Audit - Kecurangan
Audit - Kecurangan
PENDAHULUAN
Suatu Audit atas Laporan Keuangan), yang menjadi acuan utama makalah
ini. Pada makalah ini akan dibahas tanggungjawab auditor untuk menilai
risiko kecurangan, dan mendeteksi kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan dan menggambarkan daerah-daerah yang rentan
terhadap kecurangan.
Keuangan?
Jelaskan Faktor-Faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aset?
Jelaskan Bagaimana Cara Menilai Risiko Kecurangan?
Jelaskan Sumber Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan?
Jelaskan Bagaimana Merespon Risiko Kecurangan?
Jelaskan Bagaimana Memutahirkan Proses Penilaian Risiko?
Jelaskan Area Risiko Kecurangan Spesifik?
Keuangan
Mengetahui Faktor-Faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aset
Mengetahui Cara Menilai Risiko Kecurangan
Mengetahui Sumber Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan
Mengetahui Cara Merespon Risiko Kecurangan
Mengetahui Cara Memutahirkan Proses Penilaian Risiko
Mengetahui Area Risiko Kecurangan Spesifik
BAB II
PEMBAHASAN
Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian
atas aset milik suatu entitas. Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya,
jumlah nominal yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan.
Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali menjadi perhatian
penting manajemen, tanpa melihat tingkat materialitasnya, karena pencurianpencurian kecil dapat dengan mudah meningkat ukurannya setiap saat.
Istilah penyalahgunaan aset seringkali digunakan untuk mengacu pada
pencurian yang dilakukan oleh pegawai dan pihak-pihak internal lainnya di
Mempertimbangkan Risiko Kecurangan
Insentif/Tekanan
Kesempatan
Sikap / Rasionalisasi
tekanan
melakukan
keuangan
mengandung
peluang
untuk manajemen
memungkinkan
pelaporan karyawan
yang membuat
kecurangan keuangan
secara material
mengandung kecurangan
mereka
berada
dalam
tekanan
yang
menyebabkan
mereka
membenarkan
tindakan
tidak jujur
Contoh faktor risiko
Contoh faktor risiko
Contoh faktor risiko
Kestabilan
atau Estimasi
akuntansi Komunikasi yang tidak
profitabilitas
keuangan signifikan
terancam
oleh
ekonomi,
industri
operasi
entitas.
kondisi menyangkut
atau pertimbangan
dan
sekuritas
Undang-undang
peramalan
yang
sangat
dan
peraturan lainnya.
Manajemen
melakukan
material
atau
kinerja
keuangan entitas
2.4 Faktor-Faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aset
Tiga kondisi yang sama juga berlaku untuk penyalahgunaan aset. Namun
demikian, dalam melakukan penilaian risiko, penekanan yang lebih besar
diberikan insentif dan kesempatan pribadi untuk melakukan pencurian
1. Insentif / tekanan
Tekanan keuangan
persediaan atau aset berharga lainnya, khusunya jika ukuran aset tersebut
kecil dan mudah dipindah- pindahkan. Sebagai contoh, kasino-kasino yang
menangani sejumlah besar uang kas dengan pencatatan formal yang sangat
kecil atas penerimaan kas. Demikian pula pencurian laptop lebih sering
terjadi dibandingkan dengan pencurian terhadap komputer.
Kelemahan dalam pengendalian internal menciptakan kesempatan
terjadinya pencurian. Pemisahan tugas yang tidak memadai hampir
dipastikan menjadi lisensi bagi para pegawai untuk melakukan pencurian.
Jika para karyawan menangani atau bahkan memiliki akses sementara
terhadap aset dan juga melakukan pembukuan untuk aset tersebut, maka
muncul terjadinya pencurian. Jika pegawai di bagian gudang persediaan
juga bertugas untuk melakukan pencatatan persediaan dan menutupi
pencurian tersebut dengan menyesuaikan dengan catatan akuntansinya.
