Anda di halaman 1dari 12

INDEKS KEWIRAUSAHAAN, ANALISIS KARIER, ANALISI

INDUSTRI DAN ANALISIS SWOT DIRI SENDIRI

KELOMPOK 1
Anggota:

I Gde Eghy Prasuta W

(1306305182)/4

M Ryan Yanuar D M

(1306305189)/7

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
REGULER
2016
1.1 INDEKS KEWIRAUSAHAAN

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh B.Subrahmanyeswari, K.Veeraraghava


Reddy dan B Sudhakar Rao (2007; dalam Enterpreneurial behavior of rural women farmers
in dairying; a multidimensional analysis. Livestock Research for Rural Development 19 (1)
2007); tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur dengan 15 komponen diantaranya
sebagai berikut:
1. Innovativeness
Innovativeness ini memiliki arti bahwa tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur
melalui tingkat keinovatifan.
2. Risk orientation
Risk orientation adalah tingkat kewirausahaan seseorang diukur dengan seberapa jauh
seseorang tersebut berani dalam menantang resiko.
3. Decision making ability
Decision making ability ini memiliki arti bahwa tingkat kewirausahaan seseorang
dapat diukur melalui kemampuan seseorang dalam pembuatan keputusan.
4. Achievement motivation
Achievement motivation adalah tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur
melalui seberapa tinggi motivasi seseorang dalam mencapai keberhasilan.
5. Information seeking behavior
Information seeking behavior ini memiliki arti bahwa tingkat kewirausahaan
seseorang dapat diukur melalui perilaku atau seberapa gigih usahanya dalam mencari
informasi.
6. Knowledge of the enterprise
Knowledge of the enterprise adalah tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur
melalui pengetahuan seseorang dalam hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan.
7. Utilization of assistance
Utilization of assistance adalah tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur melalui
seberapa cerdik atau pintar kah seseorang dalam memanfaatkan berbagai dukungan
yang ada.
8. Cosmopoliteness
Cosmopoliteness ini memiliki arti bahwa tingkat kewirausahaan seseorang dapat
diukur melalui tingkat kepedulian seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya.
9. Market orientation
Market orientation adalah tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur melalui
orientasi seseorang terhadap pangsa pasar.
10. Result orientedness
Result orientedness adalah tingkat kewirausahaan seseorang yang dapat diukur
melalui orientasi seseorang terhadap hasil yang telah dicapai.
11. Managerial assistance
Managerial assistance adalah tingkat kewirausahaan seseorang yang dapat diukur
melalui seberapa baiknya pengaturan manajemen yang dilakukan untuk berwirausaha
dalam memanfaatkan berbagai dukungan atau pertolongan yang ada.
1

12. Ability to coordinate activities


Ability to coordinate activities adalah tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur
melalui kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan berbagai aktivitas.
13. Leadership ability
Leadership ability memiliki arti bahwa tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur
melalui kemampuan seseorang dalam sebuah kepemimpinan.
14. Self confidence
Self confidence adalah bahwa tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur melalui
tingkat percaya diri seseorang dalam berwirausaha.
15. Scientific orientation
Scientific orientation adalah tingkat kewirausahaan seseorang dapat diukur pada
penghargaan seseorang dalam hal-hal yang bersifat keilmiahan, bagaimanapun ilmu
tersebut dapat mendorong kemajuan dalam berbagai sisi kehidupan.
Standar Indeks Kewirausahaan
Dengan memiliki beberapa keterampilan, maka seseorang akan memilikikemampuan
(kompetensi) dalam kewirausahaan. Ada 10 kompetensi yang harus dimilikiwirausaha,
yaitu: (Dan & Bradstreet Business Credit Service, 1993: 1).
1. Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Seorangwirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan usaha ataubisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang yang
akan melakukan bisnis perhotelan maka iaharus memiliki pengetahuan tentang
perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer, ia harusmemiliki pengetahuan
tentang cara memasarkan komputer.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan

bisnis,misalnya

cara

merancang

usaha, mengorganisasi

dan

mengendalikan perusahaan, termasukdapat memperhitungkan, memprediksi,


mengadministnasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui
manajemen bisnis beranti memahami kiat, cara, proses, danpengelolaan semua
sumber daya secara efektif dan efisien.
3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha
yangdilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha
yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
berbentukmateri, tetapi juga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan
modal utama dalamusaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang,
tenaga, tempat, dan mental.
2

