Anda di halaman 1dari 2

Amru Bin Ash

Radhiyallahu Anhu
Dikirim oleh Kontributor || Jumat, 29 September 2006 - Pukul: 06:04 WIB
Amru bin Ash lahir setengah abad sebelum hijrah. Beliau salah seorang Arab yang
cerdik dan jenius. Lantang dan fasih berbicara. Memiliki daya pikir yang luar biasa
dan memiliki pandangan yang jauh. Ayahnya (Ash bin Wail) seorang tokoh dan
penguasa Arab zaman Jahiliah. Amru bin Ash meninggalkan kenangan yang
mengagumkan dan menarik perhatian dunia selama kurun waktu yang sangat panjang.
Pada saat sebagian kaum Muslimin hijrah ke Habasyah atas izin Nabi, bangsa Quraisy
tidak mendapatkan orang yang pantas untuk merayu Najasyi, raja Habasyah ketika
itu, untuk mengembalikan kaum muhajirin kecuali Amru bin Ash. Bangsa Quraisy
memilihnya karena mengetahui kecerdikan dan eratnya hubungan antara mereka
berdua. Tetapi setelah mendengarkan kata-kata Amru bin Ash dan kaum muhajirin
Muslim, hati Najasyi malah menjadi yakin dan tenang, lalu memeluk Islam.
Memeluk Islam
Ketika hendak pulang dari Habasyah, Amru bin Ash diajak oleh Najasyi untuk
memeluk Islam setelah disampaikan betapa besar karunia Allah yang diberikan
kepada bangsa Arab dengan diutusnya Nabi Muhammad kepada mereka. Nasihat
yang disampaikan oleh raja yang besar seperti Najasyi itu ternyata masuk ke dalam
hati Amru bin Ash. Dia pun mulai tertarik kepada Islam, akhirnya hatinya dibuka oleh
Allah untuk menerima petunjuk pada tahun ke 8 H.
Amru bin Ash bertekad untuk menemui Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam di
Madinah. Di tengah jalan dia bertemu dengan Khalid bin Walid dan Usman bin
Thalhah, ternyata tujuan mereka adalah sama.
Setibanya mereka bertiga di hadapan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, Khalid bin
Walid dan Usman bin Thalhah langsung menyampaikan janji setia kepada Nabi,
sedang Amru malah memegangi tangan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam hingga
membuat beliau mengatakan, Kenapa kamu ini wahai Amru? Dia menjawab, Saya
akan menyampaikan janji setia asal Allah mengampuni dosa-dosaku yang telah
lewat. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam mengatakan, Islam dan Hijrah
menghapus hal-hal yang telah lalu. Dia pun menyampaikan sumpah suci.
Setelah Nabi tahu kecerdikan, kejeniusan dan keberaniannya, dia ditugasi untuk
menjadi panglima dalam perang Zatus Salasil.
Perjuangannya di jalan Alloh Azza wa Jalla
Pada masa Abu Bakar Sidik, Amru bin Ash mempunyai peran besar dalam meredam
pemberontakan kaum murtad. Sedang pada masa Umar bin Khatab Amru bin Assh
berhasil menaklukan Palestina dan Mesir. Tidak perlu dijelaskan lagi tentunya betapa
penting dua penaklukan itu. Penaklukan Palestina telah memberikan keamanan daerah
pantai Syuria kepada kaum Muslimin. Penaklukan Mesir adalah pintu gerbang Islam
menuju Afrika, negeri-negeri Arab Magribi dan Spanyol di kemudian hari.
Kata-kata mutiara yang pernah dia ucapkan

Laki-laki ada tiga: Sempurna, setengah laki-laki dan bukan laki-laki sama sekali.
Yang sempurna adalah laki-laki yang agama dan akalnya disempurnakan oleh Alloh
Azza wa Jalla. Orang ini apabila hendak mengambil keputusan selalu meminta
pertimbangan kepada para ahli. Dengan begitu dia selalu benar dalam semua
tindakannya. Adapun yang setengah adalah laki-laki yang agama dan akalnya tidak
disempurnakan oleh Alloh Azza wa Jalla. Orang ini apabila mengambil keputusan
tidak meminta pertimbangan kepada siapa pun, malah mengatakan, Siapa yang
pantas saya ikuti dan saya pakai pendapatnya? Tindakannya kadang-kadang benar
dan kadang-kadang salah. Adapun yang bukan laki-laki sama sekali adalah orang
yang tidak mempunyai agama dan daya pikir sama sekali. Orang ini akan selalu salah
dalam semua tindakannya. Dia mengatakan, Saya akan meminta pertimbangan
kepada siapa saja, termasuk pembantuku.
Di hari-hari senjanya dia pernah mengatakan, Dulu saya pernah berada dalam tiga
keadaan: Kekafiran. Jika saya mati saat itu pasti masuk neraka. Setelah
menyampaikan sumah suci kepada Rasululloh shallallaahu 'alaihi wa sallam. saya
menjadi orang yang paling pemalu di hadapan Rasululloh shallallaahu 'alaihi wa
sallam, hingga saya belum pernah memandang beliau dengan sepenuh pandangan.
Jika saya mati saat itu orang-orang pasti mengatakan, Selamat untukmu Amru bin
Ash! Masuk Islam dan mati dalam kebaikan.
Wafatnya
Amru bin Ash wafat pada tahun ke 43 H. dalam umur dan perjalanan hidup yang
panjang.

Anda mungkin juga menyukai