Kecurangan menjadi lebih besar di perusahaan yang lebih kecil dan
organisasi nirlaba karena lebih sulit bagi entitas untuk melakukan
pemisahan tugas. Namun demikian, bahkan perusahaan yang lebih
besarpun dapat tidak melakukan pemisahan tugas yang memadai dibagian-
yang
untuk memperlakukan
memperlakukan
aset semestinya
aset
tidak manajemen
atau
tidak semestinya
melakukan
perbuatan
memberi
tekanan
cukup
yang
menyebabkan
mereka
membenarkan
tindakan
tidak jujur
Contoh Faktor Risiko
Contoh Faktor Risiko
Contoh Faktor Risiko
Kewajiban
keuangan Adanya kas dalam jumlah Tidak peduli dengan
pribadi
untuk
atau
atau
banyak mengurangi
10
aset
rentan
terhadap diminta.
Lemahnya
pencurian.
Hubungan yang tidak internal
harmonis
atas
risikopencurian aset.
pengendalian Tidak peduli dengan
aset
karena pengendalian
manajemen
internal
melanggar
gagal
memperbaiki
definisi
pengendalian
internal
akses
terhadap aset
untuk
Skeptisisme Profesional
11
12
apakah hal itu terjadi karena disengaja ataukah merupakan suatu kecurangan
dan perimbangan pula apalakah terjadi juga kesalahan penyajian lain
semacam itu.
Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit jarang
mencakup pembuktian keaslian dokumen, karena auditor tidak terlatih atau
diharapkan dapat menjadi ahli dalam pembuktian keaslian seperti itu. Namun,
ketika auditor mengidentifikasi kondisi yang menyebakan auditor percaya
bahwa sebuah dokumen mungkin tidak asli atau hal-hal lain dalam dokumen
tersebut telah dimodifikasi tetapi tidak diungkapkan kepada auditor, maka
prosedur mungkin dilaksanakan untuk menginvetigasi lebih lanjut hal
tersebut dalam meliputi:
o Mengonfirmasi secara langsung kepada pihak ketiga
o Menggunakan tenaga ahli untuk menilai keaslian dokumen.
2.6 Sumber Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan
1. Pembahasan di antara Tim Perikatan (Tim Audit)
Mendiskusikan kerentanan adanya kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan dalam laporan keuangan entitas dengan
perikatan
Memberikan kesempatan bagi anggota tim perikatan yang lebih
berpengalaman untuk berbagi wawasan mereka tentang bagaimana dan
diarea mana laporan keuangan mungkin rentan terjadi kesalahan
13
kesalahan
penyajian
material
yang
diakibatkan
oleh
dan
menyembunyikan
14
dapat
menunjukkan
bahwa
manajemen
meanggap
15
keuangan
Karyawan dengan tingkat wewenangyang berbeda
Karyawan yang terlibat dalam inisiasi, pemrosesan atau pencatatan
transaksi yang rumit atau tidak biasa dan pihak yang mengawasi atau
16
Prosedur yang dilakukan, jika ada, oleh auditor internal sepanjang tahun
17
makin
sulit
di deteksi.
Meskipun
kecurangan
Pemberian bonus signifikan jika target laba yang tidak realistis dapat
18
keuangan
yang
disebabkan
oleh
kecurangan,
menuntut
laporan
keuangan
konsisten
dengan
kecenderungan
tertentu
dan
keterkaitannya
dapat
19
risiko
spesifik
kecurangan.
Selanjutnya
auditor
harus
20
kecurangan.
Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap
risiko yang terkait dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen.
mencakup
pertimbangan
tentang
bagaimana
pelaksanaan
21
diperkirakan.
Menggunakan metode sampling yang berbeda.
Melakukan prosedur audit di lokasi berbeda atau pada lokasi yang
tidak diberitahukan sebelumnya.
prosedur audit lanjutan yang sifat, saat, dan luasnya responsif terhadap
penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan pada tingkat asersi.