5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/ mengelola


keuangansecara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya
secara tepat, sertamengendalikannya secara akurat.
6. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur
mungkin. Mengatur,menghitung,

dan

menepati

waktu

waktu

seefisien

sesuai

dengan

kebutuhannya.
7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan,
menggerakan(memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan
perusahaan.
8. Satisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan
kepadapelanggan

dengan

cara

menyediakan

bermutu, benmanfaat, danmemuaskan.


9. Knowing
how to
compete, yaitu

mengatahui

barang

dan

strategi/cara

jasa

yang

bersaing.

Wirausaha, harus dapatmengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weakness),


peluang (opportunity), danancaman (threat) dininya dan pesaing. Ia hanus
menggunakan analisis SWOT baik terhadapdininya maupun terhadap pesaing.
10. Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang
jelas(tersurat, tidak tersirat).

1.2 ANALISIS KARIER DAN ANALISIS INDUSTRI


Analisis industri merupakan salah satu bagian dari analisis fundamental. Analisis industry
biasanya dilakukan setelah dilakukannya analisis ekonomi. Analisis industri menjadi tahap
penting yang harus dilakukan. Para investor dan analis dapat mengidentifikasi peluang
investasi, risiko dan return yang diharapkan ke depannya. Dalam analisis industry, investor
mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis
industry apa saja yang memberikan prospek paling menjanjikan ataupun sebaliknya. Setelah
melakukan analisis industry, investor nantinya akan dapat menggunakan informasi tersebut
sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industry mana
sajakah yang akan dimasukan dalam portofolio yang akan dibentuknya.
Salah satu sistem klasifikasi industry yang telah dikenal dan digunakan secara luas adalah
sistem Standard Industry Classification (SIC) yang didasarkan pada data sensus dan
pengklasifikasian perusahaan berdasarkan produk dasar yang dihasilkan. Standard Industry
Classification (SIC) mempunyai 11 divisi dan masing masing divisi deberi tanda A sampai
K. Kelompok industry utama pada masing masing divisi dalam SIC akan dibagi lagi dalam
tiga, empat sampai lima digit kode SIC. Semakin banyak kode digit SIC, semakin spesifik
3

pengelompokan industry tersebut. Disamping standard klasifikasi SIC, ada beberapa sistem
klasifikasi lainnya yang juga digunakan untuk mengelompokan industry, diantaranya adalah
indeks industry yang dikeluarkan oleh standard & Poor Corporation yang mengelompokan
industry dalam 113 kelompok, dan klasifikasi industry versi value line

yang

mengklasifikasikan perusahaan kedalam 90 industry.


Pengelompokan industry untuk kasus di Indonesia juga dilakukan dengan berdasarkan
suatu standard klasifikasi industry tertentu. Salah satu standard yang banyak dipakai untuk
mengelokpokan industry bagi perusahaan parusahaan yang terdaftar dibursa efek jakarata
adalah Jakarta stock Exchange Sectoral Industry Classification (JASICA). Klasifikasi
(JASICA) ini terdiri dari 9 divisi dan masing masing divisi tersebut dibagi lagi menjadi
kelompok industry utama dan diberi kode 2 digit. Contoh klasifikasi industry (JASICA) di
BEJ dapat dilihat pada table berikut ini :
1. Pertanian
1.1 Pertanian
1.2 Perkebunan
1.3 Pertekanan
1.4 Perikanan
1.5 Kehutanan
1.6 Lain-lain

