PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah dapat memberikan landasan atau titik tolak
terjadinya berbagai peristiwa. Setiap peristiwa tidak berdiri
sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling berpengaruh
antar peristiwa di dalam sistem gerak dan perubahan. Oleh
karena itu, sejarah memberikan landasan bagi kaum pelajar dan
praktis kehidupan mengamati dan mengubah dunia, baik pada
masa sekarang, maupun untuk masa-masa yang akan datang.
Dengan mengetahui arti dan kaedah-kaedah peristiwa yang telah
terjadi pada masa yang silam, maka manusia diharapkan akan
mampu menempatkan diri serta menata lingkungannya dalam
usaha menciptakan kehidupan yang lebih baik, baik pada masa
sekarang maupun pada masa yang akan datang.
Dengan adanya beberapa kenyataan diatas, maka dengan
mempelajari sejarah pendidikan, khususnya pendidikan Islam
pada masa kemerdekaan. Maka para pendidik serta Pembina
pendidikan diharapkan akan memperoleh bahan-bahan
pemikiran dan tindakan kearah usaha-usaha memajukan
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan makalah ini tidak melenceng dari isi pembahasan, maka
pemakalah membatasinya dengan rumusan masalah sebagi berikut:
1. Bagaimana Perkembangan islam masa Orde Lama?
2. Bagaimana Perkembangan islam masa Orde baru?
C. Tujuan
Tujuan di susunnya makalah ini antara lain ialah;
1. Mengingatkan kembali dimana islam pada zaman kemerdekaan begitu
hebatnya sehingga dapat merebut kejayaan yang direnggut oleh kaum
orientalis, tak luput semua itu peran aktif orgaisasi islam,
2. Memotivasi umat islam bahwa kita dapa meraih sesuatu hal yang sulit
sekalipun, dengan ikhtiyar yang di iringi denagn doa,
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam masa Revolusi dan Demokrasi Liberal
Masa seteleh diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, bisa kita sebut
sebagai Rezim Orde lama , dimana Soekarno bertindak sebagai kepala negara.
Pemerintahan Soekarno yang berlangsung sejak tahun 1945 nyatanya bisa
dikategorikan kedalam dua kelompok besar, yakni masa Demokrasi Liberal
(1945-1958) dan Demokrasi Terpimpin (1959-1966).
Pada awal kemerdekannya, Indonesia menghadapi sebuah pertanyaan
besar , apakah pemerintahan akan dijalankan berlandaskan ajaran agama Islam
ataukah secara sekuler? Hal ini dipicu oleh tindakan dimentahkannya kembali
Piagam Jakarta. Kedudukan golongan Islam merosot dan dianggap tidak bisa
mewakili jumlah keseluruhan umat Islam yang merupakan mayoritas.
Misalnya saja, dalam KNIP dari 137 anggotanya, umat islam hanya
diwakili oleh 20 orang, di BPKNIP yang beranggotakan 15 orang hanya 2 orang
tokoh Islam yang dilibatkan. Belum lagi dalam kabinet, hanya Menteri Pekerjaan
umun dan Menteri Negara yang dipercayakan kepada tokoh Islam, padahal Umat
Islam mencapai 90% di Indonesia. Dalam usaha untuk menyelesaikan masalah
perdebatan ideologi diambillah beberapa keputusan , salah satunya adalah dengan
mendirikan Kementrian Agama.
B.
beberapa pemimpinnya yang dianggap pendukung sejati negara Islam dan oposisi
yang tak berkesudahan dipenjarakan dan Masyumi di bubarkan pada 1960.