Respon auditor terhadap hasil penilaian risiko terhadap kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat asersi
mencakup perubahan sifat, saat, dan luas prosedur dalam beberapa cara di
bawah ini:
22
setiap audit. Manajemen berada pada posisi yang unik untuk melakukan
kecurangan karena kemampuan manajemen untuk memanipulasi catatan
akuntansi dan menyusun laporan keuangan yang mengandung kecurangan
melalui pengabaian pengendalian yang seharusnya berjalan secara efektif.
Meskipun tingkat risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen berbeda
Mempertimbangkan Risiko Kecurangan
23
antara entitas yang satu dengan entitas yang lain, risiko tersebut akan selalu
ada pada semua entitas. Mengingat tidak dapat diprediksi terjadinya
pengabaian pengendalian oleh manajemen, maka hal ini merupakan risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dan oleh
karena itu, merupakan risiko signifikan.
Ada 3 (tiga) prosedur yang harus dilakukan pada setiap audit seperti
diuraikan di bawah ini.
1
Menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar dan
penyesuaian lain yang dibuat dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam
merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk pengujian tersebut,
auditor harus:
a Mewawancarai individu yang terlibat dalam proses pelaporan
keuangan mengenai aktivitas yang tidak semestinya atau tidak biasa
yang terkait dengan pemrosesan entri jurnal dan penyesuaian lain.
Kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
diakibatkan oleh kecurangan sering melibatkan manipulasi proses
pelaporan keuangan dengan mencatat entri jurnal yang tidak tepat atau
yang tidak diotorisasi. Hal ini dapat terjadi sepanjang tahun atau pada
akhir periode, atau melalui penyesuaian yang dilakukan oleh
manajemen terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
yang tidak dicerminkan dalam entri jurnal, seperti melalui penyesuaian
b
24
pengujian.
Pengendalian yang telah diimplementasikan terhadap entri
jurnal dan penyesuaian lainnya: pengendalian efektif terhadap
penyiapan dan pembukuan entri jurnal dan penyesuaian lainnya
dapat mengurangi luas pengujian substantif yang diperlukan,
selama auditor telah menguji efektivitas operasi pengendalian
tersebut.
Proses pelaporan keuangan entitas dan sifat bukti yang dapat
diperoleh: bagi kebanyakan entitas, proses rutin transaksi
melibatkan suatu kombinasi tahapan dan prosedur manual dan
otomatis. Sama halnya, proses entri dan jurnal penyesuaian
lainnya dapat melibatkan prosedur dan pengendalian manual dan
otomatis. Ketika teknologi informasi digunakan dalam proses
pelaporan keuangan, entri jurnal dan penyesuaian lainnya hanya
25
yang: (a) dibuat kea kun yang tidak terkait, tidak biasa atau
jarang digunakan, (b) dibuat oleh individu yang umumnya tidak
melakukan entri jurnal, (c) dicatat pada akhir periode atau
sebagai entri pasca penutupan yang memiliki sedikit atau tanpa
penjelasan atau uraian, (d) dibuat baik sebelum atau selama
penyiapan laporan keuangan yang tidak memiliki nomor akun,
atau (e) mengandung jumlah yang bulat atau angka akhir yang
konsisten.
Sifat dan kompleksitas akun: entri jurnal atau penyesuaian
lainnya yang tidak semestinya mungkin diterapkan pada akun
yang: (a) mengandung transaksi yang bersifat komples atau tidak
biasa sifatnya, (b) mengandung estimasi signifikan dan
penyesuaian akhir periode, (c) telah terbukti terjadi kesalahan
penyajian di masa lalu, (d) belum direkonsiliasi secara tepat
waktu atau mengandung perbedaan yang tidak terekonsiliasi, (e)
mengandung transaksi antar perusahaan yang berelasi atau (f)
terkait dengan risiko kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan. Dalam mengaudit entitas yang
memiliki beberapa lokasi atau kompenen, pertimbangan
diberikan atas kebutuhan untuk memilih entri jurnal dari
berbagai lokasi.
Entri jurnal atau penyesuaian yang lainnya yang diproses di
luar kegiatan bisnis normal. Entri jurnal yang tidak standar
mungkin tidak terkena pengendalian internal yang sama dengan
entri jurnal yang digunakan secara berulang untuk mencatat
transaksi seperti penjualan, pembelian, dan pengeluaran kas
bulanan.
26
probabilitas entitas.
Melakukan penelaahan retrospektif atas pertimbangan dan asumsi
manajemen yang terkait dengan estimasi akuntansi signifikan yang
tercermin dalam laporan keuangan tahun lalu.
Tujuan pelaksanaan penelaahan retrospektif terhadap pertimbangan
dan asumsi manajemen yang terkait dengan estimasi akuntansi
signifikan yang tercermin dalam laporan keuangan periode lalu adalah
untuk menentukan apakah terdapat indikasi terjadinya kemungkinan
penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen. Hal ini tidak
dimaksudkan
untuk
mempertanyakan
pertimbangan
professional
auditor pada tahun lalu yang dibuat berdasarkan informasi yang tersedia
pada saat itu.
3
27
28
29
b
c
Contoh
kondisi
penyimpangan
yang
dapat
terjadi
dan
dapat
30
luas.
Auditor memiliki kepedulian signifikan atas kompetensi atau integritas
manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
Dikarenakan beragamnya kondisi yang dapat timbul, tidak mungkin untuk
menjelaskan secara pasti kapan waktu yang tepat untuk menarik diri dari
perikatan. Faktor yang memengaruhi kesimpulan auditor mencakup implikasi
dari keterlibatan anggota manajemen atau yang bertanggung jawab atas tata
kelola (yang dapat mempengaruhi keandalan representasi manajemen) dan
dampak keberlanjutan hubungan entitas bagi auditor.
Auditor memiliki tanggung jawab profesional dan hukum dalam kondisi
tersebut, dan tanggung jawab tersebut dapat bervariasi menurut yurisdikasi.
Di beberapa negara, auditor berhak atas atau diwajibkan untuk membuat
suatu pernyataan atau laporan kepada pihak yang melakukan penunjukan
audit, atau dalam beberapa kasus, kepada badan pengatur. Mengingat sifat
kondisi yang menyimpang dan kebutuhan untuk mempertimbangkan
ketentuan hukum, auditor dapat mempertimbangkan bahwa mencari advis
hukum merupakan hal yang tepat ketika memutuskan apakah akan menarik
diri dari perikatan dan dalam menentukan tindakan yang tepat, termasuk
kemungkinan untuk melaporkannya kepada pemegang saham, regulator, atau
pihak lainnya.
Representasi Tertulis
31
kecurangan, dan
Pengetahuan mereka tentang kecurangan yang aktual, diduga, atau
dicurigai yang memengaruhi entitas.
Standar Audit (SA 230.39) menegaskan secara lebih rinci bahwa auditor
Mereka
menyatakan
tanggungjawab
mereka
untuk
merancang,
internal, atau
Karyawan lainnya yang bisa membuat kecurangan mungkin
32
atau
Karyawan lainnya yang bisa membuat kecurangan mungkin berdampak
material terhadap laporan keuangan.
Maka auditor harus mengomunikasikan secara tepat waktu hal tersebut
33
tata kelola dan membahas dengan mereka tentang sifat, saat, dan luas
prosedur audit yang diperlukan untuk menyelesaikan audit.
Komunikasi auditor dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. SA 260 mengidentifikasi
faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan
apakah komunikasi dilakukan secara lisan atau tertulis.
Dalam beberapa kasus, auditor dapat menganggap tepat untuk
berkomunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab dengan tata kelola
ketika auditor menyadari adanya kecurangan yang melibatkan karyawan
selain manajemen yang tidak mengakibatkan kesalahan penyajian material.
Sama halnya, pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dapat
mengharapkan untuk diinformasikan kondisi tersebut. Proses komunikasi
tersebut dibantu bila auditor dan pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola menyetujui pada tahap awal audit mengenai sifat dan luas
komunikasi auditor dalam hal ini.
Dalam kondisi luar biasa, yaitu ketika auditor memiliki keraguan atas
integritas atau kejujuran manajemen atau pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola, auditor dapat menganggap tepat untuk meminta advis
hukum untuk membantunya dalam menentukan tindakan yang tepat.
3
34
Dokumentasi
Standar Audit (SA 240. Para. 44-47) mengatur tentang dokumentasi yang
asersi, dan
Hasil pelaksanaan prosedur audit tersebut, termasuk prosedur audit
yang dirancang untuk merespons risiko pengabaian pengendalian oleh
manajemen.
35
36
bagi para analis dan investor, sehingga menjadi pendorong yang besar
untuk menggelembungkan pendapatan. Alasan lain mengapa pendapatan
rentan terhadap manipulasi adalah karena dalam banyak situasi terdapat
kesulitan dalam penentuan saat yang tepat untuk mengakui pendapatan.
Ada tiga tipe utama manipulasi pendapatan yaitu:
1
2
3
Pendapatan fiktif
Pengakuan pendapatan prematur
Manipulasi penyesuaian terhadap pendapatan
Pendapatan Fiktif
Bentuk kecurangan pendapatan yang paling sering dijumpai adalah
mencipakan pendapatan fiktif. Pendapatan fiktif adalah pencatatan
pendapatan atas penjualan akibat transaksi fiktif.
Pelaku kecurangan melibatkan banyak pihak untuk mendukung
pendapatan fiktif. Sebagai contoh, aktivitas kecurangan pada Equity
Funding Corp. Of America yang berlangsung antara 1964-1973,
menyangkut penerbitan polis asuransi fiktif, dan melibatkan belasan
karyawan. Pelaku kecurangan melibatkan bagian penanganan arsip untuk
menciptakan polis asuransi fiktif.
Pengakuan Pendapatan Prematur
Pengakuan pendapatan prematur adalah pengakuan pendapatan sebelum
saat pengakuan pendapatan sebagaimana ditentukan dalam standar
akuntansi. Hal ini berbeda dengan kesalahan pisah batas (cutoff error)
yaitu karena kurang hati-hati, transaksi dicatat pada periode yang salah.
Bentuk paling sederhana dari pengakuan pendapatan prematur adalah
penjualan yang seharusnya dicatat tahun depan tetapi dicatat sebagai
penjualan periode kini. Perusahaan sering mempercepat saat pengakuan
pendapatan untuk memenuhi tujuan pencapaian laba atau memenuhi
peramalan penjualan.
37
38
umur piutang usaha sehingga nampak umumnya lebih pendek dari yang
sesungguhnya.
Tanda Peringatan untuk Kecurangan Pendapatan
Banyak tanda peringatan potensial atau gejala menunjukkan adanya
kecurangan pendapatan. Dua diantaranya yang paling berguna adalah
prosedur analitis dan ketidakcocokan dokumen.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis sering memberi peringatan tentang adanya kecurangan
pendapatan, terutama analisis persentase laba kotor dan kecepatan
perputaran (turnover) piutang usaha. Pendapatan fiktif akan menaikkan
besarnya persentase laba kotor, dan pengakuan pendapatan prematur juga
akan menaikkan laba kotor apabila harga pokok penjualan yang
bersangkutan tidak diakui. Pendapatan fiktif juga akan mengurangi
kecepatan perputaran piutang usaha, karena pendapatan fiktif juga
dimasukkan kedalam piutang tak tertagih.
Dalam kecurangan tertentu, manajemen membuat pendapatan fiktif agar
hasil prosedur analitis, misalnya laba kotor, sama dengan tahun
sebelumnya. Dalam kecurangan semacam ini, prosedur analitis biasanya
tidak bermanfaat untuk memberi peringatan adanya kecurangan.
