Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGARUH KONVERGENSI IFRS TERHADAP

BIAYA JASA AUDIT DI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR


BURSA EFEK INDONESIA
(Proposal Skripsi)

Oleh

YUNINDA DEVI ARINTIKA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan globalisasi ekonomi yang melanda semua negara diseluruh dunia,
perusahaan-perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang berbeda dengan
sebelumnya. Para pengusaha tidak lagi hanya memasuki pasar domestik tetapi
juga mendatangi pasar dunia. Hal ini merupakan peluang bagi setiap negara untuk
mendatangkan investor mancanegara dalam upaya meningkatkan pertumbuhan
perusahaan. Sebelum investor berinvestasi disuatu perusahaan, tentunya mereka
membutuhkan informasi. Informasi relevan yang dibutuhkan oleh investor sebagai
bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan perusahaan tentunya diharapkan bisa dipahami dan
diandalkan sampai tingkat internasional. Kebutuhan ini sulit terpenuhi apabila
perusahaan-perusahaan masih menggunakan prinsip pelaporan keuangan yang
berbeda-beda.
Sebelumnya, terdapat beberapa prinsip pelaporan keuangan berbeda yang
digunakan di beberapa negara di dunia. Amerika menggunakan United Stated
Generally Accepted Accounting Standard (US GAAP) yang disusun oleh
Financial Accounting Standard Board (FASB), Australia menggunakan
Australian Generally Accepted Accounting Standard (AGAAP) yang disusun oleh
Australian Generally Accepted Accounting Standard, Inggris dan beberapa negara
lainnya menggunakan Internasional Accounting Standard (IAS) yang disusun
oleh International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973
sampai tahun 2000 dan kemudian berubah menjadi International Accounting
Standard Board (IASB) pada tahun 2001.
Dewasa ini dunia bisnis di dunia dituntut untuk mempersiapkan diri dalam
mengadopsi International Financial Reporting Standar (IFRS). IFRS ini sendiri
merupakan standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara
internasional dan dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board

(IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan mengembangkan suatu


standar akuntansi yang dapat dimengerti, diterapkan dan diterima secara
internasional.
IFRS merupakan standar yang disusun oleh IASB dengan tujuan
memberikan acuan standar laporan keuangan perusahaan negara-negara diseluruh
dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan yang berkredibilitas tinggi dan
dapat dibandingkan dengan di perusahaan-perusahaan lain di dunia. Suatu standar
akuntansi berkualitas yang diterima secara umum dibutuhkan untuk memastikan
comparability antarnegara (Kieso et al., 2010). Harmonisasi ini juga menjadikan
penyajian laporan keuangan yang lebih efektif dan informatif bagi pengguna
(Choi dan Meek, 2011).
IFRS umumnya memiliki tiga ciri utama yaitu principle based, basis fair
value dan full disclosure. Yang pertama adalah Principle Based yaitu lebih banyak
menggunakan nilai wajar sebagai dasar penilaian dan pengungkapan. Standar
yang bersifat principles based hanya mengatur hal-hal prinsip bukan aturan detail.
Sebagai konsekuensinya diperlukan professional judgment dalam menerapkan
standar ini. Untuk dapat memiliki professional judgment seorang akuntan harus
memiliki pengetahuan, keterampilan dan etika agar menghasilkan keputusan yang
tepat. Yang kedua adalah pengunaan fair value atau nilai wajar, dalam IFRS
penggunaan fair value diperluas dari sebelumnya seperti dibeberapa
bagian seperti aset biologi, aset tetap, properti investasi dan aset tidak berwujud.
Yang ketiga adalah full dislosure, IFRS mengharuskan pengungkapan yang lebih
luas dari standar sebelumnya agar pemakai laporan keuangan mendapatkan
informasi yang lebih banyak sehingga dapat mempertimbangkan informasi
tersebut untuk pengambilan keputusan dan kemudian menghasilkan keputusan
yang tepat (Martani, 2012).
Beberapa penelitian yang telah ada mengindikasi bahwa pengadopsian
IFRS umumnya mampu meningkatkan kualitas standar akuntansi di sebagian
besar negara (Chen et al., 2010). Semakin tinggi kualitas dari laporan keuangan
tentu meningkatkan biaya pelaporannya. Pengadopsian IFRS harus dievaluasi
kembali, apakah setiap biaya yang dikeluarkan untuk pelaporan sebanding dengan
manfaat dari peningkatan kualitas dari pelaporan atau tidak (Hail, Leuz, and

