ERNI RUKMANA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Estimasi Panjang Badan
berdasarkan Panjang Tibia dan Panjang Ulna pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kota
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang besukual atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Erni Rukmana
NIM I15140221
iv
RINGKASAN
ERNI RUKMANA. Estimasi Panjang Badan berdasarkan Panjang Tibia dan
Panjang Ulna pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kota Bogor. Dibimbing oleh Dodik
Briawan dan Ikeu Ekayanti.
Kesulitan pengukuran panjang badan pada saat dilapangan adalah anak
mengalami keadaan takut dan tegang. Panjang dan tinggi badan juga biasanya
tidak bisa diperoleh atau tidak reliabel dalam anak-anak yang dirawat di rumah
sakit atau gangguan akibat penyakit. Ukuran pengganti dari panjang dan tinggi
badan dan pengukuran yang mudah sangat diperlukan untuk memperkirakan
panjang badan untuk memantau pertumbuhan linier. Estimasi panjang badan dapat
menggunakan bagian lain tubuh dari manusia yaitu panjang tibia dan panjang
ulna. Panjang tibia diukur dari sendi lutut ke sendi pergelangan kaki kiri,
sedangkan panjang ulna diukur dari Panjang tulang ulna diukur dari ujung siku
sampai pertengahan dari tulang yang menonjol di pergelangan tangan lengan kiri.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan estimasi panjang badan
berdasarkan panjang tibia dan panjang ulna pada anak usia 6-24 bulan. Tujuan
khusus dari penelitian ini adalah Tujuan khusus penelitian ini adalah 1)
Menganalisis gambaran karakteristik dan perbedaan subjek dengan panjang
badan, panjang tibia, dan panjang ulna 2) Menganalisis faktor faktor yang
berhubungan dengan panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna 3)
Menganalis pengaruh panjang tibia terhadap panjang badan pada anak usia 6-24
bulan; 4) Menganalis pengaruh panjang ulna terhadap panjang badan pada anak
usia 6-24 bulan; 5) Menganalis pengaruh panjang tibia dan panjang ulna terhadap
panjang badan pada anak usia 6-24 bulan.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2016 di wilayah
Kota Bogor, Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitian berjumlah 266 anak balita
yang dipilih secara acak di wilayah Puskesmas Sindang Barang. Kriteria inklusi
yang ditetapkan adalah yang mempunyai anak usia 6-24 bulan bersedia mengikuti
penelitian, anak usia 6-24 bulan yang sehat, tidak cacat (tidak mengalami penyakit
skoliosis, cerebral palsy, dan cedera punggung, kaki dan tangan yang parah),
tidak mengkonsumsi obat pertumbuhan, tidak demam saat kunjungan studi. Satu
anak per ibu untuk menghindari kluster pengaruh dari karakteristik demografi
sosial dan genetika di rumah yang sama. Data dikumpulkan dengan cara
wawancara kuesioner dan pengukuran panjang badan menggunakan alat papang
pengukur (infantometer 0.1 cm), panjang tibia menggunakan pita pengukur (0.1
cm), dan panjang ulna menggunakan penggaris (0.1 cm). Analisis statistik yang
digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji beda
Independent T-test, Anova, Paired T-test dan korelasi Pearson dan Spearman, dan
analisis mulitivariat menggunakan regresi linier sederhana dan berganda.
Rata-rata panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna hampir sama pada
karakteristik subjek, kecuali pada kelompok subjek yang dibagi menurut usia
yaitu 6-11 bulan (31.6%) dan usia 12-24 bulan (68.4%) dan panjang badan lahir
yaitu <48 cm (24.8%) dan 48 cm (75.2%). Perbedaan rata-rata antropometri
ditunjukkan pada anak usia 6-11 bulan dan 12-24 bulan dan pada anak dengan
v
panjang badan lahir <48 cm dengan dengan panjang lahir 48 cm. Mayoritas
suku/etnis orang tua dari anak usia 6-24 bulan besukual dari sunda (79.3%).
Faktor faktor yang berhubungan dengan panjang badan, panjang tibia, dan
panjang ulna adalah usia, berat badan lahir dan pendapatan. Hubungan korelasi
berat badan lahir dan pendapatan dengan panjang badan, panjang tibia, dan
panjang ulna dinilai lemah (r = 0.0-0.19). Korelasi yang dihasilkan berat badan
lahir dengan panjang badan dan panjang tibia yaitu r = 0.13 serta panjang ulna r =
0.16; dan korelasi pendapatan dengan panjang badan, panjang tibia, dan panjang
ulna secara berturut-turut yaitu nilai r = 0.13, r = 0.14, dan r = 0.13. Korelasi usia
dengan panjang badan (r = 0.89), panjang tibia (r = 0.84), dan panjang ulna ( r =
0.77) mempunyai hubungan korelasi yang kuat. Hasil korelasi menunjukkan
bahwa panjang tibia ( r = 0.92) dan panjang ulna (r = 0.89) mempunyai hubungan
dan korelasi yang kuat dengan panjang badan. Hasil korelasi tersebut akan
menghasilkan estimasi panjang badan. Pengukuran panjang tibia lebih mudah
digunakan dilapangan dan hasil korelasi dengan panjang badan lebih kuat
dibandingkan dengan panjang ulna.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panjang tibia dan panjang ulna
dapat menjadi estimasi dengan panjang badan, nilai R2 = 0.85 dan SEE = 2.15
untuk panjang tibia, dan panjang ulna dengan nilai R2 = 0.80 dan SEE = 2.48.
Estimasi panjang badan dari kedua pengukuran yaitu panjang tibia dan panjang
ulna menghasilkan nilai R2 lebih besar dibandingkan dengan satu pengukuran
yaitu dengan nilai R2 = 0.89 dan SEE = 1.84.
Jika panjang badan tidak diperoleh dari pengukuran menggunakan alat papang
pengukur, panjang tibia dan panjang ulna dapat menjadi alternatif pengukuran
yang handal dengan menggunakan alat sederhana yaitu pita pengukur dan
penggaris.
Kata kunci: panjang badan, panjang tibia, panjang ulna, estimasi, usia anak 6-24
bulan
vi
SUMMARY
ERNI RUKMANA. Estimating Body Length from Tibial Length and Ulnar
Length for Children 6-24 Month in Bogor. Supervised By Dodik Briawan and
Ikeu Ekayanti.
The difficulty of measuring the body length while the child is scared and
tense. The body length and height are also usually obtainable or unreliable in
children hospitalized due to the disease or disorder. Thus, Surrogate measure of
length or height and easy measurement is necessary to estimate length body to
monitor the linear growth. Estimated length of the body can use other parts of the
human body is of tibial length and ulnar length. Tibial length was measured from
the knee joint to the angkle joint of the lefth leg, while ulnar length measured on
the lefth arm between the ponit of the elbow (olecranon) and the mid-ponit of the
prominent bone of the wrist (styloid process).
This study aimed to estimate the length of the body based on the length of
the tibia and ulna length in children aged 6-24 months. The specific objective of
this study was 1) Analyzing the characteristic features and differences in subjects
with a body length, tibial length, and ulnar length 2) Analyze the factors related to
body length, tibial length, and ulnar length 3) Analyze the effects of tibial length
to body length in children aged 6-24 months; 4) Analyze the effects of the ulnar
length to body length in children aged 6-24 months; 5) Analyze the effects of
tibial length and ulna length to body length in children aged 6-24 months.
This study used cross sectional design. The study was conducted in
December 2015 until March 2016 in Bogor, Province of Central Java. Subjects
numbered 266 children aged 6-24 months were selected randomly in Puskesmas
Sindang Barang. The inclusion criteria specified that the mother has children aged
6-24 months were willing to participate in this study, children aged 6-24 months
are healthy, not disabled (not disease scoliosis, cerebral palsy, and wounded his
back, legs and arms severe ), did not take the drug growth, no fever while a study
visit and infant per mother to avoid cluster effects from share sociodemographic
characteristics and genetics. Data were collected by interview questionnaires and
measurements of body length using a measuring board (infantometer 0.1 cm),
tibia length using a measuring tape (0.1 cm), and ulna length using a ruler (0.1
cm). Statistical analysis used were univariate, bivariate analysis using different
test Independent T-test, ANOVA, Paired t-tests and Pearson and Spearman
correlation, and analysis mulitivariat using simple and multiple linear regression.