5. Industry Barang Konsumsi


5.1 makanan dan minuman
5.2 industri tembakau
5.3 farmasi
5.4 Kosmetik dan barang keperluan
yang

belum

terklasifikasi
2. Pertambangan
2.1 Pertambangan batu bara
2.2 Pertambangn minyak dan gas
buni
2.3 Pertambangan logam dan mineral
lainnya
2.4 Pengalian batu atau tanah
2.5 Lain
lain
yang
belum
terklarifikasi
3. Industry Dasar dan Kimia
3.1 Semen
3.2 Keramik, gelas, porselen
3.3 Produk logam dan sejenisnya
3.4 Kimia
3.5 Plastik
3.6 Pakan Ternak
3.7 Industri kayu dan pengolahannya
3.8 Puip dan kertas
3.9 Lain-lain
yang
belum
terklarifikasi

rumah tangga
5.5 Lain-lain
yang

belum

terklasifikasi
6. Konstruksi, Properti dan Real
6.1 Konstruksi
6.2 Properti dan real estate
6.3 Lain-lain
yang
belum
terklasifikasi
7. Infrastruktur,

Utilitas

dan

Transportasi
7.1 Energi
7.2 Jalan tol, bandara, pelabuhan
dan sejenisnya
7.3 Telekomunikasi
7.4 Transportasi
7.5 Lain-lain
yang

belum

terklasifikasi
8. Keuangan
8.1 Bank
8.2 Lembaga pembiayaan
8.3 Perusahaan efek
8.4 Asuransi
4

4. Aneka Industri
4.1 Mesin dan alat berat
4.2 Otomatif dan komponennya
4.3 Tekstil dan garmen
4.4 Kabel
4.5 Elektronik
4.6 Lain-lain
yang
belum
terklarifikasi

8.5 Reksa dana


8.6 Lain-lain

yang

terklasifikasi
9. Perdagangan dan Jasa
9.1 Perdagangan besar
industry
9.2 Perdagangan

besar

belum

barang
barang

konsumsi
9.3 Perdagangan eceran
9.4 Hotel dan restoran
9.5 Pariwisata dan hiburan
9.6 Periklanan dan media massa
9.7 Jasa
computer
dan
perangkatnya
9.8 Lain-lain
yang

belum

terklasifikasi
Sumber: Laporan mingguan BEJ 1997

Pentingnya Analisis Industri


Analisis industry merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor, karena analisis
tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi
dalam industry yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi
investor.
Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis industry, telah didokumentasikan oleh
Reilly dan Brown (1997), dan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan seperti berikut ini:
1. Studi mengenai kinerja tahunan industry, menunjukkan bahwa industry yang berbeda
mempunyai tingkat return yang berbeda pula.
2. Tingkat return masing-masing industry berbeda di setiap tahunnya. Dengan demikian,
return industry di masa yang akan datang tidak bisa diestimasi dengan hanya
menggunakan data return industry masa lalu.
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industry yang sama terlihat cukup
beragam. Hal ini menunjukkan bahwa analisis industry juga perlu diikuti dengan
analisis perusahaan.
4. Tingkat risiko berbagai industry juga beragam, sehingga analisis dan investor perlu
mempelajati dan mengestimasi faktor-faktor risiko yang relevan untuk suatu industry
tertentu seperti halnya estimasi return.
5

5. Tingkat risiko suatu industry relative stabil sepanjang waktu, sehingga analisis risiko
berdasarkan data historis dapat digunakan untuk mengestimasi risiko industry di masa
datang.