Wysocki., 2009). Pada umumnya, penelitian empiris belum secara eksplisit


memisahkan biaya dengan manfaat dari pengadopsian, melainkan hanya fokus
kepada dampak positifnya saja yaitu manfaat dari pengadopsian (Goodwin dan
Ahmed 2006; Armstrong et al., 2010; Daske et al.,2008). Dalam penelitian ini
penulis mencoba melakukan riset terhadap biaya yang dikeluarkan dalam
memenuhi kepatuhan untuk melakukan pengadopsian IFRS. Biaya yang diuji
dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk proses audit
atas laporan keuangan yang merupakan hal wajib yang rutin dilakukan perusahaan
di setiap periode.
Penelitian ini menguji dampak dari konvergensi IFRS terhadap biaya jasa
audit yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Sebelumnya, penelitian sejenis
telah dilakukan di tahun 2011 di perusahaan-perusahaan publik di Eropa dan di
tahun 2012 di perusahaan-perusahaan publik di Australia. Dari penelitian
terdahulu di Eropa terlihat bahwa pengadopsian IFRS berhubungan dengan
meningkatkan kompleksitas dari proses audit sehingga mengakibatkan
peningkatan biaya audit (Kim, Liu dan Zheng, 2010). Sedangkan penelitian di
Australia terlihat bahwa konvergensi IFRS berdampak pada peningkatan
kompleksitas dari laporan keuangan yang juga mempengaruhi biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan proses audit. Di Australia, konvergensi IFRS
berdampak kepada peningkatan nilai ekonomi dari biaya yang dikeluarkan dalam
proses audit dalam keadaan normal maupun keadaan abnormal (Goerge,
Ferguson, dan Spear, 2012). Keadaan abnormal yang dimaksudkan adalah
kenaikan biaya yang dikeluarkan dalam proses audit yang tidak murni terjadi
karena IFRS melainkan karena adanya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
transformasi dari penggunaan AGAAP menjadi IFRS.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka dalam
penelitian ini akan dibahas dan dianalisis rumusan masalah berikut:
Apakah konvergensi IFRS di Indonesia berdampak pada peningkatan biaya jasa
audit yang harus dikeluarkan perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas dampak konvergensi
IFRS di ASEAN terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
khususnya biaya dalam melakukan proses audit (biaya jasa audit) perusahaanperusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang sudah
mengkonvergensi IFRS sebagai standar akuntansi keuangannya.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Teori Akuntansi


Pada era 1970an, dibentuklah suatu teori baru yaitu Positive Theory atau sering
disebut teori akuntansi positif yang sampai saat ini menjadi dasar pembentukan
standar-standar akuntansi. Teori akuntansi positif adalah suatu teori yang secara
tidak langsung mengabungkan 2 teori sebelumnya yaitu Pragmatic Theory dan
Normative Theory dengan meminimalisir kekurangan-kekurangan dari teori-teori
tersebut. Dalam teori ini, suatu standar akuntansi dibangun dari penelitian
terdahulu yang bersifat empiris dan juga dikembangkan dengan logika dan
pendapat para ahli yang bertujuan untuk memprediksi kejadian-kejadian yang
sebelumnya belum pernah terjadi. Sampai saat ini, teori akuntasi positif masih
menjadi teori yang akuntansi yang mendasari pembuatan standar-standar
akuntansi karena dinilai paling baik karena menggunakan data yang valid dan
dilengkapi dengan penjelasan logika dari para ahli.
Teori positif mencoba untuk memahami fenomena akuntansi dengan
melakukan observasi kejadian empiris dan menggunakan hasilnya untuk membuat
prediksi tentang kejadian yang akan datang (Godfrey et al., 2010). Teori akuntansi
positif memiliki tujuan utama mengembangkan teori atau hipotesis yang valid dan
bermakna untuk memprediksi fenomena yang belum pernah diteliti sebelumnya
(Milton Friedman, 1953 dalam buku Godfrey et al., 2010). Teori ini juga dapat
menjadi landasan untuk memprediksi reaksi para stakeholder suatu perusahaan
terhadap usulan suatu standar akuntansi (Godfrey et al., 2010).
Terdapat teori yang dihasilkan dari teori akuntansi positif yang menrupakan teori
dalam regulasi pelaporan keuangan. Ketiga teori tersebut adalah Agency theory,
Theory of Efficient Market dan Theories of Regulation.