The average body length, tibial length and ulnar length almost the same on
the characteristics subject, except in the group of subjects who were divided
according to age 6-11 months (31.6%) and 12-24 months of age (68.4%) and birth
length <48 cm (24.8%) and 48 cm (75.2%). The average anthropometry
difference shown in children aged 6-11 months and 12-24 months and birth length
<48 cm with r 48 cm. Ethnic majority of parents of children aged 6-24 months
derived from Sunda (79.3%).
Factors related to body length, tibial length and ulnar length was age, birth
weight and income. Correlation birthweight and income with a body length, tibial
length, and ulna length was weak (r = 0.0-0.19). The resulting correlation with
birth weight and body length was r = 0.13 tibial length and ulna length length r =
0.16; and income correlations with body length, tibia length, and ulna length
vii
respectively that the value of r = 0.13, r = 0.14 and r = 0.13. Correlation of age
with a body length (r = 0.89), tibial length (r = 0.84), and ulnar length (r = 0.77)
had a strong correlation. The results showed that tibial length (r = 0.92) and the
ulna length (r = 0.89) have a relationship and a stronger correlation with body
length.
The research showed that tibial length (R2 = 0.85; SEE = 2.15) and ulnar
length (R2 = 0.80; SEE = 2.48) could be estimate body length. Estimated length
of the body with two measurement (tibial length and ulna length) produces R2
value greater than one measurement with a value of R2 = 0.89 and SEE = 1.84.
If body length were not obtained from measurements using a measuring board,
tibial length and ulna length could be an alternative reliable measurement using
simple tools..
Keywords: body length, tibial length, ulnar length, estimation, children 6-24
months of age
ERNI RUKMANA
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Gizi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Judul Tesis
Nama
NIM
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Ilmu Gizi
Tanggal Ujian:
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2015 ini ialah
estimasi panjang badan, dengan judul Estimasi Panjang Badan berdasarkan
Panjang Tibia dan Panjang Ulna pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kota Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Dodik Briawan, MCN dan Dr Ir
Ikeu Ekayanti, MKes selaku pembimbing serta Dr Ir Cesilia Meti Dwiriani, MSc
selaku pembahas. Disamping itu, penghargaan juga penulis sampaikan kepada
bidan wilayah Puskesmas Sindang Barang yang telah berpartisipasi dan banyak
membantu dalam pengumpulan data lapangan. Penulis berterima kasih kepada
rekan-rekan tim pengumpul data yang juga banyak membantu selama pelaksanaan
penelitian, rekan rekan pasca ilmu gizi angkatan 2014 yang semasa pendidikan
selalu saling membantu dan mendoakan, serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan
tesis ini. Ungkapan terima kasih disampaikan terutama kepada orang tua yaitu
Bapak Syaifuddin dan Ibu Emy Rahmini atas segala limpahan doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor,
Juni 2016
Erni Rukmana
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar belakang
Perumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Hipotesis penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi dan anak bawah lima tahun
Pertumbuhan anak
Antropometri
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi badan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometri
Panjang badan dantinggi badan
Prediktor tinggi badan
Panjang tibia
Panjang ulna
Estimasi tinggi badan
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, tempat, dan waktu
Jumlah dan teknik penarikan subjek
Jenis dan cara pengumpulan data
Pengolahan dan analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum Kota Bogor
Karakteristik subjek
Hubungan panjang badan berdasarkan panjang tibia dan panjang ulna
Estimasi panjang badan berdasarkan panjang tibia
Estimasi panjang badan berdasarkan panjang ulna
Estimasi panjang badan berdasarkan panjang tibia dan panjang ulna
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
xiv
xiv
xiv
1
1
1
3
3
3
4
4
4
4
5
6
7
7
7
8
10
11
13
13
14
15
15
19
19
20
24
25
26
27
28
28
28
28
32
37
xiv
DAFTAR TABEL
1. Estimasi tinggi badan anak di beberapa negara
2. Jenis, cara pengukuran, dan pengolahan data
3. Rata-rata panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna berdasarkan
karakteristik subjek
4. Hubungan karakteristik subjek dengan panjang badan, panjang tibia dan
panjang ulna
5. Hubungan panjang badan dengan panjang tibia dan panjang ulna
6. Persamaan regresi estimasi panjang badan berdasarkan panjang tibia
7. Persamaan regresi estimasi panjang badan berdasarkan panjang ulna
8. Persamaan regresi berganda estimasi panjang badan berdasarkan panjang
tibia dan panjang ulna
9. Rata-rata panjang badan aktual dan estimasi (cm) berdasarkan panjang
tibia, dan panjang ulna
10
17
23
24
24
25
26
27
27
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
8
9
9
12
14
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pengukuran panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna
2. Hasil regresi linier sederhana dan berganda
32
33
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penilaian status gizi merupakan sesuatu yang penting untuk pemantauan
pertumbuhan anak (Gibson 2005; Thaha et al. 2015). Pemantauan pertumbuhan
linier dan status gizi digunakan dalam perawatan kesehatan anak. Pertumbuhan
linear dan perubahan antropometri selama masa kanak-kanak dapat dipengaruhi
oleh faktor genetik (Pan et al. 2007), paparan lingkungan, termasuk faktor gizi,
psikososial, dan infeksi (Laurenco et al. 2012). Bagian anggota tubuh seperti
panjang dan tinggi badan juga berkaitan dengan karakteristik individu seperti usia,
jenis kelamin, dan suku (Krishan et al. 2007; Forman et al. 2014).
Panjang badan adalah ukuran linier yang penting dari ukuran tubuh untuk
menilai status gizi balita, khususnya balita stunting (WHO 2006). Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 di Indonesia menunjukkan
peningkatan prevalensi anak balita stunting yaitu mencapai 37.2 persen dari 35.6
persen pada tahun 2010. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2015 di Indonesia
menunjukkan prevalensi stunting (pendek) usia 0-23 bulan yaitu 23.1 persen.
Data panjang badan digunakan dalam pemantauan pertumbuhan dan pengukuran
rutin di layanan kesehatan. Penentuan panjang badan dengan tepat dan mudah
untuk menentukan stunting sangat diperlukan. Panjang badan pada anak lebih sulit
untuk diukur dibandingkan dengan berat badan. Pengukuran berat badan dapat
dilakukan relatif andal dan akurat. Pengukuran panjang badan biasanya dilakukan
dengan menggunakan instrumen yang sulit. Data yang menggambarkan
keakuratan pengukuran panjang badan pada anak bervariasi. Penelitian Johnson et
al. (1999) menyebutkan bahwa terdapat kesalahan pengukuran saat menggunakan
papan pengukur panjang badan. Kesulitan pengukuran panjang badan pada saat
dilapangan adalah anak mengalami keadaan takut dan tegang. Panjang dan tinggi
badan juga biasanya tidak bisa diperoleh atau tidak reliabel dalam anak-anak yang
dirawat di rumah sakit atau gangguan akibat penyakit cerebral palsy (Fang et al.
2013), neuromuskuler atau deformitas sendi (Kihara et al. 2015). Panjang dan
tinggi badan selain dasar dari indeks antropometri anak dan indeks massa tubuh
(Gibson 2005; Supariasa et al. 2002; Flegal et al. 2002) juga sebagai manajemen
gizi (Forman et al. 2014), alat pengawasan untuk memantau kesehatan serta
penelitian penyakit kronis (Flegal et al. 2002), dan penentuan dosis obat melalui
luas permukaan tubuh (Verbraecken et al. 2005).
Estimasi panjang dan tinggi badan dapat diperoleh dari indikator
antropometri lainnya seperti arm span (Yousaft et al. 2003; Sah et al. 2012;
Gibson 2005), tinggi duduk dan tinggi lutut (Gibson 2005), panjang tangan dan
kaki (Guerra et.al 2014), panjang tibia (Yousaft et al. 2003; Kihara et al. 2015)
dan panjang ulna (Gauld et al. 2004; Madden et al. 2012; Dray dan Madden 2014;
Forman et al. 2014). Indikator antropometri tersebut digunakan sebagai alternatif
untuk memperkirakan tinggi badan. Panjang tibia dan panjang ulna adalah bagian
tubuh yang mudah diukur dan alat pengukuran yang digunakan sederhana yaitu
alat pita pengukur atau penggaris (Yousaft et al. 2003; Forman et al. 2014; Kihara
et al. 2015). Pengukuran panjang tibia dan panjang ulna telah banyak dilakukan
pada orang dewasa (Madden et al. 2012; Sah et al. 2012), akan tetapi hanya
sedikit penelitian yang menggunakan subjek anak-anak usia <3 tahun.