Partai islam yang tersisa (NU, Perti dll) melakukan penyesuaian diri
dengan keinginan Soekarno yang didukung oleh ABRI dan PKI. Beberapa bentuk
penyesuaiannya seperti pemberian gelar Waly Al-Amr al-Dahruri bi al-Syaukah
kepada Soekarno oleh NU, dan Doktor Honoris Causa dari IAIN dengan
promotor K.H. Saifudin Zuhri (salah satu pimpinan NU). NU mendukung
beberapa manipol Usdek Soekarno, sehingga pasca dibubarkannya Masyumi, NU
menjadi Partai Islam terbesar pada waktu itu. Beberapa pihak menganggap NU
sebagai partai oportunis karena sikap proaktifnya. Anggapan ini kemudian
dibantah oleh petinggi-petinggi Nu, merka beralasan hal ini sebagai bentuk
pengimbangan terhadap kekuatan PKI. Namun tetap saja secara keseluruhan
peranan partai Islam mengalami Kemerosotan. Tak ada jabatan menteri penting
yang dipercayakan kepada tokoh Islam dalam masa Demokrasi Terpimpin ini.
Satu-satunya kepentingan Islam yang diluruskan adalah keputusan MPRS tahun
1960 yangmemberlakukan pengajaran agama di Universitas dan perguruan tinggi.
Legislasi Islam sebagai ideologi negara dianggap mepmberi pengaruh negatif
terhadap pemerintahan.
Di masa Demokrasi terpimpin ini, Soekarno kembali menyuarakan ide
lamanya NASAKOM (Nasionalis, Agamis,dan Komunis), suatu pemikiran yang
ingin menyatukan Nasionalis sekular, Islam dan Komunis. Gagasan ini adalah
upaya untuk meredam gejolak politik antara kelompok-kelompok tersebut.
Dengan menampung ketiganya dalam satu payung, Soekarno mencoba
mengendalikan tiga unsur politik ini. Namun, dengan adanya upaya ini maka
implikasinya, peranan partai mengalami erosi karena , kecuali PKI yang
memainkan peranan penting.
Keadaan ini menimbulkan ketegangan antara Islam dan komunisme dan
munculnya ketidakpuasan dari pihak Nasionalis Sekuler dan angkatan bersenjata.
Kemudian muncul semacam anggapan adanya pengkhianatan Soekarno terhadap
Pancasila. Soekarno dianggap berselingkuh. Pancasila ditafsirkan sesuai dengan
caranya sendiri. Meskipun dalam Pancasila sendiri, unsur-unsur NASAKOM ini
nampak jelas ada di dalamnya. Tetapi dengan mengangkatnya dari sebuah
substansi yang ada di dalam menjadi sebuah ideologi yang setara, maka penduaan
ini tidak terelakkan. Indonesia harus mengangkat Pancasila sekaligus menjunjung
NASAKOM-isme. Slogan-slogan, kemakmuran, kesejahteraan, nasionalisme
yang agamis berusaha diserukannya , mungkin untuk mengangkat citranya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah dapat memberikan landasan atau titik tolak
terjadinya berbagai peristiwa. Setiap peristiwa tidak berdiri
sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling berpengaruh
antar peristiwa di dalam sistem gerak dan perubahan. Oleh
karena itu, sejarah memberikan landasan bagi kaum pelajar dan
praktis kehidupan mengamati dan mengubah dunia, baik pada
masa sekarang, maupun untuk masa-masa yang akan datang.
Dengan adanya beberapa kenyataan diatas, maka dengan
mempelajari sejarah pendidikan, khususnya pendidikan Islam
pada masa kemerdekaan. Maka para pendidik serta Pembina
pendidikan diharapkan akan memperoleh bahan-bahan
pemikiran dan tindakan kearah usaha-usaha memajukan
pendidikan.
B. Saran
Demikian pembahasan dari makalah ini. Penulis berharap semoga
pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca.
Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://wokalcharles.blogspot.com/2012/06/perkembangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_Cendekiawan_Muslim_Indonesia
https://sites.google.com/site/muhammadrasuly/team-sponsors/sejarah-masjidistiqlal-jakarta http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal
http://annahdhahmuslimahhidayatullah.blogspot.com/2012/01/perkembanganseni-budaya-islam-dan.html