2.2. Standar Akuntansi Keuangan Internasional


Sistem akuntansi suatu negara masih dipengaruhi oleh efek historis suatu negara
dan juga hukum yang berlaku dinegara tersebut. Terdapat kecenderungan dimana
standar dan praktik akuntansi disuatu negara masih sangat dipengaruhi oleh
hukum negara dan regulasi profesinya masing-masing (Choi dan Meek, 2011).
Beberapa penelitian juga menunjukkan hasil bahwa perbedaan praktik akuntansi
antar negara dipengarui oleh faktor kultural (Akman et al., 2010).
Perubahan zaman mendorong adanya perubahan untuk mengatasi
paradoks searah akuntansi agar pelaporan akuntansi dapat memberikan nilai guna
yang lebih baik bagi para penggunanya. Hal tersebut mendorong usaha untuk
meminimalisir perbedaan dalam hal pengukuran, pengungkapan, dan proses audit
secara intensif (Choi dan Meek, 2011).
2.2.1 International Financial Reporting Standard (IFRS)
Perubahan struktur dari IASC menjadi IASB diharapkan mampu menjadi
standard-setting yang independen mendorong adanya harapan agar terciptanya
standar yang optimal yang dapat berlaku secara global. Dengan kebutuhan
tersebut, IASB menyusun suatu standar yan berlaku umum secara global yang
dikenal sebagai International Financial Reporting Standar (IFRS).
Dalam Martani (2012), dijelaskan bahwa IFRS memiliki tiga ciri utama
yaitu
principles based, fair value dan full disclosure. Principle Based adalah prinsip
yang hanya mengatur hal yang bersifat prinsipal dan tidak memberikan aturan
khusus hingga menghasilkan jumlah angka secara rinci. Oleh karena itu, standar
ini membutuhkan professional judgement dalam penerapan akuntansi. Untuk
dapat memiliki professional judgment seorang akuntan harus memiliki
pengetahuan, keterampilan dan etika agar menghasilkan keputusan yang tepat.
Berikutnya adalah pengunaan fair value yang dalam penilaiannya, standar ini
menggunakan nilai wajar, dan jika nilai pasar tidak tersedia, akuntan perlu
melakukan penilaian sendiri dengan menggunakan jasa penilai. Terakhir adalah
full dislosure, IFRS mengharuskan pengungkapan yang lebih luas dari standar
sebelumnya agar pemakai laporan keuangan mendapatkan informasi yang lebih

banyak sehingga dapat mempertimbangkan informasi tersebut untuk pengambilan


keputusan dan kemudian menghasilkan keputusan yan tepat. Dikarenakan IFRS
memiliki karakteristik principle-based, pengungkapan menjadi komponen yang
sangat penting untuk mengungkapkan semua asumsi yang digunakan dalam
akuntansi. Jika dibandingkan dengan US GAAP, IFRS menuntut lebih banyak
pengungkapan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2.3 Konvergensi IFRS di Indonesia
Sebagai salah satu anggota G20, Indonesia didorong untuk menerapkan
IFRS sebagai standar akuntansi yang berlaku. Pengadopsian IFRS ini diharapkan
dapat memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dan efisiensi pembuatan
laporan keuangan. Selain itu pengadopsian IFRS ini juga diharapkan dapat
meningkatkan arus investasi dengan mendatangkan investor mancanegara dalam
upaya meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Standar akuntansi keuangan di
Indonesia disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dalam
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). DSAK dan IAI telah mencanangkan untuk
melakukan pengadopsian IFRS kedalam PSAK mulai tahun 2008. Penerapan
PSAK yang berbasis IFRS ini sendiri mulai diterapkan sejak awal tahun 2012.
Berikut adalah tahapan-tahapan konvergensi IFRS di Indonesia menurut
Wirahardja (2010).
Konvergensi IFRS dilakukan dengan bertahap dan IAI memberikan
pengumuman bahwa Indonesia telah mengkonvergensi IFRS kedalam PSAK
secara penuh per 1 Januari 2012.
2.4 Biaya Jasa Audit
Audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh kantor akuntan publik
adalah suatu hal yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan yang terdaftar di
bursa. Untuk melakuakn audit atas laporan keuangan, akuntan publik harus
memiliki kompentensi, integritas dan independensi yang baik. Untuk menjaga
kompentensi, integritas dan independensi dari seorang akuntan publik serta
meningkatkan citra profesi akuntan publik harus ada rancangan untuk menetapkan
imbalan jasa atau yang biasa disebut biaya jasa audit.