Mengidentifikasi Industri yang Memiliki Prospek Menguntungkan


1. Estimasi Tingkat Keuntungan Industri
Dengan menilai dan menentukan return yang diharapkan dari suatu industry, investor
akan dapat menentukan peluang investasi pada industry industry yang punya prospek
terbaik. Untuk menilai suatu industry, ada dua langkah yang perlu dilakukan yaitu yang
pertama, mengestimasi Earing Per Share (EPS)yang diharapkan dari suatu industry,
kedua, mengestimasi Price Earing Ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebagai
expected earning multiplier industry.
Dengan mengetahui nilai akhir yang diharapkan dari suatu industry, selanjutnya akan
dapat ditentukan tingkat return yang diharapkan dari suatu industry. Caranya adalah
dengan membagi nilai akhir yang diharapkan dari suatu industry ditambah dividen yang
diharapkan dari suatu industry, dengan nilai awal industry tersebut pada periode
sebelumnya. Selanjutnya dengan membandingkan tingkat return yang diharapkan dari
industry terhadap tingkat return yang diisyaratkan oleh investor, investor akan dapat
menentukan industry mana saja yang layak dijadikan pilihan investasinya.
2. Estimasi Earning Per Share Industri
Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasi tingkat penjualan suatu
industry, yaitu dengan daur hidup industry (Industry Life Cycle), analisis input output,
serta hubungan antara industry dengan ekonomi secara keseluruhan. Ketiga teknik
tersebut sifatnya saling melengkapi sehingga investor dapat mengkombinasikan ketiga
teknik tersebut untuk mendapatkan gabaran lengkap mengenai posisi dan prospek
industry dalam berbagai scenario.
3. Perkiraan penjualan dan daur hidup industry
Tahap perkembangan industry dapat digunakan untuk mengestimasi besarnya
penjualan dari suatu Industri. Tahap perkembangan industry umumnya dapat dibagi jadi

lima yaitu, tahap permulaan, pertumbuhan yang cepat, tahap kedewasaan (mature), stabil,
dan penurunan.

Karier adalah sebuah kata berasal dari bahasa Belanda yaitu carriere yang berarti
perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti jenjang dalam
sebuah pekerjaan tertentu.
Karier merupakan istilah yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia
sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang.
Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji
maupun uang.
Dalam hal ini jika dihubungkan dengan karir wirausaha berarti adalah suatu
perkembangan dan kemajuan pada usaha atau pekerjaan seorang wirausaha. Bagaimana
wirausaha dapat bersaing ssecara efektif dalam dekade depan yang merupakan tantangan bagi
wirausahawan, mengingat era globalisasi yang terus meningkat dan persaingan yang terus
menguat baik dalam rangka mencari kerja atau membuat lapangan pekerjaan. Seorang
wirausaha harus benar-benar menjalani usahanya dengan ketulusan hati dilengkapi dengan
kerja keras dan memiliki tujuan yang jelas serta alternatif dan cara yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Seorang wirausaha harus memiliki mental yang kuat dan tahan banting atas
segala kejadian yang menimpa usahanya untuk terus meningkatkan karir usahanya.
Untuk menghadapi persaingan yang semakin lama semakin meningkat maka hal
pertama yang perlu diperhatikan oleh seorang wirausaha ialah menguatkan sisi internal
perusahaan yaitu dengan pandai-pandai mengatur sistem keuangan dan menyiasati agar
sistem manajemen perusahaaan berjalan dengan baik.
Selain itu, pertumbuhan yang terus meningkat mengisyaratkan bahwa kompetisi di
tahun selanjutnya akan didasarkan pada waktu dan fleksibilitas. Kapasitas untuk menemukan
inovasi, memperkuat kerjasama jaringan dengan konsumen dan memproduksi generasi baru
dari produk dan pelayanan pada sebuah langkah yang cepat akan menjadi penentu utama dari
kesuksesan.

Kesuksesan yang diraih oleh seorang wirausaha bukanlah sesuatu yang diperolehnya
dengan mudah. Perlu kerja keras dan kegigihan dalam meraihnya. Di bawah ini memrupakan
beberapa tahap yang dialui oleh seorang wirausaha dalam menjalani karir kewirausahaannya
dan mencapai kesuksesan. Tahap-tahapnya yaitu :
1. Tahap memulai
Tahap ini merupakan tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, yaitu diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin ataukah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakuka franchising.Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri, atau jasa sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki.
2.

Tahap melaksanakan usaha


Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek pembiayaan, tenaga kerja, kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan,
pemasaran, serta melakukan evaluasi.
3. Tahap mempertahankan usaha
Tahap selanjutnya yaitu tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi.
4. Tahap mengembangkan usaha
Tahap ini yaitu di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan
yang mungkin diambil dan perlu dilakukan untuk meningkatkan karirnya dan meraih
kesuksesan.