5. Apakah ada pengaruh panjang tibia dan panjang ulna terhadap panjang
badan anak usia 6-24 bulan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, peneliti ingin
menghasilkan estimasi panjang badan berdasarkan panjang tibia dan panjang ulna
pada anak usia 6-24 bulan.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan estimasi panjang badan
berdasarkan panjang tibia dan panjang ulna pada anak usia 6-24 bulan.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Menganalisis gambaran karakteristik dan perbedaan subjek dengan
panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna
2. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan panjang badan,
panjang tibia, dan panjang ulna pada anak usia 6-24 bulan
3. Menganalisis pengaruh panjang tibia terhadap panjang badan pada anak
usia 6-24 bulan
4. Menganalis pengaruh panjang ulna terhadap panjang badan pada anak usia
6-24 bulan
5. Menganalis panjang tibia dan panjang ulna terhadap panjang badan pada
anak usia 6-24 bulan
Manfaat Penelitian
Informasi mengenai penggunaan ukuran panjang tibia dan panjang ulna
yang dapat digunakan untuk mengestimasi panjang badan pada anak usia 6-24
bulan dan sebagai rujukan atau sumbangan referensi dalam penentuan status gizi
anak melalui indeks antrapometri anak.
Hipotesis Penelitian
1.
2.
3.
Panjang tibia dapat berpengaruh terhadap panjang badan pada anak usia 6-24
bulan
Panjang ulna dapat berpengaruh terhadap panjang badan pada anak usia 6-24
bulan
Panjang tibia dan panjang ulna dapat berpengaruh terhadap panjang badan
pada anak usia 6-24 bulan
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi dan Anak Bawah Lima Tahun (Anak usia 1-5 tahun)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66
(2014). Anak adalah seseorang dengan usia sampai 18 tahun, sedangkan 0 sampai
11 bulan disebut bayi dan anak balita merupakan anak yang berusia 12 bulan
sampai dengan 59 bulan (5 tahun kurang 1 hari). Pertumbuhan dari mulai bayi
sampai lansia merupakan proses alami. Pertumbuhan merupakan pertambahan
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, artinya struktur tubuh dan
ukuran fisik sebagian atau keseluruhan bertambahnya, sehingga bisa diukur
melalui satuan panjang dan berat.
Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan anak seperti tinggi badan akan bertambah dari hanya 50 cm
pada saat lahir menjadi 75 cm (bertambah 25 cm) setelah berusia 1 tahun. Di
tahun kedua kehidupan, tinggi hanya bertambah 12-13 cm, untuk seterusnya
semakin lambat hingga mencapai usia remaja. Pada saat itu, tinggi badan akan
bertambah sebanyak 16-20 cm selama 2-1/2 tahun. Pertambahan berat badan juga
terjadi pada anak yang berusia 1-3 tahun akan mengalami pertambahan berat
sebanyak 2-2,5 kg, dan tinggi badan sebesar rata-rata 12 cm setahun (tahun kedua
12 cm, ketiga 8-9 cm) (Arisman 2004). Dikutip dari nelson textbook of pediatrics
(Needlman 2004), fase cepat sebagian besar pertumbuhan terjadi di dalam rahim
ibu. Setelah lahir, tingkat pertumbuhan secara bertahap menurun selama beberapa
tahun pertama kehidupan. Saat lahir, panjang rata-rata bayi yang baru lahir adalah
20 inci (50 cm); pada 1 tahun, tinggi rata-rata sekitar 30 inci; pada 2 tahun, tinggi
rata-rata sekitar 35 inci; dan pada 3 tahun, tinggi rata-rata sekitar 38 inci. Setelah
3 tahun dan sampai pubertas, pertumbuhan linear terus pada tingkat yang relatif
konstan 2 inci per tahun.
Antropometri
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi dan
komposisi tubuh. Ada beberapa pengukuran antropometri utama salah satunya
pengukuran tinggi badan (stature). Komponen kepala, tulang belakang tulang
panggul, dan kaki. Jaringan utama yang diukur tulang. Antropometri adalah
pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode penentuan status gizi
secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi, yaitu: kurang energi
protein dan obesitas (Achadi 2007; Supariasa dkk 2002; Gibson 2005).
Macam-macam pengukuran antropometri yang bisa digunakan untuk
melihat pertumbuhan adalah salah satunya pengukuran linear (panjang). Dasar
pengukuran linear adalah tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan
pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear lainnya seperti tulang biasa digunakan
untuk tujuan tertentu. Misalnya panjang lengan atas atau kaki (Achadi 2007;
Supariasa dkk 2002; Gibson 2005).
Genetik
Kemiripan anak-anak dengan orangtua tunya dalam hal bentuk tubuh,
proporsi tubuh, dan kecepatan perkembangan berhubungan dengan genetik yang
diwariskan. Gen tidak secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan, tetapi ekspresi gen yang diwariskan kedalam pola pertumbuhan
dikaitkan dengan beberapa sistem biologis. Gen berperan dalam sistem hormon
endokrin manusia yang mengatur fungsi pertumbuhan, perkembangan, fisiologi,
dan psikologi. Genetik bisa dilihat dari suku/etnis, keluarga dan lingkungan
intrauterin (Supariasa dkk 2002).
Faktor genetik yang berhubungan dengan tinggi badan oleh Sir Francais
Galton, biasanya orang tua yang tinggi memiliki anak yang tinggi pula dan orang
tua yang pendek juga sebaliknya. Beberapa penelitian juga membuktikan genetik
dalam menetapkan tinggi badan sebagat kuatitas yang heritabel untuk diketahui.
Interaksi gen dengan lingkungan juga harus dipertimbangkan dalam menetapkan
pertumbuhan dan perkembangan manusia (Pan 2007).
2 Panjang Badan dan Berat Badan Lahir
Kondisi kesehatan dan gizi baik selama kehamilan ibu akan menghasilkan
pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik. Pertumbuhan dan
perkembangan janin yang bermasalah mengakibatkan panjang badan dan berat
badan lahir rendah (Keefe et al. 2008; Najahah 2014). Dalam beberapa hari
pertama kehidupan, sebagian besar bayi baru lahir akan kehilangan 5 hingga 7
persen berat tubuhnya sebelum mereka belajar menyesuaikan diri dengan kegiatan
makan dengan cara menhisap,menelan, dan mencerna. Pada usia dua tahun, tinggi
rata-rata 32 inci/81.28 cm sampai dengan 35 inci/88.cm (Santrock 2011). Panjang
badan lahir kurang dari 48 beresiko untuk menjadi pendek (Rahayu et al. 2011).
Berat badan lahir rendah kurang dari 2500 gram juga dihubungkan dengan tinggi
badan yang kurang pada balita. Panjang tungkai bawah seperti tibia dan femur
pada anak-anak dan dewasa menunjukkan bahwa berat badan lahir rendah
berhubungan dengan panjang tungkai bawah.
3 Lingkungan
Anak yang pendek merupakan salah satunya karena adaptasi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung atau buruk. Faktor lingkungan berperan dalam
pertumbuhan dan mencapai tinggi badan maksimal. Peran dari lingkungan dalam
menetapkan tinggi badan dibuktikan dengan adanya bukti analisis riwayat tinggi
badan keluarga dan riwayat hidup dan studi intervensi pada negara berkembang
dimana kondisi tempat tinggal dapat ditingkatkan kesejahteraannya dengan
memberikan suplemen, makanan bergizi dan obat-obatan.
Kondisi lingkungan dalam mempengaruhi pencapaian potensi genetik tinggi
badan badan pada beberapa penelitian longitudinal menganalisis tinggi badan
dalam populasi cenderung berubah. Kecenderungan tersebut di Eropa, dimana
anak-anak dewasa lebih cepat dan rata-rata mencapai tinggi badan yang optimal
(Cole 2005). Peningkatan pada tinggi badan juga dipengaruhi banyak seperti
asupan zat gizi yang baik, penurunan penyakit, dan sanitasi serta ketersediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
4 Penyakit infeksi dan Penyakit Kronis
Penyakit infeksi berhubungan dengan gangguan pertumbuhan. Pengaruh
dari penyakit infeksi adalah menurunnya asupan dan absorpsi, kehingan zat gizi
dan gangguan metabolik tubuh. Diare merupakan penyakit yang sering terjadi
pada anak-anak yang penyebabnya karena bakteri pathogen akibat dari kebersihan
atau sanitasi yang buruk. Diare juga sebagai penyebab dari stunting pada balita
(Guerrant et al. 2013).
5 Jenis Kelamin
Tinggi badan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada pupulasi yang
telah diteliti. Perbedaan tinggi badan ini sebagian besar dapat dijelaskan karena
pria memiliki kaki yang lebih panjang, walaupun tinggi tubuh bagian atas tidak
terlalu berbeda. Perbedaan tinggi badan pada laki-laki dan perempuan pastinya
berbeda juga tulang panjang seperti tibia dan tulang ulna (Ebite et al. 2008).
Perbedaan tinggi badan pada pria dan wanita dapat dihipotesiskan sebagai sexual
dimorphism, mengenai lingkungan hormon, dan komposisi kromosom seks.
Menurut penelitian Forman et al. (2014) menunjukkan bahwa nilai antropometri
yaitu panjang badan dan panjang ulna yang secara konsisten lebih kecil pada anak
perempuan dibandingkan laki-laki.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri membutuhkan latihan dan kecermatan. Kesalahan
diagnosis gangguan pertumbuhan sebagian besar karena kesalahan pengukuran.
Validitas adalah konsep yang penting dalan desain pengukuran gizi. Validitas
merupakan adequacy (kecukupan) yang setiap pengukuran atau indeks
mencerminkan parameter gizi yang menarik (Gibson 2005). Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen,
mengukur apa yang benar melalui instrumen yang tepat. Reliabilitas berhubungan
dengan konsistensi internal dan konsistensi eksternal. Konsep reliabilitas juga
terkait dengan data-data yang telah berkali-kali diambil.
Faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometri (Supariasa et al. 2002),
adalah:
1 Alat dan Metode yang digunakan
Alat pengukuran juga harus disesuaikan misalnya tinggi badan pada anak
yang bisa berdiri dapat digunakan mikrotoa, sedangkan untuk anak yang belum
bisa berdiri bisa menggunakan infantometer. Metode adalah cara pengukuran dari
alat yang digunakan. Metode pengukuran yang benar akan menghasilkan akusukui
yang tepat.
2
Pengukur atau pengumpul data
Pengukur harus mengetahui cara mengukur panjang dan tinggi badan,
panjang ulna dan tibia. Analisis dan asumsi yang keliru dari pengukur atau
pengumpul data akan membuat kesalahan pengukuran. Pelatihan petugas yang
melakkan pengukuran harus cukup, sehingga tidak ada kesalahan pengukuran.
3
Posisi Subjek
Posisi standar tubuh dijadikan dasar pertimbangan yang sangat penting
dalam pengukuran antropometri. Gerakan-gerakan dari subjek yang diukur akan
menyebabkan ketidakakuratan pengukuran dan akan menyebabkan kesalahan dan
mengimplementasikan data antropometri.
Panjang badan dan Tinggi badan
Pengukuran panjang dan tinggi badan seseorang prinsipnya adalah
mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari kaki, panggul tulang belakan,
dan tulang tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total
tinggi (atau panjang) yang diukur secara rutin. Tinggi badan yang dihubungkan
dengan usia dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu (Achadi
2007).
Anak yang dapat berdiri atau tinggi lebih dari 85 cm dan dewasa dapat
diukur menggunakan mikrotoa yang mempunyai ketelitian 0,1 cm atau pita ukur
yang telah dikalibesukui sebelumnya (Gibson 2005). Panjang badan dilakukan
pada balita kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sulit untuk
berdiri pada waktu pengukuran data tinggi badan (Achadi 2007; Supariasa et al.
2002; Gibson 2005).
Tinggi badan absolut anak berhubungan dengan kemungkinan adanya suatu
kondisi patologi. Sebagai contoh, seorang anak yang memiliki tinggi badan 3 SD
di bawah rata-rata lebih mungkin mengalami kondisi patologi dibandingkan
dengan anak yang memiliki tinggi badan hanya 1 SD di bawah rata-rata (Achadi
2007).
Prediktor Panjang Badan Balita
1
Panjang Tibia
Tibia adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Tibia
merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari
tulang betis/fibula. Kondil medial dan lateral terlihat di ujung atas. Permukaan
superiornya memperlihatkan dua dataran permukaan persendian untuk femur
dalam formasi sendi lutut. Permukaan-permukaan tersebut halus dan di atas
permukaannya yang terdapat tulang rawan semilunar (setengah bulan) yang
membuat permukaan persendian lebih dalam untuk penerimaan kondil femur.
(Pearce 2008)
Tibia merupakan tulang panjang yang mudah diukur dibandingkan tulang
lainnya (Gupta et al. 2014). Cara pengukuran oleh Kihara et al. ( 2015) dengan
menggunakan pita pengukur adalah dengan mengukur tepi superomedial tibia ke
tepi inferior maleolus medial. Menurut Youzai et al. (2003) Panjang tibia diukur
dari sendi lutut ke sendi pergelangan kaki kiri. Penelitian Kihara et al. (2015) dan
Yousaft et al. (2003) menunjukkan bahwa panjang tibia dapat memprediksi tinggi
badan pada anak usia 3-12 tahun dan usia 2-6 tahun.
Panjang Ulna
Salah satu dari appendicular skeleton adalah tulang ulna dalam kerangka
gerak tubuh manusia. Tulang ulna dan tulang radius merupakan tulang sejajar
yang menunjang lengan bawah pada posisi anatomis, tulang ulna membentang
sampai radius. Olekranon membentuk tepi atas dari trochlear notch dan coronoid
prosesus membentuk tepi bawah. Lengan atas dan lengan bawah membentuk garis
lurus, olekranon mengayun sampai alekranon fossa pada permukan posterius
humerus. Pada batas fleksi, yang merupakan gerakan yang memperkecil sudut
anatra sambungan tulang, lengan atas dan lengan bawah membentun V yang rapat
dan prosesus coronoid mengayun sampai coronoid fossa pada permukaan
humerus anterior. Disamping coronoid prosesus, radial notch yang licin
menampung ujung radius pada sendi radio-ulnar proksimal (Matini et al. 2012).
Apabila dilihat secara belah lintang, bentuk dari tulang ulna adalah segetiga.
Membran
interosseous
berupa
lembaran-lembaran
berserabut
yang
menghubungkan tepi lateral dari ula ke radius. Dekat dengan pergelangan tangan,
bentuk ulna menyempit sebelum akhir dari ulnar head. Dilihat dari posterior,
permukaan samping dari ulnar head mempunyai stiloid prosesus yang pendek.
Articular disc berbentuk segetiga terikat pada prosesus stiloid; tulang rawan
tersebut memisahkan ulnar head dari tulang pergelangan tangan. Permukaan
samping ulnar head menyambung dengan ujung radius distal membentuk sendi
radio-ulnar bagian distal (Martini et al. 2012).
10
2.
3.
4.
Kihara et Laki-laki
dan
al.
Perempuan
(50
(2014)
anak
cerebral
palsy dan 38
normal di Jepang
usia 3-12 tahun)
Dray dan Perempuan
(96
Madden anak sehat usia 4(2014)
17
tahun
di
Uttarakhand India
Utara)
YousafLaki-laki
dan
zai et al. perempuan (141
(2003)
anak disabilitas
dan 162 nondisabilitas
di
India usia 2-6
tahun)
Gauld et Laki-laki
dan
al.
perempuan (2810
(2004)
anak sehat usia 519
tahun
di
Australia)
R2
Y = PTx3.25+34.45 (cm)
0.91
Perempuan 11 tahun
Y = 59.425+3.976xPU
0.93
Y = 36.9+2.00xPT+U
0.72
Perempuan
Y = 2.758 (PT)+1.717(U)
+ 36.976
0.96
Y = 4.605 (PU)+1.308(U)
+20.432
0.96
Laki-laki
Y = 2.771(PT)+1.457(U)
+37.748
0.95
Y = 4.459(PU)+1.315(U)
+28.003
0.94
11
Kerangka Pemikiran
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran terhadap dimensi dan
komposisi tubuh. Ada beberapa pengukuran antropometri utama salah satunya
pengukuran tinggi badan. Parameter pengukuran yang dapat melihat keadaan
status gizi yang telah lalu dan sekarang adalah tinggi badan (Gibson 2005;
Supariasa dkk 2002). Tibia merupakan tulang panjang /tungkai bagian atas yang
mudah diukur dibandingkan tulang lainnya (Gupta et al. 2014), sedangkan tulang
ulna merupakan tulang panjang yang sering digunakan untuk memperkirakan
tinggi badan dengan cara membentang secara paralel dengan ujungnya pada
lengan bawah. Panjang ulna adalah pengganti potensial mengukur panjang dan
tinggi karena pengukurannya tidak biasanya terhambat oleh deformitas sendi
dalam populasi khusus. Menurut Supariasa et al. (2002) faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi genetik, obstrik, dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal
meliputi lingkungan, gizi, obat-obatan, dan penyakit.
Gen tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, tetapi
ekspresi gen yang diwariskan kedalam pola pertumbuhan dikaitkan dengan
beberapa sistem biologis. Interaksi gen dengan lingkungan juga harus
dipertimbangkan dalam menetapkan pertumbuhan dan perkembangan manusia
(Pan 2007). Genetik bisa dilihat dari suku/etnis, tinggi badan keluarga dan
lingkungan intrauterin (Supariasa et al. 2002).
Kondisi kesehatan dan gizi ibu selama kehamilan ibu akan menghasilkan
pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik. Jika terjadi permasalahan akan
mengakibatkan berat badan lahir rendah dan panjang badan lahir rendah. Berat
badan lahir rendah banyak dihubungkan dengan tinggi badan yang kurang pada
balita. Penelitian Wardsworth et al. (2002) menunjukkan bahwa panjang tungkai
bawah seperti tibia dan femur berhubungan dengan berat badan lahir rendah.
Usia anak 6-24 bulan merupakan masa pertumbuhan yang harus
diperhatikan. Pemantauan pertumbuhan diusia tersebut adalah penting dimana,
Usia 6-11 bulan adalah waktu yang sangat rentan karena bayi baru belajar makan.
Prevalensi stunting paling banyak terjadi pada kelompok usia 12-23 bulan. Tinggi
badan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. perbedaan tinggi
badan ini sebagian dapat dijelaskan karena laki-laki memiliki kaki yang lebih
panjang. Perbedaan tinggi badan pastinya berbeda juga dengan tulang panjang
seperti tibia dan ulna (Ebite et al. 2008). Perbedaan tinggi badan pada pria dan
wanita dapat dihipotesiskan sebagai sexual dimorphism, mengenai lingkungan
hormon, dan komposisi kromosom seks.
Faktor lingkungan yang diamati dapat dilihat dari sosial ekonomi keluarga.
Menurut Yuliana (2007) sosial ekonomi adalah kedudukan, tingkat sosial
ekonomi seseorang dilihat dari pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan
pekerjaan dalam suatu kelompok serta masyarakat yang membedakan. Tingkat
pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga merupakan salah satu
penentu dari kualitas pertumbuhan anak.
12
Kerangka Pemikiran
Genetik
Penyakit
Panjang tibia
Usia
Tinggi badan
Jenis kelamin
Panjang ulna
Sosial ekonomi
Keterangan :
13
METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross-sectional. Tempat
penelitian di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016.
Jumlah dan Teknik Penarikan Subjek
Populasi target dari penelitian adalah anak yang berusia 6-24 bulan yang
berada di wilayah Kota Bogor. Populasi terjangkau diambil dari semua anak yang
berusia 6-24 di Puskesmas Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat. Teknik
pengambilan subjek dilakukan dengan cara cluster sampling. Puskesmas Sindang
Barang mempunyai lima kelurahan, kemudian dari lima kelurahan subjek dipilih
secara acak. Cara pengambilan subjek anak usia 6-24 bulan menggunakan
rumus estimasi rata-rata populasi (Lemeshow et al. 1990):
n = 211
Keterangan:
= Simpangan baku nilai rerata dari panjang tibia yaitu 0.741 cm (Steyn dan
Henneberg 1996)
d
= Presisi yang diinginkan sebesar 0.1 (ditetapkan)
Z/2 = Tingkat kemaknaan 95% (ditetapkan)
Tingkat signifikansi yang diinginkan peneliti p<0.05 dan presisi sebesar 0.1
dapat mewakili subjek penelitian. Jumlah subjek anak usia 6-24 bulan berdasarkan
rumus diatas adalah 211 anak. Subjek dalam penelitian ditambah 10% dari jumlah
subjek untuk antisipasi drop out, sehingga jumlah subjek menjadi 242 anak.
Subjek dibagi menurut usia dan jenis kelamin. Subjek yang didapat masingmasing 12 orang di setiap bulan dengan pembagian jenis kelamin. Subjek laki-laki
dan perempuan masing-masing 6 anak menurut usia dalam hitungan bulan.
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-24
bulan bersedia mengikuti penelitian, anak usia 6-24 bulan yang sehat, tidak cacat,
tidak demam saat kunjungan studi. Satu anak per ibu untuk menghindari kluster
pengaruh dari karakteristik demografi sosial dan genetika di rumah yang sama.
Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Sindang Barang, Kota Bogor.
Total populasi Balita 0-24 bulan yang terdapat di wilayah Puskesmas sindang
barang berjumlah 3451 Balita, hal ini hampir sama dengan persentase densitas
balita 0-2 tahun di Kota Bogor. Anak usia 6-24 bulan yang diambil dari lima
kelurahan yaitu Kelurahan Sindang Barang, Bubulak, Situ Gede, Balumbang Jaya,
dan Margajaya. Rata-rata subjek mewakili populasi anak usia 6-24 bulan di lima
14
Random
33 Posyandu 5
kelurahan
6 bulan = 18 anak
7 bulan = 20 anak
8 bulan = 20 anak
9 bulan = 23 anak
10 bulan = 20 anak
11 bulan =
12 bulan =
13 bulan =
14 bulan =
15 bulan =
16 anak
19 anak
23 anak
19 anak
19 anak
16 bulan = 17 anak
17 bulan = 22 anak
18 bulan = 19 anak
19 bulan = 17 anak
20 bulan = 16 anak
21 bulan = 19 anak
22 bulan = 20 anak
23 bulan = 14 anak
24 bulan = 19 anak
Random
7 Anak perempuan
/golongan usia
133 Anak
perempuan
15
16
Keterangan:
Y = panjang badan (variabel dependen)
= konstanta
x1 = panjang tibia
x2 = panjang ulna
Statistik deskriptif dari antropometri disajikan dalam bentuk rata-rata,
standar deviasi, dan frekuensi yang sesuai dengan karakteristik subjek. Uji
normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Uji normolitas di penelitian
ini menunjukkan antropometri panjang badan, panjang tibia dan panjang ulna
terdistribusi normal. Uji beda karakteristik subjek berdasarkan panjang badan,
panjang tibia, dan panjang ulna menggunakan uji Indipendent-T-Test dan Anova.
Hubungan panjang badan dengan panjang tibia dan ulna dianalisis dengan uji
korelasi Pearson dan Spearman.
Persamaan estimasi panjang badan berdasarkan panjang tibia dan panjang
ulna diperoleh dengan menggunakan uji multivariat yaitu regresi sederhana dan
regresi berganda. Regresi berganda terpenuhi apabila syarat-syarat terpenuhi dari
regresi berganda (Riyanto A 2012). Analisis regresi berganda harus memenuhi
syarat seperti:
1. Asumsi univariat
Variabel numerik terutama variabel dependen harus berdistribusi normal.
2. Asumsi bivariat
Korelasi variabel dependen dengan independen dengan uji bivariat,
variabel yang masuk kandidat adalah variable yang p-value <0.25
3. Asumsi multivariat
Asumsis yang harus dipenuhi adalah:
a. Asumsi ekstensi
Nilai dari variabel independen dan dependen adalah variabel random
yang mempunyai mean dan variabel tertentu. Bila residual
menunjukkan mean=0.00. Subjek yang harus diambil harus dilakukan
secara random.
b. Asumsi independensi
Masing-masing nilai Y bebas satu sama lain atau nilai tiap individu
berdiri sendiri. Asumsi bisa dilihat dari uji Durbin Watson, nilai
Durbin -2 s/d +2 berarti asumsis terpenuhi.
c. Asumsi Linieritas
Cara mengetahui asumsi ini dapat diketahui dari uji Anova, bila
hasilnya signifikan (p value <alpha) maka model berbentuk linier.
d. Asumsi Homoscedascity
Varian nilai variabel dependen sama untuk semua nilai variabel
independen. Homoscedasticity dapat diketahui dengan melakukan
pembuatan plor residual. Bila titik tebaran tidak berpola tertentu dan
menyebar merata disekitar garis titik nol.
e. Asumsi Normalitas
Variabel dependen mempunyai distribusi normal untuk setiap
pengamatan, dapat diketahui dari Normal P-P Plot residual.
17
f. Asumsi colinerity
Antar variabel independen tidak terdapat korelasi, dengan melihat nilai
VIP atau tolerance, jika nilai VIP <10 maka tidak terjadi kolineritas.
Pengukuran yang sesuai dengan model prediksi dilihat R square (R2) dan
Standar Error of the Estimate (SEE) dihitung untuk setiap persamaan. Menurut
kriteria validasi direkomendasikan oleh Lohman et al. (1988), SEE valid dengan
batas < 3.5 dan harus >0.7 untuk R square (R2). Pengolahan data yang dilakukan
meliputi entry, coding, cleaning, dan analisis data menggunakan Microsoft Excel
2010 dan SPSS 16. Signifikansi statistik ditetapkan pada two-tailed nilai p<0.05.
No Variabel
1
Panjang
badan
Panjang
tibia
Panjang
ulna
Usia
Jenis
kelamin
Suku/Etnis
Sosial
ekonomi
Berat
badan
lahir
Panjang
badan
lahir
18
Definisi Operasional
Panjang badan adalah ukuran tubuh mulai dari kaki sampai kepala yang
diukur pada balita kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sulit
untuk berdiri pada waktu pengukuran data tinggi badan.
Tibia merupakan tungkai bawah diukur dari sendi lutut ke sendi
pergelangan kaki kiri.
Ulna merupakan tungkai atas dari ujung siku (prosesus olekranon) sampai
pertengahan dari tulang yang menonjol di pergelangan tangan (prosesus stiloid).
Usia adalah lama hidup seseorang yang dihitung dalam bulan penuh sejak
lahir.
Jenis Kelamin adalah status gender yang dapat diketahui dari penampilan
fisik.
Suku/Etnis adalah kelompok tertentu terikat pada sistem nilai budaya
karena kesamaan suku, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi kategori
tersebut.
Sosial ekonomi adalah kedudukan, tingkat sosial ekonomi seseorang dilihat
dari pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan dalam suatu
kelompok serta masyarakat yang membedakannya dengan orang lain.
Berat badan lahir adalah berat badan bayi ketika lahir atau paling lambat
sampai bayi berumur 1 hari yang dilihat dari KMS atau buku KIA.
Panjang badan lahir adalah Panjang badan bayi ketika lahir atau paling
lambat sampai bayi berumur 1 hari yang dilihat dari KMS atau buku KIA.
19
20
21
Jenis Kelamin
Hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 3 bahwa tidak ada perbedaan
panjang badan laki-laki dan perempuan pada pada anak usia 6-24 bulan. Uji
hubungan dan korelasi juga menunjukkan hal yang sama bahwa jenis kelamin
tidak berhubungan dengan panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna. Usia
kurang dari 2 tahun laju pertumbuhan laki-laki dan perempuan hampir sama
cepatnya sampai pada anak berusia 9 tahun (Arisman 2004). Rata-rata
antropometri (panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna) secara konsisten
lebih kecil pada anak perempuan dibandingkan laki-laki. Penelitian Forman et al.
(2014) menunjukkan bahwa nilai antropometri konsisten lebih kecil pada anak
perempuan dibandingkan laki-laki. Perbedaan tinggi badan pada pria dan wanita
dapat dihipotesiskan sebagai sexual dimorphism, mengenai lingkungan hormon,
dan komposisi kromosom seks (Ebite et al. 2008).
Panjang Badan dan Berat Badan Lahir
Berat badan dan panjang badan lahir yang optimal merupakan hasil
kesehatan dan status gizi ibu yang baik selama kehamilan. Ibu yang selama
kehamilan mengalami kekurangan energi kronis, anemia, hipertensi dan penyakit
infeksi beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan panjang
lahir rendah (Keefe et al. 2008; Najahah 2014).
Panjang badan dan berat badan lahir diambil melalui data sekunder untuk
melihat riwayat lahir. Panjang badan lahir bayi menggambarkan pertumbuhan
linier bayi selama dalam kandungan. Ukuran linier yang rendah biasanya
menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein
yang diderita waktu lampau (Supariasa et al. 2002). Persentase panjang lahir
kurang dari 48 cm pada penelitian ini adalah 24.80 persen. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa panjang badan, panjang tibia dan ulna pada anak yang
panjang lahir kurang dari 48 cm berbeda dengan panjang badan lahir lebih dari
atau sama dengan 48 cm. Anak yang lahir kurang dari 48 cm beresiko untuk
menjadi anak pendek (Rahayu et al. 2011). Rata-rata nilai antropometri anak
yang pendek lebih rendah daripada anak yang normal, akan tetapi tidak ada
hubungan panjang badan lahir dengan panjang badan, panjang tibia, dan panjang
ulna yang ditunjukkan pada Tabel 4. Pengukuran panjang badan lahir lebih sulit
dibandingkan dengan berat badan lahir, diantaranya menyangkut tentang validitas
alat ukur panjang badan, validitas pengukuran, validitas waktu/ hari mengukur
setelah dilahirkan. Berat badan lahir rendah banyak dihubungkan dengan tinggi
badan yang kurang pada balita.
Berat badan lahir rendah banyak dihubungkan dengan tinggi badan yang
kurang pada balita. Berat badan lahir berhubungan dengan risiko penyakit kronis
di kemudian hari (Bogin dan Baker 2012). Panjang tungkai bawah seperti tibia
dan femur pada anak-anak dan dewasa menunjukkan hubungan berat badan lahir
(Wadsworth et al. 2002) dan berat lahir muncul terkait dengan relatif panjang
tungkai bawah di masa kecil (Bogin dan Baker 2012). Data berasal dari negaranegara berpenghasilan tinggi, sejauh mana mereka mewakili pola di
berpenghasilan rendah dan menengah negara tidak diketahui. Pertumbuhan dalam
dua tahun pertama kehidupan mungkin sangat berpengaruh dalam menetapkan
22
23
24
Tabel 4 Hubungan karakteristik subjek dengan panjang badan, panjang tibia dan
panjang ulna pada anak usia 6-24 bulan1
Variabel
PB
PT
PU
p-Value
r
p-Value
r
p-Value
r
Usia2
0.00*
0.86
0.00*
0.84
0.00*
0.07
Jenis kelamin3
0.12
-0.09
0.35
-0.57
0.01
-1.15
Panjang lahir2
0.16
0.08
0.07
0.11
0.13
0.09
Berat lahir2
0.02*
0.13
0.02*
0.13
0.00*
0.16
Suku/etnik3
0.74
-0.02
0.91
-0.00
0.27
-0.06
Pendidikan ibu2
0.68
0.02
0.26
0.06
0.80
0.01
Pekerjaan ibu3
0.12
0.09
0.13
0.09
0.21
0.07
Pendapatan keluarga2
0.02*
0.13
0.02*
0.14
0.02*
0.13
1
Korelasi karakteristik subjek dengan panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna dari anak
usia 6-24 bulan. PB: panjang badan; PT: panjang tibia; dan PU: panjang ulna; *: p value <0.05
2
Uji korelasi Pearson
3
Uji korelasi Spearman
Panjang badan
p-Value
r
0.00
0.92
0.00
0.89
25
R2
SEE
Total
PT
PB = 24.02 + 3.31 (PT)
0.85
PT
PB = 33.60 + 2.39 (PT) + 0.31 (U)
0.88
Laki-laki
PT
PB = 24.44 + 3.30 (PT)
0.84
PT
PB = 36.05 + 2.19 (PT) + 0.37 (U)
0.88
Perempuan
PT
PB = 23.91 + 3.30 (PT)
0.86
PT
PB = 32.19 + 2.50 (PT) + 0.26 (U)
0.88
*PB = Panjang badan, PT = Panjang tibia, PU = Panjang ulna, U = Usia (bulan), SEE=
Error of the Estimate
2.15
1.95
2.22
1.92
2.06
1.91
Standar
26
R2
SEE
0.80
0.88
2.48
1.95
0.79
0.87
2.54
1.98
Total
PU
PB = 17.71 + 5.27 (PU)
PU
PB = 32.44 + 3.31 (PU) + 0.44 (U)
Laki-laki
PU
PB = 18.42 + 5.18 (PU)
PU
PB = 34.94 + 3.04 (PU) + 0.47 (U)
Perempuan
PU
PB = 15.90 + 5.46 (PU)
PU
PB = 30.30 + 3.44 (PU) + 0.41 (U)
*PB = Panjang badan, PT = Panjang tibia, PU = Panjang ulna, U = Usia
Estimate of Error
0.81
2.40
0.88
1.93
(bulan), SEE = Standar
27
Gauld et al. (2004) bahwa panjang ulna dapat menjadi ukuran pengganti dari
tinggi badan pada anak-anak berusia 5-19 tahun (laki-laki: R2 = 0.96 dan SEE =
3.89 cm, perempuan: R2 = 0.94 dan RMSE = 3.78 cm) dengan memasukkan usia
ke dalam model persamaan regresi.
Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa model regresi dari panjang tibia
untuk mengestimasi panjang badan. Penelitian ini mampu digunakan dilapangan
jika panjang badan tidak bisa dihasilkan. Pemilihan persamaan regresi disesuaikan
menurut data dilapangan yang didapatkan.
Estimasi Panjang Badan berdasarkan Panjang Tibia dan
Panjang Ulna pada Anak Usia 6-24 Bulan
Persamaan regresi berganda yang disajikan pada Tabel 8 menunjukkan
bahwa kedua pengukuran panjang tibia dan panjang ulna yang dihasilkan mampu
digunakan untuk mengestimasi panjang badan dengan R2 yang besar dan SEE
lebih kecil .
Tabel 8 Persamaan regresi berganda untuk estimasi panjang badan berdasarkan
panjang tibia dan panjang ulna
Persamaan
R2
Total
PB = 17.60 + 2.10 (PT) + 2.31 (PU)
0.89
PB = 26.17 + 1.48 (PT) + 2.04 (PU) + 0.25 (U)
0.91
Laki-laki
PB = 17.85 + 2.08 (PT) + 2.31 (PU)
0.88
PB = 28.19 + 1.45 (PT) + 1.86 (PU) + 0.29 (U)
0.91
Perempuan
PB = 17.45 + 2.12 (PT) + 2.28 (PU)
0.89
PB = 25.09 + 1.53 (PT) + 2.09 (PU) + 0.23 (U)
0.90
*PB = Panjang badan, PT = Panjang tibia, PU = Panjang ulna, U = Usia (bulan), SEE
Estimate of Error
SEE
1.84
1.69
1.89
1.70
1.81
1.68
= Standar
Penelitian panjang tibia dan panjang ulna hanya sedikit yang meneliti
ukuran pengganti dari panjang badan dari dua pengukuran tersebut. Penggunaan
dua parameter yaitu panjang tibia dan panjang ulna lebih baik dibandingkan satu
parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang tibia dan panjang ulna
mempunyai hubungan korelasi yang kuat dan persamaan yang dihasilkan mampu
mengestimasi panjang badan pada anak usia 6-24 bulan baik pada anak laki-laki
mau pun pada perempuan.
Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata panjang aktual dan estimasi dari
panjang tibia, panjang ulna, dan kedua pengukuran (panjang tibia dan ulna)
didapatkan bahwa dua pengukuran panjang ulna dan panjang tibia beda rata-rata
yang dihasilkan 0.03 cm dari panjang aktual.
Tabel 9 Rata-rata panjang badan aktual dan estimasi (cm) pada anak usia 6-24
bulan1
Variabel
Panjang badan
Estimasi dari panjang tibia
Estimasi dari panjang ulna
Estimasi dari panjang tibia dan panjang ulna
1
Uji Paired T-test, P<0.05
Rerata SB
75.19 5.61
75.07 5.17
75.12 5.03
75.16 5.30
28
DAFTAR PUSTAKA
Academy for Educational Development of Africa. 2004. Guidelines for
Appropriate Complementary Feeding of Breastfed Children 624 Months of
29
Age. Washington DC: Bureau for Global Health of the United States Agency
for International Development (USAID).
Achadi E 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
Penerbit. Buku Kedokteran EGC.
Astari LD, Nasoetion A, Dwiriani CM. 2005. Hubungan karakteristik keluarga,
pola pengasuhan, dan kejadian stunting anak usia 6-12 bulan. Media Gizi dan
Keluarga. 29(2):40-46.
Bogin B, Baker J. 2012. Low birth weight does not predict the ontogeny of
relative leg length of infants and children: an allometric analysis of the
NHANES III sample. Am J Phys Anthropol. 148:487494.
Cole TJ. 2000. Secular trends in growth. The Proceedings of the Nutrition Society.
59: 317-324.
Corkins MR, Lewis P, Cruse W, Gupta S, Fitzgerald J. 2002. Accuracy of infant
admission lengths. Pediatrics. 109: 110811.
Devison RJ. 2009. Penentuan tinggi badan berdasarkan panjang lengan bawah
[Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Dray J, Madeden AM. 2014. Relationship between height and ulna length in girls
aged 4-17 years from Uttarakhand, Northern India (Abstract). European
Journal of Nutrition & Food Safety. 4(3): 267-268.
Doull IJ, McCaughey ES, Bailey BJ, Betts PR. 1995. Reliability of infant length
measurement. Arch Dis Child. 72: 520521.
Ebite LE, Ozoko TC, Eweka AO. 2008. Height: ulna ratio: a method of stature
estimation in a rural community in Edo State, Nigeria. The International
Journal of Forensic Science. 3(1).
Fang FS, Bell KL. 2013. Assessment of growth and nutrition in children with
cerebral palsy. European Journal of Clinical Nutrition.67:S5S8.
Flegal KM, Wei R, Ogden C. 2002.Weight-for-stature compared with body mass
indexfor-age growth charts for the United States from the Centers for Disease
Control and Prevention. Am J Clin Nutr.75:7616.
Forman MR. Zhu Y, Henandez M, Himes JH, Dong Y, Danish RK, James KE,
Caulfield, Kerver JM, Arab L, Voss P et al. 2014. Arm span and ulnar length
are reliable and accurate estimates of recumbent length and height in a
multiethnic population of infants and children under 6 years of age. J Nutr.
144: 14801487.
Gauld LM, BN Johanna, Robertson CF. 2004. Height prediction from ulna length.
Developmental Medicine & Child Neurology. 46: 475480
Gibson RS. 2005. Principles of Nutrition Assessment. Second Edition. New York:
Oxford University Press.
Guerra RS, Fonseca I, Pichel F, Restivo MT, Amaral TF. 2014. Hand length as an
alternative measurement of height. European Journal of Clinical
Nutrition.68:229-243.doi:10.1038/ejcn.2013.220
Guerrant RL, DeBoer MD, Moore SR, Scharf RJ, Lima A. 2013. The
impoverished guta triple burden of diarrhoea, stunting and chronic disease.
Nature
Reviews
Gastroenterology
and
Hepatology.
10:220229.doi:10.1038/nrgastro.2012.249
30
31
Rahayu LS, Sofyaningsih M. 2011. Pengaruh BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
dan pemberian asi eksklusif terhadap perubahan status stunting pada balita di
kota dan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten [Prosiding seminar nasional].
Riyanto A. 2012. Penerapan Analisis Multivariat Dalam Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sah RP, Kumar A, Bhaskar RK. Body height and its estimation utilizing arm span
measurements in population of Birgunj Area of Nepal: An Anthropometric
study. Journal of College of Medical Sciences-Nepa. 9 (4): 9-13.
Smart J. 2012. Disability Across the developmental life span : for the
rehabilitation counselor. New York : Springer Publising Company, LLC.p
195-207.
Schmidt MK, Muslimatun S, West CE, Schultink W, Gross R, Hautvast JGAJ.
2002. Nutritional status and linear growth of Indonesian infants in West Java
are determined more by prenatal environment than by postnatal factors. J Nut.
132:2202-2207.
Stein AD, Wang M, Martorell R, Norris SA, Adair LS, Bas I, Sachdev HS,
Bhargava SK, Fall CHD, Gigante DP, Victora CG, on Behalf of the Cohorts
Group. 2010. Growth patterns in early childhood and final attained stature:
data from five birth cohorts from low- and middle-income countries. Am J
Hum Biol. 22:353359.
Steyn M, Henneberg M. 1996. Skeletal growth of children from the iron age site
at K2 (South Africa). American Journal Of Physical Anthropology. 100:389396.
Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Edisi Revisi. Jakarta:
EGC.
Thaha AR, Siagian C, Surjadjaja M, Ruswiyani E. 2015. Stunting phenomenon in
indonesia: who and why. repository.unhas.ac.id.
Todorovic V, Russell C, Stratton R, Ward J,
Elia M. 2003. The
MUSTexplanatory booklet. Redditch: BAPEN.
Verbraecken J, Heyning PVD, Backer WD, Gaal LV. 2005. Body surface area in
normal-weight, overweight, and obese adults. A comparison study.
Metabolism Clinical and Experimental. 55:515 524.
Wadsworth ME, Hardy RJ, Paul AA, Marshall SF, Cole TJ. 2002. Leg and trunk
length at 43 years in relation to childhood health, diet and family
circumstances; evidence from the 1946 national birth cohort. Int J Epidemiol
31:383390.
[WHO] World Health Organization. 2006. Multicentre Growth Reference Study
Group. WHO Child Growth Standards: Length/height-for-age, weight-for-age,
weight-for-length, weight-for-height and body mass index-for-age: Methods
and development. Geneva: World Health Organization.
Yousaft AK, Filteau SM, Wirz SL, Cole TJ. 2003. Comparison of armspan, arm
length and tibia length as predictors of actual height of disabled and
nondisabled children in Dharavi, Mumbai, India. European Journal of Clinical
Nutrition. 57:12401244.
Yuliana. 2002. Pengaruh penyuluhan gizi dan stimulasi psikososial terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah [disertasi]. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
32
LAMPIRAN
1) Pengukuran Panjang Badan, Panjang Tibia, dan Panjang Ulna
33
34
2)
SEE
DW
Unstandardized
coefficients
B
SE
Sig
Colinearity
statistics
Tolerance
VIF
2.15
1.89
Totalsubjek
(n=266)
(Constant)
4.02
1.31
0.00
PT
3.17
0.08
0.00 1.00
1.00
0.84
2.22
1.89
Laki-laki
(n=133)
(Constant)
24.44
1.92
0.00
PT
3.30
0.12
0.00 1.00
1.00
0.86
2.06
1.95
Perempuan
(n=133)
(Constant)
23.91
1.77
0.00
PT
3.30
0.11
0.00 1.00
1.00
*Ket: SEE = standard Error of the Estimate, DW = Durbin-Watson, SE = Standard Error
2. Regresi linier panjang badan berdasarkan panjang tibia (PT) dan usia (U)
pada anak usia 6-24 bulan
Model
Rsquare
0.88
SEE
DW
Unstandardized
coefficients
B SE
Colinearity statistics
Sig
Tolerance
VIF
1.95 1.95
Totalsubjek
(n=266)
(Constant)
33.60
1.72
0.00
PT
2.39
0.14
0.29
3.45
U
0.31
0.04
0.29
3.45
0.88
1.92 1.98
Laki-laki
(n=133)
(Constant)
36.05
2.40
0.00
PT
2.19
0.19
0.29
3.42
U
0.37
0.05
0.29
3.42
0.88
1.91 2.06
Perempuan
(n=133)
(Constant)
32.19
2.41
0.00
PT
2.50
0.20
0.28
3.52
U
0.26
0.05
0.28
3.52
*Ket: SEE = standard Error of the Estimate, DW = Durbin-Watson, SE = Standard Error
35
3. Regresi linier panjang badan berdasarkan panjang ulna (PU) pada anak
usia 6-24 bulan
Model
Rsquare
0.80
SEE
DW
Unstandardized
coefficients
B
SE
Colinearity statistics
Sig
Tolerance
VIF
2.48 1.61
Totalsubjek
(n=266)
(Constant)
17.71
1.74
0.00
PU
5.27
0.16
1.00
1.00
0.79
2.54 1.49
Laki-laki
(n=133)
(Constant)
18.42
2.53
0.00
PU
5.18
0.22
1.00
1.00
0.81
2.40 1.81
Perempuan
(n=133)
(Constant)
15.90
2.46
0.00
PU
5.46
0.22
1.00
1.00
*Ket: SEE = standard Error of the Estimate, DW = Durbin-Watson, SE = Standard Error
4. Regresi linier panjang badan berdasarkan panjang ulna (PU) dan Usia (U)
pada anak usia 6-24 bulan
Model
Totalsubjek
(n=266)
(Constant)
PU
Laki-laki
(n=133)
Rsquare
0.88
SEE
DW
1.95
1.91
Unstandardized
coefficients
B
SE
32.44
3.31
0.44
0.87
1.98
1.79
0.19
0.03
Sig
Colinearity
statistics
Tolerance VIF
0.00
0.40
0.40
2.47
2.47
1.83
(Constant)
34.94 2.65
0.00
PU
3.04
0.29
0.37
2.68
U
0.47
0.05
0.37
2.68
0.88
1.93 2.02
Perempuan
(n=133)
(Constant)
30.30 2.60
0.00
PU
3.55
0.29
0.40
2.49
U
0.41
0.04
0.40
2.49
*Ket: SEE = standard Error of the Estimate, DW = Durbin-Watson, SE = Standard Error
36
5. Regresi linier panjang badan berdasarkan panjang tibia (PT) dan panjang
ulna (PU) pada anak usia 6-24 bulan
Model
Rsquare
0.89
SEE
DW
Unstandardized
coefficients
B
SE
Colinearity statistics
Sig
Tolerance
VIF
1.84 2.06
Totalsubjek
(n=266)
(Constant)
17.60
1.29
0.00
PT
2.10
0.14
0.25
3.88
PU
2.31
0.23
0.25
3.88
0.88
1.89 1.96
Laki-laki
(n=133)
(Constant)
17.85
1.88
0.00
PT
2.08
0.20
0.27
3.69
PU
2.31
0.32
0.27
3.69
0.89
1.81 2.17
Perempuan
(n=133)
(Constant)
17.45
1.86
0.00
PT
2.21
0.21
0.22
4.37
PU
2.28
0.36
0.22
4.37
*Ket: SEE = standard Error of the Estimate, DW = Durbin-Watson, SE = Standard Error
6. Regresi linier panjang badan berdasarkan panjang tibia (PT), panjang ulna
(PU) usia (U) pada anak usia 6-24 bulan
Model
Rsquare
0.91
SEE
DW
Unstandardized
coefficients
B
SE
Sig
Colinearity
statistics
Tolerance
VIF
1.69 2.09
Total subjek
(n=266)
(Constant)
26.17
1.68
0.00 0.18
5.56
PT
1.48
0.15
0.25
3.99
PU
0.25
0.03
0.28
3.55
U
0.91
1.70 2.00
Laki-laki
(n=133)
(Constant)
28.19
1.88
0.00
PT
1.45
0.20
0.19
5.08
PU
1.86
0.32
0.25
3.96
U
0.29
0.05
0.27
3.68
0.90
1.68 2.20
Perempuan
(n=133)
(Constant)
25.09
2.41
0.00
PT
1.53
0.23
0.15
6.27
PU
2.09
0.33
0.22
4.43
U
0.23
0.05
0.27
3.58
*Ket: SEE = standard Error of the Estimate, DW = Durbin-Watson, SE = Standard Error
37