untuk gen tertentu.
Fragmentasi tidak hanya berdampak pada jumlah dan penyebaran
spesies, tetapi juga berpengaruh pada komposisi genetik populasi. Pada
kondisi normal populasi memiliki variasi genetik yang cukup. Individu
dalam populasi secara genetik berbeda. Laju ke arah homozigositas
biasanya rendah. Pada populasi yang terfragmentasi mortalitas yang
tinggi dan laju reproduksi yang rendah akan terjadi. Ini disebabkan oleh
depresi kawin kerabat (inbreeding depression).
Fragmentasi menyebabkan kepunahan spesies di dalam populasi lokal.
Oleh karena itu usaha untuk menjaga atau memulihkan spesies pada
bentang alam (landscape) yang terfragmentasi adalah mengurangi
kesempatan untuk kepunahan atau meningkatkan kesempatan untuk
rekolonisasi. Usaha ini dapat berupa peningkatan dan perluasan habitat
populasi lokal dan membuat terbentuknya hubungan di antara populasi
lokal sehingga aliran gen (gene flow) dari satu populasi lokal ke populasi
lokal yang lainnya akan terjadi.
Kerentanan spesies dan kepunahan
Sejarah hidup (life history) merupakan urutan dan waktu kejadian yang
terjadi antara kelahiran dan kematian. Populasi dari bagian yang berbeda,
tetapi termasuk ke dalam kisaran geografisnya mungkin menunjukkan
adanya variasi dalam sejarah hidupnya.
Pola variasi di dalam dan di antara populasi dinamakan struktur populasi.
Variasi ini mencakup frekuensi perkawinan, umur mulai bereproduksi,
berapa kali individu bereproduksi selama hidupnya, jumlah keturunan
setiap bereproduksi, bereproduksi secara seksual atau aseksual.
Perbedaan dalam karakteristik sejarah hidup dapat memberikan dampak
pada dinamika, ekologi dan evolusi populasi.
Populasi sering diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yang ekstrem, menurut
strategi sejarah hidupnya:
Populasi dengan r-strategi bersifat oportunistik karena perilaku
18

reprodukifnya dengan laju pertumbuhan yang tinggi (r) individu


melahirkan sekali pada umur muda dengan banyak keturunan. Populasi
yang memiliki strategi ini terbentuk karena variabel yang ektrem dan
lingkungan yang tidak menentu. Karena kematian terjadi secara acak
dalam keadaan ini, kuantitas keturunan akan memberikan hasil yang lebih
baik ketimbang kualitas.
Strategi yang lain adalah k-strategi menghasilkan keturunan pada
umur lanjut dengan jumlah keturunan sedikit. Strategi ini ditunjukkan
pada lingkungan yang stabil di mana keberhasilan reproduksi tergantung
pada ketahanan (fitness) keturunannya daripada jumlah keturunannya.
Populasi dengan individu bereproduksi pada umur muda memiliki potensi
untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan populasi dengan individu
bereproduksi umur lebih tua.
Ekosistem lestari
Spesies beradaptasi terhadap satu sama lain dan terhadap komunitasnya,
membentuk relung (niches). Pengembangan struktur yang lebih kompleks
memungkinkan jumlah spesies yang lebih banyak hidup berdampingan
satu sama lain. Peningkatan dalam kekayaan spesies dan kompleksitas
bertindak sebagai penyangga komunitas dari cekaman lingkungan dan
bencana, sehingga lebih stabil.
Pada beberapa lingkungan, suksesi mencapai apa yang disebut klimaks,
menghasilkan komunitas yang stabil didominasi oleh beberapa spesies
yang menonjol. Tingkatan keseimbangan ini disebut komunitas klimaks,
merupakan hasil dari jejaring interaksi biotik yang sedemikian rumit.
Contohnya adalah hutan hujan tropis yang mengandung ratusan spesies
per hektarnya.
Hubungan antara diversitas spesies dan stabilitas komunitas memberikan
penjelasan pentingnya menjaga kekayaan sebesar mungkin dalam
komunitas biologi. Suatu hutan mengandung spesies yang belum lama
diintroduksi berbeda dengan spesies lokal dengan jejaring interaksi yang
kaya yang telah beradaptasi satu sama lain. Komunitas tak terganggu
yang kaya akan spesies memiliki ketahanan untuk melanjutkan
berfungsinya ekosistem.
Biodiversitas sangat penting bagi manusia
Pentingnya biodiversitas bagi manusia dapat ditinjau dari segi estetika,
etika dan alasan praktis. Dari segi estetika, manusia sebenarnya memiliki
ketertarikan terhadap alam dan bentuk kehidupan lainnya. Hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya orang yang mengunjungi kebun binatang,
taman nasional, kebun raya, dan akuarium misalnya sea world. Dari segi
19

etika kita harus menganggap bahwa bumi adalah pinjaman dari anak-anak
kita dan bukan warisan dari para leluhur. Selain kedua alasan tersebut,
dalam melestarikan biodiversitas juga terdapat alasan praktis.
Biodiversitas adalah suatu SDA yang sangat penting, dan spesies yang
terancam punah dapat menghasilkan makanan, serat dan obat-obatan.
Pada tahun 1970-an para ahli menemukan bahwa tapak dara dari
madagaskar mengandung alakaloid yang menghambat pertumbuhan sel
kanker. Terdapat lima spesies lain tapak dara di madagaskar, dan salah
satunya sedang mendekati kepunahan. Kehilangan spesies berarti
kehilangan gen.
Manusia berkembang dalam kehidupan ekosistem diatas bumi ini, dan
sangat mungkin dapat bertahan hidup dengan biodiversitas yang kurang
beragam, tetapi harus disadari bahwa manusia bergantung pada
ekosistem dan spesies lain. Dengan membiarkan kapunahan spesies dan
perusakan habitat yang berlangsung terus-menerus sebetulnya kita
sedang mengambil resiko yang sangat tidak bijaksana terhadap
kelangsungan hidup spisies kita sendiri. Untuk itu perlu dilakukan upayaupaya konservasi.
Konservasi Biologi
Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con
(together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai
upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have),
namun secara bijaksana (wise use).
Batasan-batasan konservasi :
1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi
keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama
(American Dictionary).
2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi)
yang optimal secara sosial.
3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke
organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas
kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen
adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan,
pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia
sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan
dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS,
1980).
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (KSDAH) ataupun konservasi biologi
pada dasarnya merupakan bagian dari ilmu dasar dan ilmu terapan yang
berasaskan pada pelestarian kemampuan dan pemanfaatannya secara
serasi dan seimbang. Adapun tujuan dari konservasi biologi adalah untuk
terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan
20

ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan


kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, perlu dilakukan strategi dan juga
pelaksananya. Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan
secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat
umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta
pihak-pihak lainnya.
Strategi-Strategi Dalam Konservasi
Strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut
cara pelaksanaannya, yaitu :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)
a. Penetapan wilayah PSPK.
b. Penetapan pola dasar pembinaan program PSPK.
c. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah PSPK.
d. Penertiban penggunaan dan pengelolaan tanah dalam wilayah PSPK.
e. Penertiban maksimal pengusahaan di perairan dalam wilayah PSPK.
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya
a. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya
b. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (in-situ dan eks-situ konservasi).
3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
a. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
b. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk :
pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan,
perburuan, peragaan, pertukaran, dan budidaya).
Kawasan pelestarian alam ataupun kawasan dilindungi ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan berbagai macam kriteria sesuai dengan
kepentingannya. Hampir di setiap negara mempunyai kriteria/kategori
sendiri untuk penetapan kawasan dilindungi, dimana masing-masing
negara mempunyai tujuan yang berbeda dan perlakuan yang mungkin
berbeda pula.
Sedikitnya, sebanyak 124 negara di dunia telah menetapkan setidaknya
satu kawasan konservasinya sebagai taman nasional (bentuk kawasan
dilindungi yang populer dan dikenal luas). Walaupun tentu saja di antara
masing-masing negara, tingkat perlindungan yang legal dan tujuan
pengelolaannya beragam, demikian juga dasar penetapannya.
Apabila suatu negara tidak memiliki kawasan dilindungi yang khusus
karena sulit untuk memenuhi standar yang ditetapkan, maka mereka
dapat mengelola kawasan alternatif seperti hutan produksi yang dialihkan
sebagai kawasan dilindungi sehingga penurunan/pengurangan plasma
nutfah dapat ditekan.