1.3 ANALISIS SWOT DIRI SENDIRI


Analisis SWOT merupakan salah satu analisis tentang factor internal dan eksternal pada
saat ini secara deskriftif agar dapat menghadapi semua tantangan dan ancaman di masa yang
akan datang serta dapat mempersiapkan diri untuk menyesuaikan perubahan lingkungan yang
dapat mempengaruhi pencapaian harapan dan keinginan. SWOT juga berguna unutuk empat
jenis strategi. Strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST
(keukatan-ancaman) dan strategi WT (kelemahan-ancaman).
8

Komponen Analisis SWOT terhadap diri sendiri :

S = Strenght, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan yang dimiliki oleh
seseorang, organisasi, atau sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh positif di masa
yang akan datang.
Kekuatan yang dimiliki sekarang :
1. Memiliki pengalaman dalam berorganisasi
2. Memiliki pengalaman untuk mengkoordinir pekerjaan
3. Berkomitmen tinggi terhadap kepercayaan yang telah diberikan
4. Tidak suka terlambat (ontime)
5. Suka mengatur waktu dalam berbagai kegiatan
6. Mudah bersosialisasi terhadapn lingkungan yang baru
7. Sifat ingin tahu hal yang baru cukup besar

W = Weakness, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki
oleh seseorang, organisasi, atau sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh negative
di masa yang akan datang.
Kelemahan yang dimiliki sekarang :
1. Tidak mudah dalam mengingat sesuatu
2. Ceroboh karena tidak sabaran
3. Sulit dalam mengambil keputusan
4. Terkadang pesimis
5. Terkadang terbawa ucapan orang lain
6. Cukup pemalu jika berbicara di depan umum

O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan
di luar diri pribadi, organisasi, atau sebuah program dan memberikan peluang
berkembang dimasa depan.
Kesempatan atau peluang yang ada diantaranya :
1. Adanya program kredit usaha rakyat (KUR)
2. adanya program MEA masyrakat ekonomi asean
3. perkembangan teknologi yang terus terjadi

T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman atau hambatan yang datang dari luar
diri pribadi, organisasi, atau sebuah program dan dapat mengancam eksistensi dimasa
depan.
Ancaman atau hambatan yang ada diantaranya :
1. Banyaknya KKN yang terjadi
2. Meningkatnya persaingan dalam mencar pekerjaan maupun dalam berbisnis
3. Harga hraga kebutuhan selalu meningkat
4. Masih banyaknya tenaga kerja yang memiliki pengalaman yang lebih baik

Strategi SO
Memanfaatkan kekuatan internal untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal
1. Memulai untuk berwiraswata berbasis IT dengan mengutamakan kualitas dan
pelayanan untuk klien
2. Belajar berlatih menganalisa
3. Menfaatkan semua pengalaman yang ada dalam menghadapi MEA
Strategi WO
Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengmbil keuntungan
peluang eksternal.
1. Perbanyak belajar menggunakan Bahasa Inggris mulai saat ini
2. Memiliki motivasi bersaing yang lebih tinggi karena adanya program MEA
3. Perbanyak ibadah agar bisa mengontrol suatu emosi dan di beri kemudahan
Strategi ST
Menggunakan kekuatan agar menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal.
1. Perbanyak jaringan atau silaturahmi agar bisa mendapatkan informasi lowongan
pekerjaan
2. Berani mencoba hal hal baru untuk menambah lebih banyak pengalaman
3. Memperdalam ilmu pengetahuan dengan cara membaca atau belajar
Strategi WT
Strategi yang meminimalkan kesalahan dengan cara mengurangi kelemahan internal
dengan mengindari ancaman ekternal.
1. Mulai untuk lebih rapi dalam segala hal termasuk cara berbicara
2. Mengkuti organisasi di kampus untuk melatih percaya diri
3. Mulai untuk mengatur keuangan dengan baik.
10

Referensi

David, FredR. 2006. Manajemen Strategi. Buku 1, Edisi kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.

DR. Syahyuti. 2011. Indeks Perilaku Kewirausahaan.

Nusran. 2013. Hakikat Ciri Ciri dan Jenis Jenis Kewirausahaan. Diakses pada 21

Februari 2016.
http://nusran.wordpress.com/2013/01/03/hakikat-ciri-ciri-dan-jenis-jenis-

kewirausahaan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan

11

Anda mungkin juga menyukai