Biaya jasa audit yang terlalu rendah dapat menimbulkan keraguan


mengenai
kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan
standar profesional yang berlaku. Sebaliknya, apabila biaya jasa audit terlalu
tinggi dapat menimbulkan keraguan atas independensi yang dimiliki oleh auditor.
Untuk menentukan nilai dari biaya jasa audit, terdapat beberapa hal yang menjadi
bahan pertimbangan untuk menentukan nilai dari biaya jasa audit secara ideal
yang umum digunakan oleh para auditor.
Simunic (1980) adalah orang yang pertama kali membuat penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya biaya yang akan
diberikan kepada seorang auditor. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa biaya
jasa audit ditentukan berdasarkan oleh besar kecilnya perusahaan yang diaudit
(client size), risiko audit (atas dasar current ratio, quick ratio, D/E, litigation risk)
dan kompleksitas audit (subsidiaries, foreign listed).
2.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian lain yang telah dilakukan juga mengindikasi bahwa
pengadopsian IFRS umumnya mampu meningkatkan kualitas standar akuntansi
disebagian besar negara (Chen et al., 2010). Semakin tinggi kualitas dari laporan
keuangan tentu meningkatkan biaya pelaporannya. Namun demikian,
pengadopsian IFRS harus dievaluasi kembali, apakah setiap biaya yang
dikeluarkan untuk pelaporan sebanding dengan manfaat dari peningkatan kualitas
dari pelaporan atau tidak (Hail, Leuz, dan Wysocki, 2009). Di Italia, penelitian
tersebut yang sama dilakukan kepada industri bank, dan terlihat bahwa adanya
peningkatan biaya jasa audit sebesar 19,29% setelah penerapan IFRS (Cameran
and Perotti, 2013).
Penelitian sebelumnya menguji dampak dari konvergensi IFRS terhadap
biaya jasa audit yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Penelitian tersebut telah
dilakukan di tahun 2011 di perusahaan-perusahaan publik di Eropa dan di tahun
2012 di perusahaan-perusahaan publik di Australia. Dari penelitian terdahulu di
Eropa terlihat bahwa pengadopsian IFRS berhubungan dengan meningkatkan

kompleksitas dari proses audit sehingga mengakibatkan peningkatan dari biaya


auditnya (Kim, Liu dan Zheng, 2010).
2.6 Pengembangan Hipotesis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan dampak dari
penerapan IFRS di perusahaan-perusahaan terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia
terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan khususnya biaya dalam
melakukan proses audit (biaya jasa audit).
Hal tersebut dikembangan dalam hipotesis berikut.
H1 : Konvergensi IFRS berpengaruh positif terhadap biaya jasa audit di Indonesia

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian


Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan
oleh Goerge, Ferguson, and Spear pada tahun 2012 di Australia yang
menunjukkan bahwa konvergensi IFRS berdampak pada peningkatan
kompleksitas dari laporan keuangan yang juga mempengaruhi biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan proses audit. Di Australia, konvergensi IFRS
berdampak kepada peningkatan nilai ekonomi dari biaya yang dikeluarkan dalam
proses audit sebesar 23%. Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Goerge,
Ferguson, and Spear pada tahun 2012 di Australia, peneliti ingin menguji hal yang
sama di negara-negara ASEAN dengan mereplikasi penelitian tersebut.
Penelitian ini ingin menguji dampak dari konvergensi IFRS, sebagai
variabel independen utama, terhadap perubahan nilai biaya jasa audit yang harus
dikeluarkan perusahaan sebagai variabel dependen utama. Selain karena pengaruh
dari konvergensi IFRS, peningkatan nilai biaya jasa audit juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor lain. Faktor lain yang dimaksudkan adalah ukuran dari
perusahaan, kompleksitas perusahaan yang mempengaruhi kompleksitas audit,
periode audit atau masa audit, risiko audit yang harus ditanggung oleh audit atas
opini yang diberikan, pemilihan tipe auditor, dan penggunaan jasa selain jasa
audit. Faktor-faktor tersebut juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi
adanya perubahan dari nilai biaya jasa audit yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan tetapi faktor tersebut bukanlah merupakan faktor yang ingin diuji
dalam penelitian ini sehingga menulis memasukannya kedalam variabel kontrol.
3.2 Model Penelitian
Model Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian Goerge, Ferguson, dan Spear pada tahun 2012. Penulis mengacu pada
penelitian tersebut dan menggunakan model yang sama dengan yang digunakan