Ketidakcocokan Dokumen
Transaksi fiktif jarang memiliki bukti dokumen yang tingkat keabsahan
yang sama dengan transaksi yang sah. Dalam kasus kecurangan ZZZZ
Best yang terkenal, kontrak restorasi bernilai jutaan dollar didukung hanya
dengan satu atau dua halaman perjanjian dan tidak ada dokumen
pendukung detil lainnya, seperti misalnya izin membangun bangunan
(IMB) dari pemerintah yang lazim diperlukan dalam kontrak semacam itu.
39
40
dalam pita kertas register kas. Apabila penjualan tidak dilakukan dengan
melalui register kas, hampir tidak mungkin untuk mendeteksi kecurangan.
Pencurian Penerimaan Kas setelah Penjualan Dicatat
Akan jauh lebih sulit untuk menyembunyikan pencurian penerimaan
kas setelah penjualan dicatat. Apabila pembayaran konsumen dicuri,
bagian penagihan akan dengan cepat menemukan kecurangan. Akibatnya,
untuk menyembunyikan pencurian, pelaku kecurangan harus menurunkan
jumlah dalam akun pelanggan dengan salah satu dari tiga cara berikut :
1
2
3
Pelaporan
Keuangan
Mengandung
Kecurangan
untuk
Persediaan
Mempertimbangkan Risiko Kecurangan
41
(turnover)
persediaan,
sering
membantu
dalam
42
yang
mengakibatkan
pengurangan
utang
usaha
untuk
pemasangan advertensi yang telah dilakukan perusahaan dan penguranganpengurangan harga lainnya. Pengaturan-pengaturan ini sering kali tidak
didokumentasikan sebaik transaksi pembelian. Sejumlah perusahaan
menggunakan pengurangan fiktif atas utang usaha untuk membuat laba
bersih menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, auditor harus membaca
dengan cermat kesepakatan dengan pemasok apabila jumlahnya material
dan memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan substansi dari
kesepakatan tersebut.
Kecurangan Dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
Kecurangan yang paling umum terjadi dalam bidang pembelian adalah
si pelaku kecurangan melakukan pembayaran kepada pemasok fiktif dan
menyetorkan kas ke akun fiktif. Kecurangan seperti ini bisa dicegah
apabila pembayaran hanya dimungkinkan dilakukan kepada pemasok yang
43
44
aset tetap harus dilindungi secara fisik, diberi label permanen, dan harus
diperiksa keberadaan dan keadaannya secara periodik.
2. Beban Gaji
Perusahaan bisa melaporkan persediaan dan laba bersih dengan
jumlah yang lebih tinggi dengan cara menambahkan beban gaji pada
persediaan. Pegawai perusahaan juga kadang-kadang digunakan untuk
mengkonstruksi aset tetap. Dalam situasi demikian, tambahan beban
gaji atau upah bisa dikapitalisasi sebagai aset tetap. Tunjangantunjangan lain yang material bisa juga menjadi sasaran manipulasi.
Kecurangan gaji yang melibatkan penyalahgunaan aset sering juga
terjadi, tetap jumlahnya biasanya tidak material. Dua area kecurangan
yang sering dijumpai adalah menciptakan karyawan fiktif dan
menggelembungkan jam karyawan. Keberadaan karyawan fiktif
biasanya bisa dicegah dengan menggadakan pemisahaan antara bagian
SDM dengan fungsi penggajian. Penggelembungan jam kerja biasanya
bisa dicegah dengan menggunakan mesin pencatat jam kerja atau
pemberian persetujuan atas jam kerja.
45
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Apabila auditor mencurigai adanya kecurangan, penulis menyarankan agar
auditor harus mengumpulkan bukti tambahan, seringkali dengan cara
meminta keterangan, dan bertanggungjawab untuk melakukan sejumlah
komunikasi tentang kecurangan yang dicurigai atau terdeteksi dengan
manajemen senior dan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
46
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Jusuf, Haryono. 2011. Auditig (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi 2.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
47