21

Kategori klasifikasi kawasan dilindungi, dimana kategori pegelolaan harus


dirancang agar pemanfaatan seimbang, tidak lebih mementingkan salah
satu fungsi dengan meninggalkan fungsi lainnya. Adapun kategori
penetapan kawasan dilindungi yang tepat harus mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu :
a. Karakteristik atau ciri khas kawasan yang didasarkan pada kajian ciriciri biologi dan ciri lain serta tujuan pengelolaan.
b. Kadar perlakuan pengelolaan yang diperlukan sesuai dengan tujuan
pelestarian.
c. Kadar toleransi atau kerapuhan ekosistem atau spesies yang terdapat di
dalamnya.
d. Kadar pemanfaatan kawasan yang sesuai dengan tujuan peruntukan
kawasan tersebut.
e. Tingkat permintaan berbagai tipe penggunaan dan kepraktisan
pengelolaan.
Sedangkan secara umum, ciri-ciri suatu kawasan ditetapkan sebagai
kawasan dilindungi adalah :
1. Karakteristik/keunikan ekosistem, misalnya ekosistem hutan hujan
dataran rendah, fauna endemik, ekosistem pegunungan tropika, dan lainlain.
2. Spesies khusus yang diminati, mencakup nilai/potensi, kelangkaan atau
terancam, misalnya menyangkut habitat jenis satwa seperti badak,
harimau, beruang, dan lain-lain.
3. Tempat yang memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
4. Lanskap/ciri geofisik yang bernilai estetik, dan penting untuk ilmu
pengetahuan misalnya glasier, mata air panas, kawah gunung berapi dan
lain-lain.
5. Tempat yang berfungsi sebagai perlindungan hidrologi, tanah, air dan
iklim mikro.
6. Tempat yang potensial untuk pengembangan rekreasi alam dan wisata,
misalnya danau, pantai, pegunungan, satwa liar yang menarik, dan lainlain.
7. Tempat peninggalan budaya, misalnya candi, galian purbakala, situs,
dan lain-lain.
Secara umum, tujuan utama dari pengelolaan kawasan dilindungi adalah :
1. Penelitian ilmiah.
2. Perlindungan daerah liar/rimba.
3. Pelestarian keanekaragaman spesies dan genetic.
4. Pemeliharaan jasa-jasa lingkungan.
5. Perlindungan fenomena-fenomena alam dan budaya yang khusus.
6. Rekreasi dan wisata alam.
7. Pendidikan (lingkungan).
8. Penggunaan lestari dari sumberdaya alam yang berasal dari ekosistem
alami.
9. Pemeliharaan karakteristik budaya dan tradisi.
22

Berdasarkan tujuan manajemen tersebut, maka kawasan dilindungi


dikelola dalam berbagai kategori pengelolaan kawasan dilindungi yang
ditetapkan IUCN (1994) sebagai berikut :
1. a. Cagar alam mutlak (strict nature protection)
b. Daerah liar/rimba (wilderness area)
2. Konservasi ekosistem dan rekreasi, misalnya taman nasional.
3. Konservasi fenomena alam, misalnya monumen alam.
4. Konservasi melalui kegiatan manajemen aktif misalnya kawasan
pengelolaan habitat.
5. Konservasi bentang alam, laut dan rekreasi.
6. Pemanfaatan lestari ekosistem alam.
Adapun kriteria umum bagi berbagai kawasan yang dilindungi adalah :
1. Taman Nasional, yaitu kawasan luas yang relatif tidak terganggu yang
mempunyai nilai alam yang menonjol dengan kepentingan pelestarian
yang tinggi, potensi rekreasi besar, mudah dicapai oleh pengunjung dan
terdapat manfaat yang jelas bagi wilayah tersebut.
2. Cagar alam, umumnya kecil, dengan habitat rapuh yang tidak
terganggu oleh kepentingan pelestarian yang tinggi, memiliki keunikan
alam, habitat spesies langka tertentu, dan lain-lain. Kawasan ini
memerlukan perlindungan mutlak.
3. Suaka margasatwa, umumnya kawasan berukuran sedang atau luas
dengan habitat stabil yang relatif utuh serta memiliki kepentingan
pelestarian mulai sedang hingga tinggi.
4. Taman wisata, kawasan alam atau lanskap yang kecil atau tempat yang
menarik dan mudah dicapai pengunjung, dimana nilai pelestarian rendah
atau tidak akan terganggu oleh kegiatan pengunjung dan pengelolaan
yang berorientasi rekreasi.
5. Taman buru, habitat alam atau semi alami berukuran sedang hingga
besar, yang memiliki potensi satwa yang boleh diburu yaitu jenis satwa
besar (babi hutan, rusa, sapi liar, ikan, dan lain-lain) yang populasinya
cukup besar, dimana terdapat minat untuk berburu, tersedianya fasilitas
buru yang memadai, dan lokasinya mudah dijangkau oleh pemburu. Cagar
semacam ini harus memiliki kepentingan dan nilai pelestarian yang
rendah yang tidak akan terancam oleh kegiatan perburuan atau
pemancingan.
6. Hutan lindung, kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang
hingga besar, pada lokasi yang curam, tinggi, mudah tererosi, serta tanah
yang mudah terbasuh hujan, dimana penutup tanah berupa hutan adalah
mutlak perlu untuk melindungi kawasan tangkapan air, mencegah longsor
dan erosi. Prioritas pelestarian tidak begitu tinggi untuk dapat diberi status
cagar.
Perlindungan dan Pengamanan
Perlindungan dan pengamanan adalah upaya untuk mencegah dan
membatasi kerusakan flora dan fauna beserta ekosistemnya akibat dari
23

adanya gangguan kawasan. Gangguan kawasan yang bersumber dari


perbuatan manusia antara lain, perambahan kawasan, pencurian kayu,
perburuan ilegal, dan lain-lain. Di samping itu, gangguan kawasan bisa
disebabkan karena hama dan penyakit atau akibat bencana alam.
Upaya penanggulangan gangguan kawasan dilakukan dengan pendekatan
secara preventif dan represif. Preventif, yaitu tindakan pencegahan yang
dilakukan melalui kegiatan operasi gabungan, patroli rutin secara intensif,
mengembangkan pengamanan swakarsa masyarakat, menjalin kemitraan
dengan kader konservasi, dan lain-lain. Sedangkan secara represif, yaitu
penindakan sesuai dengan hukum yang berlaku, dan dilakukan melalui
upaya penindakan pelanggar secara langsung berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
Pengembangan Wisata Alam
Dalam rangka mewujudkan optimalisasi pengembangan wisata alam
dengan memperhatikan potensi dan kendala yang ada, dapat dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, melalui berbagai pelatihan
di bidang wisata alam, baik di dalam maupun di luar negeri di samping
kegiatan on the job training untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam
perencanaan, pengembangan dan pengelolaan wisata alam.
2. Pembangunan sarana dan prasarana serta fasilitas untuk mendukung
kegiatan wisata alam serta pengembangan potensi obyek wisata untuk
berbagai jenis kegiatan wisata di berbagai lokasi.
3. Peningkatan sarana, media, dan kegiatan publikasi serta promosi baik
dalam skala nasional maupun internasional dengan media elektronik dan
cetak.
4. Pembangunan Pusat informasi Pengunjung serta membangun
arboretum sebagai miniatur kawasan.
5. Pembinaan dan pengembangan keterampilan dalam wirausaha di
bidang wisata alam kepada masyarakat di sekitar kawasan maupun
dengan lembaga bisnis professional dan juga melibatkan LSM serta
perguruan tinggi.
6. Pengembangan paket-paket wisata alam bernuansa pendidikan
lingkungan dan atau penelitian konservasi dengan melibatkan LSM dan
perguruan tinggi serta pihak-pihak terkait lainnya.
Pembinaan Daerah Penyangga
Salah satu kunci keberhasilan pengelolaan adalah dengan melibatkan
partisipasi masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi desa
penyangga. Sejalan dengan upaya tersebut, maka program pembinaan
daerah dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan dan meningkatkan wawasan/pengetahuan masyarakat
desa penyangga tentang pentingnya upaya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya.
24

2. Meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam melakukan


budidaya sumberdaya alam yang berwawasan konservasi.
3. Meningkatkan keterampilan kewirausahaan sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa penyangga.
4. Menjalin kemitraan dengan harapan masyarakat mampu berperan aktif
dalam upaya menjaga dan melestarikan keanekaragaman tumbuhan,
satwa dan ekosistem.
Program-program pembinaan daerah diwujudkan melalui kegiatankegiatan, antara lain :
1. Pelatihan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan konservasi
(PRA).
2. Pelatihan kewirausahaan dan koperasi bagi masyarakat desa
penyangga.
3. Pengembangan ekonomi masyarakat desa penyangga melalui
pemberian bantuan Usaha Pedesaan yang sejalan dengan misi konservasi.
4. Pengembangan model atau pilot project pemberdayaan ekonomi
masyarakat berbasiskan konservasi sumberdaya alam.
5. Pendidikan lingkungan atau pendidikan konservasi untuk tingkat anakanak (sekolah dasar), generasi muda dan tingkat dewasa (masyarakat).
Keanekaragaman hayati disebut juga Biodiversitas. Keanekaragaman
atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi akibat adanya
perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifatsifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat
terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup.

25

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut
terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang
perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor
pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah,
perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar
ruang (outdoor pollution).
Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang
mengandung satu atau beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi
sehingga menganganggu manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda
lain dalam lingkungan.
1. Faktor-faktor penyebab pencemaran udara :
a. Kecepatan kendaraan.
b. Usia kendaraan yang lama
c. Kondisi lalu lintas
d. Kondisi atmosfir
2. Macam-macam polutan udara
a. Oksida karbon yaitu CO dan CO2.
b. Polutan yang berupa oksida belerang yaitu SO2 dan SO3
26

c. Polutan yang berupa oksida Nitrogen, terutama NO2


d. Sinar dan subtansi radioaktif baik yang bersumber secara alami dari
kerak bumi maupun dari hasil emisi instalasi radioaktif, merupakan
polutan yang berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan pada sel
dan organ tubuh lainnya yaitu berbentuk penyakit kangker dan mutasi sel.
e. Pencemaran suara timbul bila dalam lingkungan terdapat suara yang
memiliki kekuatan lebih dari daya tahan manusia terhadap suara yaitu 85
desibel
f. Polutan panas, bersumber dari semua bentuk pembakaran dan panas
matahari yang terperangkap bangunan kota.
g. Polutan panas, bersumber dari semua bentuk pembakaran dan panas
matahari yang terperangkap bangunan kota.
3. Pencegahan pencemaran udara
a. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang banyak
mengeluarkan asap serta gas-gass polutan lainnya, serta menggagalkan
pemakaian bahan bakar yang tidak mencemarkan lingkungan.
b. Melakukan pengolahan asap sebelum dilepas keudara, misalnya
dengan memasang saringan atau bahan penyerap polutan.
c. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi hingga asap dapat
menembus lapisan inverse thermal agar tidak menambah polutan yang
terperangkap di ats kota atau di atas daerah pemukiman.
d. Memilih system transformasi yang efisien dan tidak menimbulkan
banyak polutan. Misalnya menggunakan bensin tanpa Pb, menciptakan
mesin mobil yang hemat bensin atau mengurangi angkutan pribadi dan
menambah angkutan umum.
e. Memperbanyak penghijauan dan taman-taman dalam kota, agar
banyak lebih banyak CO2 yang diserap tumbuhan untuk proses
fotosintesis.
f. Mendorong terlaksananya peraturan pencegahan pencemaran serta
pelaksanaan sanksi bagi para pelanggr aturan.
g. Pencegahan pencemaran suara dilakukan dengan melindungi tubuh
dari suara yang keras dan meredam suara pada tempat atau sumber
suara.
4. pengertian biologi konservasi
Biologi konservasi adalah ilmu yang berorientasi pada tujuan yang mencari
penyelesaian untuk menghadapi krisis keanekaragaman biologis (biodiversity
crisis), yaitu penurunanan yang sangat cepat dalam keanekaragaman kehidupan
bumi saat ini.

27

B.Saran
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa
usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi
berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap
industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai
paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta
melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk
membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.

28

DAFTAR PUSTAKA
Laksmi prihantoro. 1989. Manusia dan Lingkungan. Bandung. FPMIPA IKIP
Rukaesih Ahmad. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta. Penerbit: ANDI
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaranudara/terjadinya-pencemaran-udara-dan-penanggulangannya/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaranudara/zat-zat-pencemar-dan-pencemaran-udara/
http://ilmupedia.com/akademik/92/622-penanggulangan
-pencemaran-udara.html

29

Anda mungkin juga menyukai