dalam penelitian yang dilakukan Goerge, Ferguson, dan Spear pada tahun 2012
tersebut dengan sedikit perbedaan. Karena dalam penelitian ini, peneliti
mengambil sampel yang seluruhnya merupakan perusahaan yang listed di bursa
sehingga proksi untuk menjelaskan suatu perusahaan listed atau tidak sudah tidak
digunakan lagi.
Model Regresi:
AFit = 0 + 1 IFRSt + 2 SIZEit + 3 RECit + 4 INVit + 5 ACCRit + 6YEit +
7DEBTit + 8QUICKit + 9LOSSit + 10OPINIONit + 11ROAit + 12BIG4it
+ 13NASit
3.3 Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data
Pengambilan sampel yang digunakan menggunakan teknik purposive
judgement sampling sehingga sampel yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu dan tidak dipilih secara acak. Kriteria-kriteria yang ditentukan adalah
sebagai berikut:
a) Perusahaan terdaftar di bursa efek di negara Indonesia
b) Perusahaan yang bergerak dalam industri keuangan dikeluarkan dari
sampel karena dianggap memiliki informasi keuangan yang relatif
berbeda dengan perusahaan dalam industri lainnya
c) Perusahaan yang memiliki data biaya jasa audit selama periode tahun
2010-2015
d) Kelengkapan semua data dan informasi perusahaan yang dibutuhkan
dalam operasionalisasi variabel-variabel penelitian.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Setelah menentukan variabel dependen, variabel independen utama, dan
variabel kontrol, dilakukan pengolahan data untuk memperoleh nilai variabel dari
model yang telah dibuat. Teknik pengolahan data yang akan dilakukan penulis
adalah dengan analisis statistika deskriptif yang kemudian dilanjutkan oleh
analisis data panel, uji asumsi klasik dan uji statistik atas model regresi berganda
di atas dengan menggunakan Stata12.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, K., and . Goodwin. (2006). Effect of International Financial Reporting
Standards on the Accounts and Accounting Quality of Australians Firms.
Working Paper August 2006.
Cameran M., and Perotti P. (2014). Audit fees and IAS/IFRS Adoption:Evidence
from bangking Industry. International Journal of Auditing Vol 18:155169
Chen H., Tan, Q., Jiang, Y., and Lin, Z. (2010). The role o international inancial
reporting standards in accounting quality: Evidence from European
Union. Journal of international Financial Manaement and Accounting,
21, 220-278
Diehl, K. A. (2010). The Real Cost of IFRS: The Relationship between IFRS
implementation and Audit, Tax, and Other Auditor Fees. International
Reasearch Journal of Finance & Economics.
George E., Ferguson C., Spear N. (2012). How Much does IFRS cost? IFRS
Adoption and Audit Fees . The Accounting Review Vol 88:429-462
Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., & Holmes, S. (2010).
Accounting Theory (7th Ed.). John Wiley & Sons Inc.
Wardani, Ratna (2009), Pengaruh Proteksi Bagi Investor, Konvergensi Standar
Akuntansi, Implementasi Corporate Governace dan Kualitas Audit
terahdap Kualitas Laba: Analisis Lintas Negara di Asia. Disertasi
Program Studi Ilmu Akuntansi Pascasarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai

  • PSAK
    PSAK
    Dokumen17 halaman
    PSAK
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Pajak Mading
    Pajak Mading
    Dokumen13 halaman
    Pajak Mading
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • CH 10
    CH 10
    Dokumen5 halaman
    CH 10
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Akbi 2 Mading
    Akbi 2 Mading
    Dokumen10 halaman
    Akbi 2 Mading
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 BPR
    Bab 3 BPR
    Dokumen7 halaman
    Bab 3 BPR
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • 04 Yuninda Devi 1211031119
    04 Yuninda Devi 1211031119
    Dokumen5 halaman
    04 Yuninda Devi 1211031119
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • 02 Yuninda Devy 1211031119
    02 Yuninda Devy 1211031119
    Dokumen3 halaman
    02 Yuninda Devy 1211031119
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Jawban TA
    Jawban TA
    Dokumen4 halaman
    Jawban TA
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Jawban TA
    Jawban TA
    Dokumen4 halaman
    Jawban TA
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat